Sunday, November 25, 2012

Wahai kamu

0 comments
jiwa yang sedang gelisah
jiwa tak tahu lagi arah
mari bernyanyi lagu sumbang
mari bersajak dengan bait sajak yang tak berirama
mari pegal lidah dan mulai tutup telinga
dan mulai dengan kata itu
mulai dengan urutan yang tak lagi pasti
atau takan dimuali saja semua ini
drama kebodohan jiwa
wahai kamu
iya kamu yang bersemayam di ragaku
hei kamu si tolol dari negri tak bernama
iya kamu si naif yang merangkai bait sajak tak beraturan
kamu si bdoh yang bernyai lagu sumbang bernada kesedihan
wahai kau iya kau yang pura-pura ikhlas
kau sisombong dan angkuh
mau bangkit atau mati
iya kamu itu kamu kamu kamu kamu
kamu kamu kamu jiwaku sadar dan mulai hidup dalam kedaiamain yang semestinya.

Bersama Derita

0 comments
Angin Kencang
Panas terik mentari membakar
Nenek tua berjalan dengan beban dan derita kehidupan
Bersamanya kau tersenyum
Kegigihan dan ketulusanmu meluluh lantahkan jiwa-jiwa pendusta
Gedung beratap hijau itu
Disudut jalan itu kau rebahkan lelah badanmu
Jiwa yang tegar dan kuat kau tunjukan
Para pejuang kehidupan  yang hanya berpamrih kepada Tuhan
Kaum tak tahu isme-isme hidup dengan prinsip dan cara yang isme
Kau mampu menggampar wajah kaum moralis dengan rasa syukurmu
Bersama deritamu kau manusia luar biasa

Saturday, November 24, 2012

Sajaku Tentang WTS

0 comments
Ku Sampaikan Lewat doa
Aku memang tiada punya keberanian mengutaran kejangalan yang ku liat
Aku juga tak mampu memberikan suatu hal yang berarti untuk merubahnya
Aku tiada akan menghujat ataupun menghakiminya
Aku juga tiada akan menutup mata atau memandang sebelah mata
Mereka bagian dari kehidupanku
Mereka bagian dari perjalanan kehidupanku
Mereka di ciptakan agar ku mengenal Dia
Mereka di ciptakan agar ku lebih sadar akan siapaku
Hanya doa yang ku samapaikan agar Tuhan mengangkat derajat mereka
Wahai wanita-wanita berparas sexi di pinggir jalan-jalan itu.

Aku Mengaji

0 comments

AKU MENGAJI

Dalam bait kalam ilahi yang kau baca dikala senja ataupun dikala fajar menyapa
Lidah tua suara serak mengheningkan alam yang saat itu tak ramah
Alunan nada sederhana penuh makna bagaikan embun mendinginkan suasana gersang
dimeja kecil sederhana itu penuh kenangan 
saat kau kenalkan ku urutan huruf yang tak pernah ku lihat sebelumnya
Alif, Ba, Taa, Tsa, Jaa kau ucap dan kau suruhku mengikiutinya
dengan terbata-bata ku ikuti ucapanmu yang mulai terasa asing di telingaku
Kau bagai mentari yang menerangi gelap jalanku
kini ku mengerti akan betapa berharganya nilai moralitas yang kau tanamkan
dengannya kini ku mengerti hidup
dengannya kini mampu berjalan dalam kegelapan dunia
Guruku, tanganku menari dan bibirku sering bernyanyi 
namun nadaku tak mungkin sebaik nadamu yang penuh ketulusan
kini kehidupan yang dulu kau ceritakan begitu indah telah berganti wajah
kini aku dan sebagaian anak didikmu mungkin telah enggan mengingat ajaranmu
Guruku tampang sederhana hati luas bak samudra
doaku menyertaimu semoga Tuhan tetap menjagamu 
Aku mengaji dan aku mengerti hidup..

