Thursday, December 20, 2012

Sepanjang jalan ke Jombor

0 comments
Sepanjang jalan ke jombor
Hari ini aku benar-benar merasa di sayang Tuhan lewat ayatnya dalam balutan semesta yang harus ku baca. Bukan dalam uraian kata atau rangkaian bait tulisan. Bukan dalam kalam suci atau perkataan dan perbuatan teladhan. Namun lebih dalam kauniyah ayatnya yang memberikan petunjuk arah jalan untuk ku mentegarkan langkah menapaki gelapnya kehidupan. Ayat kauniyahnya yang sering orang sebut sebagai ujian atau cobaan. Namun di benakku bukan hal semacam itu tidak ada di konsep yang sedang ku terapkan dalam membaikan kehidupan ujian dan cobaan itu pertanda Tuhan memang sedang mengajak kita menikmati hidup. Bagaimana tidak dari sekian miliar orang hanya beberapa saja yang di perhatikan Tuhan dengan yang kata orang di sebut cobaan. Bukan kah itu menunjukan kita manusia pilihan Tuhan untuk lebih wise menjalankan amanah di muka bumi?
                Masalah yang datang silih berganti kadang membuat kita letih namun bekan karena tiada bersyukur. Banyak diantara kita bahkan saya sering menggerutu ketika yang namanya duka, derita dan masalah itu mampir di rumah hidup kita. Kenapa saya bilang mampir di rumah kita? Lebih karena masalah, duka, derita dan lain sebagainya itu akan kembali lagi pergi dari kehidupan kita. Tidak mungkin manusia berada pada suatu titik dimana hanya itu saja yang mereka rasakan.
                Setiap perjalan saya dari kost ke kampus melewati beberapa tempat, seperti lampu merah, pasar dan pertokoan yang berderet dari umbulharjo ke jombor. Bukan itu yang menjadi sumber perhatian saya saat melewati beberapa tempat tadi. Namun karena di situ terdapat orang-orang yang berkehidupan jauh tidak beruntung tapi dapat begitu bijak menyikapi hidupnya. Mereka tetap menyapa tersenyum menjajakan Koran di lampu merah meski mohon maaf dengan kaki pincang, atau dengan menggunakan kursi roda. Orang yang tiduran diemperan took juga begitu nyenyak tidur beralaskan lantai dan berselimutkan koran. Ataupun mereka yang masih semangat mengayuh bejak membawa dagangan yang menggunung di pasar dekat tugu. Pemandangan semacam ini yang harusnya membuat kita lebih sadar akan hakekat hidup dan menjalani kehidupan.


                Banyak orang yang baru did era masalah kecil saja sudah mulai enghakimi diri, society bahkan Tuhannya di bawa-bawa di libatkan dalam derita masalahnya. Kadang terlihat begitu aneh karena justru yang melakukan hal semacam ini orang tahu tentang agama dan berpendidikan. Coba kalau kita menilik beberapa orang yang saya sebutkan di atas ? Mereka mungkin tidak terlalu paham akan agama dan bahkan pendidikanya rendah, tapi mereka mampu berdiri dan menunjukan kebijaksanaan.
                Jadi saya merasa apa yang mungin saya rasakan sebagai masalah saya anggap saja Tuhan sedang menunjukan kecintaan-Nya. Saya tetap berusaha dan memang hanya itu kewajiban saya yakni berusaha lebih bijak menyikapi kehidupan ini. Setiap orang di beri masalah yang berbeda-beda namun dengan tujuan yang sama yakni untuk mengenal kembali cinta Tuhan dan memahami ayat kauniyah Tuhan. Dengan gold nya kita mampu menjadi pribadi yang membaikan kehidupan ini. 

0 comments:

Post a Comment