Saturday, February 23, 2013

Sajak Tanpa Rasa

0 comments

Aku Mencintaimu dengan Caraku
Jika saja aku ini mentari ku akan selalu menyinari tiap langkahmu
Jika saja aku ini alunan nada-nada aku akan selalu menyemarakan sepi dan sunyimu
Jika saja aku ini air aku akan selalu ada saat engkau dahaga
Jika saja aku ini bintang aku akan memberikan warna saat redup malammu
Jika saja aku ini rembulan aku akan menerangi gelap malammu
Aahhh nyatanya aku bukan siapa-siapa di duniamu
Inilah aku yang mencintaimu dengan caraku


Tuesday, February 19, 2013

Kekuatan Sugesti apa kehendak Tuhan?

0 comments


Dua pandangan ini memang agak sulit untuk mengklaisifikasikannya. Namun pada hakekatnya dua pandangan ini secara kebermaknaan memiliki makna yang saling keterkaitan. Namun jika kita tidak secara sadar untuk menilai dan mengawasinya kita cenderung begitu angkuh dan sangat congkak. Tidak jarang kita menganggap kekuatan sugesti itu begitu luar biasa. Sampai-sampai kita kadang melupakan esensi kekuatan besar yang menggerakan adanya sugesti tersebut.
Sugesti memang perlu dan sangat perlu apalagi konteksnya positive thinking dan positive feeling.  Karena dengan sugesti atau kekuatan niat gunung yang tinggi bisa kita daki. Lautan dalam bisa di sebrangi. Agak sediit dangdut memang kata-kata itu namun nyata seperti itu. sugesti ini yang menggerakan orang yang tadinya tak bersemangat menjadi begitu berkobar-kobar semangatnya. Orang yang psimis tiba-tiba menjadi begitu optimis.
Kekuatan semacam inilah yang sering kali disalah gunakan oleh orang-orang radikal dalam menjaring anak-anak muda untuk menjadi pengantin (Subjek bom bunuh diri). Karean mereka ternyata memahami bahwa hanya dengan kata-kata saja atau sugesti tanpa mengekurakan modal yang terlalu tinggi niat jahatnya dapat terealisasi dengan mudahnya.  Sehingga orang yang tersugesti akan begitu berkobar-kobar untuk melakukan apa yang diyakini nya sebagai suatu kebenaran. Karean memang telah tertanam di dalam alam bawah sadarnya (unconcius mind). Sehingga arah geraknya dan pola pikirnya tidak lagi di padukan dengan kenyataan hidup. Nah inilah yang terkdang emnjadi permasalahan dalam manajemen sugesti.
Sugesti ini juga yang mengantarkan Rhonda Byene mengarang sebuah buku yang begitu fenomenal. Buku yang membahas bagaimana kekuatan pikiran, bagaimana kekuatan sugesti mampu merubah apa yang kita pikirkan. The secret, iya buku yang begitu fenomenal itu membahas tentang bagaimana pikiran kita mampu mewujudkan dan mengantarkan kita pada apa yang kita mau. Apa yang kita tanam di pikiran, entah itu kejelekan antah itu kebaikan. Ketika memikirkan yang baik makan akan dapat yang baik juga. Ketika memikirkan yang buruk maka akan dapat yang buruk juga. Hal semacam ini sering di sebut sebgai hukum tarik menarik (law of attraction).
Namun disadari atau tidak kita sebenarnya sering mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan beda konteks ataupun kondisi dan keinginan kita. Pertanyaannya apakah itu hanya murni kekuatan sugesti yang ada dipikiran kita? Saya rasa tidak, ilmu pengetahuan akan selamanya terus berkembang sesuai dengan tuntunan zaman. Kalau di the secret mencoba menguak bagaimana ketika apa yang kita pikirkan kemudian akan jadi kenyataan. Seiring dengan perkembanganya, ada yang lebih dari itu yakni apa yang kita rasakan akan menajdi kenyataan. Namun kembali lagi apa kita punya otoritas untuk mengakui kalau semua itu hasil dari apa yang kita pikirkan? Hasil yang kita rasakan?
Erbe Sentanu dalam bukunya Quantum Ikhlas juga menjelaskan tentang bagaimana kekuatan sugesti ini yang membawa orang-orang yang ikut trainernya di kata hati institute mampu berubah dengan segitu cepat dan mudahnya. Namun perbedaan yang terletak dari the secret dan Quantum Ikhlas lebih menekankan ke sisi religiusitas. Sisi inilah yang sering dilupakan oleh ilmuan dan para pengarang yang terlahir di barat. Keegoisan mereka mendewakan logika, kadang juga mengantarkan mereka untuk menjadi manusia tak Ber-Tuhan.
Iya mendewakan logika dan perasaan kita memang sebuah kekonyolan yang menurut saya akan menjadi boomerang bagi diri sendiri. Menjadikan kita congkak dan sombong akan segala yang kita dapatkan. Ini merupakan tantangan besar bagi kita yang hidup di zaman yang serba menuntut kita untuk bisa tampil gengsi, tambil berbeda, tampil sejahtera. Ini yang sering kali memuat mata hati kita bisa jadi tertutup untuk melihat ada kekuatan besar yang harus kita sadari. Iya kekuatan itu berupa kekuatan Tuhan.
Seberapa hebat dan cerdasnya kita mengolah logika dan memandang segalanya dengan konsep matematis logika. Pasti logika akan terbantahkan dengan segitu mudahnya. Kita mendewakan perasaan positif kita namun tanpa adanya yang menggerakan perasaan kita kita mau menjadi apa?
Sejatinya kita ini hanya di beri kemudian memakai dan memanfaatkanya untuk kemaslahatan. Namun jika kita congkak dan sombong menggunakan apa yang bukan menajdi hak milik kita secara harfiah. kita sendiri yang akan menghuluskan pedang tajam dan menanjapkan di ubun-ubun kita sendiri.
Setiap apa yang kita lakuakan dan dapatkan di muka bumi ini saya yakin ada God Decision di situ. Iya kehendak Tuhanlah yang akan membawa kita menjadi apa yang kita pikirkan dan rasakan. Konsep law of attraction saja, kalau menurut saya yang muslim itu sudah ada sejak 1434 Tahun yang lalu. Di dalam ajaran kepercayaan saya “jika kita berbuat baik seberat biji zaroh kita akan mendapatkan kebaikan kebaikan, jika kita melakukan perbuatan buruk sebiji zaroh kita juga akan mendapatkan balasan (QS : Al-zalzallah 7-8). Saya rasa itu sudah begitu jelas dan sangat gamblang bagaimana menjelaskan konsep law of attraction.  Dan dalam suatu riwayat disebutkan bahwasanya ketika kita tidak mengenali diri kita maka kita tidak akan mengenal Tuhannya. Ini lebih merujuk bagaimana seni mengolah potensi yang ada di diri kita namun tidak terlepas dari sifat sombong atau congkak. Karena kita memang tidak lepas dari kehendak Sang Maha Kuasa.
Dalam agama lain pun mungkin saja di ajarkan bagaimana mereka dia njurkan untuk berpikir positif. Bagaimana mereka harus menempatkan Tuhan diatas segalanya. Bukan logika atau perasaan yang harusnya bertahta di diri kita. tetapi kekuatan Tuhan lah yang menjadikan kita mampu berpikir dan mampu merasakan.
Tugas kita tidak lain hanyalah berusaha, selebihnya itu bukan urusan kita. Pepatah  saya lupa namanya pernah berpesan dalam hidup ini jangan pernah mengharapkan suatu keajaiban, tetapi apa yang terjadi di dunia atau diri kamu itu sebuah keajaiban (campur tangan Tuhan/kehendak Tuhan). Dengan seperti itu kita tidak akan menjadikan sesuatu yang ahakekatnya kecil di diri kita kemudian kita secara terang-terangan menyombongkan diri kita.
Begitu banyak contohnya, orang sakit misalnya tidak mau minum obat. Kemudian karena keyakinannya dan sugestinya dia berkata dalam sugestinya saya tidak sakit saya sembuh tanpa obat. Kemudian dia sembuh. Apakah itu murni kekuatan sugesti? Salah saya jawab dan sangat kebelinger kalu menurut saya, itu sebanarnya  karena kasih sayang Tuhan menjadikan kita sehat. Kalau Tuhan tak menizinkan kita untuk sehat kita tidak akan sehat saya jamin itu. Terapi apapun itu jenisnya, entah berpikir positif, berperasaan positif kalau Tuhan tidak mengizinkan semuanya itu hanya sia-sia belaka. Pikiran, perasaan atau apalah sejenisnya itu hanya alat Tuhan mengantarkan kita. Benar-benar bukan kuasa atau kekautan kita sepenuhnya.
Marilah kita menjadikan potensi yang ada di diri kita sebagai pencapaian rasa syukur kita yang sepnatas nya di sampaikan hanya kepada Dia yang memberikan kita kehidupan, memberikan kita kesempatan. Semata-mata bukan karena kehebatan kita. kita bukan siapa-siapa untuk bisa seperti itu.
Berikut saya ceritakan hasil dongengan cak nun yang kemaren sempat saya dongenkan kepada teman-teman diskusi saya. Semoga pintu hati kita, pikiran kita makin terbuka lebar. Kurang lebihnya seperti ini.
Pada suatu waktu saat itu nabi musa menjadi panglima perang. Dan sedang di kejar-kejar oleh tentara firaun. Tiba-tiba di tengah perjalanan perut belaiu sakit entah itu mencret atau diare, yang jelas perut nabi musa melilit kesakitan. Lantas nabi musa protes ke Tuhan, ya Tuhan saya ini lagi dikejar-kejar tentara firaun kok malah sakit perut begini Tuhan. Saya mohon obat untuk menyembuhkan sakit perutku ini. Dan Tuhan sekitika itu menjawab, naikalah ke puncak bukit itu dan kamu makan daun yang ada di bukit itu. seketika itu musa bergegas naik gunung. Sampai di gunung dan belum sempat makan daunya perut musa sembuh. Dan dia pun lari kebawah lagi menemui tentaranya, sampai dibawah perut Musa itu sakit lagi, lalu musa tanpa berpikir panjang langsung naik ke gunung dan memakan daun itu yang rasanya begitu pahit. Musa tidak peduli sehelai demi helai dia makan daun itu. namun perutnya tak kunjung sembuh. Dan musa protes lagi ke Tuhan, ya Tuhan kenapa aku sudah makan daun ini banyak banget namun tak kunjung sembuh? Tadi Kau bilang aku suruh makan daun ini. Tuhan menjawab “lah yang pertama kali tadi itu kan kamu meohon kepadaku,? Lah yang kedua kali itu kamu tidak memohon kepadaku kok. Kamu kan langsung naik keatas, kamu pikir daun itu bisa menyembuhkan rasa sakitmu? Tidak bukan daun itu, daun itu hanya perantara. Terserah Aku mau menyembuhkan mu lewat apa, lewat daun, mau lewat tempeleng kamu, lewat apa saja terserah Aku.
Nah itulah kurang lebihnya sekilas cerita yang disampaikan caknun yang agak saya lebaykan. Dari situ saya mencoba menganalogikan daun itu sebagai, ilmu kita, sugesti kita, kekuatan pikiran kita. ternyata bukan itu yang hendak mengantarkan kita menjadi lebih baik, itu hanya perantara dari Tuhan. Tetapi Tuhanlah yang berkendak atas segalanya. Jadi marilah kita tidak terlalu angkuh mendewakan segala kemampuan yang kita miliki. Berendah hati dan tetap bersyukur. Dan Tuhanlah yang mengatur sendi-sendi kehidupan kita. kita hanya menjalani sebuah sketsa yang sudah tergambar oleh-Nya.

