Monday, December 31, 2012

Andai Engkau Sedikit Sabar

0 comments
Perjalanan di pagi hari terutama saat jam-jam sibuk merupakan hal yang paling menguras kesabaran. Bagaimana tidak saat seperti itu jalanan begitu ramai dan padat. Jam setengah 7 pagi sampai jam 8 pagi waktu-waktu paling sibuk untuk semua jalanan di negeri ini tidak terkecuali jalanan di Yogyakarta. Mulai dari tumpah ruahnya pasar tradisional, mludaknya mobil dan motor sepanjang jalanan dan pedagang-padagang yang sibuk membawa dagangannya denbgan becak.

Saat seperti inilah kesabaran dan ketenangan kita mulai di uji, kalau sedikit saja kita tergesa-gesa atau pinginya mendahului maka harga diri kita taruhannya. Pagi tadi di Jalan Magelang sebelum Ring Road jombor saya menyaksikan seorang polisi dengan motor gedhe nya di klaksonin motor astrea dengan begitu lama. Alasanya sepele dia (polisi) sengaja memotong jalan dengan maksud mendahului padahal lampu trafic sudah pada warna kuning dan kemudian merah. Entah karena kaget atau memang sengaja si pembawa astrea dengan PD nya klason tiiiittttt, lumayan lama hampir 10 detik. Bagaimana tidak malu tu polisi, sudah dengan seragam komplit, motor gedhe tapi hanya kurang sedikit sabar saja dia jadi buah bibir orang yang berhenti di lampu trafic tersebut. Semua tatapan mata tertuju ke polisi itu karena suara klasonya seperti orang mau nabrak. Dengan muka malunya polisi hanya tersenyum menutupi betapa dia kelihatan sangat bodoh bertingkah seperti itu untuk ukuran polisi. 

Sebenarnya kalaupun yang memotong jalan itu rakyat biasa mungkin yang terjadi hal yang biasa saja dan hanya melihat. Tapi kalau polisi dengan seragam entah kenapa jadi pada menteleng (memandang serius) si polisi itu. Mungkin karena image polisi? atau alasan lain saudara bisa mengira-ira sendiri. Atau mungkin bisa jadi si pembawa astrea juga sedang emosi juga, tapi yang jelas jadi pemandangan tersendiri.

Berbagai kejadian sehari-hari di kehidupan kita yang merupakan hal yang sepele tapi dampaknya sangat luar biasa. Mungkin kesabaran dari manusia bumi ini sedikit menurun atau mungkin mulai hilang? Manusia sekarang dengan mudahnya tersulut emosinya dan kemudian marah-marah. Terkadang di jalanan yang macet saja masih sempat-sempatnya bermain klakson. Sebenarnya ini kan konyol memangnya dengan membunyikan klakson jalanan jadi lengang dan semua kendaraan minggir? Tapi nyatanya tidak sedikit orang yang melakukannya. Andai sedikit sabar saja kan bisa mencari celah untuk bisa lewat atau kalau memang macet yang tunggu saja sebentar. 

Betapa kurang sabarnya manusia jadi lebih mudah membuat malu dirinya sedniri. Kalau sudah seperti itu apa kita tidak terlihat begitu bodoh? Begitu naif dan terkesan tak berpendidikan. Marilah kita mulai menyadari dan mulai menghargai hal-hak orang lain. Kita sok hebat sok besar hidup di dunia ini. Kita hidup berdampingan mari saling berbagi saling menjaga. Saling sabar menjalani hari-hari dilingkungan sosialnya. Harapanya tentu keharmonisan dalm bermasyarakat. Sabar memang kunci yang mampu membuka segala pintu.



Sunday, December 30, 2012

Belajar dari Hujan dan anak kecil yang Bermain di jalan itu

0 comments
Musim hujan memang saat yang paling ditunggu oleh mereka yang menggatungkan rezekinya dari guyuran air hujan. Seperti petani, tukang jual mantel dan payung, tukang reparasi payung, penjual ronde atau wedang jahe, penjual gorengan. Karena saat musim penghujanlah omset mereka bisa naik tajam dan secara otomatis keuangan keluarga bertambah. Dan itulah berkah bagi mereka yang menganggapnya berkah.

Hadirnya hujan sering menjadi suatu hal yang membuat manusia menjadi menggerutu atau marah karena kebasahan. Ataupun harus berhenti menunggu reda dan itu membuang waktu mereka. Dan mungkin juga anda dan saya termasuk. Setiap kali mendung atau hujan lebat dengan berbagai alasan kita mulai menyerang alam. Ukh sial hujan, kok hujan si? dan lain sebagainya.

Melihat hujan tadi siang saat makan siang sehabis mengerjakan tugas yang begitu numpuk dan memang sengaja tak tumpuk karena malas mengerjakan. Hujan tadi siang begitu lebat dan debit air di jalanan begitu cepat. Makan pagi yang ku dobel sekalian makan siang membuat ku bersemangat meski pun hujan saat itu sedang lebat-lebatnya. Saya yang biasanya suka mengeluh karena hujan tadi siang tanpa berkata-kata langsung pergi ke warung makan dengan membawa payung dan berdua dengan teman sekostan.

Suasana lain mulai saya lihat ketika memasuki jalanan yang lumayan lebar di dekat kost. Saya melihat anak kecil yang terlihat begitu bahagia menikmati rintikan hujan dan berenang kecil di jalan yang airnya kian cepat. Tanpa mempedulikan petir yang menggelegar di langit atau kuman yang terbawa lewat air yang mengalir. Dengan asyiknya dia mencipret-cipretkan air ke dekat rumahnya. Sesekali neneknya teriak "ojo di cipret-cipretke" dan ibunya yang terus teriak sudah masuk. Namun si anak hanya tertawa dan berlari seraya dengan derasnya air yang jatuh dari atas langit.

Pemandangan ini sontak membuat saya kagum dan tersenyum sendiri. Ingatan saya akan hal konyol semacam itu pada saat saya kecil tiba-tiiba datang. Iya saya bahkan dahulu lebih parah dengan telanjang bulat berlari-lari menikmati hujan yang deras dan gemuruh petir yang menggelegar.Bersama teman-teman saya baik cowo maupun cewe semuanya bebas menikmati hujan. Entahlah zaman dahulu di desa belum terjangkiti yang namanya nafsu kepada lain jenis sebelum waktunya. Jadi kami bermain bersama cowo-cewe di derasnya hujan. Dan dilanjutkan berenang-renag di sungai kecil dekat sawah dan terasa begitu asyik.

Rasanya dahulu kala ketika masih kecil menjalani kehidupan seperti apapun tetap di lalui dengan ceria dan tetap bersyukur dengan bahsa anak-anak pastinya. Ketika datang hujan justru teriak bahagia. Namun sekarang ketika datang hujan mengeluh, menggerutu dan berkata-kata yang isinya gak berbau sopan sama sekali. Ketika panas tiba juga tetap bersyukur karena itu berarti saatnya bermain layang-layang dan menikmati terik dan hembusan angin. Namun sekarang ketika panas juga tidak henti dari yang namanya hujtan lagi. Duh gusti manusia macam apa saya ini,? Anda juga termasuk yang seperti saya? Semoga saja tidak.

Dunia anak-anak memang dunia yang penuh dengan totalitas. Anak-anak melakukan segalanya dengan penuh antusias dan semangat yang tinggi. Anak-anak tidak pernah mengenal kata putus asa dalam hidupnya. Ketika tidak bisa dia kan terus mencoba lagi dan lagi sampai benar-benar bisa. Ketika dia mencoba berjalan kemudian jatuh dia hanya akan menangis dan akan bangkit lagi dan melakukannya lagi. Ketika dia bersedih dia akan totalitas menangis. Ketika dia bahagia dan senang dia akan menunjukannya dengan totalitas mengekspresikan kebahagiaanya entah dengan tertawa atau berlari mengitari beranda rumah. Itulah dunia anak-anak dan semua orang saya yakin pernah mengalaminya. 

Gambaran di atas mestinya membuat saya dan anda bertanya-tanya. Kenapa sekarang kualitas hidup kita bukanya bertambah baik tapi kok malah membleh atau menurun? Kita mudah menyerah dan putus asa, mudah sakit hati, sering sedih hanya karena hal yang sepele. Dunia anak-anaknya mana? Kita cenderung lebih suka berbohong. Ketika kita sedih kita berpura-pura senang sesampai di rumah menggerutu yang kepada membuat kita sedih. Loh kita kok semakin kehilangan keberanian untuk menyampaikan kejanggalan? Bukankah saat anak-anak kita begitu lantang ketika kita tidak suka kita bilang bahwa kita tidak suka. Ketika kita suka kita bilang dan dengan senyum bilang suka. Sekarang, apa yang terjadi dengan kualitas hidup saya dan anda ini?

Saya semakin bertanya-tanya, jangan-jangan kita memang hanya melalui nya saja tanpa mau mengambil hikmahnya? atau memnag kita sudah sok mampu sok dewasa dan melupakan pelajaran hidup saat anak-anak? Tak perlu dijawab cukup diresapi saja dan di sadari benar atau tidaknya hal semacam itu. Mungkin dengan menyadari hal semacam itu kita lebih mawas diri. Selain itu mampu mengarungi kehidupan ini dengan sifat anak-anak yang ceria dan tetap bersyukur, bermentalkan deawasa dan bisa berpola pikir lebih maju. 

Saturday, December 29, 2012

Resolusi 2013

1 comments
Setiap orang pasti memiliki suatu keinginan dalam hidupnya. Baik yang di sampaikan ataupun yang mereka simpan sendiri dengan maksud agar orang lain tidak tahu. Mungkin karena malu atau takut di tertawakan keinginannya yang memang kadang tidak realistis. Namun bagi saya setiap orang berhak untuk memiliki keinginan dan apapun keinginan itu. 

Kadang kita suka kurang ajar terhadap orang lain. Kebiasaan kita menertawakan suatu impian dan keinginan orang lain sering kita lakukan. Entah dengan maksud dan tujuan apa? Kebiasaan seperti ini yang akan membuat orang lain seakan enggan untuk berbagi keinginan dan impian mereka dalam menjalani kehidupan ini. Padahal dengan kita menshare suatu keinginan kita, setidaknya kita telah mencoba mempromosikan dan siapa tahu ada yang membantu merealisasikanya. 

Pada dasarnya keinginan atau adanya keinginan di otak manusia itu semata karena memang Tuhan yang telah menginstalnya. Jadi jika kita mau berusaha dengan keras pasti kita akan mampu merealisasikan keinginan kita. Tetapi yang jadi pertanyaan sampai sejauh mana kita berusaha merealisasikan mimpi kita? Apakah hanya punya keinginan yang menggebu-gebu tanpa adanya tindakan nyata? Ya secara otomatis juga mimpi kita hanya jadi angan-angan atau mimpi di siang bolong.

