Tulisan ini saya persembahkan untuk memenuhi keinginan pembaca blog yang mention saya
untuk menulis tentang the power of positif thinking. Saya akan mencoba
menguraikan tentang hal tersebut tentunya menurut saya sendiri dan kalau pun
ada buku referensi saya anggap itu hanya selingan. Jadi mohon maaf ketika
pembahasannya nanti agak ngawur dan pastinya kemana-mana alur tulisanya. Namun
selamat membaca, siapkan pisang rebusnya dan kopi.
Dari berbagai the power the power saya lebih tertarik the power of love
nya Celine Dion lagu yang begitu mendayu-dayu dan girly itu dirasa enak di
dengar. Bagaimana dengan the power of sedekah? Bukannya saya tidak setuju hanya
kurang begitu setuju karena biasanya konsep yang di terapkan dikonsep power of
sedekah itu terlalu over. Dan ajaran agamapun sebenarnya tidak menganjurkan
untuk berlebihan namun sebaliknya yaitu janaganlah berlebihan sekalipun itu
dalam berbuat baik atau amar ma’ruf. Apa lagi berbuat jahat ya? Oke lupakan
tentang the power itu kembali ke jalan yang benar. Tentang bahasan awal “the
power of positif thinking and positif feeling”.
Kenapa saya tambahi positif feeling? Perasaan buku-buku dipasaran
biasanya membahas hanya positif thinking? Iya sengaja saya buat agak kebelinger
biar anda sekalian juga mau berpikir tentang positif feeling. Logikanya begini
ketika anda sudah mampu berpikir positif namun perasaan anda masih di liputi
resah gelisah, gundah gulana, anda tetap akan merasa bahwa hidup anda akan
seperti di kejar-kejar anjing yang jumlahnya berates-ratus bahkan beribu-ribu
mungkin. Karena saya sendiri seperti itu saya sudah belum mampu berpikir
posotif di tambah tidak bisa berperasaan positif ya sudah komplit sudah
rasanya. Oiya jangan anda kira saya menulis tentang positif thinking and
positif feeling saya sudah mampu mengaplikasikannya? Bukan, saya masih sangat
jauh untuk bisa mengaplikasikan di kehidupan saya sendiri. Namun saya yakin
anda pastinya sudah menerapkan hal tersebut dalam kehidupan anda. Kalaupun
belum mari belajar bersama, kenapa kita harus berpikir dan berperasaan positif?
Apa gunanya? Istilahnya untungnya apa? Oke baca dan belajar dulu tentang
berpikir psotif dan berperasaan positif nanti anda akan merasakan dampaknya.
Jangan seperti Dora ya banyak nanya, sedikit-dikit nanya. Lakukan dulu baru
kalau tidak mampu menemukan apa yang di cari please ask, halah sok inggris aku.
Padahal bahasa inggris tanpa bermaksud menjelek-jelekan bahasanya gak indah
malah kalah indah dengan bahasa jawa.
Positif thinking (berpikir positif) sejatinya bukanlah suatu hal yang
baru di temukan, atau hasil penemuan baru. Bukan, positif thinking merupakan
suatu hal yang ada ketika kita lahir pun sudah mampu berpikir postif. Ketika
kita masih kecil saat kita baru belajar berjalan contohnya kita begitu semangat
bukan? Karena pada saat itu yang ada dipikiran kita cuma “bisa berjalan”, kita
tidak peduli seberapa sering kita jatuh, kita tidak peduli seberapa sering kita
terbentur karena pikiran kita Cuma satu “bisa berjalan”. Ketika kita belajar
bersepeda mungkin juga mengalami hal yang sama, jatuh sampai berdarah, tapi
kembali lagi masa kecil kita memang di penuhi dengan positif thinking dan
positif feeling. Kita hanya berpikiran kita mampu, kita jatuh sampai berdarah
kita rasakan itu nikmat, tidak sakit coba lagi dan lagi samapai kita
bener-bener bisa bukan? Nah itu lah contoh kecil bagaimana kita saat kecil
sebenarnya sudah menerapkan suatu pemikiran dan perasaan yang sekarang katanya
di sebut sebagai suatu hal yang luar biasa. Padahal bagi saya itu sudah basi,
saya dan anda pernah mengalaminya. Cuma entah kenapa makin bertambahnya usia
kemampuan kita untuk nekat seperti itu berkurang bahkan berbalik 180 derajat.