0 comments
Sajaku Langit Gelap
Bukan lagi tentang perasaan duka ataupun bahagia
Bukan lagi tentang buruk ataupun tentang baik
Ini tentang langit gelap siang itu
Gemuruh langit itu atau angin itu
Gelegar petir itu menyambar-nyambar entah kemana ujung dan tujuanya
Duka dan gembira itu kini melebur menjadi Syukur
Syukur itu mnjadi kan semuanya nampak begitu indah
Kau petir, Kau angin, dan Kau Hujan engkau adalah aku
Aku adalah bagian Dia
Dia adalah Dia yang berdiri sendiri tanpa dimensi Ruang dan waktu

Monday, February 18, 2013

CINTA?? GAK TAHU.!

0 comments

Cinta memenag merupakan suatu rasa dimana seorang bisa merasakan Nyaman dan nyambung. Orang yang cinta terkadang juga di butakan dengan kondisi apapun semua dilakukan atas nama cinta. Penyair berkata cinta itu buta. Bisa jadi benar juga, karena konon orang yang lagi dimabuk cinta tai kucing rasa coklat. Wah gila juga kalau kaya gini caranya. Bang haji Rhoma Irama berkata hidup tanpa cinta bagai taman tak berbungga. Selain itu juga lirik-lirik lagu-lagu sekarng juga lebih kental dengan kata cinta. Entah itu lagu remaja, anak-anak atau bahkan lansia. Semuanya dicekoki dengan kata-kata cinta. Bahkan saya bisa yakin mereka pun belum tentu bisa dan sanggup mendefinisikan cinta dan mengaplikasikan cinta secara benar.
Kesalahan memaknai cinta terkadang membuat seseorang bisa terjebak dalam suatu kondisi cinta palsu. Banyak orang yang terkadang mencintai seseorang karena kasihan, karena iba, karena nafsu, dank arena-karena lainya. Tapi yang pasti saya kurang setuju kalau ada orang yang masih menjalin hubungan atau mendekati dalam tanda kutip pacaran. Kemudian sudah sok-sokan mengatakan aku mencintainya karena Tuhan. Giliran di tolak, giliran di putus sakit hati, menggerutu dan lain sebagainya. Apakah itu yang dibilang mencintai karena Tuhan?  Saya pun pernah menjadi orang yang sok-sokan mencintai karena Tuhan, ternyata bukan karena Tuhan lebih karena nafsu. Ibadah karean Tuhan saja saya masih jauh.
Dalam sendi-sendi kehidupan ini  banyak terjadi juga orang melakukan segala sesuatu bersembunyi dan beralibi atas nama cinta. Jadi yang terjadi banyak wanita yang terjerat pada atas naman cinta kemudian bunting dan bingung akhirnya aborsi. Mengatasnamakan cinta kemudian sebagai dasar free sex? Prinsip konyol macam apa cinta yang dimaknai? Mengatasnamakan cinta mengkebiri hak pasangan itu jugakah cinta? Kalau jawabannya iya mending saya sarankan anda untuk ambil penggorengan dan pukulkan di kepala anda biar segera sadar.
Kiai Surya Mataram pernah berkata dalam wejangannya. Kalau ada orang yang pergi membelikan sesuatu ke pasangannya kemudia pasangannya mencaci yang di belinya. Kemudian dia marah karena merasa tidak di hargai. Ini kah cinta? Bukan pastinya ini lebih ke suatu proses jual beli. Iya saya membayar dengan oleh-oleh tadi dan engkau membalasnya dengan rasa senang, tersenyum, tertawa bahagia dan berterimaksih.
Lalu anda-anda mungkin bertanya-tanya lalu cinta itu yang kaya gimana? Cinta yang sejati yang kaya gimana? Loh kok kepo banget kaya dora? Cinta itu bukan soal pertanyaan apa, kenapa, bagaimana, berapa, atau diamana?
Cinta itu soal menjalani dengan sepenuh hati, dengan menyadari segala kesempurnaan dan kekuranganya. Cinta juga bukan soal hitung-hitungan. Karena cinta itu bukan kalkulasi angka. cinta juga bukanlah suatu hal yang objektif yang bisa kita ukur-ukur senaknya sendiri. Cinta itu suatu yang subjektif namun berdampak objektif.  Dalam cinta juga sebenarnya tidak mengenal pengorbanan. Jika di zaman sekarang ada yang bilang kalau cinta itu harus berkorban. saya memang kurang setuju. Selain itu juga mbah sujiwo tedjo pernah bilang kalau cinta butuh pengorbanan itu bullshit.
Kenyataannya memang benar ketika kita menganggap apa yang kita lakukan ke orang yang kita cintai dengan berdalih berkorban. Secara arti ketika ada pengorabanan maka harus ada yang di dapatkan dari pengorbanan itu. Kita mengorbankan nyawa kita demi kemerdekaan, kita menharapkan kemerdekaan. Ada maksud terselubung dibalik bersemayamnya kata berkorban. Berkorban orentasinya pada suatu kalkulasi matematis yang mengharuskan ada hasil yang di dapatkan, kalau tidak mendapatkan hasil kita menggerutu. Kamu kok tidak mengahrgai pengorbananku? Aku sudah berusaha berkorban demi kamu kok kamu malah seperti ini seperti itu.
Ketika sejatinya kita mencintai yang akan kita dapatkan harusnya suatu ketenangan rasa bahagia. namun jika yang kita dapatkan hanya menggerutu itu perlu di salami lagi kebermaknaan cintanya. Pernah di bilangi seorang maaf sudah menggangu? Maaf sudah menyakiti? Maaf sudah ini sudah itu? Saya yakin anda dan saya sering mendengar statmen semcam itu. kalau dalam cinta sejatinya tidak mengenal semacam itu. Menggangu itu orentasinya pada suatu maksud bahwa seseorang telah berkorban. Tidak sama sekali sebenranya, ketika dilakukan dengan dasar cinta.
Karena ketika melakukan sesuatunya dengan dasar cinta itu akan merasa bahagia dan enak sendiri. Tidak akan merasa terbebani ataupu yang lainya. Sbenarnya saya pun masih sangat bingung berbicara dengan konteks cinta. Karena cinta itu sesuatu yang sangat sensitive. Tulisan-tulisan ngawur ku jarang yang bertemakan cinta, karena saya sendiri belum mampu mengaplikasikan cinta dalam keseharianku. Tapi sedikit ini semoga membuat kita belajar bersama menyempurnakan cinta.

Saturday, February 16, 2013

Hidupku gak tenang di era Modern

0 comments
Dizaman yang serba canggih dan modern ini rasanya kebahagian manusia makin terkebiri oleh hal-hal yang bersifat tak nyata. Manusia makin di sibukan dengan segala hal yang berbau teknologi dan manusia juga di batasi ruang geraknya untuk berdiri sendiri seutuhnya. Manusia di tuntut untuk ikut mengikuti arus zaman yang mau tidak mau memaksa manusia untuk bertingkah seperti orang modern.