Begitu banyak orang yang sering menggerutu kalau keinginan nya tidak di kabul Tuhan. Padahal kalau kita mau menilik lebih dalam lagi Tuhan hanya memberi fasilitas di kehidupan ini. Ya masalah di pakai atau tidak di pakai itu menjadi urusan masing-masing pribadi untuk menjemputnya sendiri fasilitas itu untuk memenuhi kehidupannya. Tapi sayangnya kita cenderung menanamkan sifat manja kita. Segala yang kita mau harus terpenuhi secepat mungkin tanpa memperhatikan apapun dampak yang hendak terjadi. Konyol memang tapi itu nyatanya ada di sekitar kita, bahkan mungkin anda dan saya juga termasuk.

Keinginan harus di sertai dengan usaha nyata dan kepasrahan luar biasa agar keseimbangan antara keberhasilan dan kegagalan dapat kita antisipasi dengan hati yang tabah. Ketika kita hanya usaha saja tanpa pasrah ketika gagal kit pasti akan merasa frustasi yang luar biasa. Sebaliknya ketika kita hanya pasrah saja tanpa beusaha yang ada kita menajdi manusia yang menggerutu tanpa tindakan nyata. Jadi keselarasan antara usaha dan pasrah suatu keharusan dalam merealisasikan keinginan kita.

Pandangan orang mengenai Tuhan hanya merealisasikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan. Menurut saya itu keblinger (sala) Tuhan itu merealisasikan apa yang kita inginkan juga kita butuhkan. Bahkan apa yang tidak kita ingin kan juga di berikan oleh Tuhan bukan? Misalnya apa anda pernah meninginkan udara kepada Tuhan? tapi Tuhan memberi udara untuk kita bernafas. Bahkan Tuhan juga berjanji "mintalah kepada ku (Tuhan) maka akan ku kabulkan permintaan mu".

Resolusi saya di tahu 2013 ini mungkin seperti kebanyakan orang yang selalu menginginkan perubahan dalam hidupnya. Tapi saya akan berusaha merealisasikan semua keinginan itu dengan usaha saya. Beberapa resolusi yang ingin saya capai dalam tahun 2013 antara lain sebagai berikut :

  • Lulus kuliah bulan april 2013
  • Bekerja di tempat yang bagus untuk mengumpulkan modal usaha 
  • Menabung untuk menghadiahi orang tua rumah
  • Membantu membiayai adik kuliah
Itulah keinginan dan resolusi yang semoga dapat saya capai. apa resolusi kamu sobat? bisa komentar di bawah ini kalau kalian memang perlu mempromosikan Keinginan kalian siapa tahu bisa menjadi jalan terealisasinya mimpi dan keinginan sobat.

Friday, December 28, 2012

Yuk Bersahabat dengan masalah

0 comments

Layaknya hari-hari seperti biasanya selalu dinanti dan di tunggu kedatangannya. Namun entah mengapa hari itu gelap gulita dan pekat awan hitam tebal menutupi mentari bersinar. Entah bertanda apa yang akan terjadi ? pekatnya hari makin menjadi-jadi hingga ufuk timur yang seharusnya merah tetap hitam tebal tertutup awan.
Air mata berlinang mengiringi perpisahan yang sebenarnya tak perlu. Entah apa yang terjadi dihari itu pertikaian kian berkecambuk dan makin besar. Aah aku pun mengabaikan hari itu dan tak perlu mengambil bagian dari hari yang membingungkan itu. Yang ku tahu dunia ini telah di desain dengan sedemikian rapi dan tersusun rapi dengan segala rencananya. Bagiku gelap atau terang tak lagi menjadi permasalahan yang harus menghentikan deritaku.
Yaaah derita berkepanjangan memang tak semudah akan berubah seiring cuaca, derita ini hanya akan berubah ketika diripun berusaha membalikan hari petang tanpa jalan dengan hari petang dengan sedikit cahaya sebagai penunjuk jalan. Meskipun bukan mentari atau rembulan yang hendak menyinari jalanku ini.
Iyaaa jalan itu mungkin terjal berbatu, dan akupun mungkin tak yakin melaluinya jika pekat awan hitam terus menyelimuti. Sorot mata tajam bagai elang ku yakin mampu menembus dimensi gelap karena awan hitam. Karena awan hitam itu akan berakhir dengan rintik hujan. Dan bukankah hujan itu air rezeki? Ataupun sering disebut air cinta Tuhan kepada manusia.
Tuhan memang membuat kehidupan itu dengan sedemikian adil dan bahkan sangat adil. Adil disini bukan seperti apa yang dikonsepkan manusia yakni sama rata. Adil di sini sesuai dengan proporsi yang memang seharusnya. Konsep keadilan yang seperti ini yang membuat hidup itu indah. Hidup juga semakin berwarna karena terus berganti dan tak menempati pada suatu titik jenuh hidup.
Permasalahan dalam hidup itu mengajarkan kepada kita tentang bagaimana seharusnya hidup kuat. Bagaimana menjadikan kegelapan menjadi hujan yang selalu di tunggu petani. Bagaimana menjadikan masalah menjadikan kita selau di elu-elukan untuk mencari segala solusi atas permasalahan. Masalah itu layaknya material, tergantung kita mau menjadikannya barang berharga atau malah membiarkannya menjadi sampah. Sampah saja bisa menjadi barang yang indah dan enak untuk di pandang ketika telah di olah dnegan baik. Kotoran pun juga sama akan menajdi bermanfaat ketika kita mengolahnya dengan baik pula dapat dimanfaatkan menjadi pupuk. Dan yang pastinya sesudah masalah pasti ada bahagia itulah janji yang Tuhan nyatakan dalam firman-Nya.

Resep Mendoan

0 comments
Kalau membuat goreng tempe harus kering, tetapi untuk membuat tempe mendoan yang lebih maknyuus adalah tidak terlalu kering. Lebih nikmat tempe mendoan ini di makan rame-rame.



Bahan:
300 g tempe, iris lebar tipis 10×15 cm
2 batang daun bawang, iris halus
100 g tepung beras
1 sdm tepung terigu
125 ml air
minyak goreng


Haluskan:                                                                     
2 siung bawang putih
1 butir bawang merah
1 sdt ketumbar
½ sdt merica butiran
2 sdt garam


Cara membuat:
• Aduk tepung dengan bumbu halus, daun bawang, dan air hingga rata.
• Celupkan tiap potongan tempe dalam adonan tepung.
• Goreng dalam minyak panas dan banyak hingga adonan tepung beku, matang tetapi tidak kuning atau kering. Angkat, tiriskan.
• Sajikan hangat dengan sambal kecap rawit.

Untuk 12 buah






Sepertinya semua orang doyan sama tempe, salah satunya tempe mendoan. Enak banget dimakan anget-anget plus cabai rawit, hhmmmm….Saya juga salah satu penggemar tempe yang satu ini. Resep tempe mendoan ini saya sajikan berdasarkan permintaan dari Mas Mampir Ngombe. Selamat mencoba ya Mas…
Resep Bahan Tempe Mendoan :
  • 100 gram tepung beras
  • 1 sendok makan tepung terigu
  • 2 batang daun bawang, iris halus
  • 125 ml air
  • 300 gram tempe, irir lebar tipis 10 x 15 cm
  • minyak sayur secukupnya
Resep Bumbu Tempe Mendoan :
  • 2 siung bawang putih    
  • 1 butir bawang merah
  • 1 sendok teh ketumbar
  • 2 sendok teh garam
Cara membuat Tempe Mendoan :
  1. Haluskan Bumbu Tempe Mendoan.
  2. Aduk tepung dengan bumbu yang dihaluskan, daun bawang dan air hingga rata.
  3. Celupkan tiap potong tempe dalam adonan tepung. Goreng dalam minyak panas dan banyak hingga adonan tepung matang, tetapi tidak sampai kering. Angkat, tiriskan.
  4. Sajikan.

Jiwa yang Membenci

0 comments
Entah dengan alasan apa yang kurang spesifik dan tak berintelektual banyak manusia hati dan perasaanya di liputi dengan rasa benci kepada sesama. Kebencian di luapkan sebagai upaya ketidak sukaan mereka terhadap suatu hal dari individu yang merekan benci. Baik dari hal sifatnya spele ataupun hal yang lebih dianggap merekan penting untuk di benci.

Kebencian seorang terhadap yang lainya sebenarnya dapat membakar dan mematikan gerak langkah seorang dalam keseharianya. Bayangkan saja orang yang saling membenci tidak akan mau duduk bersebelahan meskipun mungkin dalam satu angkutan umum. Ataupun dalam satu kelas meski hanya tersisa dua bangku itu, mungkin mereka memilih pulang dan tidak mau mengikuti kelas. lebih parah bukan dampak kebencian itu? serem

Akhir-akhir ini saya sering medapati orang-orang yang bagi saya memiliki kemampuan hidup rendahan. Perjumpaan saya dengan orang ini memang tidak secara langsung membuat saya bad mood namun tingkah dan lakunya yang kadang membuat saya bertanya kenapa manusia yang di ciptakan dengan baik bisa berperilaku sperti itu? Hanya karena hal sepele mereka enggan untuk menyapa atau bertanya kepada saya. Saya sih bukanya ikut-ikutan seperti itu hanya saya mengimbangi dan mencoba bermain-main dengan perasaanya. Sampai sejauh mana dia akan berperilaku seperti itu? Dengan demikian harapanya bisa menyadarkan dia bahwasanya ketika ada masalah jangan di biarkan dan kemudian di abaikan begitu saja. Mending langsung saja ngomong, dengan begitu kemampuan problem solve kita akan semakin baik dalam menghadapi setiap permasalahan.

Hidup berdampingan dengan berbagai tipe manusai memang bukanlah perkara mudah sperti kita membalikan telapak tangan. Hidup berdampingan perlu membutuhkan pengertian dan rasa memiliki sesama yang tinggi. Ketika hal semacam ini dilakukan maka masyarakat akan dengan rukun menjalani dan mengarungi kehidupan ini. Namun coba bayangkan jika sedkit-sedikit menjustifikasi sedikit-sedikit membenci, justru yang ada masyarakat semakin gerah dengantingkah seperti itu. Jika sduah seperti itu jangan harap bisa punya banyak teman da saudara.

