Wednesday, January 30, 2013

Hiburanku Motor dan Mobil yang Berlalu lalang

0 comments
Hidup di era yang sudah sangat modern ini kita tidak bisa lepas dari barang-barang yang yang memeiliki unsur mesin. Barang yang hakekatnya merusak tatanan jagad raya ini terus dikembangkan. Hal yang terjadi adalah semuanya terarah dan terfocus pada suatu hal yang berbau modern. Kebisingan mobil, motor dan alat transportasi lain hampir setiap hari kita rasakan. Kebisingan ini yang sering menjadi permasalahan bagi sebagian orang namun bagi sebagian orang itu adalah hiburan yang indah.
Suatu hari saya bertemu dengan seoarng penjual awul-awul yang sering saya singgung-singgung di beberapa tulisan saya terdahulu. Namun pada kesempatan ini saya mencoba focuskan pada pembelajaran menikmati rasa hidup dari beliau. Merasakan rasa hidup itu bukanlah suatu perkara yang mudah, banyak orang yang tidak mampu merasakan kenikmatan dalam kenikmatan. Ini suatu hal yang biasanya membuat orang-orang menjadi sangat frustasi menjalani kehidupannya. Iya ketidakmampuan menikmati kenikmatan dalam kenikmatan merupakan suatu hal yang sangat menyiksa seseorang. Berbagai contoh di keseharian kita mungkin sering anda jumpai, orang kaya namun setiap hari bertengkar, anak pejabat yang narkobaan. Pertikaian demi pertikaian ditengah kehidupan saat ini malah makin menjadi-jadi.
Disebuah sebuah sudut jalan nenek yang hanya duduk beralaskan koran, menggelarkan karung untuk menjual berbagai pakaian awul-awul. Menjual pakaian awul-awul di tengah banjiran modernisasi fashion yang makin gila adalah tantangan dan resiko gila yang harus ditempuh. Terlebih lagi hanya menjual di pinggiran jalan yang berdebu dan berkesan kotor. Tapi siapa sangka nenek untuk masih sanggup bertahan dan saya kira sudah lama menjajakan pakaian awul-awul itu.  Namun beliau masih bertahan ini berarti ada saja kan yang mau membeli bukan? Tapi kok bisa hanya berjualan semacam itu bisa laku? Pertanyaan semacam itu jugalah yang muncul dari mulut teman saya ketika bertemu beliau. Namun kenyataannya ada yang mau beli. Mungkin kuasa Tuhan bermain peran disitu, atau bisa jadi law of attraction suatu hukum sebab akibat sudah beliau terapkan. Salah seorang yang mampu menrapkan law of attraction adalah selalu bisa berpikir positif dalam keadaan negative. Mampu menikmati kenikmatan bukan dalam kenikmatan.
Pandangan nenek ini sangat luar biasa ketika  bilang motor dan mobil itu adalah hiburan saya setiap hari mas. Dengan nada pelan beliau sampaikan kata yang bagi saya itu begitu mencengangkan. Kita saja di tempat yang barang kali saja tenang jauh dari kebisingan ketika berlibur ke pegunungan atau pantai masih saja merasa bising. Namun nenek itu mampu merasakan ketidakbisingan padahal jalan itu bisa dibilang sangat padat dan rame terutama pada jam-jam sibuk. Kemampuan semcam inilah yang saya yakin yang membuat nenek itu kelihatan begitu bahagia, begitu tenang dan nampak begitu enjoy. Senyum ikhlasnya merekah dengan sapaan hangat khas. Nenek ini benar-benar sosok manusia yang harusnya menjadi contoh di era zaman yang kian semerawut seperti sekarang ini.
Zaman seperti sekarang ini jika kita menarik garis lurus ke diri kita dan membandingkan dengan nenek itu masih sangat jauh. Kita ini masih sangat suka menutup dengan sengaja untuk menikmati kebahagiaan. Bagaimana tidak begitu? sudah diberikan kehidupan yang jauh lebih baik dari orang lain masih saja menggerutu. Kita cenderung banyak memikirkan hal yang tidak perlunya untuk dipikirkan. Kita ini kadang menjadi sosok yang sok analysis mengenai diri kita atau bahkan ke orang lain. Padahal memikirkan hal yang sudah tidak perlu dipikirkan hanya akan merugikan aktivitas atau hal yang sedang kita jalani saat ini.
Beberapa hari ini saya sering diajak ngobrol mengenai permasalahan. Beberapa yang curhat itu mengeluhkan beberapa hal yang yang tidak perlu dan telat untuk dipertanyakan dan diratapi. Masalah seperti nilai ujian itu hasil akhir dari sebuah proses, hal yang sudah akhir itu berarti sudah terjadi dan puncaknya. Mau meratapi, mau memikirkan sampai tidak makan, itu tiada akan merubah sedikitpun keadaan. Nilai tidak akan berubah tapi energi sudah terkuras habis-habisan. Mencoba menikmati apa yang sudah ada atau menikmati kenikmatan dalam kenikmatan. Itu jauh akan lebih membuat kita mampu lebih siap menyusun rencana kedepannya. Kalaupun nilai jelek iya sudah itu memang hasil yang diperoleh dari sebuah proses yang dijalani. Bersyukur sambil menyusun rencana meningkatkannya.
Nilai ujian di sebuah intansi itu bukan permasalahan yang sesungguhnya dalam hidup ini. Cobalah membuka hati lebih lebar lagi biarkan hati dan pikiran ini berjalan sewajarnya saja. Jangan pernah sesekali menggerutu hanya karena hal kecil itu akan menunjukan betapa lemahnya kita. orang yang menunjukan kelemahannya dan mengumbarnya di tempat umum akan sangat mudah untuk ditaklukan lawan. Ketika kita jatuh ya bangkit lagi dan berjalan lagi. Jatuh lagi ya bangkit dan jalan lagi.
Hidup ini sudah susah jangan dipersusah lagi dengan kita yang memikirkan hal yang telat untuk dipikirkan. Nikmatilah segalanya, nikmatilah apapun kondisinya sambil terus berusaha bangkit dan bangkit. Tokoh jawa Mbah Ageng suryo Mataram bilang dalam wejangangan nya, hidup itu hanya memiliki dua rasa sebentar bahagia sebentar senang. Jangan terlalu larut dalam suatu rasa apalagi hanya karena hal-hal yang sifat nya kecil. Kata anak zaman sekarang jangan terlalu lebay menyikapi masalah itu.
Penyikapan yang terlalu berlebihan terhadap suatu hal yang semestinya dan sepantasnya tidak perlu dipikirkan hanya membuat kita tampak konyol dimata umum. Kalau lapar ya cari makan dan makan, apapun makanannya ya dinikmati. Anda saya kira lebih memiliki insting yang lebih tinggi untuk lebih mampu merasakan rasa kehidupan. Lakukan apa yang sudah semetinya dilakukan kalau memang itu terbaik. Dan libatkan Tuhanmu dalam setiap permasalahan yang sedang kau hadapi.
Nenek yangsaya bicarakan diatas saya rasa belaiu juga tidak pernah luput melibatkan Tuhan dalam kehidupannya. Mungkin beliau tidak terlalu mengerti tentang agama tapi pengamalan nilai agamnay jauh dari orang yang hanya ditataran konseptual. Bisa tetap semangat menjalani kehidupan diusia yang sudah sangat rentan, kalau beliau gak melibatkan Tuhan apa jadinya? Rasa bersyukur dengan senyuman atau menikmati suara motor dan mobil merupakan suatu cara melibatkan Tuhan dalam perjalanan hidpnya. Anda sudah begitu tahu tentang agama, tentang segala ilmu cobalah untuk mulai menerapkan dan berusaha. Kita akan selalu berproses menanjak keatas jangan hanya karena masalah kita memblikan arah jalan yang sudah kita lalui. Kalaupun lelah beteduhlah sejenak, namun harus melanjutkan kembali perjalanan yang masih sangat jauh. Salam bahagia dan semnagta selalu untuk kita semua, Tuhan maha bertanggung jawab.