Manusia sekarang rasanya aneh kalau ditanya punya facebook atau twitter? Kemudian jawab tidak punya. Manusia terlihat sangat pahpoh atau sangat ketinggalan ketika ditanya nomor handphone dan dijawab gak punya handphone. Iya itu kenyataan yang mau tidak mau harus di tanggung oleh manusia di abad 20 an ini. dengan kata-kata modern manusia benar-benar merubah segala tingkah lakunya atas nama modern.

Sebenarnya ini semacam permasalahan kejiwaan. Iya karena secara tidak sadar manusia mengikuti perkembangan zaman itu tanpa mau menyadarinya. Hanya ikut trend dan life style. Kalau begitu alasanya benar sekali itu merupakan permasalahan kejiwaan. Permasalahan mental yang seharus dan baiknya di selesaikan. Bayangkan saja misalnya seorang yang berpengahsilan pas-pasan uangnya habis untuk beli pulsa hanya demi membalasi sms atau sekedar like status orang. Secara keuntungan apa yang di dapat? Menjalin persaudaraan? Menjalin hubungan ke orang lain secara maya? Terus yang nyata di tinggalin?

Terkadang saya sendiri juga merasakan betapa kita begitu kecanduan dengan hal semcam itu. Sehari tidak membuka facebook atau twitter itu rasanya kaya tidak tenang. Kalau handphone ketinggalan sudah seperti orang kebakaran jenggot, gelisah padahal tidak ada orang penting yang bener-bener penting yang hendak menghubungi. Permasalahan ini juga kan yang saya yakin mendera anda-anda semua. Terutama yang mengaku sok modern, ikut perkembangan zaman.Padahal jujur saja tanpa facebook, twitter atau handphone kita masih bisa hidup.

Kita ini memang cenderung menjadi pribadi yang suka sok mengikat-ikatkan segala hal. Kita menjadi pribadi yang sering kali di buat-buat pebuh dengan kepalsuan. Bisa dibayangkan untuk menulis status saja kita membutuhkan waktu yang lama agar terkesan bijaksana atau keren. Motiv dan tujuan utamanya apa sebenarnya kita itu melakukan hal semcam itu? 

Ketenangan dan kebebasan kita saat ini memang benar-benar sedang perlahan terenggut oleh kemodern zaman. Entah karena kita yang terlalu over menerima semua kecanggihan ini? Atau memang sudah saat nya kita menjadi manusia-manusia yang tak berkualitas? Entahlah yang jelas alasan itu ada pada masing-masing kita. 

Pada dasarnya modern itu mempermudah manusia untuk melakukan segala sesuatunya dengan cara yang bisa di bilang cepat dan mudah. Modern mencoba membuat kehidupan manusia terfasilitasi untuk melakukan segalanya dengan lebih baik. Namun ironisnya benar-benar berbalik 180 derajat. Apakah kita yang suka menyalahkan artikan sesuatu hal? Kita memang cenderung salah kaprah,? 

Saya mencoba mengkomparasikan kehidupan sekarang dengan zaman dahulu. Dahulu orang kalau sednag diajak ngobrol focusnya itu tinggi dan ngobrol dengan sepenuh hati. Pikiran dan perasaanya tercurahkan pada lawan ngobrolnya. Sehingga komunikasi yang terjalin begitu kuat. Namun bayangkan sekarang orang sedang diajak ngobrol serius saja masih di selingi dengan bunyi sms atau sejenisnya. Hal semcam ini bukan saja dilakukan orang yang secara latar belakan pendidikan rendah tetapi orang-orang yang notabene berpendidikan tinggipun tak mampu mengkontrol hal semcam ini. Saya sendiri contohnya dan anda bisa jadi lebih parah.

Orang sekarang kalau duduk pasti yang dikeluarkan bukan omongan tapi handphone, pencet sana pencet sini padahal kosong. Anda sering melakukan hal semacam ini? kalau iya berarti kita sama. Iya sama-sama hidup tidak tenang di zaman modern. Kalau orang dulu ketika sendirian mereka menatap alam dan belajar dari alam. Sekarang yang dilihat handphone, saya kira lama-kelamaan orang lupa arah karena yang dilihat hanya benda kecil itu saja. 

Bentuk-bentuk pelarian diri ini yang kurang mampu di sadari oleh kita terutama sebagai kaum muda. Padahal kalau saja kita mampu menyadari hakekat setiap kemajuan zaman kita akan lebih tanggap dan mampu mempergunakan segala sesuatunya sebagaimana semestinya. Kenyataannya dan kenyataanya?? sekian semoag kita lebih sadar.

Friday, February 15, 2013

0 comments
Andai Saja
Andai saja aku bisa mngulang waktu itu
Andai saja aku terlahir lagi
Andai saja aku bisa memilih untuk terlahir dimana
Andai saja aku bisa dengan instan merubah
Andai saja aku milioner yang kaya raya
Andai saja saya bajingan yang berbuat semena-mena
Andai saja aku Asu yang hina dimata manusia
Andai saja aku malakaikat yang bisa berbuat baik selamanya
Andai saja aku iblis yang berbuat jahat selamanya
Andai saja aku malam yang pekat
Andai saja aku siang yang terang benderang
Sial semuanya itu hanya andai-andai disiang bolong atas mimpi dan derita yang sengaja ku balut
Luka parah yang tak terlihat
Derita mendalam yang kian menjerat
Kegoblokan sifat dan sikap yang ku milki
Nyatanya aku bukan siapa-siapa untuk berandai-andai.


Aku dan Dia

0 comments

Dia sayang ma aku Dia Tuhanku
Yang hadir saat aku lemah dan kuat
Meski aku hanya datang untuk-Nya saat aku butuh saja
Saat aku lemah dan tak berdaya aku datang pada-Nya
dengan nada lirih aku berbisik memohon kepada-Nya
Yaa inilah aku aku seakan-akan suka bercanda dan bermain-main dengan Tuhan
Aku sebenarnya malu menjadi hamba yang banyak ku inginkan
Tapi aku juga kadang bingung karena hanya Tuhan yang mau menerima aku apa adanya
Sehingga semua rasaku, ku curahkan kepada-Nya
Ketika ku sedih Tuhan tersenyum dan menghiburku lewat saudara-saudaraku
yang tiap hari mengais sesuap nasi dengan susah payah tapi masih tersenyum ikhlas
saudaraku yang terkena bencana yang masih tersenyum dengan ujian dan cobaan yang berat dan belum seberapa dibanding aku.
Ketika aku marah Tuhan memelukku dengan erat lewat kesabaran orang-orang yang begitu pelik menghadapi kehidupanya
Ketika aku mencoba putus asa Tuhan menasehatiku lewat adik-adik panti yang hidup tegar
Katika aku mencoba berhenti di jalan ini Tuhan kembali menyadarkan ku lewat orang yang tanpa kakipun bisa berlari..
Malu rasanya,
Tuhan maafkanlah hamba yang masih senang bercanda dan bermain-main dengan –Mu dengan
segala aturan-Mu...

