Sepanjang jalan ke jombor
Hari
ini aku benar-benar merasa di sayang Tuhan lewat ayatnya dalam balutan semesta
yang harus ku baca. Bukan dalam uraian kata atau rangkaian bait tulisan. Bukan
dalam kalam suci atau perkataan dan perbuatan teladhan. Namun lebih dalam
kauniyah ayatnya yang memberikan petunjuk arah jalan untuk ku mentegarkan
langkah menapaki gelapnya kehidupan. Ayat kauniyahnya yang sering orang sebut
sebagai ujian atau cobaan. Namun di benakku bukan hal semacam itu tidak ada di
konsep yang sedang ku terapkan dalam membaikan kehidupan ujian dan cobaan itu
pertanda Tuhan memang sedang mengajak kita menikmati hidup. Bagaimana tidak
dari sekian miliar orang hanya beberapa saja yang di perhatikan Tuhan dengan
yang kata orang di sebut cobaan. Bukan kah itu menunjukan kita manusia pilihan
Tuhan untuk lebih wise menjalankan amanah di muka bumi?
Masalah yang datang silih
berganti kadang membuat kita letih namun bekan karena tiada bersyukur. Banyak
diantara kita bahkan saya sering menggerutu ketika yang namanya duka, derita
dan masalah itu mampir di rumah hidup kita. Kenapa saya bilang mampir di rumah
kita? Lebih karena masalah, duka, derita dan lain sebagainya itu akan kembali
lagi pergi dari kehidupan kita. Tidak mungkin manusia berada pada suatu titik
dimana hanya itu saja yang mereka rasakan.
Setiap perjalan saya dari kost
ke kampus melewati beberapa tempat, seperti lampu merah, pasar dan pertokoan
yang berderet dari umbulharjo ke jombor. Bukan itu yang menjadi sumber
perhatian saya saat melewati beberapa tempat tadi. Namun karena di situ
terdapat orang-orang yang berkehidupan jauh tidak beruntung tapi dapat begitu
bijak menyikapi hidupnya. Mereka tetap menyapa tersenyum menjajakan Koran di
lampu merah meski mohon maaf dengan kaki pincang, atau dengan menggunakan kursi
roda. Orang yang tiduran diemperan took juga begitu nyenyak tidur beralaskan
lantai dan berselimutkan koran. Ataupun mereka yang masih semangat mengayuh
bejak membawa dagangan yang menggunung di pasar dekat tugu. Pemandangan semacam
ini yang harusnya membuat kita lebih sadar akan hakekat hidup dan menjalani
kehidupan.
Banyak orang yang baru did era
masalah kecil saja sudah mulai enghakimi diri, society bahkan Tuhannya di
bawa-bawa di libatkan dalam derita masalahnya. Kadang terlihat begitu aneh
karena justru yang melakukan hal semacam ini orang tahu tentang agama dan
berpendidikan. Coba kalau kita menilik beberapa orang yang saya sebutkan di
atas ? Mereka mungkin tidak terlalu paham akan agama dan bahkan pendidikanya
rendah, tapi mereka mampu berdiri dan menunjukan kebijaksanaan.
Jadi saya merasa apa yang mungin
saya rasakan sebagai masalah saya anggap saja Tuhan sedang menunjukan
kecintaan-Nya. Saya tetap berusaha dan memang hanya itu kewajiban saya yakni
berusaha lebih bijak menyikapi kehidupan ini. Setiap orang di beri masalah yang
berbeda-beda namun dengan tujuan yang sama yakni untuk mengenal kembali cinta
Tuhan dan memahami ayat kauniyah Tuhan. Dengan gold nya kita mampu menjadi
pribadi yang membaikan kehidupan ini.
0 comments:
Post a Comment