Friday, December 14, 2012

Aku dan kamu yang masih dalam rencana Tuhan

0 comments
Mendengar tangisan anak kecil setiap hari mengingatkan ku aklan se kecil imut adiku sayang yang di rumah. Karena dulu setiap pagi selalu males untuk bangun pagi dan berangkat ke sekolah. Hal seperti ini yang mengingatkan ku kepada si kecil itu dan semoga dia menjadi anak yang cerdas dan sholeh. Namun entah karena apa terbesit begitu saja tentang tangisan yang hampir setiap pagi dan sore terngiang di telingaku yang lama-lama membuat bosan saja. Iya, bagaimana kalau aku punya anak? hakh pikiran itu memang konyol lah nikah saja masih begitu jauh sudah terpikiran anak.

Bagiku anak kecil memiliki dunia yang begitu menarik dan sangat baik untuk kita contoh. Bagaimana tidak ketika anak kecil menangis dia nagis nya total menangis. Ketika dia tertawa juga tertawanya total tertawa. Ketika dia bahagia juga totalitas bahagianya. Hal semcam ini yang mestinya kita mampu mengambil sisi baik dari dunia anak kecil. 

Aku dan kamu yang msih dalam rencana Tuhan adalah gambaran anaku kelak. Entah dari siapa akan terlahir kelak namun aku yakin dia adalah wanita sholehah nan baik hatinya. Iya mencintai wanita dan menyangi dengan sepenuh hati memang bukanlah perkara medah. Sujiwo Tedjo pernah berkata "lebih baik menaklukan 100.000 serdadu dari pada menaklukan wanita. Pernyataan ini memang terasa konyol, yang bikin konyol bagiku bukanlah jumlahnya tapi pertanyaan ku lah kalau sebagian serdadunya wanita itu bagaimana? Seraya ketawa terbahak.

Iya menggengam sukma wanita itu hal yang sulit. Mungkin saat ini anda dan bahkan saya mampu menggengam tangan wanita yang kita cintai dalam artian kita telah memiliki dia (istri, pacar, ttm dan lainya) namun menggenggam sukmanya belum tentu bahkan sangat sulit kita bisa. 

Mencintai karena kelebihan masing-masing mungkin itu suatu hal yang biasa, namun ketika kita mampu mempersatukan insan karena kekurangannya itu baru keren. Ketika kita mampu menjadikan diri kita mencintai orang lain karena kekurangannya kita kan lebih mampu dan siap dalam penerimaan kelebihanya pstinya. Tapi ketika kita hanya memandang kelebihanya, cakepnya, cantiknya, pinternya, dan nya lainya. Kita hanya di pertemukan di tataran kenikmatan yang tampak, namun untuk menyelami rasa kita masih di tataran dangkal. 

Bayangkan saja banyak orang-orang yang bercerai atau putus hubungan hanya karena alasan yang klise. Aku sudah tidak sepaham lagi dengan dia, Aku sudah berbeda pandangan lagi dengan dia. Iya jelaslah lah orang kita itu tercipta dengan perbedaan, iya wajarkalau ada perbedaan. Harusnya yang jadi masalah bukan di perbedaanya tapi bagaimana salaing mengerti perbedaanya dan menikmatinya dalam perbedaan (saling melengkapi)

Aku dan kamu yang masih dalam rencana Tuhan, aku tidak mengaharap terlalu berlebih akan kedepannya seperti apa. Hanya yang bisa ku lakukan ya aku lakukan dengan sepenuh hatiku. Memang terbesit bayangan akan hidup bersama dalam lingkaran ikatan yang sah hidup dan bercanda dengan anak-anak. Tapi lagi-lagi itu kan juga mimpi wajar-wajar saja. Iya entah siapa kelak yang menjadi bagian dalam hidupku aku yakin itu yang terbaik dan terindah untukku. Diamana aku dapat berbagi suka dan duka. Berbagi perbedaan dalam setiap perjalanan yang coba kita hadapi.

Aku dan kamu yang masih dalam rencana Tuhan semoga Engkau selalu memperbaiki diri mempantaskan kehidupan yang baik Aku pun akan memulai mempantaskan membaikan kehidupan yang aku sendiri kurang mengerti akan di bawa kemana kehidupanku ini kelak. Tapi yang jelas akan selalu bersama mu.

0 comments:

Post a Comment