Sekarang kita tumbuh menjadi manusia yang takut, kita tumbuh jadi manusia yang
psimistik, minderan, pemalas dan pikiran negatif dan perasaan negatif lainya.
Sekarang ini manusia baru di beri kegagalan sekali saja sudah frustasi,
bisa di bayangkan angka bunuh diri saat eropa krisis ekonomi kemaren? Bisa anda
cari sendiri angkanya meningkat drastis. Apa penyebabnya? Krisis? Saya yakin
bukan hanya itu, karena yang mengalami krisis itu banyak kenapa masih ada orang
yang begitu kuat dan ada yang begitu lemah? Iya kemampuan berpikir dan
merasakan lah yang menjadikan sebagian orang begitu tegar dan kuat menjalani
kehidupan ini.
Kalau saja semua orang di Indonesia ini kembali memiliki pemikiran, rasa
dan semangat seperti saat mereka masih
kecil negeri ini akan mengalami kemajuan. Negeri ini akan tambah makmur semua
manusianya hidup dengan etos yang tinggi, manusianya hidup dan menjalani
kehidupan dengan optimism yang begitu membara. Tetapi harapan ini agaknya sulit
dicapai di tengah keadaan carut marutnya generasi dan manusia negeri ini kian
hari kian menunjukan kengerianya. Manusia sekarang terkesan lebih brutal,
manusia sekarang lebih mngedepankan segala sesuatunya dengan hasil dan hasil
jadi sikut kanan kiri sudah menjadi biasa. Inilah yang menjadi melemahnya berpikir
positif kita, melemahnya berperasaan postif kita. kalau keadaan semacam ini di
biarkan entah seperti apa ke depanya manusia negeri ini.
Pada waktu kita masih bayi kita sering di nyanyikan lagu seperti ning
nang ning gung, nada itu di ulang-ulang samapai kita terlelap dalam gendongan
sang ibu, bapak, kakek atau nenek yang menggendong kita. Sebenarnya kalau kita
mau mengurai nada itu itu juga termasuk bagian dari berpikir positif. Cikal
bakal adanya teori berpikir positif dan berperasaan positif dari situ menurut
saya sebagai orang awam. Begini pada ketukan nada “ning” kata ning itu adalah
akhiran dari kata bening bening itu secara terminology bahasa jawa artinya
bersih, suci. Jadi tahapan awal kita itu diajarkan untuk bening, untuk bersih.
Bersih dalam berpikir atau psotif thinking, bersih dalam bertindak jangan
korupsi bagi pejabat. Jangan curang bagi pedagang dan pengusaha. Semuanya harus
bening terlebih dahulu atau bersih dahulu.
Kemudian kita lanjutkan ke “nang” entah kenapa nenek moyang kita senang
sekali mengambil akhiran dalam kata. Baikalah itu tak perlu dipermasalahkan.
Nang itu dari kata tenang. Kata Tenang ini juga ada di KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) bisa diliat
artinya. Kalau menurut saya keadaan dimana seseorang mencapai titik dimana dia
merasa tentram, adem, senang, hidup terasa ringan semua masalah di selesaikan
dengan berlandaskan kebaikan. Hatinya selalu diliputi rasa cinta dan suka.
Keadaan tenang semacam ini tidak bakalan bisa di capai seseorang jika di dalam
otaknya masih di liputi pikiran-pikiran jelek, yang tahu sendiri ujung-ujungnya
pasti akan menyiksa dirinya sendiri. Hidupnya jadi tidak tenang dan lain
sebagainya.
Yang terakhir nung berasal dari kata dunung. Dunung secara terminologi bahasa
jawa artinya kurang lebih menjadi, jadi. Jadi disini jangan diartikan
mentah-mentah jadi manusia, bukankah dari dulu sudah jadi manusia? Payah lagi
kalau sampai ada pertanyaan semacam itu. Memang betul semua manusia telah
emnjadi manusia. Tapi bermanfaat atau tidaknya manusia nah itu dunung atau
tidaknya manusia. Padahal Nabi Muhammad saja bersabda sebaik-baiknya manusia
manusia yang bermnafaat bagi sesamanya bukan? Nah dunung ini nenek moyang kita
ingin mengajarkan kepada kita jadilah manuis sejatinya manusia. Manusia sejati
mampu mengaktualisasikan hidupnya menjadi lebih baik itu sudah pasti.