Tuesday, February 12, 2013

Kamu itu jangan sok Cool deh kalau pada hakekatnya kamu itu hot

0 comments


Kata itu muncul pada saat saya membaca sebuah status mas Prie GS. Iya mas prie merupakan sosok yang saya kagumi dari bahasa tulisannya yang ringan tapi menggelitik. Tulisan itu berasa mak jleb (mengena), bagi sebagian orang membaca hal tersirat dalam tulisan orang yang dalam bentuk kata-kata mungkin sulit. Alhamdulillah saya suka dengan kengawuran saya suka mengada-ada hal yang terisrat dalam sebuah tulisan atau hanya kata-kata kecil dari seseorang.
Dalam sendi kehidupan social menag tidak jarang orang yang dengan sengaja metubah penampilannya agar terlihat atau terkesan seperti ini atau seperti itu. Tahukan itu kadang Cuma bikin seseorang tersebut tampak begitu konyol dan tak berkarakter sama sekali, apalagi kalau yang di tiru itu sosok yang notabene agaknya dipandang kurang sreg atau negative. Merubah atau berubah memang seatu keharusan yang harus dijalanai sebagai rangkaian perjalanan hidup seorang manusia. Berubah itu baik dan sangat dianjurkan ketika perubahan itu berdampak pada suatu yang lebih positif. Tapi kalau yang dilakukan sebagai suatu tindakan sok, ya perlu di pertanyaakan dan penampakannyapun kurang sedap dipandang.
Merubah karakter seseorang bukanlah perkara yang mudah. Agaknya inilah yang sedang ditekankan oleh bangsa ini yakni berupa pendidikan karakter. Iya pendidikan yang begitu mendasar kepada genarasi saat ini. Karena rasa-rasanya pemuda di era sekarang tiada memiliki karakter yang kuat sebagai identitasnya sebagai seorang yang memiliki kebudayaan yang luhur dan baik. Kita sebenarnya sadar bahwasanya budaya ketimuran adalah budaya yang begitu indah dan memilki nilai moral yang begitu tinggi dari budaya-budaya yang ada diseluruh dunia. Namun kenapa untuk mengaplikasikan budaya semacam ini kita agaknya stress dan kurang greget dan memilih hidup dengan cara yang sok kebaratan, cuek dan idividualisme?
Budaya menunduk, menyapa kepada orang lain saat melintas di depan orang yang lagi duduk bisa kita hitung sendiri berapa yang masih menarapkan kebiasaan menghormati ini. Menyapa, menyalami dan tebar senyuman sapa, ini juga menjadi sangat langka. Kita cenderung sok sibuk dan seakan-akan punya kepentingan yang begitu padat sehingga untuk menyapa saja malas.
Beruntungnya kita dikota ini terselamatkan oleh beberapa minimarket yang ketika kita masuk selalu menyapa dan menebarkan senyum sapa. Meskipun ini sebagai suatu standar operasional bekerja namun saya akui saya merasa budaya Indonesia masih ada di negeri ini. Budaya ketimuran masih bisa dan indah di terapkan di modernisasi zaman. Disamping beberapa minimarket tesrsebut ada juga yang melakukan hal yang sama sebagai SOP suatu perusahaan yakni SBBU, iya hampir semua sppbu di Indonesia melakukan hal yang sama, senyum, sapa.
Namun terkadang memang janggal suatu hal yang dipaksakan bukan di tanamkan. Meskipun agaknya nampak seperti sudah memenuhi standard tetapi jika kita mau menilik lebih lanjut terkesan penuh dengan terpaksa. Terutama bagi mereka yang memang mungkin sejak dari dulu pendidikan karakternya masih kurang. Semisalnya pejabat, mereka itu di training untuk tidak korupsi dan secara SOP sangat dilarang. Bahkan semboyan partaipun meneriakna janagn korupsi namun dimana-mana yang namanya karate itu tidak bisa di rubah dalam hitungan detik, menit, hari, minggu, bulan bahkan tahun. Tetapi memang butuh waktu yang bertahap untuk merubahnya. Jadi memang sudah menjadi habbit bukan suatu pressing dari pihak manapun. Ketika suatu perilaku telah menjadi habbit yang terjadi adalah keselarasan sikap dan manifestasi perilaku yang di timbulkan.
Beberapa bulan ini saya memperhatikan seorang gadis karyawan di sebuah sppbu di Jl. Kusuma Negara. Alasan utmanya bukan karena dia cantik, atau apalah. Namun lebih karena karakternya yang membuat saya ketika hendak membeli bensin di situ selalu mencatat setiap perubahan yang terjadi. Namun ternyata agaknya sulit menilainya karena perubahan yang saya harapkan tiada pernah kunjung. Gadis itu selalu dengan karakternya, yang bagi saya itu merupakan bentuk pemaksaan atas dasar SOP. Keterpaksaan inilah yang menjadi seni tersendiri ketika si gadis menyapa konsumennya. Rona wajah yang terpaksa begitu terlihat jelas. Entah itu karaternya dia atau memang tiada dia mau berusaha untuk menjadikan sop itu sebagai suatu habbit yang tentunya akan menguntungkan perusahaan dan pelangan juga bukan?
Si gadis berjilbab itu kalau menyapa konsumennya dengan nada agak sinis, memberikan senyuman juga sebatas senyuman yang sama sekali tidak tulus. Mengapa saya sok bisa menilai itu senyum tulus atau tidak? Itu sebenarnya begitu mudah dari bahasa wajahnya. Dalam buku Paul Ekman, di situ dijabarkan bagaimana seni membaca emosi seseorang. Jika saya perhatikan gadis ini senyum hanya di bibir sebagai basa-basi. Karena senyum yang tulus itu kerutan dimata akan terlihat dan bibir terlihat simetris. Namun yang dilakukan gadi ini tampak begitu berbeda dengan teman-temannya. Standar Operasional yang ditetapkan agak nya tidak memberikan suatu dampak positif bagi si gadis ini. Idealnya suatu hal yang dilakukan secara terus-menerus akan secara tidak sadar membangun suatu kepribadian baru bagi seseorang. Iya jika kita mau menilik pada dasar-dasar beheviorisme namun nyatanya ini kurang berdampak pada si gadis. Ini cukup mematahkan teori Skinner, Bandura dkk juga sebenarnya yang menyebutkan kebiasaan dalam suatu hal dapat menjadikan seseorang atau individu bisa berubah. Tapi sah sah saja siapapun boleh berteori tapi terkadang teori tidak bisa digeneralisasikan secara mentah ke semua aspek budaya manusia.
Jadi inilah betapa pendidikan karate itu merupakan suatu cikal bakal yang mau tidak mau harus diterapkan pada generasi muda negeri ini. Tujuan utamanya yakni mengembalikan nilai-nilai kebudayaan yang memiliki nilai moral yang tinggi. Kita sah-sah saja menjadi atau memproklamirkan diri kita sebagai manusia modern. Namun apa untungnya jika kita menjdai manusia modern yang tak memilki nilai-nilai hidup? Modernisasi jangan menjadika kita tidak melek unggah-ungguh, modernisasi jangan menjadikan kita manusia yang sok modern kemudian melupakan penanaman nilai-nilai moral. Sehingga kerukunan hidup dapat kita capai, kehidupan social jadi lebih harmonis dan hidup berdampingan dalam perbedaan itu adalah harapan semua manusia. Mari kita wujudkan dari diri kita sendiri sebagai kaum yang memiliki jiwa muda, semangat muda, semangat membangun kea rah yang lebih baik. 

Sunday, February 10, 2013

Togel di Kaum Marjinal

2 comments

Togel adalah judi yang cukup fenomenal di negeri ini. Dari berbagai jenis judi barang kali togal inilah yang cara bermainnya cukup mudah dan menghasilkan banyak uang kata sebagian yang jadi maniak judi. Hanya dengan memasang uang yang yang jumlahnya relative sedikit kemudian akan bertambah jadi banyak dalam sekejap hanya dengan menebak atau pasang nomer. Seandainya nomernya yang di tebak bener maka uang akan kembali dalam jumlah besar. Kalaupun salah biasanya mereka tidak terlalu merasa kecewa karena yang dipasang biasanya uangnya sedikit.

Judi menang suatu hal yang tidak diperbolehkan oleh agama dan hukum yang ada di Indonesia ini. Apapun itu jenis nya judi tetap merupakan suatu aktivitas illegal yang harus di brantas di negeri ini. Judi hanya akan membuai orang dengan ekpektasi yang begitu luar biasa. Padahal dalam lagu Rhoma Irama, di tuliskan berjudi hanya membuaikan si miskin, dan memelaratkan yang kaya. Jadi sama-sama NOL hasilnya. Namun prakteknya sampai sekarang perjudian masih subur keberadaanya, baik yang tersembunyi atau yang terang-terangan di publikasikan lewat online seperti judi bola. Namun apa jadinya jika judi itu dilakukan oleh kakek umur 90 tahun? Iya togel ternyata cukup membuat si kakek di buai harapan yang begitu tinggi.

Sebut saja mbah Dum, mbah dum adalah satu dari sekian orang yang berprofesi sebagai peminta-minta di sepanjang jalanan Marioboro. Perjumpaan saya dengan mbah dum cukup berkesan pasalnya mbah dum tampak seperti seorang Syeh. Denga bertopi, membawa tas, berkopiyah dan berjenggot yang ukuranya sangat panjang untuk ukuran kakek-kakek. Perbincangan kami bermula saat mbah dum duduk kelelahan di sebuah tempat duduk yang memang di sediakan pemerintah daerah di sepanjang jalanan Marioboro. Saya menghampiri mbah dengan rasa penasaran yang luar biasa. Saya sempat di ceritakan kalau ketemu orang yang tua di marioboro bisa jadi itu akan mengajarkan mu kehidupan. Mitos itu tiba-tiba muncul di benakku untuk mendekati mbah itu. Dengan basa-basi saya mulai membuka obrlan sore hari itu dengan si mbah. Dengan bahasa kromoku yang blebotan saya mulai berkenalan dan bercerita kepada mbah. Hal yang pertama bikin aku mengkerutkan dahi dan membuka mata lebar-lebar adalah ketika mbah menyelodoriku dnegan ktp nya. Bagaimana tidak ternyata mbah itu lahiran tahun 1923. Usia yang sangat tua namun masih sanggup berjalan-jalan sepanjang jalan Marioboro. Kita saja barang kali yang masih muda bolak bali sekali saja sudah cukup membuat kita mandi keringat. Padahal mbah dum melakukanya setiap hari dan bisa sampai 2 sampai 3 kali bolak balik.

Usia 90 tahun di negeri ini rasanya sangat jarang kita jumpai. Kalaupun ada biasanya tergampar di rumah sakit atau panti jompo dan diurusin sana sini oleh perawat. Namun mbah dum masih bersemangat mencari nafkah. Memang bagi sebagian orang mengemis adalah perbuatan yang memalukan. Tapi tidak bagi sebagian yang lainya,tuntutan kehidupan selalu memaksa orang untuk harus berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam piramida maslow pun untuk mengaktualisasikan diri kita perlu memenuhi kebutuhan dasar kita berupan fisiologi seperti makan dan lainnya. Bukanya tanpa alasan mbah melakukan profesi seperti itu. Alasan utamanya karena di usianya yang sudah tua dia tidak mampu lagi untuk melakukan pekerjaan yang berat. Profesi sebgai tukang sol sepetu ia tinggalkan semenjak di tinggal istrinya di usia 80 tahun. Hidup dengan keponakan dan bukan dengan anak bukan juga menjadi pilihan namun mbah menyadari mau tidak mau harus menikmati pilhannya. Jadi setiap hari beliau mencari nafkah dengan meminta-minta, dan menunggu uluran tangan dermawan yang mau memebrinya.

