Monday, April 30, 2012

Pahami Hidup Pahami Niat Jangan Ragu

0 comments
Pahami Hidup Pahami Niat Jangan Ragu

Adikku yang dititipkan oleh ibumu kepada ibuku,
Agar aku melebihkan perhatian baik-ku untukmu,
Sadarilah bahwa,,
Kita membutuhkan ruang untuk menampung keberadaan kita
Di dalam kehidupan ini. Ada yang membutuhkan sedikit,
Ada yang menginginkan banyak,
Dan ada yang tidak menyadari bahwa dia telah menduduki ruang
yang seharusnya membahagiakannya.

Sebetulnya kita hanya membutuhkan ruang selebar kedua telapak kaki kita
Di ruang mana pun, tetapi untuk memasuki ruang baru yang belum kita kenal –
kita sering menuntut agar disiapkan bagi kita sebuah ruangan yang lebih luas.

Sebetulnya tidak ada kekuatan di luar diri ini yang bisa menghalangi
Keputusan hati kita untuk pindah dan memasuki ruang baru yang lebih baik;
Tetapi … walaupun penting dan harus – kita masih saja berkutat dalam keraguan,
Seolah untuk itu kita membutuhkan tenaga yang sebanding
Dengan kekuatan untuk memindahkan gunung.

Sebetulnya setiap ruangan memiliki setidaknya satu pintu masuk,
Yang belum tentu terkunci, dan jika terkunci pun –
Akan selalu ada cara untuk membukanya.

Tetapi, sebuah ruangan yang tidak berpintu pun,
Dan yang terbuka lebar, akan tampil sama tak tertembusnya
Dengan dinding bukit granit - bagi hati yang menggunakan
Formula pikir dan peta rasa yang usang,

Yang selama ini membuatnya merasa lebih tua
Dari kebanyakan orang muda yang lebih sejahtera daripada-nya.

Dan untuk sahabat kita yang terlalu berhitung seperti itu,
tanyakanlah ini kepadanya:

Jika engkau sering menari dalam teater imajinasi kreatif mu,
Dengan kebanggaan yang kau sembunyikan keangkuhannya,

Membayangkan bagaimana kau ajarkan cara-cara yang lebih baik
Kepada orang lain, menguraikan kelemahan pada pendapat orang lain,
Merincikan kekurangan yang harus diperbaiki oleh para pemimpin besar –

Jika engkau mampu untuk itu semua,

Mengapakah tidak kau gunakan kekuatan mu itu
Untuk memulai sebuah perubahan kecil
Yang akan mengantarkan mu ke ruangan yang lebih ramah
Bagi keinginan-keinginan dari hati bebas mu?

Dan ini yang aku ingatkan kepada mu; bahwa …

Bukan kurangnya pengetahuan mu yang menghalangi keberhasilan mu,
Tetapi tidak cukupnya tindakan mu.

Maka, jadilah jiwa yang lebih berani.

Dan ingatlah ini, bahwa

Bukan kurang cerdasnya pemikiran yang melambatkan perubahan hidup mu,
Tetapi kurangnya penggunaan dari pikiran dan kecerdasan mu.

Maka, … apakah langkah kecil mu yang berani,
Yang akan membangun keberadaan hidup mu –
Menjadi sejarah yang membanggakan bagi keturunan mu?

Kapankah engkau akan memulainya?

………..

Sahabat-sahabat saya yang baik hatinya,

Begitu dulu ya?

Utamakanlah yang penting bagi Anda.

Berfokuslah pada yang membesarkan Anda, dan abaikan semua yang tidak memuliakan Anda.

Hidup kita hanya satu kali, dan bukan untuk dicoba-coba hidup dalam keraguan dan kelemahan.

Kehidupan Anda terlalu penting untuk digunakan melakukan hal-hal yang kecil.

Mudah-mudahan Tuhan menjernihkan pengertian kita, untuk melihat bahwa:

Satu-satunya jalan keberanian untuk memenangkan kehidupan yang baik adalah mengikhlaskan diri untuk bersegera melakukan yang telah kita ketahui sebagai yang harus kita lakukan, dan tidak menyia-nyiakan waktu dalam keraguan yang sejatinya adalah tanda dari tidak-utuhnya iman.

Marilah kita sadari, bahwa pengertian dari kalimat bahwa ‘Tuhan akan menjadi seperti yang kita sangka’ – adalah sebetulnya DAMPAK dari persangkaan itu BAGI yang menyangka.