Saya punya contoh kecil dalam hidup saya dan ini memang saya sendiri
setengah tidak percaya kejadian ini. Dulu pada akhir semester kelas 3 SMA semua
siswa kan gencar-gencarnya les private dan les mata pelajaran UN. Nah
kejadiannya pada saat saya pulang semua isi tas saya hilang berupa buku-buku pelajaran tentunya bukan
barang berharga sih namun kebutuhan yang sifat urgent saat itu. iya semua isi
tas saya jatuh dijalanan karena saya lupa mnutup resetlting tas saya, sehabis
membeli bensin di SPBU dan tas saya tas slempangan. Dan parahnya itu di jalan
lingkar yang begitu rame banyak mobil berlalu lalang. Saya benar-benar tidak
sadar kalau tas saya terbuka, dan saya membiarkan tas saya seperti berterbangan
karena kebetulan saat itu saya sendirian pulangnya. Sesampainya di rumah saya
syok dan kaget ketika melihat isi tas saya kosong. Padahal buku dan soal-soal
ujian ada disitu. Dan selang 3 hari setelah hilangnya buku itu saya kemabli
tercengang ketika semua buku sudah ada di meja guru bahasa arab saya. Dan
heranya saya yang di panggil, padahal di buku itu hanya tertera nama “edi”
tidak ada alamat sekolah atau alamat apapun no handphone apa lagi tidak ada.
tapi buku-buku dan alqur-an itu kembali kepadaku dalam keadaan utuh. Sejak saat
itu saya selalu mencoba berpikir positif. Ketika tidak punya uang pun saya
berusaha berpikir positif nanti ada rezeki, dan setelah saya berpikir seperti
itu benar-benar terjadi hal tersebut.
Saat hendak adik saya kepingin ke jogja bulan desember 2011 posisi saya
tidak pegang uang yang cukup untuk jalan-jalan dan saya pikir aneh saya adik
sudah jauh-jauh tidak diajak jalan-jalan. Akhirnya saya memutar otak namun
tetap kembali saya berpikir saya tidak sedang kekurangan nanti ada uang dan
saya merasa saya telah memegang uang 1 jutaan. Kejadian itu benar-benar
terjadi, saya dapat gelar mahasiswa berprestasi tingkat 2, dan bukan itu yang
saya harapakan sejatinya tapi uangnya lumayan bisa nambahi. Dan benar saja di
amplop ada uang 200 ribu. Kemudian ada seorang lagi yang kebetulan saya bantu
tugasnya memberi uang senilai 300 ribu. Ikut tes di SMA dikasih uang 50 ribu.
Dan sisanya ternyata saya masih menyimpan tabungan senilai 600 ribu. Dan luar
biasa ada sisa yang bagi saya itu luar biasa, bagaimana dengan berpikir dan
berperasaan positif Tuhan menunjukan keajaiban dan keagungan-Nya. Iya ini sudah
diatur Sang Maha Kuasa, saya yakin Tuhanlah yang menggerakan semua itu mengarah
ke saya. Jadi berpikir positif dan berperasaan positif di anjurkan namun
bersyukur dan bersyukur juga sangat dianjurkan ingat ada kekuatan Maha Dahsyat
yakni kekeuatan Tuhan yang hendak mengantarkan kita. dan saya merasakan betapa
Allah, Tuhan saya begitu menyayangi saya, saat sulit dan saat mudah. dan banyak
hal atau kejadian lain yang belum sempat saya share intiny saya yakin anda
punya cerita tersendiri tentang keajaiban-keajaiban itu. tinggal bagaimana anda
mulai meningkatkan optimism anda atau peimisme anda.
Itulah gambaran berpikir dan berperasaan
positif yang coba saya uraikan, banyak buku yang bisa di baca mengenai
cara berpikir psotif semua itu terasa percuma ketika kita tidak
mengaplikasikannya. Mari terus belajar mengaplikasikan apa-apa yang sudah kit
abaca baik yang termaktub dalam teks atau apa-apa yang tersirat di alam raya
ini.
0 comments:
Post a Comment