Membenci seseorang memang tidak bisa kita hindarkan dalam keseharian, namun yang perlu kita lakuakn adalah bagai mana kita mau menyadarinya atau tidak. Jika kita mau menydari kita tidak bakalan terlaulu jauh membenci dan menghakimi orang lain. Kita berperilaku sepertiitu karena kita seakan-akan dengan sengaja mengabaikan dan tidak mau menyadari kalau kita memang berada di track yang salah. Kita cenderung suka egois ketika menghadapi suatu hal yang mungkin menguntngkan. Dan berlari cepat serta mengkambing hitamkan orang lain ketika itu tidak menguntungkan kita. Sampai semcam ini kah kita? jawab di dalam hati masing-masing.

Dahulu ketika saya masih SD oleh guru saya, saya sering disuruh memikirkan warana putih kertas dari pada titik kecil yang di buat pena. Sekarang saya mulai memahami di masyarakat kita jangan hanya melihat titik kecil dari kertas. Kita harus memiliki kemampuan melihat yang besar. Bukankah setiap manusia itu pada hakekatnya meliki hati yang baik? lihatlah kebaikannya agar kita bisa sadar dan mencoba melihat sisi besar dari kebaikannya. Jangan hanya bisa melihat semut di ujung lautan sedang gajah di pelupuk mata tak nampak. 

Mari hidup berdamai dengan sesama agar kita juga mampu berdamai dengan yang maha kuasa atas segala kehidupan di jagad raya ini.

Thursday, December 27, 2012

Budaya Menjaga di Negeri ini Rendah

0 comments
Budaya Menjaga di Negeri ini Rendah
Menjaga atau mempertahankan sesuatu hal buklanlah perkara mudah namun pada hakekatnya manusia bisa melakukannya. Setiap manusia di beri akal oleh Tuhan untuk berpikir dan memikirkan ciptaan-Nya. Setiap manusia pada dasarnya memiliki sesuatu kekuatan untuk menjaga sesuatu. Tidak terkecuali barang yang special atau milik sendiri.
Namun pada kenyataannya banyak manusia yang seenaknya sendiri merusak fasilitas umum atau barang yang bukan miliknya. Mereka seakan enggan untuk merawat fasilitas yang nota bene milik bersama. Mungkin salah satu nya budaya menjaga bangsa ini rendah. Sehingga apa yang tidak di senangi meski bukan milik nya bisa dirusak ataupun di coret-coret.
Pada perjalanan saya menuju kampus dan melewati tugu Yogyakarta yang baru di buka sepekan lalu itu, kemaren siang saya melihat dinding yang melindungi sudah rentak dan bongkar. Sekitar tugu Yogyakarta sekarang ada dinding kecil sebagai pembatas bagi para pengunjung. Yang suka menaiki tugu dan membuat tugu kotor. Namun meskipun sudah di pagar seperti itu ada saja manusia yang entah sengaja atau tidak yang pasti dinding itu rusak. Selain itu juga merusak pemandangan sekali, karena kelihatan banget tepat di bagian depan.
Saya tidak berusaha suudzon namun memprediksi sepertinya mobil yang yang menabrak dinding tersebut. Namun yang saya herankan jalanan di sekitar sudah di lebarkan andai saya mereka yang membawa mobil saling menjaga ketertiban umum saya kira tidak bakalan ada acara nyerempet dinding tugu segala.
Dalam kehidupan kita menjaga segala sesuatu memang sangat di tekankan agar kedepannya anak cucu kita tetap menikmati segala fasilitas yang ada. Baik itu alam semesta, budaya, nilai moralitas dan lain sebagainya. Namun jika budaya menjaga ini sudah mulai lenyap dari negeri ini tunggu saja saat yang tepat untuk melihat ketidak selarasan hidup. Satu sama lain tidak lagi saling menghormati dan menghargai hak milik umum/orang lain. Kalau sudah seperti itu kita mau apa?
Dalam kehidupan remaja atau muda-mudi contohnya pacaran saja, pacaran kalau satu sama lain tidak menjaga yang terjadi hamil duluan. Inikan sebenarnya masalah menjaga? Andai saja si cowo mampu menjaga sic ewe saya rasa hal semacam ini tidak terjadi. Namun kenyataanya banyak remaja kita yang melakukan free sex, aborsi dan lain sebagainya. Kembali lagi karena itu tadi budaya menjaga kita masih sangat rendah. Kalau memang merasa memiliki jaga dan hormati prinsip pasangan anda. Kalau memang tidak merasa memiliki ya tinggal bilang saja itu akan jauh lebih bijak. Sekarang coba bayangkan dari pada bilang cinta akhirnya Cuma membuat sengsara itukan berlandaskan bukan kepemilikan namun lebih karena pengeksplotasian. Kalau memang mau mencintai ya di jaga karena itu kan milik kita. Bukanya di rusak.
Marilah kita mulai menanam kan kembali budaya menjaga kita. Kita tingkatkan lagi nilai-nilai moralitas yang tertanam dan menjaga agar Indonesia tetap jaya.

Sunday, December 23, 2012

Andai engkau mampu merasa

0 comments
Jika Kamu di Berikan Rasa yang Sama Seperti Aku?
Manusia memang sering diliputi rasa iri, sombong, dengki dan pernyakit hati lainya. Untuk masalah yang kecil saja terkadang kita terjebak di sebuah perasaan yang tidak seharusnya perlu dirasakan. Berbagai masalah sering semakin membesar ketika kita mencoba membandingkan ke orang lain. Bagaimana tidak semakin besar kita cenderung tambah meluap-luap mengapresiasikan emosi kita. Kita mulai mencari alasan andai ini rasa kamu, andai kamu diposisiku dan lain sebagainya.
Kadang memang manusia cenderung bodoh untuk bermain peran. Rasa egois dan mau menang sendiri seperti ini yang membuat kita semakin naif merasakan apa yang dirasakan orang lain. Kita seakan mati rasa mencoba untuk hadir ke dalam derita dan duka yang orang lain rasakan. Dengan berbagai alasan  mereka akan berlari menghindar dari derita.
Saya sendiri kadang masih enggan untuk bisa hadir di derita orang lain. Namun setidaknya saya telah menyadarinya. Namun ketika kita sudah tidak mampu hadir kemudian kita cenderung mengabaikan dan tidak mau menyadarinya yang ada kita semakin egois bukan? Semakin kita egois semakin beku hati kita untuk membahagiakan orang lain.
Mereka yang menutup hati untuk berganti posisi merasakan derita orang lain cenderung hidup semaunya. Segala apa yang diinginkan harus di penuhi. Ketika tidak dipenuhi berkesan bijak kemudian menggerutu atau bisa langsung mutung tanpa alasan.
Kwalitas hidup masing-masing orang memang berbeda-beda namun setidaknya kesadaran mau belajar akan menjadikan manusia lebih bijaksana. Lebih mau hadir, lebih mau menghibur orang lain dengan candaannya. Namun kenyataanya di era yang semakin tidak ada arahan ini kwalitas hidup manusia semakin menurun.
Kemampuan untuk respect dan kemampuan untuk hadir itulah yang kini juga sedang saya rasakan. Entah apa sebabbnya orang yang ada di dekat saya makin bodoh saja bermain dan ikut hadir di derita kita. Apa saya yang makin tidak mau hadir atau mereka yang tidak terbiasa hadir merasakan derita orang lain. Tapi entahlah, semoga dengan sendiri pun aku bisa berlari mengejar momentum.

Keterkaitan kadang Menyakitkan

0 comments

Keterikatan
Dalam kehidupan sehari-hari saya sering menjumpai berbagai permasalahan karena keterikatan seorang dengan suatu hal. Orang-orang cenderung marah ketika apa yang menjadi keterikatan dengan dirinya di hina atau di lecehkan. Kemudian senang dan bangga ketika di sanjung-sanjung. Keterikatan juga yang sering membuat saya merasa ogah dan jengkel sendiri hanya karena masalah keterikatan.
Hal yang sering menjengkelkan itu ketika kita menganggap kita terikat dengan instansi atau lembaga namun kita jarang di libatkan. Hal semacam ini memang terkesan biasa-biasa saja bagi mereka yang memang tidak mampu bermain perasaan di situ. Bayangkan saja ketika tidak di libatkan kemudian untuk menutupinya kita pura-pura di libatkan. Apa itu gak tambah menjengkelkan? Itu bukannya sama seperti menganggap kita anak kecil, lugu, bodoh yang tidak tahu apa-apa?
Banyak sekali orang yang memang secara sengaja tak mau menganggap keberadaan kita. Keberadaan kita di adakan saat mereka bener-bener terpojok dan memang perlu membutuhkan bantuan orang lain. Kemudian merengek-rengek bantuan kita. Wajar saja sebenarnya namun dirasa kurang adil. Bagaimana tidak kurang adil kita hanya di butuhkan saat perlu kemudian saat tidak perlu di biarkan begitu saja. Dan hal semacam in juga parahnya di terapkan oleh mereka yang bergerak di organisasi atau lembaga sejenisnya. Alhasil anggota mereka enggan untuk mau berkontribusi lagi dalam setiap kegiatan.
Berbagai contoh organisasi yang di tinggal oleh anggotanya sudah cukup banyak. Bahkan untuk kalangan organisasi provitpun juga ada dan cukup banyak. Penyebab nya diantaranya ya seperti itu tidak mau memperhatikan kesejahteraan anggotanya secara psikologis. Bayangkan saja padahal dengan sedikit sapaan dan pengakuan mampu meningkatkan motivasi seseorang namun itu tidak mau dilakukan oleh mereka. Kembali lagi dengan berdalih tidak memiliki potensi yang berarti, mereka hanya membutuhkan tenaganya saja/ membutuhkan saat menguntungkan(butuh).
Kadang hal semacam ini dirasa menyakitkan namun kondisi semacam ini masih kita jumpai saat ini. Tidak dipungkiri pandangan semacam ini (under estimate) seseorang terhadap orang lain saat ini memang cukup tinggi. Apalagi mereka yang menganggap dirinya mampu melakukan segala hal. Kecenderungan semacam inilah yang akan menyakiti perasaan orang lain yang merasa berada dalam satu wadah itu.
Orang yang memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain akan memahami dan sangat bisa memahami hal semacam ini. Mereka akan memanfaatkan segala momentum untuk untuk lebih care kepada sesama anggota yang berada di wadah tersebut. Tentunya dengan cara sederhana ini akan membuat anggota yang lainya merasa di hargai dan merasa memiliki wadah tersebut. Anggota semakin solid dan makin mudah untuk merealisasikan target yang sudah di tentukan.
Keterikatan memang kadang menyakitkan saat kita di kondisi seperti di jelaskan diatas. Kita Cuma dibutuhkan saat perlu sajalah, kita tidak memiliki peranlah dan lain sebagainya. Namun pada hakekatnya keterikatan juga mengajarkan tentang tanggung jawab dan siap mengahdapi bergai konflik. Ya konflik seperti itu tadi agar kita mampu memainkan perasaan dan pola piker kita untuk lebih menyadarkan diri kita. Dengan penyadaran semcam ini kita akan lebih mawas diri untuk terus mengkoreksi segala minus atau kekurangan yang kita miliki. Barang kalai kekurangan itulah  yang membutakan mata orang lain untuk hanya melihat kekurangan kita.
Hidup tidak diakui jangan membuat kita patah arah untuk terus lebih berkarya. Justru dengan ketidak diakuinya kita dalam suatu wadah sebagai momentum untuk mulai menyusun segala rencana strategis untuk mencari solusi. Dan mampu menjadikan penguat dan motivasi. Tidak diakui dalam suatu wadah itu biasa, tinggal bagaimana kita mau melangkah atau tidak. Tunjukan kalau kita juga mampu melakukan hal yang sama.
Selamat siang orang-orang yang hidupnya tidak dianggap tapi dibutuhkan si picik dan si egois. Berbanggalah kita menjadi lebih baik dan lebih rela melakukan suatu hal tanpa pengakuan. Dan barang kali kita lebih hebat dimata Tuhan ketimbang yang selalu teriak-teriak beisi umbaran.