Mbah dum barang kali merupakan sosok yang sangat bisa mengikuti modernisasi zaman. Saya rasa ketika datangnya togel usia mbah dum mungkin masih di kisaran 70 an. Namun yang menjadi pertanyaan siapa yang mengajarkan kakek rentang ini judi semcam itu? Itu pertanyaan yang pertama kali muncul ketika dia menghampiri seorang perempuan dan ngobrol sejenak. Setelah itu saya tanya “nopo mbah, keponakane nopo?” (kenapa mbah, itu keponakannya?). Dengan nada lirih dia bilang saya masang mas. Batinku sudah menduga togel ini, ternyata benar mbah ini masang togel. Sungguh ironis ternyata judi itu benar-benar menjalar dari semua lapisan masyarakat hingga kaum marjinal seperti mbah tadi. Kalau dikatakan hebat cukup hebat mbah du mini, dia cukup punya banyak uang entah sumbernya dari mana saja. Dalam dompetnya terdapat uang yang jumlahnya hampir satu juta lebih. Dan dia juga menunjukan seratusan ribu di kopiah hitamnya baru ada yang mengasih tadi katanya pelan. Ternyata usia 90 tahun masih paham uang juga ini mbah.

Kalau dipikir-pikir tujuan dan maksud mbah itu apa ikut judi seperti itu? Kalaupun menang buat papa uangnya diusia yang sudah sangat tua itu. Kembali saya menyimpulkan rasanya judi itu lebih sudah menjadi gaya hidup sebagian orang. Dan konyolnya mbah juga terpengaruh.  Orang yang sudah sangat tua yang saya rasa dia tidak mengetahui kalau itu judi, namun cekokan dan lingkungan membawanya mengikuti gaya semacam itu. Harapan dan buaian membawanya mau tidak mau untuk mencoba hal semacam itu untuk bisa setidaknya bisa santai kalu menang. Bagi mbahs aya kira itu arisan atau gak undian berhadiah.

Kepolosan dan keteguhannya menjalani hidup memang perlu kita contoh. Dengan kondisi apapun dia tetap semangat dan  mau berjuang mencari nafkah. Meski kadang dengan berharap belas kasihan orang dan suka agak di lebay-lebayin bahasa anak sekarangnya. Yang mulai dari jalanya begitu pelanlah, berpakaian kotor dan lesuh lah. Padahal dia bilang ke saya kalau pulang ganti baju kerena malu. Dan jalan seperti itu juga terpaksa, aslinya dia bisa berjalan lebih cepat dari itu. Tuntutan zaman kadang begitu kejam, begitu keras kakek yang harusnya beristirahat dan menikmati masa tua harus hidup dengan penuh dengan kepura-puraan. Tetapi nyatanya hidup memang seperti itu, dan saya dan anda barang kali lebih berpura-pura lagi dalam emnajalani kehidupan ini.

Saturday, February 9, 2013

Memang Salahku

0 comments

Aku tersakiti? Sepertinya tak pantas aku menyatakan itu
Aku dipuji? Rasanya tak pantas pula aku menerimanya
Lalu apa?
Ketika mereka memuji, akulah yang salah mengartikan kata lembut itu
Mereka tak pernah memuji aku saja yang tarlalu sok Hebat
Mereka menghina? Bukan.!
Aku yang terlalu berperasa dan terburu menolak nasehat yang berbeda
Mereka mengganggu? Tidak..!
Aku saja yang merasa sok sibuk dan tak mau membuka diri.
Mereka berperilaku tak sopan? Tidak..!
Mata ku saja yang terlalu sok suci menerima kenyataan berdampingan dengan sesame
Mereka bikin bising dan brisik? Tidak..!
Telinggaku saja yang terlalu sensitive menerima suara
Iya mereka yang nampak baik belum tentu baik, mereka yang burukpun begitu
Semua memang salahku, bukan dia atau mereka tapi memang aku.

Thursday, February 7, 2013

Akankah ilmu bergerak menuju titik Nol?

0 comments


Pada saat saya masih SMA guru lulusan filsafat UGM menjelaskan kepada saya, bahwa ketika guru menjelaskan kepada siswanya hanya beberapa persen saja yang bisa dipahami. Kemudian ketika kelak siswanya jadi guru akan menjelaskan kepada siswanya lagi, dan siswanya lagi akan menangkap beberapa persen lagi. Saat itu saya sudah berusaha menyimpulkan akh masa ilmu bergerak ke titik nol? Namun perjalanan hidup mengantarkan saya lebih memahami hal tersebut.
Saya merasa kini ilmu benar-benar sedang berjalan di treck yang menuju ke titik nol. Bayangkan saja minat baca manusia di era sekarang sangat rendah. Terutama di negeri ini tingkatan pelajar dan mahasiswa pun minat bacanya begitu rendah. Kaum muda-mudi negeri ini lebih suka membaca status di facebook atau media sosisal lainya ketimbang membaca buku yang mampu menopang keilmuannya. Saya sendiri merasakan begiti akutnya canduan saya terhadap media social. Hampir setiap hari tak pernah luput untuk membuka media semaam itu. Tetapi untuk membuka buku bisa dihitung jari dalam tiap bulanya.
Tingkat pergerakan ke titik nol ini makin ditunjukanya dengan adanya sebuah website yang dengan menulis sesuatu yang kita inginkan akan muncul disitu. Akhirnya timbul genarasi copy paste. Sayapun parahnya mengikuti hal semacam itu. Generasi cpy paste ini rasanya sudah menjadi habbit bagi sebagian kalangan intelek negeri ini. Hal yang instan sangat mudah digandrungi ketimbang yang memerlukan proses panjang. Rasa-rasanya juga proses tiada lagi dihargai oleh sebagian manusia negeri ini. Semuanya serba ugal-ugalan serta cepet-cepetan, bayangkan saja di jalanan anda bis amerasakan betapa manusia itu begitu tergesa-gesa. Semua menggeber laju kendaranaanya dengan begitu cepat.
Pada era zaman dahulu kwalitas seorang guru ataupun dosen begitu terlihat berkwalitas. Bayangkan sekarang bisa dirasakan sendiri, untuk memberikan materi saja terkadang seorang guru mending menyerahkan ke murid mencatat atau mengcopy. Kalau dosen hanya memberikan presentasi dan itu hanya di baca tanpa mampu menjabarkan point penting yang mestinya di tekankan. Ketika disuruh membeli buku, buku yang ada terkadang justru buku yang memiliki bobot apapun sebagai penunjang keilmuan kita. berbagai kasus bukanya pernah kita jumpai, cerita porno dimasukan pada buku SD, atau gambar artis porno yang dimasukan di buku kerja siswa. Terus kalau guru sudah tak lagi berkwalitas kemudian buku yang ada juga tak berkwalitas, bukankah ilmu ini kian menuju ke nol?
Beruntungnya orang diera zaman sekarang sudah difasilitasi, berasa sudah tidak perlu research jadi kalaupun berkarya tinggal develop. Jadi ide dan kreativitas kita mengendap ditataran ide kosong tak terealisasi. Karena di era sekarang memang mau tidak mau kita di tuntut mengikuti arus zaman yang kian menggila. Kita kita hendak mengembangkan ide kita hanya diolok-olok sudah seperti itu tak dianggap. Jadi mental yang sudah terbangun akan gugur ketika kita tidak membentengi diri kita dengan suatu hal mampu memproteksi kita.
Penemuan-penemuan di zaman sekarang sudah begitu jarang, semuanya hanya bermain ditataran mengembangkan. Padahal secara kemampuan mungkin saja manusia sekarang dan mnusia dahulu secara kemampuan sama. Namun torehan manusia zaman dahulu berbeda jauh dari manusia sekarang. Bisa dihitung jari manusia yang mampu menemukan suatu hal yang berbeda diera sekarang, dan rasa-rasanya juga tidak kedengaran penemuan baru. Entah karena berita sekarang lebih mengekspose kasus-kasus yang tidak menekankan titik kejayaan namun sebaliknya kehancuran. Berita korupsi seakan menjadi tren baru dunia bisnis berita negeri ini. Krimininalitas menduduki peringkat kedua berita, disusul politik yang makin kacau balau tak jelas arahnya. Kemudian disusul berita positif selain sosok, juara lomba, ataupun memperkeanalkan kuliner itupun hanya di akhir berita dengan durasi waktu yang sedikit.
Manusia cerdas, pintar dan berkemampuan kurang diharghai di negeri ini. Jadi jangan heran ketika yang berkualitas pergi meninggalkan negeri ini. Ujung-ujungnya keilmuannya bergerak ke titik nol, pelajaranya sibuk dengan pacaran, narkoba dan tawuran. Kalaupun ada yang berprestasi hanya 1:100 ribu mungkin. Itupun hasil kerja kerasnya sendiri dengan belajar keras dan lain sebagainya. Kalau saya analogikan secara sederhana, ketika ada satu gayung kemudian di berikan apakah akan dapat satu gayung juga? Saya rasa tidak, begitupun dengan kwalitas pendidik, kwalitas pemberi pembelajaran. Jika mereka hanya mempunyai kemampuan begitu sedikit maka yang akan diserap oleh siswanya pun juga sedikit.
Sebagai generasi muda saya ingin megajak diri saya sendiri untuk terus berkarya dengan sebisanya kita. tingkatkan kwalitas kita agar keberadaan kita juga mampu membawakan kebaikan kepada alam ini. Kepada dunia ini, kepada bangsa ini, dan kehidupan masing-masing kita ini. Yang bercita-cita luhur sebagai guru, belajar yang tekun agar kelak dapat memberikan sesuatu yang lebih baik terhadap generasi berikutnya. Karena kalau ilmu ini dibiarkan ke titik nol kita akan kehilangan nilai-nilai moralitas, nilai-nilai luhur. Sebagai contohnya bahasa kromo alus, kromo inggil jadi bahasa asing bagi sebagian anak muda jawa, padahal itu bahasa yang emmiliki nilai moralitas yang begitu agung. Akan kita juga akan membiarkan itu terjadi juga di ilmu pengetahuan, agama ataupun yang lainya? Saya yakin hati nurani kita pasti menolak membiarkan hal semacam itu terjadi.