Friday, November 23, 2012

Kau ini Bagaimana atau Aku harus bagaimana

0 comments
“Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana”

Kau ini bagaimana
Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kapir


Aku harus bagaimana
Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai

Kau ini bagaimana
Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-plan

Aku harus bagaimana
Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku
Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku

Kau ini bagaimana
Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya

Aku harus bagaimana
Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku kau suruh berdisiplin, kau menyontohkan yang lain

Kau ini bagaimana
Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilNya dengan pengeras suara setiap saat
Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai

Aku harus bagaimana
Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya

Kau ini bagaimana
Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah

Aku harus bagaimana
Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bisshowab

Kau ini bagaimana
Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku

Aku harus bagaimana
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu

Kau ini bagaimana
Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis

Aku harus bagaimana
Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja

Kau ini bagaimana
Aku bilang terserah kau, kau tidak mau
Aku bilang terserah kita, kau tak suka
Aku bilang terserah aku, kau memakiku

Kau ini bagaimana
Atau aku harus bagaimana
KH.Mustofa Bisri
-1987-

Berhentilah

0 comments

BERHENTILAH

Melihat Indonesia raya
Mendengar jeritan dan tangisan penderitaan
Manusia makin asyik dengan pertikaian dan permusuha  atas nama kebenaran
Manusia berebut kebenaran dengan mengatasnamakan ideology
Bertikah dan saling menyerang demi sebuah kekuatan dan pengakuan sang insan
Tuhan dianggapnya milik sendiri,  Tuhan dijadikan alasan untuk menyerang mereka yang tak sepaham
Segitu sempitkah alur pemahamanmu tentang Kebenaran dan Tuhan?
Atau hatimu tak lagi mampu mendengar jeritan umat yang makin muak  melihat polah dan tingkahmu
Berjuta anak tak sekolah, berjuta anak mangis kelaparan kau biarkan
Kebenaran macam apa yang sedang kau perjuangkan?
Wahai engkau yang berpenampilan lemut berhati keras
Wahai engkau  yang berpenampilan rendah hati berkepala batu
Wahai engkau yang berpakaian alim, berkain kebencian
Kami lelah, kami enggan, kami muak mendengar alunan kata-katamu yang sumbang tak bermakna
Mendengar khotbahmu yang menebarkan kebencian
Berhentilah dan berhentilah membuat negeriku menangis

Yogyakarta 21 mei 2012
12.17

Cinta itu tak Butuh Pengorbanan

0 comments
Cinta itu tak Butuh Pengorbanan

Cinta? Bicara mengenai persoalan cinta memang begitu mengasyikan. Apalagi yang nota benenya masih muda dan masih dalam proses mencari dan menemukan cinta. Cinta terkdang membuat seseorang menjadi begitu tegar dan juga bisa membuat manusia begitu tampak goblok. Sorry bahasanya sengaja saya kasarkan biar kelihatan menekan. Dan para pembaca sadar bahwa cinta seharusnya menguatkan dan memberi kebahagiaan.  
Cinta dewasa ini sering dikaitkan dengan yang berhubungan dengan hal intim baik berupa pacaran ataupun hubungan lainya.  Padahal secara hakekatnya cinta memiliki banyak makna dan denganya kita mampu tersenyum dan berkata aku sayang kamu atau sejenisnya. Baik itu untuk keluarga ataupun untuk orang terdekat kita. Namun cinta yang paling tinggi tentu hanya ke Tuhan kita pastinya.
Dari judul diatas mengkin terasa menentang terhadap kepercayaan yang berkembang dimasyarakat bahwa cinta membutuhkan pengorbanan. Padahal jika kita mau menelaah lebih dalam cinta yang tulus tak lagi memerlukan pengorbanan. Kalaupun ada tindakan untuk membahagiakan pasangan atau orang yang kita sayangi semata harusnya dilandasi karena memang cinta yang tulus. Seorang budayawan Sudjiwo Tejo mengatakan bahwasanya ketika cinta membutuhkan pengorbanan maka cinta mu itu sedang mengalami penurunan.
Iya memang benar tak kala melakukan sesuatu untuk orang yang kita sayangi semata karena kita berkorban itu ada unsur ada balasan. Padahal cinta itu ya tulus ya ikhlas ya bertanggung jawab. Berkorban identik dengan balasan yang hendak dicapai setelah melakukan pengorbanan. Contoh gampangnya, aku datang ke sini hujan-hujan semua ini aku lakuakn berkorban demi kamu. Disitu ada harapan tolong hargai pengorbanan ku. Namun jika kita melakukan segala sesuatunya karena memang cinta beda lagi kata-katanya. Aku kesini karena aku cinta sama kamu yak arena memang cinta tujuannya bukan untuk berkorban dan kemudian mendapatkan sesuatu/perhatia/balasan yang sama.
Jadi mulai dari sekarang belajar tentang rasa yang kita rasakan. Kalau melakukan sesutau hal ya sudah lakukan itu karena memang perlu melakukan itu bukan karena terpaksa atau karena mau berkorban dengan embel-embel pingin ada balasanya.