Friday, December 21, 2012

Lakukan saja masalah hasil itu no 27

0 comments
Banyak orang bahkan diri kita sendiri sering terbelenggu oleh pandangan kita mengenai suatu hal yang pada hakekatnya belum kita tahu. Kita terkadang mendadak sok pintar dan sok meramal hal yang terjadi di depan. Kalau dipikir-pikir kita itu siapa? Segala sesuatu kita pridiksi dengan menggunakan rumusan matematis. Semuanya kita anggap dengan kepastian yang pada hakekatnya itu sangat tidak pasti. Pikiran kita langkah kita sering kita jerat dan halangi sendiri.

Betapa banyak orang memiliki ide bagus untuk melakukan suatu hal namun mereka hanya stagnan dan takut dengan hasil yang kelak di raih. Dan barang kali saya dan anda termasuk orang yang seperti itu? Jawab dalam hati anda masing-masing. Alasan takut dengan hasil inilah yang sering menjadi belenggu untuk melangkah maju mencoba suatu hal yang baru. Sehingga hidup kita cenderung biasa-biasa saja tanpa adanya perubahan yang berarti atau nampak. 

Dalam mengahadapi masalah misalnya kalau kita cuma memikirkan saja sembari menangis merengek-rengek,  apakah masalah kita akan ilang begitu saja? Tentunya tidak mungkin. Kadang kita cenderung takut untuk mencoba mendiskusikan masalah yang kita hadapi atau mencoba menyelesaikan masalah itu. Kita takut kalau kita melakukan ini nanti jadi seperti itu. Dan setumpuk alasan ngeles kita lakukan untuk bersembunyi.

Saya pernah melakukan suatu keputusan konyol dalam perjalanan traveling saya dengan teman saya. Ketika pada saat itu kita bingung menentukan arah perjalan kita menuju suatu tempat di Jawa Timur. Dalam kebingungan teman saya mengintrusikan kepada saya untuk memutar balik arah. Padahal pada saat itu perjalan sudah sangat jauh, kalau memutar arah sayang sekali perjalanan yang sudah di tempuh. Akhirnya saya memutuskan lanjut saja urusan tersesat atau tidak itu masalah nanti. Dan ketika sampai di puncak pegunungan ternyata memang kami tersesat. namun yang kami tidak terlalu menyesal karena kalau kita mutar balik justru jalannya semakin jauh. Jadi di atas kami di tujukan jalan alternatif menuju tempat tujuan kita. Hasilnya memang tidak terlalu memuaskan namun ada hikamh dan setidaknya kita tidak terlalu menempuh perjalanan yang jauh.

Hal semacam ini juga yang mestinya kita implementasikan dalam menjalani kehidupan perlu memutuskan hal yang berat dan masalah hasil itu nomor 27. Bukankah kata pepatah terkadang kunci terakhir dari tumpukan kunci mampu membuka pintu? Kita harus mampu mengambil langkah strategis untuk menghadapi setiap pergejolakan masalah yang menghampiri kita. Agar kita mampu menemukan solusi yang tepat dan terbiasa mandiri mengahdapi masalah.




Ada apa dengan angka?

0 comments
Ada Apa dengan Angka?
Dalam kehidupan manusia angka di gunakan sebagai tolak ukur penghitungan. Kadang angka juga yang membuat orang bahagia atau frustasi. Angka juga yang menjadikan deret harta makin kelihtan banyak. Angka juga yang akan membutakan manusia untu korupsi. Bayangkan saja ketika di hadapkan angka 1.000 dan ketika di hadapkan dengan angka 1.000.000.000? jawab sendiri saja dalam nurani anda masing-masing.
Namun yang menjadi perhatian saya ketika melihat angka yakni ketika orang salah kaprah menyimpulkan bedasarkan angka. Barang kali manusia saat ini terlalu over mengangkakan semua aspek kehidupan. Semua yang diangkakan kemudian menghasilkan hasil yang disimpulkan sendiri berupa bahagia dan kecewa. Hal semacam ini yang sering terjadi di sekitar kita. Kita cenderung memiliki gagasan hitung-hitungan yang rendah terhadap kualitas hidup kita.
Bayangkan saja angka 4 dan 9 dalam penilaian ini bisa jadi momok yang menakutkan bagi seorang siswa. Ketika kita mencoba mengkomparasikan angka tersebut di tataran kesimpulan hasil. Nilai 4 bagi yang orentasinya pada hasil itu hal yang memalukan dan buruk. Nilai 9 itu hal luar biasa dan hebat. Namun bagi mereka yang berorentasi pada proses belum tentu siswa yang emiliki nilai 4 itu buruk, belum tentu juga yang nilai 9 itu hebat.
Banyak sekali hal sepele yang ada di sekitar yang kita simpulakan dengan angka-angka sebagai patokan akhir. Angka yang mimiliki nilai tertinggi dianggap sebagai hal yang luar biasa. Dalam cakupan harta misalnya orang yang memiliki nilai harta yang tinggi dianggap memiliki kebahagiaan yang tinggi pula. Sedangkan yang miskin tidak hidup bahagia. Pemahaman yang keliru seperti ini yang membuat jarak antara yang miskin dan yang kaya makin terasa. Ataupun yang pintar dan yang dianggap bodoh makin nampak jelas. Ini tentu akan menjadi masalah dalam kehidupan bermasyarakat.
 Masyarakat yang sudah memandang segala hal dengan cakupan dan ukuran angka cenderung mengkebiri kwalitas. Padahal kwalitas seseorang dalam menjalani kehidupan tidak hanya angka yang menjadi tolak ukur dalam menilai. Kita mesti mau membuka cara pandang kita ketika mau menilai seseorang dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Sehingga tidak asal menyimpulkan dari hitungan angka-angka belaka.
Seorang karuptor dengan harta melimpah secara angka, apa dia juga memiliki kebahagiaan yang tinggi juga? Si pemulung dengan hidup pas-pasan apa tidak memiliki kebahagian yang tinggi juga? Belum tentu. Maka dari itu kita perlu lebih hati-hati lagi dalam menyimpulkan suatu hal berdasarkan nilai atau angka. Jangan sampai kita sebagai orang yang melek pendidikan tampak bloon di hadapan orang yang memiliki kualitas hidup yang tinggi.

Bukan Modern tapi Edan

0 comments


                Hidup dengan berbagai macam tipe manusia memang membuthkan rasa pengertian yang luar biasa. Rasa itu yang akan menumbuhkan solidaritas, gotong royong, saling menghargai satu sama lain. Dengan rasa yang seperti inilah kehidupan di tengah masyarakat akan menjadi lebih harmonis. Namun sayangnya kehidupan semacam ini mungkin jarang sekali kita jumpai di masyarakat modern seperti saat ini. Bayangkan saja untuk bekerja sama (gotong royong) membersihkan lingkungan sekitar setiap bulan pada hari minggu menjadi momok yang menakutkan. Dengan berbagai alasan mereka akan cenderung menolak dan enggan untuk datang membersihkan selokan yang macet atau sekedar nyapu lingkungan bersama. Masyarakat sekarang lebih senang membayar orang untuk membersihkan selokan atau menyapu jalan ketimbang gotong royong membersihkannya.
                Gotong royong pada hakekatnya menyimpan nilai-nilai luhur yang tinggi yang diamalkan oleh leluhur kita. Gotong royong mengeratkan rasa persatuan dan kesatuan warga dalam satu kompleks ataupun satu desa. Betapa banyak sekarang rumah kemalingan dan tetangganya melihat di biarkan saja karena tidak ada rasa kekeluargaan yang terbangun. Mereka cenderung tak acuh dengan apapun yang di lakukan tetangganya dengan bedalih tidak mau ikut campur urusan orang lain. Nah cara pandang semacam inilah yang makin memperkeruh kondisi solidaritas masyarakat.
Dengan alasan takut ikut campur urusan orang lain, orang mebiarkan tetangganya bikin bom kan bahaya sekali? Dengan alasan tidak mau ikut campur urusan orang lain mayat sudah membusuk berminggu-minggu baru di ketahui, kan aneh sekali? Barang kali kita juga mungkin salah satu dari orang yang tidak mau tau kondisi tetangga kita. Mau mereka kelaperan atau tidak yang penting tidak ikut campur. Mau mereka gantung diri, mau mereka membuat bom intinya kita tidak ikut campur. Istilah kerenya loe loe gue gue.
Pada saat saya masih kecil di desa saya masih ada tradisi kalau jam 9 pagi antara tetangga dan tetangga yang lainya saling memberikan satu piring penuh nasi dengn sayuranya. Dan itu dilakukan hampir semua warga di sekitar rumah kanan kiri depan belakang. Namun sekarang hal itu sudah tinggal kenangan. Virus orang modern ternyata menjangkit orang pedesaan yang lugu. Mereka mulai sok hidup seperti orang-orang modern yang cenderung cuek dan individualis. Beranda rumah-rumah yang dulunya sering buat bermain anak-anak desa kini dip agar rapat. Heranya orang tua juga memfasilitas alat-alat permainan seperti PS, Tablet dan sejenisnya. Anak yang tadinya suka bermain lari-lari, kelereng berubah 180 derajat menajadi mentelengi televisi. Rasa tidak solidaritas pun sekarang mulai di tanamkan di benak anak-anak. Edan bukan?
Jadi sekarang kalau ada permasalahan sosial yang ada disekitar kita jangan terlalu cepat menyalahkan pihak lain. Koreksi dulu perilaku kita di sosial sudah baik apa belum? Jangan-jangan kita juga menyumbang atas permasalahan yang ada. Marilah kita mengamalkan kembali warisan nenek moyang kita yang mengajarkan nilai moral yang luar biasa. Boleh menjadi masyarakat modern namun bukan berarti melupakan ajaran yang telah ada, apalagi itu demi kebaikan. 