Wednesday, February 6, 2013

JANGAN DI BUNGKUS TAPI DI TUTUP

0 comments

Beberapa hari yang lalau saya secara tidak sengaja membaca sebuah status seorang wanita yang mengeluh. Alasan yang dijelaskan disitu karena ada yang menghujatnya karena dibilang sok suci, karena hijab atau jilbabbnya. Dengan menyebut nama Tuhan dia meluapkan emosinya, dalam hati sebenarnya saya ketawa. Kok bisa ya marah-marah dengan mebawa-bawa Tuhan. Tuhan memang terserah hendak kita bawa kemana tapi setidaknya kita lebih melihat situasi dan kondisilah.

Diera seperti sekarang memang tidak dapat dipungkiri bahwasanya tempat mengeluh, tempat berdoa, tempat curhat, tempat cari perhatian telah berpindah ke media-media social. Saya sendiri temasuk orang yang suka berkata-kata di media social modusnya tidak jauh dari pengen dilihat orang lain. Mungkin anda juga termasuk, atau bahkan bisa lebih lebay dan lebih parah? Kita terkadang lupa mandi hanya karena balesin mention atau komentar orang lain, baik di facebook ataupun twitter dan media yang lainya. Terlalau lebay mungkin bahsa saya tapi memang ada orang yang sampai seperti itu. Kalau anda pernah mendengar lagu online nya saykoji mungkin itu gmabaran parahnya online sudah menjadi seperti barang candu.

Namun saya terkadang memang suka kesel melihat orang yang berdoa di media social. Iya memang benar kalau Tuhan bisa merealisasikan apapun keinginan hambanya. Tapi ini konteksnya berdoa yang baik loh. Saya pernah membaca Ihya ulmudin karya Imam Al-Ghazali adab berdoa itu tidak ada di media social? Kalau kita mau flashbeck zaman dahulu orang tidak pernah berdoa di surat bukan? Bisa dikira orang gila nanti melakukan hal semcam itu? Namun sekarang benar-benar terjadi barang kali memang orang di dunia ini memang sudah gila semua, termasuk saya dan anda.

Kembali ke sebuah status wanita tadi, yang marah-marah seraya membawa-bawa nama Tuhan. Saya juga sempat berkomentar dengan nada marah juga membawakan suasana biar rame saja. Tapi makna yang tersirat dalam komentar saya mungkin tidak di pahami orang lain. Sehingga terlihat meluap-luap mendukung emosinya. Tidak bermasalah memang bila kita marah namanya juga manusia bukan? Ini pernyataan yang paling saya tidak suka namun saya juga sering bersembunyidisitu yaitu sifat manusiawi. Bukan karena apa, kalau sudah bilang kan manusiawi itu mentok, berakhir sudah. Iya karena memang sifat manusia tempat salah dan dosa, namun jika kita terus beralibi dan bersembunyi disitu ya parah juga bukan? Nanti korupsi di bilang manusiawi, karena tempatnya salah. Nanti zina, memperkosa di bilang manusiawi juga karena manusia memiliki nafsu. Bubar saja dunia ini, bubar saja peradaban dunia ini kalau pandangan semacam itu sudah segitu parahnya. Semoga saja memang tak pernah terjadi hal semcam itu.

Sebenarnya jika kita mau membuka hati dan oikiran kita untuk menerima dulu hal tersebut kita tiada akan pernah marah. Kebiaasaan kita itu kan suka terburu-buru menolak, terburu-buru untuk memasukan dalam hati bukan pikiran. Ini yang membuat kita, bangsa kita mudah sekali tersulut emosinya. Coba saja kalau wanita yang nulis status itu mau menerima dulu dan mengolahnya di pikiran atau logikanya. Siapa tahu Tuhan sedang emnunjukan jalan untuk kita sadar dengan sifat kita. siapa tahu memang sifat aslinya kita seperti itu. Tampak baik tapi dalamnya busuk, bisa jadi bukan? Diri kita ini kan diri yang paling bisa bersembunyi dibalik tumpukan kebohongan kita benar tidak? Anggap saja kalau ada orang yang menghina kita itu sebagai koreksi. Tidak semua apa yang dikatakan orang yang membenci kita itu salah barang kali ada benarnya juga bukan? Pepatah itulah yang seharusnya kita pegang, sehingga kita tiada mudah sakit hati ataupun tersinggung. Bukan kah yang mengerakan bibir dan hati orang yang menghina kita itu Tuhan? Tentunya itu penyadaran buat kita agar kita sadar, kalaupun kita tidak salah agar kita sabar.

Sok suci, sok benar, sok baik, memang kadang menyakitkan kalau kita rasakan kalau kita mbudeg micek (Cuek). Cuek dalam artian kita mengabaikan begitu saja tanpa mau mengambil hikmahnya, namun tetap kita mau mendalami apa yang dikatakan orang kepada kita. namun jangan dirasakan teralalu mendalam apa lagi menimbulkan kebencian dan dendam. Dalam berhijab bagi wanita memang hal yang begitu sensitive apa lagi bagi wanita-wanita yang nota bene belum di tempa dengan kuat. Banyak orang yang berkata jilbabin dulu hatinya baru diluarnya. Ini juga jelas saya tidak setuju sekali, hati masa di jilbabin otaknya kebelinger kemana coba? Hati itu organ dalam yang berfungsi memfilter racun yang masuk ke dalam tubuh kita. kalau secara kejiwaan lebih untuk merasa. Hati kita semua itu akan selalau naik turun dalam menyikapi semua persoalan. Kebaikan seorang manusia juga melalui tahapan. Kalau yang namanya berjilbab itu kewajiban menutup aurat, anda sendiri mungkin tahu konsep kewajiban bukan?

Kewajiban menutup aurat itu yang harus dipahami, bukan kewajiban menutup hati. Stidaknya ketika telah menutup auratnya telah terlepas dari dosa bukan? Kalau ditataran agama. Namun kalau ditatataran social bisa terhindar dari yang namanya pelecehan seksual bukan? Masalah hati mau bener atau tidak itu bisa diselami sendiri-sendiri sudah bener belum. Kalau belum yang diperbaiki,  kalau sudah ya ditingkatkan bukan? Jangan mudah terbakar emosilah untuk menerima hujatan orang lain. Anggap saja dia dikirim sang maha kuasa untuk menggampar dan menyadarkan.

Di zaman yang serba modern saat ini memang saya sendiri suka binggung dengan pola pikir wanita-wanita terutama di negeri kayangan ini. Saya kira mereka sudah lulus dari SD namun mereka melupakan pelajaran SD dengan mudahnya. Dalam pelajaran bahasa Indonesia kita sudah sering di beri tuga membedakan antara sinonim, antonym ataupun idiom. Tapi wanita di negeri ini sebagian kecil atau entah sebagian besar masih kebelinger mengartikan menutup dan membungkus. Dua kata itu bukanlah sinonim. Malah lebih ke antonym atau lawanannya secara makna. Membungkus secara terminologi bahasa berarti memasukan sesuatu kedalam suatu benda yang mampu melindunginya namun bentuk dan isinya bisa terliaht, misalnya saya membungkus kotak biasaya akan terlihat itu bentuk kotaknya.  Saya membungkus bola saya pun harus menyesuaikan bentuk bola. Meskipun ada yang bentuk kota namun jarang. Begitupun dengan tubuh wanita kalau hanya membungkus meskipun berhijab, lekuk tubuhnya itu justru kelihatan jelas. Apa lagi sekarang makin menggila, celana tipisnya kaya plastik dipakai, terus lengannya pendek diatasnya berjilbab. Bukannya saya menghakimi, saya kalau ada orang seperti itu justru saya tertawakan bukan karena saya sok tahu agama. Tapi lebih cenderung ke mode atau gayanya. Itu terlihat aneh dan jadi hiburan tersendiri. Cuma mbati saja semoga disadarkan seperti itu.

Tren pakaian semacam itu kan seakan menjadi tren center mode terbaru, parahnya dilakukan oleh banyak orang. Tidak dapat dipungkiri laki-laki itu mata nya suka melihat hal-hal semcam itu, coba kalau otaknya tertinggal dirumah/gak sadar? Yang terjadi seperti kasus yang marak di india. Saya rasa keduanya diposisi yang salah wanita salah dan lelaki juga salah. Alsan bisa anda pikir sendiri-sendiri.

Kemudian kita berbicara menutup, konteks menutup itu lebih baik dari membungkus. Kalau menutup itu bentuk barang yang kita tutup tidak terlihat bentuknya secara jelas. Setidaknya dalam berbusana tidak jelas-jelas amatlah bentuk-bentuk yang sekiranya sering dipandang sensitive.

