Sunday, December 16, 2012

Potong jerat keingian

0 comments
Setiap pagi buta saat fajar mulai terbit dan kakek-kakek mulai mengkumandangkan adzan. Saat ayam berhenti berkokok untuk beribadah dengan caranya. Aku dan jiwa ragaku yang terbungkus debu dosa mebuka mata membuka hari dengan berpura-pura beribadah kepada-Nya. Setiap hari saat pagi hari mestinya menjadi hari baru, kehidupan baru dan pengharapan yang baru juga.

Aku sering melihat diriku hidup dalam kepura-puraan semata. Pada paragraf pertama saya menulis saya berpura-pura ibadah kepada-Nya. Karena memang saat ini aku hanya menjalani rutinitas peribadatan yang bersifat menutup kewajiban sebagai manusia. Bukan itu hanya sekedar caper kepada Tuhan? Parahnya sering banget di saat mencari perhatian kita malah menodong Tuhan dengan segala keinginan kita. Segala apa yang kita inginkan kita suruh Tuhan merealisasikannya. Berasa kblinger banget kehidupan ini.

Dalam kesunyian pagi aku sering menertawakan kehidupanku, jelas bukan karena hidupku saat itu sedang bahagia. Namun lebih karena hidupku di liputi rasa derita yang sengaja ku buat sendiri bersama menggeliatnya pikiranku. Selain itu juga bersama makin panjang nya daftar keinginan yang ku sampaikan ke Tuhan dalam keseharianku. 

Keinginan dalam kehidupan ini jika kita terus menurutinya lama-lama diri ini akan terjerat ikatan keinginan yang kian hari kian panjang. Dan wajar saja jika banyak orang yang mati konyol hanya karena keinginannya tak terealisasi dan di tambah mental krupuk menjalani kehidupan. karena memang pada saat kita menginginkan sesuatu hal energi kita terporsir untuk mewujudkan keinginan kita saat itu. Misalnya saja kita menginginkan mobil untuk alat transportasi kita, kita berusaha siang malam lupa ibadah ke Tuhan nah pada saat mau beli ternyata uangnya dipakai untuk ke rumah sakit atau hilang. Pada saat seperti itu mental krupuk di kehidupan akan sangat cepat membuat keputusan yakni mengakhiri kehidupan. Dikira selesai setelah mati? Dasar oon.

Keingianan sebenarnya baik untuk memotivasi kita. Namun jika kita melandasi keinginan kita hanya karena iri kepada orang lain percuma saja. Pasti ujungnya akan berakhir kurang baik bahkan bisa jadi buruk. Hiduplah dan tetaplah menjalani kehidupan ini sebagai mana mestinya. Ada saatnya memang kita harus memiliki sesuatu. Jika saatnya tiba kita akan mampu mendapatka semua itu kelak ketika kita memang telah membutuhkannya untuk menjalani kehidupan kita sehari-hari. Ibnu At-tahilah pernah berkata bahwasanya kita tidak akan pernah bisa memaksakan apa yang memang bukan menjadi hak milik kita. Coba kalau kita menyadari dan menyelami makna dalam bait kata yang disampakan tokoh religius itu? Kita pasti akan paham bagaimana menejemen yang tepat untuk menjalani kehidupan ini dengan sewajarnya. Meminimalisir iri itu baik, memotong jerat keinginan kita yang tak perlu atau belum saatnya itu akan meringankan kita menapaki jalan Kehidupan ini.

Tetap semangat menjalani kehidupan ini semoga sahabat yang di Rahmati Allah selalu mendaptkan jalan untuk menuju kehidupan yang lebih baik lagi. Dan kita mampu menjadi server of change.

0 comments:

Post a Comment