Thursday, December 20, 2012

Sepanjang jalan ke Jombor

0 comments
Sepanjang jalan ke jombor
Hari ini aku benar-benar merasa di sayang Tuhan lewat ayatnya dalam balutan semesta yang harus ku baca. Bukan dalam uraian kata atau rangkaian bait tulisan. Bukan dalam kalam suci atau perkataan dan perbuatan teladhan. Namun lebih dalam kauniyah ayatnya yang memberikan petunjuk arah jalan untuk ku mentegarkan langkah menapaki gelapnya kehidupan. Ayat kauniyahnya yang sering orang sebut sebagai ujian atau cobaan. Namun di benakku bukan hal semacam itu tidak ada di konsep yang sedang ku terapkan dalam membaikan kehidupan ujian dan cobaan itu pertanda Tuhan memang sedang mengajak kita menikmati hidup. Bagaimana tidak dari sekian miliar orang hanya beberapa saja yang di perhatikan Tuhan dengan yang kata orang di sebut cobaan. Bukan kah itu menunjukan kita manusia pilihan Tuhan untuk lebih wise menjalankan amanah di muka bumi?
                Masalah yang datang silih berganti kadang membuat kita letih namun bekan karena tiada bersyukur. Banyak diantara kita bahkan saya sering menggerutu ketika yang namanya duka, derita dan masalah itu mampir di rumah hidup kita. Kenapa saya bilang mampir di rumah kita? Lebih karena masalah, duka, derita dan lain sebagainya itu akan kembali lagi pergi dari kehidupan kita. Tidak mungkin manusia berada pada suatu titik dimana hanya itu saja yang mereka rasakan.
                Setiap perjalan saya dari kost ke kampus melewati beberapa tempat, seperti lampu merah, pasar dan pertokoan yang berderet dari umbulharjo ke jombor. Bukan itu yang menjadi sumber perhatian saya saat melewati beberapa tempat tadi. Namun karena di situ terdapat orang-orang yang berkehidupan jauh tidak beruntung tapi dapat begitu bijak menyikapi hidupnya. Mereka tetap menyapa tersenyum menjajakan Koran di lampu merah meski mohon maaf dengan kaki pincang, atau dengan menggunakan kursi roda. Orang yang tiduran diemperan took juga begitu nyenyak tidur beralaskan lantai dan berselimutkan koran. Ataupun mereka yang masih semangat mengayuh bejak membawa dagangan yang menggunung di pasar dekat tugu. Pemandangan semacam ini yang harusnya membuat kita lebih sadar akan hakekat hidup dan menjalani kehidupan.


                Banyak orang yang baru did era masalah kecil saja sudah mulai enghakimi diri, society bahkan Tuhannya di bawa-bawa di libatkan dalam derita masalahnya. Kadang terlihat begitu aneh karena justru yang melakukan hal semacam ini orang tahu tentang agama dan berpendidikan. Coba kalau kita menilik beberapa orang yang saya sebutkan di atas ? Mereka mungkin tidak terlalu paham akan agama dan bahkan pendidikanya rendah, tapi mereka mampu berdiri dan menunjukan kebijaksanaan.
                Jadi saya merasa apa yang mungin saya rasakan sebagai masalah saya anggap saja Tuhan sedang menunjukan kecintaan-Nya. Saya tetap berusaha dan memang hanya itu kewajiban saya yakni berusaha lebih bijak menyikapi kehidupan ini. Setiap orang di beri masalah yang berbeda-beda namun dengan tujuan yang sama yakni untuk mengenal kembali cinta Tuhan dan memahami ayat kauniyah Tuhan. Dengan gold nya kita mampu menjadi pribadi yang membaikan kehidupan ini. 

Tuesday, December 18, 2012

Belajar bepikir dan Belajar Merasa

0 comments
Manusia di pikiran untuk berpikir dalam rangka mendewasakan pola pikir kita mengarungi lautan kehidupan. Sedang perasaan sebagai pengkontrol setiap nilai moral yang mestinya atau tidak semestinya di terapkan. Tentunya hal ini bermaksud agar manusia mampu mengendalikan dirinya untuk bermain dengan perasaan. Banyak manusia yang kalah dalam bermain dengan pikiran dan perasaan dalam kehidupan ini yang tentunya ujungnya akan membawa kita pada dimensi dimana kita berada di kondisi yang lost/kalah. Tentunya kalah secara perasaan dan pikiran, karena tidak mau mengimbangi sejauh mana lawan kita dalam bermain-main dengan pikiran dan perasaannya.

Ini bukanlah propokator atau stetmen yang mengarah pada permusuhan diantara kita namun kita perlu memahami secara harifiah beberapa alur pengendalian berikut. Ketika ada orang yang tiba-tiba diam tidak jelas dan tidak mau menyapa kita tanpa sebab biarkan saja dan balik perlakukan dia seperti itu. Ketika ada orang yang mencoba bermain-main dengan perasaan kita kita lawan lagi dengan perasaan kita. Semata bukan karena membenci namun lebih untuk membaikan kehidupan dia. Bayangkan jika kebiasaan dia yang tidak bisa dirubah seperti itu akan terus ada akan menjadikan dia manusia yang berpola pikir dangkal menanggapi kehidupan ini.

Maksud yang tersurat dalam pernyataan di atas bahwasanya 

Monday, December 17, 2012

Belajar dari Dianita

0 comments
Sosok Dianita Kusumaastuti merupakan mahasiswa beprestasi fakultas Psikologi UTY. Dianita kuliah tanpa membayar sepeserpun, dia kuliah mendapat beasiswa beprestasi. Dia sosok perempuan yang begitu bersemangat. Sayapun kadang merasa iri kepada anak yang satu ini. Bagaimana tidak seorang perempuan sudah berprestasi dia juga mau bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Sosok yang seperti inilah yang jarang sekali di jumpai di era zaman yang sudah serba lebay sperti sekarang.

Muda-mudi cenderung 

Hujan bukan Halangan tapi berkah mas bro

0 comments
Pernah kah kehujanan? 

Biasakan Hidup dengan Konflik

0 comments
Pernahkan anda melihat pembuatan golok? Pembuatan keris? Atau peralatan pertanian dan kerajinan yang membutuhkan penempaan super keras (dibakar, dipalu, dan di bakar lagi)? Kalau pernah anda harusnya termasuk dalam orang yang mampu menjalani hidup dengan segala tempaan yang terjadi di hidup ini. Iya seperti yang kita ketahui dalam pembuatan alat-alat seperti yang atas tadi semakin di tempa justru alat itu semakin kuat dan berkualitas. Selain itu juga harganya akan lebih mahal dari pada alat yang tempaannya tidak terlalu keras.

Analoginya ketika kita terapkan atau implementasikan dalam kehidupan kita, berbagai masalah, konflik akan menjadikan kita lebih siap menghadapi kehidupan sekeras apapun. Karena kita telah mampu melauinya segala macam ujian yang datang sebagai pembelajran kita, bukan sebagai bencana atau ukuran kadar kita terlalu jauh pandangan semacam itu. Kita jadikan pembelajaran setiap moment dalam konflik yang terjadi dalam kehidupan ini. 

Orang yang menjadikan setiap konflik dalam kehidupannya sebagai pembelajaran akan semakin dewasa menyikapi setiap hal yang menimpa kepadanya. Karena ketika ada konflik kita di tuntut mencari solusi yang tepat dan memasang mental bagaimana menyikapinya. Dengan seperti itu cara pikir kita atau cara pandang kita menyikapi hidup akan semakin terbuka dan lebih bijak. Namun bayangkan ketika kita mencoba menghindari bahkan lari dari konflik justru terpuruk dam mungkin mati konyol karena bunuh diri. Berbagai contoh sering kita dapati dikehidupan kita hanya karena hal yang sepele orang nekad bunuh diri. Tentunya dia belum paham dengan hakekat konflik atau masalah yang di hadapinya. Selain itu juga bisa jadi dia belum terbiasa mengahdapi masalah kemduian tiba-tiba datang masalah yang dirasanya berat. Iya langsung saja mengakhiri hidup dengan mati konyol, dan sudah ditunggi penjaga neraka.

Sejenak marilah kita mulai membuka mata hati kita. Kita sadari kehidupan ini bukanlah kita yang mengatuar namun sejauh hanya menjalani dan menjadikan kehidupan ini lebih baik. Kita wajib berusaha namun Tuhan tetap  sebagai decision maker atas semua rencana kita. Kita menyadari konflik dan masalah akan menjadikan kita kuat, menjadikan kita peduli. 

Saya pernah mendengar kata-kata bijak seperti ini "jika kita tidak bisa menjadi jalan raya, kita bisa menjadi jalan setapak menuju mata air". Maksudnya ketika belum mampu menjadi pribadi yang besar kita bisa menjadi orang yang bermanfaat. Jangan pernah putus asa atas kehidupan yang telah kita sepakati bersama Tuhan. Kita harus terus menebar benih kebaikan dimuka bumi ini. Apapun permasalahannya apapun kegagalannya maju terus hadapi dengan tenang dan terus memohon ke Sumber Maha penolong. Hadapi semua konflik yang ada, jadikan pembelajaran dan jadikan sumber ilmu dan kekuatan dalam mengarungi kehidupan. 

Ini Hanya Masalah yang Sebenarnya Mampu Kita Hadapi

0 comments
Hari-hariku beberapa hari ini disibukan dengan hobbyku yang baru menjadi penonton orang-orang di facebook dan twitter. Bukan karena ngfans atau menunggu TL atau statusnya yang bijak. Namun lebih karena menunggu orang-orang yang berceloteh tentang kehidupan dan masalahnya di media sosial.  Tidak sedikit orang bertipe seperti ini kita temui sehari-hari. Bahkan disekitar kita pun kita hampir setiap hari mendengar obrolan tentang masalah di dunia ini terutama hidup kita. Dimedia reprter hampir setiap jam menayangkan tentang masalah di negeri ini.

Hobby saya yang rada unik tapi juga mungkin biasa saja ini membuatku sering tertawa dan lumayan buat hiburan tersendiri menjalani hari-hariku. Bagaimana tidak biasaya orang cenderung hiperbola mengungkapkan kekesalanya dimedia sosialnya. Padahal jika kita teliti atau kita mau merenung sebentar saja tentang permasalahan yang kita hadapi masalah itu terkesan dan terlihat kecil. Kenapa saya bilang terlihat kecil? Karena memang kita membawanya dan memikirkanya terlalu jauh dan mengharap ada yang perhatian terhadap kata yang kita lontarkan di media sosial. 