Semoga lelaki negeri kayangan ini mampu menempatkan diri dan mau menyadari betapa berartinya wanita. Kalaupun sekarang diposisi yang salah kembali dan rubah apa-apa yang salah. Belum terlambat untuk merubah hal yang sekiranya buruk. Kalau yang pacaran yang model pacaranya kaya ayam di rubahlah. Bagi wanita yang sekiranya masih belum mampu menutup auratnya setidaknya berpakaian yang selayaknya manusia bener. Jangan kalah sama orang gila dijalanan, orang gila dijalanan saja pakainya tertutup dan longgar masa yang normal malah kebalik? Kan aneh juga. Dan lelalaki atau perempuan jangan lah mudah menghakimi satu sama lain di muka bumi ini. Cukup dilihat dan di doakan kalau sekira nya kita mapu mensehati. Jangan malah menghujat dan membuat orang lain semakin down atau putus asa. Janganlah biasakan diri kita menggunkan pengetahuan kita hari ini untuk menilai orang lain hari esok itu sangat berbahaya. Karena setiap hati akan dengan mudah berubah, setiap jiwa memilki kepekaan untuk terus bergerak kea rah ebaikan. Karena manusia esensinya tiada akan pernah berada pada suatu titik saja.


Sunday, February 3, 2013

MENCUCI PAKAIAN

0 comments


Mencuci merupakan pekerjaan yang membosankan bagi sebagian orang. Buktinya laundry begitu menjamur di sekitar tempat kita tinggal terutama anda yang hidup di perkotaan. Bisa dibayangkan saya yang sekarang tinggal di Jl.Glagah Sari, Yogyakarta saja yang jalanan kecil laundry hampir disetiap 10 meter ada. animo mahasiswa untuk mencucikan pakaiannya diloundry makin besar. Sehingga membuat pembisnis kecil lundry juga ikut berperan memanfaatkan hal tersebut. Sehingga yang terjadi hal yang saya ungkap diatas lundry sudah seperti counter handphone.

Mencuci memang membutuhkan kesabaran dan ketelitian super. Parahnya mahasiswa cenderung malas dan bahkan tidak dibiasakan untuk mencuci pakainanya sendiri. Mungkin karena pola hidupnya saat masih dengan orang tua penuh dengan kemewahan. Apa-apa dilakukan orang tuanya dan mungkin pembantunya. Sehingga kebiasaaan untuk mencuci pakaian di gantikan oleh jasa laundry. Mereka tidak mau memikirkan bagaimana mereka mencuci dan dengan detergent apa mereka mencuci yang terpenting pakaian sudah rapi.

Mencucui pada esensinya memiliki suatu pembelajran yang luar biasa. Mecuci dapat menjadikan kita sadar diri akan suatu peran dan segala aktivitas kita yang didasarkan pada mencuci. Sehingga siapapun yang mau mencuci pakaian nya sendiri saya katakan orang hebat. Orang yang meemiliki etos kerja yang tinggi dan semangat hidup yang luar biasa. Orang yang yang memilki prinsip ekonomi yang tinggi, yaitu hemat. 50-100 ribu untuk mencuci pakaian kalau saja mau ditabung akan jauh lebih bermanfaat. Jadi jika saat ini anda yang masih meminta uang sama orang tua, saya sarankan mencuci sendiri saja.

Dalam mencuci ada prinsip bersih, wangi dan rapi (kalau sudah dilipat atau disetrika). Kalau kia hubungkan dengan dengan apa saja yang kita lakukan kita akan memperoleh beberapa pembelajaran. Mencuci itu esensinya hampir sama dengan zakat, sedekah, infaq ataupun sejenisnya. Dalam prinsip sedekah ada rumusan 100-10=190 artinya ketika kita mengasih satu akan dibalas 10x lipatnya. Pandangan seperti itu memang benar adanya sesuai dengan yang di Firmankan Tuhan. Namun apabila pandangan semacam ini menjadi tujuan pokok, atau tujuan utamanya ya nanti sedekah kita dipenuhi dengan harapan-harapan. Padahal tanpa mengaharappun Tuhan akan membalasnya dengan cara yang Dia punya pastinya. Coba jika ambil rumusan 100/0=~ dengan hasil tak terhingga. Jadi ketika kita tanpa pengharapan kita justru mendapatkan hasil yang jauh lebih besar.  Kita coba hubungkan dengan mencuci, dalam memberi jika kita mengharapkan itu sama halnya kita hanya mengahrapkan wangi atau rapi saja. Kita bisa mendapatkan hal semcam itu, namun bukan kah esensi mencuci itu membersihkan dari najis dan kotoran?

Bersih sebenarnya sudah mencakup segala hal mengenai wangi, bebas najis, dan rapi. Jadi kita besarkan harapan kita memang hanya mengahapkan ridho Tuhan kita akan mendapatkan semua dari keseluruhan yang ditawarkan-Nya. Pepatah mengatakan kalau kita menanam padi bisa tumbuh rumput-rumput kecil yang barang kali bisa dimasak atau dijadikan obat tradisional. Namun jika kita menanam rumput apa iya bisa tumbuh padi? Hal semacam itupun tidak jauh-jauh dari prinsip mencuci dan bersedekah, zakat ataupun infaq. Memang bukan perkara mudah melakukan hal hanya didasarkan Sang Maha Kuasa. Namun bukannya kita tidak bisa, kita pasti bisa melakukannya dengan perlahan, dan membiasakan diri memberi atau melakukan suatu hal tanpa di embel-embeli  (ditambahi)“semoga”. Ketika kita menambahi semoga disitu sudah mulai ada ekspektasi yang besar. Kalau aku gini semoga gini, kalau aku begitu semoga begitu. Kemudian tiba-tiba rencana Tuhan berbeda dengan ekspektasi kita. apa yang terjadi dengan kita? menggerutu lah, kok seperti inilah, kok seperti itulah, aku kan sudah melakukan ini itu kok kaya ginilah. Bukannya tidak boleh mengharap namun jangan over hope , berharap atau bedoa sangat dianjurkan oleh Tuhan kita. namun kita juga jangan melupkan konteks bahwa Dia tidak merubah nasib suatu kaum kalau mereka tidak mau merubahnya.

Jadi kalaupun mau memberi ya sudah memberi dan biarkan Tuhan yang hendak membalasnya dengan cara-Nya yang terbaik. Robiatul Adawiyah pernah bersajak “jika aku beribadah karena surga-Mu masukanlah aku kedalam neraka-Mu, jika aku beribadah karena takut neraka-Mu masukanlah aku kedalam neraka-Mu”. Begit tegas dan menyentuh sajak yang dibuat oleh seorang sufi ini. Hal ini bukan semata-mata robiatu adawiyah sombong dan tidak mau berdoa untuk terhindar dari neraka dan masuk surge. Namun lebih karena segala penghambaanya hanya untuk Tuhan. Kita masuk surge itu karena Rahmat-Nya bukan karena ibadah kita, ibadah kita untuk mensyukuri nikmat-Nya saja belum sanggup terpenuhi.

Kemudian mencuci itu harus menggunkan air yang bersih, air yang suci. Ini berarti beramal, infaq itu harus dengan uang yang khalal bukan hasil korupsi ataupun cara haram lainnya. Dalam suatu riwayat pada saat Sunan Kali Jaga sebelum masuk islam beliau adalah seorang raden atau anak kadipaten tumenggung.  Raden Syahid sapaanya, dalam wilayah itu terjadi berbagai ketimpangan yang membuat hati raden said ini bergejolak. Karena kehidupan disekitar kerajaan dan kadipaten ayahnya  hidup dibawah garis kemiskinan, sedang didalam kerajaan hidup dengan kemawahan. Maka belaiu memutuskan untuk mencuri harta dikerajaan berupa beras, sayur dan rempah. Kemudian membagikannya kepada masyarakat. Secara kasat mata perbuatan Raden syahid ini benar bukan? Menolong orang miskin. Namun berbeda ketika belaiu bertemu dengan guru nya suan Bonang. Belaiu berkata kepada Raden Syahid apa yang engkau lakukan seperti kau mencuci bajumu dengan Air kencing, apa yang kau dapatkan tanya sang sunan. Saat itu raden syahid menyadari kesalahannya itu. Bahwasanya untuk berbuat baik harus dengan cara yang baik, beramal harus dengan harta yang khalal, bersih dari harta benda yang diharamkan secara syariat keagamaan.

Itulah contoh kecil dari hikmah yang dapat kita ambil ketika kita mencuci pakaian kita. selain kita dapat meresapi hikmahnya, kita juga dapat merasakan kepuasan ketika mencuci sendiri. Kita tahu bagian mana yang kotor baik yang tersembunyi atau yang tidak. Kita dapat tau kualitas air yang kita gunakan. Hari minggu ini selamat mencuci pakaian bagi anda yang merasa luar biasa, anda yang belum bisa mencuci sendiri belajar dari sekarang, dan berdoa semoga hidup anda terus di beri kemewahan sama Tuhan. Pasalnya kalau anda tiba-tiba menderita anda akan kaget untuk mencuci baju anda. Tetapi yang jelas hidup akan selalu bergerak dengan putaran pas dua posisi yakni sebentar senang sebentar susah kata Ki A surya Mataram. Ingat hanya sebentar, bukan kekal.

