Tuesday, December 18, 2012

Belajar bepikir dan Belajar Merasa

0 comments
Manusia di pikiran untuk berpikir dalam rangka mendewasakan pola pikir kita mengarungi lautan kehidupan. Sedang perasaan sebagai pengkontrol setiap nilai moral yang mestinya atau tidak semestinya di terapkan. Tentunya hal ini bermaksud agar manusia mampu mengendalikan dirinya untuk bermain dengan perasaan. Banyak manusia yang kalah dalam bermain dengan pikiran dan perasaan dalam kehidupan ini yang tentunya ujungnya akan membawa kita pada dimensi dimana kita berada di kondisi yang lost/kalah. Tentunya kalah secara perasaan dan pikiran, karena tidak mau mengimbangi sejauh mana lawan kita dalam bermain-main dengan pikiran dan perasaannya.

Ini bukanlah propokator atau stetmen yang mengarah pada permusuhan diantara kita namun kita perlu memahami secara harifiah beberapa alur pengendalian berikut. Ketika ada orang yang tiba-tiba diam tidak jelas dan tidak mau menyapa kita tanpa sebab biarkan saja dan balik perlakukan dia seperti itu. Ketika ada orang yang mencoba bermain-main dengan perasaan kita kita lawan lagi dengan perasaan kita. Semata bukan karena membenci namun lebih untuk membaikan kehidupan dia. Bayangkan jika kebiasaan dia yang tidak bisa dirubah seperti itu akan terus ada akan menjadikan dia manusia yang berpola pikir dangkal menanggapi kehidupan ini.

Maksud yang tersurat dalam pernyataan di atas bahwasanya 

0 comments:

Post a Comment