Masalah yang kita hadapi bukankah pasti ada solusinya? Bukankah kita di beri masalah sesuai dengan kapasitas kita sebagai mahluk? Bukankah janji Tuhan dalam firma selalu menjanjikan solusi dari pada masalah? kenapa kita tidak mau membuka mata hati kita untuk mau lebih bijak mencari solusi atas problema hidup ini? Kenapa justru mencari perhatian orang lain menjadi jalan pintas kita meluapkan masalah?

Semua masalah yang hadir di kehidupan kita sebenarnya kita pasti mampu menyelesaikannya. Tinggal bagaimana kita mau menyelesaikannya tau tidak! Ketika kita lapar ya kita mencari makanan untuk kita makan. Kalau tidak punya uang yang mencari uang. Masa kita kalah sama kucing? Kucing saja kalau lapar mencari makan, kita lapar mencari facebook di tulis di status facebook dan twitter.

Berangkat dari hal kecil seperti itulah mari kita menyederhanakan pola pikir kita mengenai setiap problema hidup ini. Hidup ini tidak akan berubah sedikitpun meskipun kita telah menangis darah tanpa usaha nyata. Hidup ini tidak akan berubah dengan hanya sesalan dan hujatan semata. Mulailah dari diri kita sendiri bahwa kita memang mahluk pilihan mahluk sempurna yang pasti sanggup dan mampu menghadapi setiap halang rintang di hidup ini. Mulailah juga merubah dari saat ini bahwa hidup ini indah, setiap kita dianugrahi potensi dan kemampuan yang lebih untuk membaikan kehidupan bukan?

Tuhan tidak akan pernah merubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak mau merubahnya sendri. Petikan firman Tuhan itu mestinya menjadi cambuk buat kita bangkit dan berusaha menjalani kehidupan ini. Ingat sekali lagi jangan menghujat dan menyesali kehidupan yang sudah berjalan ini. Gunakan energi kita untuk mencari solusi atas masalah bukan untuk meratapinya. Ratapan dan tangisan tidak akan merubah sedikitpun keadaan yang sedang terjadi. semoga Tuhan akan selalu menunjukan jalan yang terbaik atas kehidupan kita amiin, tetap semangat.

Sunday, December 16, 2012

Bersama derita Aku mulai tegar

0 comments
Entah kenapa angin pagi ini menyapaku sombong
Burung yang biasanya berkicau kedaiamaian membisu dalam kebekuan
Mentari yang biasanya tersenyum tiba-tiba mengamuk dan menyembunyikan dirinya dipekatnya awan hitam
Aku menghibur diri dengan menyalakan alunan melodi nada yang kurasakan makin sumbang
Pertikaian antara logika dan persaan kian membesar
Api kebencian kian menyala dan membakar asa
Aku tertunduk malu dalam penghadapan suci
Mengaharap segeralah berakhir kesulitan dan derita ini
Segeralah datang cahaya yang Kau janjikan itu
Seakan gelap pandangan yang ku layangkan ke seluruh penjuru bumi yang kian tak ramah 
Langkah yang ku tapakan dijalan hidup ini kian penuh duri derita yang tak mampu ku singkirkan
Bagaimana mungkin aku mampu melanjutkan langkah sedang rumah yang ku tuju masih terlalu jauh untuk ku datangi dalam hitungan dimensi yang kian cepat
Akupun rasanya perlu membiasakan diriku dengan perjalanan yang melelahkan ini
Akankah ini membuatku tegar? Akan kah membuatku kuat?
entahlah yang ku tahu Bersama derita ini aku mulai tegar

Potong jerat keingian

0 comments
Setiap pagi buta saat fajar mulai terbit dan kakek-kakek mulai mengkumandangkan adzan. Saat ayam berhenti berkokok untuk beribadah dengan caranya. Aku dan jiwa ragaku yang terbungkus debu dosa mebuka mata membuka hari dengan berpura-pura beribadah kepada-Nya. Setiap hari saat pagi hari mestinya menjadi hari baru, kehidupan baru dan pengharapan yang baru juga.

Aku sering melihat diriku hidup dalam kepura-puraan semata. Pada paragraf pertama saya menulis saya berpura-pura ibadah kepada-Nya. Karena memang saat ini aku hanya menjalani rutinitas peribadatan yang bersifat menutup kewajiban sebagai manusia. Bukan itu hanya sekedar caper kepada Tuhan? Parahnya sering banget di saat mencari perhatian kita malah menodong Tuhan dengan segala keinginan kita. Segala apa yang kita inginkan kita suruh Tuhan merealisasikannya. Berasa kblinger banget kehidupan ini.

Dalam kesunyian pagi aku sering menertawakan kehidupanku, jelas bukan karena hidupku saat itu sedang bahagia. Namun lebih karena hidupku di liputi rasa derita yang sengaja ku buat sendiri bersama menggeliatnya pikiranku. Selain itu juga bersama makin panjang nya daftar keinginan yang ku sampaikan ke Tuhan dalam keseharianku. 

Keinginan dalam kehidupan ini jika kita terus menurutinya lama-lama diri ini akan terjerat ikatan keinginan yang kian hari kian panjang. Dan wajar saja jika banyak orang yang mati konyol hanya karena keinginannya tak terealisasi dan di tambah mental krupuk menjalani kehidupan. karena memang pada saat kita menginginkan sesuatu hal energi kita terporsir untuk mewujudkan keinginan kita saat itu. Misalnya saja kita menginginkan mobil untuk alat transportasi kita, kita berusaha siang malam lupa ibadah ke Tuhan nah pada saat mau beli ternyata uangnya dipakai untuk ke rumah sakit atau hilang. Pada saat seperti itu mental krupuk di kehidupan akan sangat cepat membuat keputusan yakni mengakhiri kehidupan. Dikira selesai setelah mati? Dasar oon.

Keingianan sebenarnya baik untuk memotivasi kita. Namun jika kita melandasi keinginan kita hanya karena iri kepada orang lain percuma saja. Pasti ujungnya akan berakhir kurang baik bahkan bisa jadi buruk. Hiduplah dan tetaplah menjalani kehidupan ini sebagai mana mestinya. Ada saatnya memang kita harus memiliki sesuatu. Jika saatnya tiba kita akan mampu mendapatka semua itu kelak ketika kita memang telah membutuhkannya untuk menjalani kehidupan kita sehari-hari. Ibnu At-tahilah pernah berkata bahwasanya kita tidak akan pernah bisa memaksakan apa yang memang bukan menjadi hak milik kita. Coba kalau kita menyadari dan menyelami makna dalam bait kata yang disampakan tokoh religius itu? Kita pasti akan paham bagaimana menejemen yang tepat untuk menjalani kehidupan ini dengan sewajarnya. Meminimalisir iri itu baik, memotong jerat keinginan kita yang tak perlu atau belum saatnya itu akan meringankan kita menapaki jalan Kehidupan ini.

Tetap semangat menjalani kehidupan ini semoga sahabat yang di Rahmati Allah selalu mendaptkan jalan untuk menuju kehidupan yang lebih baik lagi. Dan kita mampu menjadi server of change.

Saturday, December 15, 2012

Alam yang makin sering menyindir si pemalas

0 comments
Pagi adalah saat dimana kita di sajikan pemandangan yang begitu menajubkan oleh Sang Maha Pencipta. Matahari tebit di ufuk timur dengan berjatuhan embun mengiringi hingga hangat menghilangan kebekuan sang diri. Burung bernyanyi berterbangan kesana-kemari seraya berdzikir menyebut nama-Nya dengan bahasa yang masih belum ku mengerti.Dan memang tak akan bisa ku mengerti selamaya. Hewan punya bahsa sendiri bagaimana dia bertafakur kepada Sang Pencipta.

Mentari yang begitu cerah merasuk ke kamar kecilku yang memang sengaja ku buka sedikit membiarkan sinarnya merasuk. Cara seperti ini rasanya begitu tepat untuk membuat mataku terbuka. Karena sinar pertama kali mentari ketika pagi selain indah juga menyimpan sebuah energi yang sangat luar biasa. Bagaimana tidak vitamin D gratis kita nikmati hanya dengan berjemur sebentar di pagi hari. Inilah berkah yang memang wajib diterima oleh mereka yang membiasakan bangun pagi dan menikmati mentari yang menyapa lembut.

Mentari sebenarnya mencoba mengisyaratkan kepada kita bagaimana menerapkan kedisplinan hidup. Mnetari selalu bergerak dengan pola yang begitu teratur dan selalu tepat waktu. Bayangkan saja kalau mentari tidak displin seperti manusia, apa jadinya bumi ini? Pukul 10 pagi baru ada mentari bisa kelabakan kita dibuatnya. Mentari memiliki keistiqomahan dan displin yang tinggi mematuhi apa yang diperintahkan Sang Pencipta. Meskipun mendung awan hitam mencoba menutupi namun mentari tetap berusaha mencari celah untuk sekedar menyinari bumi yang dicintainya.

Sebenarnya ketika kita mau untuk berpikir (tafakur) tentang penciptaan Tuhan yang ada disekitar kita (ayat kauniyah). Kita akan mampu menaktulisasikan diri kita dan mengimplementasikan apa yang ada di alam. Dari cara-cara mereka menerapkan pola hidup yang begitu teratur setiap harinya. Bayangkan saja apakah ada ayam yang bangunya kesiangan? Jam 12 baru berkokok, aneh sekali kan? Burung yang bangunya kesiangan juga saya pikir tidak ada, karena apa jadinya jika burung tidurnya pulas sampai siang tidak ada yang berkicau di pagi hari. Dan resikonya kalau burung tidak bangun pagi bisa dimakan manusia yang kian rakus.

Hal kecil semacam itu yang harusnya menjadi tamparan dan pembelajaran untuk kita menjalani kehidupan di bumi ini. Namun kenyataannya manusia terlalu dungu untuk mencoba membaca ayat Tuhan yang ada di sekitar kita. Barang kali saya dan anda sekalian juga termasuk manusia yang seperti itu. Manusia yang selalu bangun siang, dan bersikap santai saja ketika bangun siang. Padahal saat pagi bukankah Tuhan membagikan rezeki kepada mereka yang mau berusaha dan bangun lebih awal? Istilah jangan sampai rezekinya dipatok ayam. Iya jelaslah ayam bangunya selalu pagi-pagi buta tapi bukan bergadang loh.