Saturday, February 2, 2013

Kita Sudah Kalah Telak sama BURUNG

0 comments

Burung hewan yang lucu dan hobbynya menyanyi ini hampir setiap pagi selalu berdendang lagu-lagu yang indah. Apapun keadaan nya burung akan selalu menyanyikan lagu-lagu. Baik pagi itu hujan deras dia selalu bangun dengan ceria dan bernyanyi menyampaikan salam kesemua manusia. Bangun pagi menjadi kebiasaan dan rutinitas yang tak tertinggal dari burung, selama saya hidup saya tidak pernah mendengar  burung bangun kesiangan. Iya memang hewan yang diciptakan Tuhan selelu bangun pagi kecuali hewan tertentu seperti kelawar yang memeng malam nya diganti siang siang diganti malam. Semnagat burung inilah yang luar biasa pagi saja sudah menyemangati dirinya dengan bernyanyi ceria. Mungkin anda saya tidak pernah berpikir mereka belum sarapan sudah bernyanyi indah. Kemudian mereka terbang tinggi untuk mencari pakan untuk anak-anak nya dan diri nya.
Burung juga yang meninspirasi banyak tokoh dunia menggunkan nya sebagai lambang negaranya, seperti Indonesia ini. Burung-burung tertentu yang berkarakter pembrani seperti elang, ataupun burung yang lucu seperti beo yang bisa berbicara bak manusia. Alasan menggunakan burung bukan tanpa sebab tentunya sudah melalui berbagai tahap pemikiran bukan? Hewan yang termasuk dalam kelas aves ini memang memiliki berbagai kesepesialan yang  luar biasa. Namun kadang kesepesialan itu tidak secara sadar diperhatikan oleh manusia. Mereka cenderung cuek terhadap mahluk kecil yang indah penampakan dan suaranya ini.
Burung itu tiada pernah mengalami kesedihan meskipun mungkin dalam hidupnya mengalami derita. Terbukti dengan kondisi apapun burung tetap saja bernyanyi ataupun sekedar mendekur untuk menunjukan bahwa mereka bahagia. inilah yang tidak dipandang mahluk Tuhan bernama manusia yang hakekat mahluk paling sempurna. Manusia diciptakan secara sempurna tapi manusia terlalu sering mensia-sia kan kesempurnaanya. Bayangkan saja manusia terlalu sering meratapi nasib yang sudah digariskan. Manusia tidak mau belajar dari burung yang selalu bernyanyi dan ceria ketika bangun pagi. Mungkin pepatah yang mengatakan jalani hari ini dengan sebaik-baiknya dalam novel ternama laa tahzan. Ungkapan semacam itu justru dilakukan burung ditunjukan sealau bahagia mengawali hari, mereka tidak terikat hari kemarin mereka makan atau tidak. Apapun yang terjadi hari ini harus lebih baik dari hari-hari kemarin. Sedang kalau manusia baru sekali mengalami kegagalan saja mungkin sudah berduka yang mendalam. Mereka males untuk bangkit, untuk menyusun lagi rencana. Selalu diratapi dengan begitu mendalam seakan hidup itu sudah berakhir. Kenapa mesti harus seperti itu? Katanya mahluk sempurna? Jangan-jangan kita ini sudah menjadi manusia yang sok pemikir? Sampai-sampai hal kecil atau masalah kecil kita pikirkan begitu mendalam.
Kita itu sering kehilangan jati diri kita sendiri untuk berdiri sebgai manusia seutuhnya. Tunggu sebentar jangan menyanggah statmen saya terlebih dahulu. Sekarang kalau ada kata be your self, just the way your, dadi sejati ning awakmu dan jadi diri urang sorangan. Apapun itu memang pantas ditunjukan pada anda dan saya ini. Tetapi tidak jarang kita menyanggah dan sok-sokan aku ini seperti ini apa adanya, jangan coba-coba merubah hidup saya dan lain sebagainya sebagai penolakan. Tetapi kenyataanya kita ini tidak menjalani kehidupan ini sesuai dengan idealnya manusia sempurna bukankah itu termasuk tidak seperti diri anda sendiri? Idealnya manusia itu semangat apakah selama ini kita sudah semangat? Adealnya kita ini tidak mudah putus asa namun kenyataanya? Idealnya kita ini tidak terjebak dikesdihan kenyataanya? Bisa kita jawab masing-masing di hati kita saja. Namun bayangkan burung yang anda lihat setiap hari bagi yang melihat. Mereka justru menjadi diri mereka sendiri burung merpati itu tidak bisa menyanyi dengan indah loh tapi banyak dipelihara dan disukai karena kemampuan terbangnya yang indah. Burung wallet juga tidak dapat bernyanyi dengan indah tapi jangan tanya harga untuk air liur nya? Bisa mencapai berjuta-juta. Mereka justru bagus dengan tetap menjadi diri sendiri dan dengan karakternya masing-masing. Yang merpati tidak repot-repot merubah bulunya biar seperti cendrawasih, yang beo tidak repot-repot agar bisa seperti kandis atau kacer yang bernyanyi indah.
Sedangkan kita ada budaya atau tren baru kita berusaha mengikutinya dengan mengeluarkan kocek dalam-dalam demi bisa tampil seperti orang luar. Bisa ditebak ujungnya bukan? Wanita rela membelajakan uangnya bermilyar-milyar demi dapat dada yang gede. Rambut sudah bagus hitam dicat biar tampak bule, tapi kulitnya gosong tambah parah dilihat bukan? Celana robek-robek dipakai giliran duduk dijalan ada orang gila yang memakai pakaian robek-robek disamain ogah. Itulah gambaran orang di negeri sebrang dan bukan para pembaca sekalian.
Saya sebenarnya merasa canggung mengatakan burung. Entah siapa yang telah tega mempopulerkan burung ini identic dengan jenis kelamin laki-laki. Kelewatan memang, apapun itu semoga anda tidak berpikir gila seperti orang gila yang mengatakan demikian. Mari kita lanjutkan pembelajaran dari burung ini.
Kalau sudah pukul 07.00 atau 08.00 pagi burung itu cenderung tidak berkicau bukan? Tahukan kenapa demikian? Ternyata mereka juga bekerja mencari nafkah, mereka terbang kesana kemari untuk mencari makanan untuk bertahan hidup. Kalaupun yang baru kawin mereka bahu membahau membuat sarang yang indah di pepohonan yang sulit dijangkau oleh predator-predator. Mereka sibuk dengan rutinitasnya mereka dan saya kira mereka begitu besar etos kerjanya. Membuat sarang itu bukanlah perkara mudah loh tetapi burung yang tanpa tangan mampu membuat dengan segitu indahnya. Mereka ketika membuat sarang begitu mengagumkan. Dua sejoli itu bolak balik membawa bahan-bahan pembuat sarang, yang saya sendiri bingung dari mana mereka dapatkan bahan itu. Mereka memilki kemampuan kerja sama yang tinggi. Bahkan ketika betina sedang bertelur saja hanya si jatan yang mencari pakan. Ketika betina mengerami telur si jantan yang mencari pakan juga. Bahkan ketika telur menetas jadi burung kecil mereka bekerja sama mengurus dan menjaganya hingga dapat terbang bebas. Ketika burung dewasa dan dapat mencari makan sendiripun si orang tua atau si induk tidak pernah mengharapkan belas kasihan dari anaknya. Mereka juga tetap berusaha mencari makan sendiri-sendiri.
Kita kembalikan ke diri kita masing-masing, mari kita koreksi diri kita sendiri. Untuk bangun pagi saja mungkin menjdi momok atau suatu hal yang sangat berat. Mirisnya seakarang ini anak muda negeri ini kerepotan untuk bangun pagi. Malas untuk bergegas menjalani rutinitas masing-masing. Sekarang saya ambil contoh bagi yang sekolah ketika jam masuk sekolah jam 07.00 teng masuk kelas masih saja ada yang telat kalaupun masuk ada juga yang tidak mandi. Kemudian kita naik lagi ke bangku kuliahan, kalau ada opsi masuk jam 07.00 pagi entah karena males atau karena apadengan tegas menolak. Saya sih mengira mereka sulit untuk bangun pagi. Kalau di kita ada peminta-minta tadi saya jelaskan di atas burung tidak pernah meminta-minta meskipun ke anaknya sendiri bukan? Kalau di kita ada males bekerja di kehidupan burung tidak ada hal semacam itu. Kita ini sebenarnya kenapa? Mahluk yang diciptakan dengan sempurna kok malah justru menjaalani kehidupan bukan dengan cara yang sempurna? silahkan anda renungkan sendiri-sendiri.
Burung jugalah yang menginspirasi seorang pembuat game yang mendadak kaya raya karena game yang diusungnya begitu terkenal seantaro jagad. Iya game itu bernama angry bird, game yang begitu popular beberapa tahun belakangan ini. Sebelum adanya modern communication merpati sering dijadikan burung pengantar surat. Banyak hal lagi yang dapat dipelajari dari burung anda dapat menemukannya dan mengaplikasikanya dalam kehidupan anda. Mulailah belajar dari hal-hal kecil yang ada disekitar kita agar kedepanya kita mampu memposisikan diri kita memang sebagai mahluk yang sempurna. Mahluk yang pantang menyerah, mahluk yang tidak mudah sedih dan meratapi nasib, mahluk yang selalu penuh semangat dan selalu menabarkan kebaikan dimanapun dan bagaimana pun kondisinya. Kita semua terlahir dengan kemampuan sama, tinggal kita mau menumbuhkan atau membenamkan. Jatah setipa harinya pun sama 24 jam tidak lebih tidak pula kurang. Semoga kita semua mampu bangkit dan selalu memperbaiki diri.