Keterikatan
Dalam
kehidupan sehari-hari saya sering menjumpai berbagai permasalahan karena keterikatan
seorang dengan suatu hal. Orang-orang cenderung marah ketika apa yang menjadi
keterikatan dengan dirinya di hina atau di lecehkan. Kemudian senang dan bangga
ketika di sanjung-sanjung. Keterikatan juga yang sering membuat saya merasa
ogah dan jengkel sendiri hanya karena masalah keterikatan.
Hal
yang sering menjengkelkan itu ketika kita menganggap kita terikat dengan
instansi atau lembaga namun kita jarang di libatkan. Hal semacam ini memang
terkesan biasa-biasa saja bagi mereka yang memang tidak mampu bermain perasaan
di situ. Bayangkan saja ketika tidak di libatkan kemudian untuk menutupinya
kita pura-pura di libatkan. Apa itu gak tambah menjengkelkan? Itu bukannya sama
seperti menganggap kita anak kecil, lugu, bodoh yang tidak tahu apa-apa?
Banyak
sekali orang yang memang secara sengaja tak mau menganggap keberadaan kita. Keberadaan
kita di adakan saat mereka bener-bener terpojok dan memang perlu membutuhkan
bantuan orang lain. Kemudian merengek-rengek bantuan kita. Wajar saja
sebenarnya namun dirasa kurang adil. Bagaimana tidak kurang adil kita hanya di
butuhkan saat perlu kemudian saat tidak perlu di biarkan begitu saja. Dan hal
semacam in juga parahnya di terapkan oleh mereka yang bergerak di organisasi
atau lembaga sejenisnya. Alhasil anggota mereka enggan untuk mau berkontribusi
lagi dalam setiap kegiatan.
Berbagai
contoh organisasi yang di tinggal oleh anggotanya sudah cukup banyak. Bahkan untuk
kalangan organisasi provitpun juga ada dan cukup banyak. Penyebab nya
diantaranya ya seperti itu tidak mau memperhatikan kesejahteraan anggotanya
secara psikologis. Bayangkan saja padahal dengan sedikit sapaan dan pengakuan
mampu meningkatkan motivasi seseorang namun itu tidak mau dilakukan oleh
mereka. Kembali lagi dengan berdalih tidak memiliki potensi yang berarti, mereka
hanya membutuhkan tenaganya saja/ membutuhkan saat menguntungkan(butuh).
Kadang
hal semacam ini dirasa menyakitkan namun kondisi semacam ini masih kita jumpai
saat ini. Tidak dipungkiri pandangan semacam ini (under estimate) seseorang
terhadap orang lain saat ini memang cukup tinggi. Apalagi mereka yang
menganggap dirinya mampu melakukan segala hal. Kecenderungan semacam inilah
yang akan menyakiti perasaan orang lain yang merasa berada dalam satu wadah
itu.
Orang
yang memiliki kepekaan terhadap perasaan orang lain akan memahami dan sangat
bisa memahami hal semacam ini. Mereka akan memanfaatkan segala momentum untuk
untuk lebih care kepada sesama anggota
yang berada di wadah tersebut. Tentunya dengan cara sederhana ini akan membuat
anggota yang lainya merasa di hargai dan merasa memiliki wadah tersebut. Anggota
semakin solid dan makin mudah untuk merealisasikan target yang sudah di
tentukan.
Keterikatan
memang kadang menyakitkan saat kita di kondisi seperti di jelaskan diatas. Kita
Cuma dibutuhkan saat perlu sajalah, kita tidak memiliki peranlah dan lain
sebagainya. Namun pada hakekatnya keterikatan juga mengajarkan tentang tanggung
jawab dan siap mengahdapi bergai konflik. Ya konflik seperti itu tadi agar kita
mampu memainkan perasaan dan pola piker kita untuk lebih menyadarkan diri kita.
Dengan penyadaran semcam ini kita akan lebih mawas diri untuk terus mengkoreksi
segala minus atau kekurangan yang kita miliki. Barang kalai kekurangan
itulah yang membutakan mata orang lain
untuk hanya melihat kekurangan kita.
Hidup
tidak diakui jangan membuat kita patah arah untuk terus lebih berkarya. Justru dengan
ketidak diakuinya kita dalam suatu wadah sebagai momentum untuk mulai menyusun
segala rencana strategis untuk mencari solusi. Dan mampu menjadikan penguat dan
motivasi. Tidak diakui dalam suatu wadah itu biasa, tinggal bagaimana kita mau
melangkah atau tidak. Tunjukan kalau kita juga mampu melakukan hal yang sama.
Selamat
siang orang-orang yang hidupnya tidak dianggap tapi dibutuhkan si picik dan si
egois. Berbanggalah kita menjadi lebih baik dan lebih rela melakukan suatu hal
tanpa pengakuan. Dan barang kali kita lebih hebat dimata Tuhan ketimbang yang
selalu teriak-teriak beisi umbaran.
0 comments:
Post a Comment