GAMBARAN CINTA
Alla SWT (Tuhan YME)






Orang Tua





Orang yang kita cintai/Pasangan/sahabat/teman dll





Diri kita harus mampu berhubungan dengan Tuhan kita juga dengan sesama atas nama cinta kita dan penuh dengan ketulusan dan keikhlasan.

Thursday, November 22, 2012

Manusia itu Sempurna

0 comments

MANUSIA ITU SEMPURNA
Aku galau, aku malu, aku minder, aku tidak bisa apa-apa. Beberapa penghakiman trehadapa diri sendiri sering sekali kita lakukan entah dengan alsan apa kita melakukan hal semacam itu. Kita cenderung mematematikan kehidupan. Hidup dipenuhi dengan membadingkan dan hnay terfokus pada kekurangan. Lebih dari itu hidup itu indah, hidup ini tidak ada yang pasti. Semua yang ada di hidup ini seatu waktu pasti bisa berubah dan mau tidak mau kita harus menyadari nya. Jika kesadaran akan kehidupan ini sudah kita tanamkan maka hidup ini akan di lalui dengan penuh irama kehidupan. Pahit manisnya tetap di olah menjadi lebih enak. 




(gambar dengan modal pas bisa muter-muter bali itu bertanda manusia sempurna dan punya banyak cara menjalani hidup)