Tuhan dalam semua kemuliaan Beliau, tidak terkurangkan ke-Maha-an-Nya – hanya karena kita berburuk prasangka terhadap Dzat Yang Maha Agung yang sangat kita kasihi itu.

Hanya kita, yang akan memperlakukan diri kita dengan buruk, jika kita berprasangka buruk terhadap Tuhan.
Tetapi Tuhan tetap Maha Mulia.

Hanya kita, yang akan memperlakukan kehidupan dengan tidak adil, jika kita menyangka bahwa Tuhan telah berlaku tidak adil.
Tetapi Tuhan tetap Maha Adil dan Maha Pengasih.

Dan hanya kita, yang berlaku seperti orang tak bertelinga dan tak bermata, jika kita menduga bahwa Tuhan tidak mendengar dan tidak memperhatikan.
Tetapi Tuhan tetap Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.

Maka,

Kita dan kehidupan kita akan utuh, lengkap, damai, sejahtera, cemerlang, dan dimuliakan - jika kita ikhlas menerima sifat-sifat ke-Maha-an Tuhan dengan selengkap dan seutuhnya.

Dan dia yang sudah seutuhnya berserah, tidak akan ada baginya kekhawatiran, keraguan, dan ketakutan.

Dan keberanian, adalah keadaan yang tanpa ketidak-beranian.

Dan dengannya, sebetulnya …

Keberanian adalah tanda iman.

………..

Sahabat saya yang hatinya baik,

Marilah kita mengkekasihkan diri kepada Tuhan.

Saya berharap bahwa Anda tetap berkenan untuk menjadi sahabat baik saya.

Sampai kita berjabat-tangan nanti.

Wednesday, April 25, 2012

Pagi Ini

0 comments
Pagi ini
Terbangun saat fajar masih malu dan enggan tersenyum
Menikmati angin malam yang masih terasa asing ditubuhku
Kelap-kelip bintang seakan menari indah dengan nada-nada hening
Memikirkan seharusnya tak ku lakukan
Membayangkan seharusnya tak lagi ku lakukan
Masa depan hanya milik Dia
Masa depan hanya rencana Dia
Semua harusnya tinggal ku pasrahkan
Semua harusnya tinggal ku nikmati irama kehidupan saat ini
Yaa saat ini, seperti ini, dan sekarang ini
Dengan segala kebodohan dan kenaifanku
Harusnya mala mini ku isi dengan nyanyian pujian dan syukur
Harusnya mala mini tak lagi jadi cercaan dan hinaan akan nasib
Semua telah ku jalani, semua telah berlalu
Entah kapan saat nya diri ini akan berubah menjadi lebih baik

Tuesday, April 24, 2012

IBUKU

0 comments
Yogyakarta,11-04-2011
10.40  WIB

Ibuku
Mentari yang cerah masih bisa tertutup awan hitam pekat
Gunung tinggi tiada mampu menandingi besarnya kasih sayangmu
Jalan panjang yang berliku takan menyurutkanmu melangkah
Demi sejengkal asa anakmu

Demi masa depan yang engkau gantungkan akan kebahagiaan
Kelelahan dan keletihan tiada menghalangimu untuk tetap bersemangat
Memberi senyuman dan candaan kepada anakmu
Ibuku sayang, ibuku tercinta, aku kangen
Maafkan anakmu yang lupa akan kasihmu
Ibuku izinkan ku membahagiakanmu dengan caraku
Ibu jangan menangis lagi, ibuku yang manis jangan bersedih lagi
Aku menyangimu bu....
Ibu segalanya buatku

Friday, April 6, 2012

0 comments

Puisi Penyesalan

0 comments
Penyesalan


Harus di ujung dunia mana ku curahkan sesalku
Harus dengan cara apa ku bingkai diri agar pantas untukmu
Ketika kata maaf hanya sebagai symbol kesalahan diri
Ketika relung hati terpaut emosi
Berbagai kata bijak tak lagi bernilai sebagai penyejuk hati
Yang ada hanya sesal tiada arti atas kesalahan sang diri
Semua telah terjadi terbawa derasnya emosi
Kini tinggal setitik asa untuk bisa kembali memperbaiiki diri
Perjalanan hidup masih sangat jauh
Curam dan terjalnya belum terlewati
Kita baru tergelincir batu kecil dan tersandung akar rumput liar
Keras dan besarnya batu cobaan belum kita rasakan
Namun sesalku tetap di puncak sang diri
Biarlah ini menjadi puncak akan ketidak mampuanku mengkontrol diri
Akan  meleleh dan melebur kembali dan takan terulang lagi