Kebiasaan bangun pagi mestinya harus kita budayakan dalam kehidupan kita saat ini yang memerlukan energi tingkat tinggi untuk menajalani hidup yang kian parah. Selain itu juag tentunya agar alam atau jagad raya ini tidak terus-terusan menyindir kita. Kita sebagai mahluk yang diciptakan Tuhan dengan kondisi yang sempurna, yang di beri amanah untuk menjadi khalifah dimuka bumi. Iya harusnya kita malu jika seorang khalifah tetapi kok malas-malasan menjalani kehidupan yang harus dibaikan. 

Bangun pagi memang bukan jaminan kita menjadi manusia yang berarti(suksea). Namun setidaknya kita memulai langkah kita setapak lebih awal dari orang lain, ini akan membatu memuluskan jalan menuju kesuksesan. Dan semoga kita terus mampu memperbaiki diri kita untuk membaikan kehidupan dan kwalitas hidup kita di muka bumi ini. Yang menjadi pemimpin jadilah pemimpin yang selalu bangun pagi menyapa rakyatnya. Yang menjadi anak bangun pagi membantu orang tuanya merapikan rumah. Yang menjadi mahasiswa/siswa jadilah mahasiswa yang cerdas dengan bangun pagi rencanakan harimu lebih awal. Yang menjadi pengusaha jadilah pengusaha yang arif dan bijak dan bangun pagi persiapkan langkah-langkah jitu dalam berusaha. Semoga Tuhan selalu menjaga dan memberi kita kesehatan untuk terus beusaha menjadi lebih baik.


Friday, December 14, 2012

Aku dan kamu yang masih dalam rencana Tuhan

0 comments
Mendengar tangisan anak kecil setiap hari mengingatkan ku aklan se kecil imut adiku sayang yang di rumah. Karena dulu setiap pagi selalu males untuk bangun pagi dan berangkat ke sekolah. Hal seperti ini yang mengingatkan ku kepada si kecil itu dan semoga dia menjadi anak yang cerdas dan sholeh. Namun entah karena apa terbesit begitu saja tentang tangisan yang hampir setiap pagi dan sore terngiang di telingaku yang lama-lama membuat bosan saja. Iya, bagaimana kalau aku punya anak? hakh pikiran itu memang konyol lah nikah saja masih begitu jauh sudah terpikiran anak.

Bagiku anak kecil memiliki dunia yang begitu menarik dan sangat baik untuk kita contoh. Bagaimana tidak ketika anak kecil menangis dia nagis nya total menangis. Ketika dia tertawa juga tertawanya total tertawa. Ketika dia bahagia juga totalitas bahagianya. Hal semcam ini yang mestinya kita mampu mengambil sisi baik dari dunia anak kecil. 

Aku dan kamu yang msih dalam rencana Tuhan adalah gambaran anaku kelak. Entah dari siapa akan terlahir kelak namun aku yakin dia adalah wanita sholehah nan baik hatinya. Iya mencintai wanita dan menyangi dengan sepenuh hati memang bukanlah perkara medah. Sujiwo Tedjo pernah berkata "lebih baik menaklukan 100.000 serdadu dari pada menaklukan wanita. Pernyataan ini memang terasa konyol, yang bikin konyol bagiku bukanlah jumlahnya tapi pertanyaan ku lah kalau sebagian serdadunya wanita itu bagaimana? Seraya ketawa terbahak.

Iya menggengam sukma wanita itu hal yang sulit. Mungkin saat ini anda dan bahkan saya mampu menggengam tangan wanita yang kita cintai dalam artian kita telah memiliki dia (istri, pacar, ttm dan lainya) namun menggenggam sukmanya belum tentu bahkan sangat sulit kita bisa. 

Mencintai karena kelebihan masing-masing mungkin itu suatu hal yang biasa, namun ketika kita mampu mempersatukan insan karena kekurangannya itu baru keren. Ketika kita mampu menjadikan diri kita mencintai orang lain karena kekurangannya kita kan lebih mampu dan siap dalam penerimaan kelebihanya pstinya. Tapi ketika kita hanya memandang kelebihanya, cakepnya, cantiknya, pinternya, dan nya lainya. Kita hanya di pertemukan di tataran kenikmatan yang tampak, namun untuk menyelami rasa kita masih di tataran dangkal. 

Bayangkan saja banyak orang-orang yang bercerai atau putus hubungan hanya karena alasan yang klise. Aku sudah tidak sepaham lagi dengan dia, Aku sudah berbeda pandangan lagi dengan dia. Iya jelaslah lah orang kita itu tercipta dengan perbedaan, iya wajarkalau ada perbedaan. Harusnya yang jadi masalah bukan di perbedaanya tapi bagaimana salaing mengerti perbedaanya dan menikmatinya dalam perbedaan (saling melengkapi)

Aku dan kamu yang masih dalam rencana Tuhan, aku tidak mengaharap terlalu berlebih akan kedepannya seperti apa. Hanya yang bisa ku lakukan ya aku lakukan dengan sepenuh hatiku. Memang terbesit bayangan akan hidup bersama dalam lingkaran ikatan yang sah hidup dan bercanda dengan anak-anak. Tapi lagi-lagi itu kan juga mimpi wajar-wajar saja. Iya entah siapa kelak yang menjadi bagian dalam hidupku aku yakin itu yang terbaik dan terindah untukku. Diamana aku dapat berbagi suka dan duka. Berbagi perbedaan dalam setiap perjalanan yang coba kita hadapi.

Aku dan kamu yang masih dalam rencana Tuhan semoga Engkau selalu memperbaiki diri mempantaskan kehidupan yang baik Aku pun akan memulai mempantaskan membaikan kehidupan yang aku sendiri kurang mengerti akan di bawa kemana kehidupanku ini kelak. Tapi yang jelas akan selalu bersama mu.

Thursday, December 13, 2012

Air itu bukankah Berkomunikasi Juga?

0 comments
Entah apa yang membuatku begitu tertarik dengan air sepanjang hari ini. Aku  memulai memahami air dari air mata yang aku teteskan pada sepertiga malam terakhir hingga waktu subuh dan sampai pukul 05.00 Pagi. Iya malam itu aku bermimpi orang yang begitu berarti di kehidupanku tutup usia. Dalam mimpiku aku bermimpi ibu meninggalkan kita(aku dan keluargaku) untuk selamanya. Mimpi itu begitu menakutkan sampai semua badan terasa begitu lemas dan tak bertenaga ketika ku mencoba membangunkan ragaku yang terlentang dan air mata yang belum kering. Dan sadarku aku berdoa semoga Tuhan memberikan umur panjang , rezeki yang berlimpah ruah untuk ibuku dan keluargaku.

Diawali dari mimpi itu aku mulai kelihatan seperti si cebong kehilangan arah (tampak bloon). Aku menlani hari itu seperti kehilangan kesadaran. Aku seakan hancur tercabik kesedihan yang ku rasakan padahal itu hnayalah sebuah mimpi. Apapun itu baik atau buruk mimpi akan tetap menajadi mimpi. Namun apakah bukan pertanda juga? Aku sebenarnya tak peduli yang ku tau mimpi buruk datang dari syetan. Dan selain itu aku menyakini tiada pertanda atau apapun yang datangnya dari sebuah mimpi. Aku mencoba menertawakan nya meskipun jujur aku takut sekali.

Seperti layaknya air harusnya ku mampu mengkondisikan hidup ini dengan ketenangan. Apapun yang sedang terjadi harus menjadikanku lebih membaikan kehidupanku. Ekspektasinya kelak aku akan membuat ibuku tersenyum dan berkata "mama bangga dengan mu nak". Karena tiada lagi yang bisa dilakukan manusia dalam menghadapi masalah selain menghadapinya dengan tenang dan santai saja. Iya karena apa yang memang sudah di berikan kepada kita memang harus dengan legowo kita terima.

Air hujan hari ini tersa begitu berbeda, aku menikmati tetesannya dengan perasaan tenang. Rintik nya membentuk pola sederhana nan menawan . Gemuruhnya langit membentuk aluan nada-nada bak genderang yang dipukul dengan pola yang begitu indah. Berjatuhan nya air hujan dengan pola seperti itu tampak indah karena setahuku air selalu jatuh membentuk pola garis lurus ke bawah. Namun ketika ku perhatikan air itu memiliki kemiringan kira-kira 20 derajat. Aku yakin itu bahasa air yang mungkin sengaja ingin berkomunikasi dengan ku saat siang itu.

Selelsai sholat di Masjid aku masih memperhatiakan rintikan hujan yang kini makin deras dengan butiran yang tampak gede-gede. Angin mengatarkan air itu dipelupuk tanganku dan dengan mata merah menanhan air mata aku sampaikan doa kepada Tuhanku untuk membaikan kami di kondisi apapun. Aku meneteskan air mata bukan karena aku merasa dekta namun aku merasa jauh dari Tuhan namun ku selalu berharap. Disamping itu juga rasa kangen mama, adik-adiku, ayahku dan lain-lain membuat susana saat itu benar-benar menjadi sunyi. Bising kendaraan tergantikan oleh rintik hujan yang makin deras dan rasanya aku ingin berlari di hujan agar tiada yang tahu kalau saat itu aku menangis.

Dalam perjalan pulang setelah reda aku masih menyium betapa segarnya alam ini setelah hujan itu turun. Alam seakan terlihat tenang, sunyi dan adem. Air keruh sekitar sungai yang kulewati terlihat coklat pekat. Air mulai naik karena bingung untuk menemukan jalan menuju pusaran bumi. Dan tampak air itu sengaja berkomunikasi dan menunjukan tarekat hidup dan khidupan ini.

selamat malam, Mamaku, adik-adiku, Ayahku dan orang-orang yang ku sayangi semoga Allah menjaga setiap langkah dan kehidupan ini. 

Wednesday, December 12, 2012

Di sudut itu Aku tersembunyi

0 comments
Setiap sore adalah saat dimana waktu yang paling tepat melihat keindahan terbenamnya mentari. Aku bercerita dan berbagi tentang sajak kehidupan yang kian lama kian tak beraturan. Aku juga sesekali mengiringinya dengan alunan lagu sumbang. Aku berbagi rasa di kedangkalan pemaknaan hidup yang kian sulit ku uraikan dengan kata-kata singkat tak bermakna. Teriakan anak-anak itu membuatku memejamkan mata untuk menutupi tangisan yang ku tahan. Iya saat seperti mereka itu akupun pernah mengalaminya, sebuah perjalanan hidup. Saat dimana aku dan iwa tegar itu masih bersama menangis karena perut yang masih perih. Ataupun saat hanya kekosongan ketika membuka gunungan harapan.