Terkadang kita terlalu di sibukan memfokuskan diri kita pada kekurangan kita sehingga apa yang menjadi kelebihan kita terabaikanbegitu saja. Potensi kita terkubur oleh ego kita yang hanya mau memikirkan hal-hal yang mungkin kurang kita sukai atau bahkan menurut persepsi orang buruk. Perasaan semacam ini lah yang sering membuat kita menjadi under achievement.
Pandangan bahwa kita tak berguna itu sangat konyol dan naïf sekali. Setiap manusia di ciptakan sudah di gariskan untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Jadi setiap manuisa memiliki potensi untuk menjadikan kehidupannya dan hidup dunia menjadi lebih baik. Namun jika yang ada manusia menghakimi dan menggerutu kepada dirinya sendiri tanpa mau merubah pandangannya. Selain itu tidak  mau menggunkan kemampuannya yang ada dunia ini makin di penuhi manusia dengan ketahan hidup yang sangat rendah.
Seperti yang telah kita ketahui angka bunuh diri dunia saat ini setiap tahunnya mengalami peningkatan tajam. Dan hampir setiap tahunnya mengalami peningkatan. Ini menggambarkan terlalu banyak manusia yang putus asa terhadap kehidupan ini. Terlalu banyak manusia yang enggan untuk berterimakasih dan mau berusaha serta bangkit kembali. Yang di pikirkan hanya hasil akhir bukan bagaimana mengakhirinya dengan sebaik-baiknya dari effort atau usahanya.
Pikiran atau mind set kita telah tertanam kuat bahwa kebahagiaan itu harus perfect, dengan wajah tampat atau cantik, banyak uang, hidup mewah dan di elu-elu kan orang banyak. Sehingga ketika mendapatkan sesuatu yang berbeda sedikit / kekurangan nya, mereka langsung down dan tidak mau bangkit lagi.
Harus nya kita lebih mau membuka mata hati kita akan hakekat kehidupan ini. Kita sadari tujuan dan fungsi kita masing-masing. Kita sadari apa yang ada atau potensi apa yang ada dalam diri kita untuk kita kembangkan. Dengan begitu rasa bersyukur kita akan termanifestasi dalam wujud yang nyata berupa karya nyata. Bukan hanya di tingkatan lidah atau ucapan semata sebagi terima kasih atas kenikmatan. Lebih dari itu implementasi atas ucapanya dalam kehidupan lebih baik dari sekedar ucapan.
Bersyukur artinya mau berusaha dan mau merelakan apa yang bukan menjadi hak tubuh kita. Artinya kita jangan memaksakan apa yang bukan menjadi proporsi bagi tbuh kita. Setiap orang memiliki persepsi tersendiri dalam memandang suatu hal. Barang kali baik untuk orang lain belum tentu baik untuk kita, begitu pun sebaliknya. Jadi yang harus kita pahami tubuh kita memiliki proporsi dan potensi tersendiri. Jangan terlalu memaksakan memasukan sesuatu ke tubuh kita yang justru akan menambah kesusahan tubuh kita terutama hati kita. Jangan terlalu sering menggunkan hati untuk sekedar iri atas kenikmatan seseorang, dengki atas keberhasilan seseorang atau susudzon atas hasil yang di capai seseorang.
Marilah kita mulai melapangkan dada kita memandang kehidupan ini dari sudut pandang yang baik. Kita mulai menyadari diri kenali diri, ingat lah bahwasannya kekurangan itu nikmat karena memang tidak ada  kekurangan di dunia ini. Bukan kah Tuhan menciptakan kita sesuai dengan proporsi yang sangat sempurna? Tidak kah kita menyadari itu? Atau kita memang tidak mau menyadari itu? Tetaplah tegakan langkah mu di muka bumi ini jangan takut dan jangan gentar Tuhan mengiri setiap langakh mu dan Dia adalah sebaik-baiknya penjaga.

Merindumu lagi

0 comments
Aku Merindukanmu lagi
Di ujung derai air mata itu ku lalui demensi
Berhembus kencang angin dan derasnya hujan pertanda malaikat turun
Dan membawa doaku sang Kekasih
Kini waktu berlalu dan ku merindumu lagi dirasa yang berbeda
Dalam ketidakpastiaan akan pertemuan
Apakah ini kesejatian rasa cinta?
Ataukah sekedar keinginan bertemu mu kembali  karena melemahnya tubuh ini tanpa mu
Kini ku telah berbeda dan jauh darimu
Masihkah kunciku dapat ku gunakan memasuki ruang itu lagi?
Sedang kini tubuhku penuh debu dan baju yang kau beri kotor tak terurus
Kekasih aku merindumu lagi dalam dekapan nyaman malam itu
Kekasih sambutlah aku lagi
Kekasih datang dan bawaku lagi ke jalan itu
Jalan dimana ku merasa berarti untukmu
Kekasih ku merindu lagi saat bimbang dan sunyi menghampiri
Mungkinkah pertanda akan hadirnya dirimu masih bisa ku rasakan lagi?
Tapi entahlah yang pasti ku merindukanmu lagi

