Monday, March 19, 2012

Guru kehidupan

0 comments
Hari-hariku semakin kacau dan tak pasti, meragkai mimpi hanya demi masa depan yang entah ku dapat melihatnya atau tidak. Berbagai hal ku siapkan berbagai persiapan ku rangkai dalam bingkaian mimpi-mimpi indah kelak. seakan menjadi rencana tanpa tindakan itu yang kini aku rasakan. Rsanya percuma dan melakukan rutinitas yang tiada produktif. Tertawa dengan hal yang hakekatnya tidak memiliki nilai produktif untuk kehidupanku kelak. Sial kataku dalam hati, namun apalah artinya jika ku hanya mengeluh dan menghujat kondisi yang tidak mungkin berubah dengan hujatan dan keluhan. Namun bertindakpun aku harus mulai dari mana aku harus bertindak merealisasikan apa yang aku rangkai dan susun dank u bingkai rapi dalam balutan mimpi masa depan. Marah? Iri? Mungkin itu yang ku rasakan. Harusnya orang dengan seumuran ku sudah mampu menghasilkan sesuatu setidaknya untuk orang yang terdekat tapi,,? Lagi-lagi aku aku harus berurusan dengan rasa takut dan khawatir demi rencana dan kesempurnaan masa depan. Sedikit sadar dan memperbaiki namun jeratan mimpi jeratan kenyataan konyol membuat ku malas melakaukan segalanya. Jeratan akan pola dan system yang harus ku jalani sebagai kenyataan yang sebenarnya tidak terlalu pait tapi enggan untuk ku telan begitu saja. Seakan disentil dan mungkin digampar begitu keras malam itu jam 8 malam 5 0ktober sekaan membekas dan apa yang ku pikirkan dan mengeluh akan keadaan hanya kekonyolan yang gak perlu ku lakukan. Aku bertemu guru kehidupan dia hadir laksana menyiram tanah kering keronta karena kemarau panjang. Aku menyadari aku memang harus kuat dan tak perlu takut akan keggalan masa depan. Mimpi boleh setinggi langit asal bertahap mampu merealisasikan dan terus bertindak lakukan apa yang perlu di lakukan dan segera. Bingakai mimpi perlahan ku buka dank u buang tali-tali yang mengikatnya. Belajar menjalni kenyataan dengan berusaha dan bersyukur membaut kehidupan ringan dan tanpa beban. Dan itulah harusnya yang ku lakukan sedari dulu dan kali ini baru ku temukan bersamamu. Bersamamu guruku aku mampu dan yakin akan kehidupan kelak yang lebih baik. Kehidupan kelak dan terus belajar hidup bersamamu, hingga mungkin tiada kata lagi yang mampu ku ucapkan sebagai pujian untukmu.