Hidup kadang perlu sedikit bersedih atau menangis untuk melonggarkan tumpukan sesak karena derita. Menangis memang tiada pernah merubah sedikitpun keadaan yang ada. Aku pun kadang suka di buat bodoh oleh air mata yang kadang menetes tanpa ku suruh. 

Masa lalu itu aku sering bersembunyi di sudut waktu yang bergerak lambat bak simput. Aku dan jiwaku sering di buat kehilangan arah untuk menghitung kuantitas waktu yang kami habiskan bersama. Bukan karena apa di benakku waktu bahagia itu kadang dirasa begitu cepat bagai cahaya menempati ruang gelap, atau angin yang menempati ruang kosong. Adapun derita atau duka dirasa lambat, dan mungkin demensi sengaja di perlambat dan memang di rasa begitu lambat.

Aku sering tertidur dalam persembunyianku di sudut waktu itu, untuk mengeringkan air mata derita dan mengatur kedatangan bahagia, yang entah hanya fiksi di hidupku dulu. Iya hidup bahagia seperti orang pada umumnya, dan hal jauh dari pola pikirku yang memang sangat dangkal akan rasa hidup. Kehidupan saat itu masih ku maknai sebagai hal yang membosankan, iya itu tadi bagai lagu sumbang atau sajak yang mulai tak beraturan. 

Diderita itu kadang ku sampai kan bersama penjaga-penjaga Tuhan, untuk Tuhan agar dimensi ini dapat Dia rubah untuk kami saat itu. Aku berdoa dengan bahsa sederhana, aku berdoa dengan pakaian sederhana, dengan penghambaan sederhana. Iya serba sederhana itu aku hadir untuk bercerita kepada Tuhan akan diriku yang sembunyi di sudut waktu yang kian sempit. 

Sempit itu derita sempit itu hikmah sempit itu motivasi untuk kita mengenal Tuhan dan mampu menjadikan jiwa lemah menjadikan mau bangkit. Aku masih bersembunyi dan aku yakin lebih dari ini aku pen pernah melewatinya.

Friday, December 7, 2012

Kesaksian Diri

0 comments
Pagi ini entah apa yang sedang ku rasakan. Pagi ini alam begitu mendukung untuk terus menghakimi seakan diriku tak berarti apa-apa. Berbagai dosa ku lakukan dengan sengaja. Tanpa malu diri ini terbahak-bahak untuk tertawa. Tanpa malu diri ini teriak-teriak meneriakan kata kotor yang tak pantas terlontar. Meskipun diri ini tahu bahwa Tuhan yang Maha Pengampun akan mengampuninya tapi rasanya saya tak lagi pantas datang dan meminta dan merengek. Baju yang di berikan Tuhan kini kotor penuh debu dunia yang melekat dan sulit ku hilangkan. 

Iri ini, sombong ini, sedikit frustasi, sedikit-dikit marah. Mungkin itulah gambaran yang sedang kini ku jalani dalam hidup yang dianugrahkan Tuhan kepada hamba yang hina dan penuh pembangkangan. Iya hamba yang selalu bertingkah tak sesuai dengan kaidah religiusitas. 

Pagi ini mendengar lagu opick dengan judul kesaksian diri, saya mencoba mengerti pesan yang di sampaikan lagu ini. Perlahan-lahan ku replay dnegan sedikit peresapan-peresapan kebohongan menikmati lagu. Ku paksakan saja ternyata begitu dalam. Selama ini kekonyolan dan kebiadaban ku menjalani kehidupan dengan toh akan diperhitungkan juga di sisi-Nya. Duka sepi tangis an rengekan saat itu terasa percuma. Karena keputusan itu telah menjadi final result dan tak mungkin bisa diputar kembali dimensi yang kita sia-siakan. 


Iya mungkin harus nya saat ini detik ini mulai perlahan memperbaiki diri menjadikan kualitas diri lebih baik di sisi-Nya dlam rangka menghamba. Dan semoga Tuhan selalu membimbing jalan kita agar kita mampu melangkah dan menjalani hidup ini seseuai dengan petunjuknya yakni ayat kauliyah dan kauniyahnya.

lirik lagu
tak satupun orang bisa menjamin dirinya
selamat disaat ajal memanggilnya
setitik kesalahan semua akan diperhitungkan
semisai buih dosa yang kita kerjakan

setiap mata, hati, tangan, kaki akan jadi saksi
tiada dusta diri yang tak terhakimi
luka, sepi, air mata tak berarti lagi
akan terlambat segala sesal diwaktu nanti

Allah mohon jangan hukum kami dari dosa
ampuni kami, karena tak mungkin kami sanggup menahan pedih
setitik rahmat yang kau beri lebih berarti dari segalanya
setitik ampunanMu kan menghapus dosa kami

karena mata, hati, tangan, kaki akan jadi saksi
tiada dusta diri yang tak terhakimi
luka, sepi, air mata tak berarti
akan terlambat segala sesal diwaktu nanti



Wednesday, December 5, 2012

Masih untuk Si kecil san Kholik adiku sayang

0 comments
Adiku sedang apapun kalian sekarang mas kangen kalian berdua. Kalianlah yang membuat mas melek dan harus terus bersemangat menjalani hidup ini. Adik-adiku saat ini kita adalah manusia yang memang dikirimkan Tuhan untuk menunjukan kepada dunia bahwa kita adalah manusia yang luar biasa. Tidak pernah ada anak seusia kalian mampu berpikir bijak. San kau yang masih SD senyumu dan kecuekan mu adalah kebijaksanaan yang luar biasa. Kholik si ganteng yang berhati baik dan sosok lelaki tegar yang di berikan Tuhan. Kalian adalah mutiara dan intan yang akan selalu menjadi mutiara dan intan dimana pun kalian berada.

Adiku yang baik hatinya, masih ada waktu begitu banyak kedepan untuk menjadi pribadi yang luar biasa. Dan kali ini sedang coba kalian lalui bersama-sama mas, ibu dan ayah. Apapun yang Tuhan limpahkan kepada kita semuanya adalah ilmu semuanya adalah pelajaran agar kita mampu tegar dan berjuang di jalan Tuhan memperbaiki sikap. Memperbaiki kualitas diri kita agar kita mampu berdiri sedang yang lain terponggoh-ponggoh menjalani kehidupan.

Adiku kalian sudah setahap lebih tinggi dari mereka yang melalui kehidupan ini dengan biasa saja. Adiku kalian telah mampu menjadi teladhan bagi mereka yang tak paham akan rasa hidup. Adiku bersama kalian kita bawa kehidupan ini menjadi lebih baik dan lebih baik.


Adiku tidak ada yang bisa membuat kita lebih berharga kecuali kita mampu melewati setiap kesulitan yang kita hadapi bersama. Rasa sedih, duka lara, itu hanyalah rasa dan akan nampak seperti itu sampai kapanpun yang perlu di gari bawahi selain rasa itu ada rasa bahagia yang di berikan Tuhan sebagai penyeimbang. Bahagia itu mudah dan sangat mudah, setiap saat kita mampu menemukanya dengan tetap bersyukur dan berdiri bahwa kita mampu.

Adiku percayalah di seribu masalah yang menghadang kita di situ Tuhan menyiapakan lebih dari 2000 solusi dan jalan keluar yang akan embahagiakan kita. Tetap semangat, mas sayang kalian..

Saturday, December 1, 2012

Aku dan jiwa-jiwa yang ku cintai

0 comments
Aku dan jiwa-jiwa yang ku cintai
Malam ini sunyi begitu terasa di kamar dan tempat tinggal kostku yang sempit. Entah apa yang hendak dan sudah terjadi di hidupku? Akhir-akhir ini saya sering merasa menjadi budak syetan. Kegelisahan datang silih berganti bagaikan angin yang bergerak tanpa arah. Semuanya seperti dikendalikan oleh jiwaku yang kian lemah dan hatiku yang makin membusuk karena kekecewaaan yang sengaja ku buat. Memang tak semestinya itu dihadiahkan kepada jiwa yang masih tak tahu arah kemana harus berlabuh dan pergi jauh.
Mestinya di sadari, mestinya diantisipasi kehidupan ini. Harusnya ku bawa pergi jauh saja kehidupan ini yang masih dalam penempaan. Namun bohong sekali ketika ku berlari semua berubah menjadi lebih baik. Aku bersama jiwa-jiwa yang ku cintai masih tetap mampu tersenyum sebagai pelipur lara atas ketidak berpihakan kebahagiaan kepada kita. Kita jauh lebih tegar dan lebih mampu melihat dan merasakan yang terdalam dari kehidupan ini.




2 malaikat kecil itu masih sanggup berdiri dan berkata lantang tentang kesiapan mereka menjalani hidup. Mereka adalah jiwa-jiwa yang membakar api yang membara di hidupku. Pemberi motivasi kehidupanku agar aku dapat terus berjalan jauh lebih tegar dan lebih sigap mengarungi gelombang yang kian hari kian besar di kehidupan ini. Malaikat yang selalu teriak dan menyapaku halus di mimpi dan nyataku dengan sebutan “mas”.

Aku masih saja terkenang setiap dimensi yang ku isi bersama mereka hingga kini. Malakaikat yang jiwanya jauh lebih besar dari jiwaku sebagai yang pertama melihat dunia ini ketimbang mereka. Setiap emosi, manja, dan pertengkaran perebutan sesuatu hal yang selalu saja terngiang di dimemori otaku.
Adik-adiku kelak kalian akan mampu membawa perbaikan dimanapun kalaian berada. Kalian akan mampu membakar basahnya kemalasan, kalian akan mampu membengkokan kekakuan besi jiwa-jiwa yang rapuh di sekitar kalian. Adik-adiku setiap perkataan dalam doa yang ku samapaikan lewat hujan lewat sembahyang atau lewat senyuman ada semangat demi kalian.
Adik-adiku sayang baik-baiklah membaikan kehidupan ini, penyesalan dan kedukaan takan akan mampu mengembalikan air mata yang menetes atau senyum tang tersungging di bibir kalian. Tetaplah tegarkan langkah untuk sekedar menapaki jalan hidup yang telah menjadi qodo kita. Berbaktilah karena memang hanya itu tugas kita. Bersemangatlah karena di sana masih ada jiwa-jiwa yang hendak kau sadarkan. Bergembiralah karena di sana masih ada candaan yang Tuhan berikan kepada kalian. Berlarilah karena di sana masih ada harapan yang membuat kita hidup dan akan terus hidup. Terbanglah karena di langit masih ada bintang yang harus kalian petik.
Adik-adiku mas kangen duduk atau sekedar bercanda di bawah atap biru buatan Tuhan. Sehat selalu dan semoga Tuhan menguatkan hati kita. Semua akan cepat pergi dari kehidupan kita tanpa kita suruh untuk pergi.