Indah Pada manfaatnya

0 comments

Semua akan indah pada manfaat nya
Berambisi mendapatkan sesuatu itu wajar, punya keinginan yang menggebu-gebu juga wajar sebagai manusia yang hidup di dunia yang fana ini. Namun tidak kah kita menyadari bahwasannya hal yang kita kejar belum tentu memberikan dampak atau manfaat bagi kita atau bahkan sekeliling kita? Pertanyaan semacam ini lah yang perlu kita tanyakan kepada diri sendiri. Sejauh mana manfaat dapat kita peroleh dari apa yang kita kejar selama ini. Apa mungkin kita hanya memenuhi nafsu atau ambisi sang diri semata. Sudah seharusnya azas manfaat harus kita bangun kembali di sendi-sendi kehidupan yang sekarang ini. Hidup di zaman yang sudah di penuhi kompetensi semata, tanpa memandang lawan atau kawan. Hidup di dunia yang  begitu tragis.
Sebuah cerita lucu namun engelitik akan coba saya bagikan kepada temen-temen semoga kita dapat termotivasi untuk hidup lebih bermanfaat.
Cerita ini bermula saat seorang pemuda  yang kerjaannya setiap hari hanya membawa sepotong kayu dari hutan dekat tempat dia tinggal. Hampir setiap hari dua sampai tiga kali dia bolak balik hutan untuk membawa potongan kayu bekas untuk di kumpulkan. Semua orang yang melihat nya selalu menertawakannya tiap kali dia lewat di hadapan mereka. Namun dengan penuh ketegaran pemuda itu terus melangkahkan kaki nya membawa potongan kayu yang berat.  Satu demi satu batang kayu di kumpulkan di gubuknya yang sederhana. Teman sebayanya kebanyakan lebih memilih menjadi buruh tani demi uang yang jumlahnya tidak seberapa. Di mata orang-orang pemuda itu di anggap pemuda yang tak memiliki masa depan yang cerah dan hanya seorang pengangguran yang kerjanya Cuma membawa ptongan kayu.
Lambat laun kayu-kayu yang dia bawa dari hutan, di potongi kecil-kecil dan dia ukir sederhana. Dengan bentuk yang bermacam-macam, mulai dari kotak, bulat dan oval. Dia bekerja sednririan tanpa di bantu oleh siapa pun. Hanya ayah dan ibunya yang setia melihat hasil karya anaknya yang kian hari kian menumpuk di beranda rumah. Dan mereka hanya mendukung tanpa mengerti banyak apa yang hendak di lakukan anaknya kelak. dan hasil yang bisa di capai dari potongan kayu-kayu kecil sepeti itu.
Setelah beberapa bulan warga desa bingung kenapa pemuda yang biasanya membawa kayu tidak lagi beraktifitas seperti biasanya. Kemudian ada beberapa informasi dari mulut ke mulut pemuda itu sudah pergi ke kota dengan membawa potongan dan ukiran kayunya. Dan dia menjualnya di kota dalam bentuk mainan anak yang uni, kerajianan pot bunga, alat-alat keperluan rumah tangga dan lain sebagainya. Dan semua karyanya laku keras di kota sehingga dia kebanjiran orderan setiap harinya bahkan dari orang-orang asing. Semua yang dia buat ternyata manfaat sangat besar, karena hanya memanfaatkan sisa limbah potongan kayu yang terdapat banyak di hutan dekat tempat dia tinggal di desa. Dan singkat cerita dia menjadi jutawan dan mampu membangun desa nya menjadi lebih baik. Memperkerjakan pemuda-pemuda sebagai pengrajin. Dan membangun jalan-jalan di desanya temapt dia tinggal sebagai sarana transportasi. Sehingga akses ke desa nya pun menajdi lebih mudah dan warga yang tadinya menertawakan kini jadi bangga dengan usahanya. Dan yang membanggakan lagi hutan dekat temapt dia tinggal tetap terjaga karena di samping selalu reboisasi dia juga hanya memanfaatkan kayu-kayu limbah.
Itulah lah bukti bahwa segala hal yang kita lakukan akan indah pada manfaatnya kelak ketika semua orang tepuk tangan bangga pada usaha kita.