Tuesday, January 8, 2013

Jangan Focuskan hanya pada bercak tinta saja.

0 comments
Jangan Focuskan pada Bercak tinta itu.
Pepatah zaman dahulu bilang gajah di pelupuk mata tak terlihat semut di ujung lautan terlihat. Ini menggambarkan kondisi masyrakat saat ini. Masyarakat sekarang lebih suka mengkorek-korak kekurangan orang lain ketimbang kelebihannya. Pola piker semacam ini agaknya sudah mengakar di benak masyarakat yang katanya rama-ramah ini. Orang berbuat baik di negeri ini di curiai, berbuat salah dihakimi seenaknya sendiri. Cara pandang masyarakat negeri ini rasanya memang telah terpengaruh pola pikir dangkal dan instan dalam menyimpulkan suatu perkara atau hal.
Masyarakat bangsa ini juga rasanya enggan untuk mau melihat potensi masing-masing orang. Sehingga semakin hari nasib negeri ini semakin tidak tentu. Bayangkan saja korupsi hampir terjadi disemua sistem pemerintahan negeri ini. Dari tinggkat RT sampai pejabat yang nota bene memiliki pendidikan tinggi namun bermoral rendahan. Akhir-akhir ini nasib persepakbolaan tanah air kembali di terpa masalah sanksi FIFA, semua itu sebenarnya mereka yang berkisruh hanya mau melihat keurukan hanya mau melihat semut. Padahal jika mau melihat gajah di depan mata hal semacam ini dapat terhindarkan. Yang menjadi korban bukan hanya potensi anak muda namun harga diri bangsa. Potensi anak negeri ini mau sampai kapan terpendam? Mau sampai kapan para petinggi negeri ini mau sadar dan menerapkan demokrasi yang sesungguhnya. Yakni dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Pandangan yang hanya mau melihat keburukan tanpa mau melihat kebaikan ini telah menginfeksi kaum muda juga. Bisa kita lihat makin maraknya kasus tawuran antar pelajar, pembunuhan dan perampokan yang di lakukan anak usia belasan.hanya karena masalah sepele mudah sekali tersulut emosinya. Dendam pada dasarnya kurang mau membuka melihat gajah tadi. Ya berupa kebaikannya, atau jasanya. Tawuran, perampokan yang ada di pikiran mereka hanya melihat yang namanya kekeurangan, dia seperti ini, sekolah ini seperti ini. Sehingga temperamental akan dengan mudah bergejolak jika yang kita pikirkan hanyalah kekuaran satu sama lain.  Ini merupakan suatu problema yang mestinya kita hadapi bersama-sama. Semua stackholder dan kalangan masyarakat bahu membahu menjadi control agar kedepannya anak negeri ini tidak semakin parah kebobrokan moralnya.
Negeri ini rasanya sudah di puncaknya kebejatan moral, dan saya harap memang seperti itu. Dan kedepannya tidak ada lagi kebobrokan-kebobrokan lainya yang membuat pertiwi ini menangis darah. Cukup sampai di sini saja dan kembalilah ke posisi semula. Dimana negeri ini sebagai kibletnya budaya ramah tamah, sopan santun, toleransi dan saling menghargai satu sama lain. Budaya menghargai satu sama lain inilah yang akan memunculkan gajah yang di pelupuk mata tadi sehingga kehidupan bermasyrakat berbangsa dan benrnegara berjalan harmonis dan selaras dengan cita-cita leluhur. Menjadikan Indonesia raya jaya, menjadikan Indonesia raya makmur. Jika sduah speerti ini kita mampu hidup saling berdampingan satu sama lain, tanpa mempedulikan kamu kurang ini atau itu. Semuanya saling melengkapi satu sama lain. Itulah prinsip hidup bermasyarakat. 

0 comments:

Post a Comment