Aku bukanlah siapa-siapa

0 comments
Aku bukanlah siapa-siapa

Aku bukanlah malaikat yang selalu menyapamu dengan kelembutan tanpa salah
Aku juga bukanlah iblis yang selalu kejam menyesatkanmu
Aku juga bukalah penjahat yang selalu menghuluskan pedang panjang
Kemudian menikamu secara perlahan
Aku bukanalah api atau mentari yang menerangi dan menghangatkanmu
Aku juga bukanlah air yang selalu memadamkan api amarahmu
Aku bukanlah tanah subur yang hendak kau tanami
Akupun bukanlah angin yang selalu menyapamu ramah setiap hari
Aku hanyalah insan yang memiliki hidup dan kehidupan seperti manusia lainya
Aku hanya punya satu cara yang mungkin membuatmu bahagia
Aku hanya punya cara mendekatkan diri kepadamu yang setahuku itu baik
kau dan aku beda tapi tak sama karena aku bukan siapa-siapa

Tuesday, January 29, 2013

Aku Berbeda dan Aku Bahagia

0 comments


Partick dalam serial kartoon spnsbob squrepant adalah sosok konyol dalam melakukan kesehariannya. Dia selalu tidak nyambung ketika diajak ngobrol oleh temennya sponsbob. Iya saya rasa memang itu strategi perfilman. Apapun itu saya pernah mendengar dan mengutip kata-kata petrick yakni “aku jelek dan aku bahagia”. Kata-kata itu terngiang-ngiang saja di kepalaku, kok dia bisa segitu hebarnya mensyukuri nikmat Tuhan?

Banyak sekali orang yang ingin tampil sempurna dimata umum dengan melakukan hal-hal yang justru merusak organ-organ tubuhnya. Padahal jika mau sedikit mau melihat yang terdalam mungkin akan menemukan suatu hal yang memang sudah sepantasnya membuatnya tampak sempurna. Bukan dengan operasi implant atau silicon untuk memperbesar dada. Atau operasi wajah (operasi plastik) untuk membuat hidung mancung dan yang lain sebagainya. Kemudian dampak jangka p-anjangnya tubuh atau organ tubuh yang diperlakukan seperti itu akan mengalami kerusakan. Terus siapa yang merugi kalau bukan diri sendiri?

Aku berbeda dan aku bahagia sengaja saya tulis untuk untuk memberikan gambaran, betapa kita yang hidupnya bisa di bilang sempurna tetapi masih kurang bahagia. Kita begitu sering mengkebiri kebahagiaan kita sendiri dengan alasan-alasan yang tidak memiliki kebijaksanaan sama sekali. Padahal diluar sana orang-orang yang hidupnya tidak seberuntung kita mampu hidup dengan kebahagian jauh dari kita. mereka selalu ceria menikmati setiap denting waktu yang di berikan Tuhan. Tidak ada waktu untuk bersedih meratapi nasib atau jalan hidup yang memang sudah digariskan. Mungkin kesadaran menyelami ayat-ayat Tuhan mereka jauh lebih baik keteimbang kita yang hanya sekedar tau teori nol aksi atau praktek. Kita begitu sering membeli dan membaca buku-buku tentang strategi kehagiaan, statement kebahagiaan, buku-buku motivasi. Tetapi giliran mendapatkan hal yang tidak sesuai kita langsung mutung dan menggerutu.

Hari minggu tanggal 27 Januari 2013 kemarin saya sempat mengunjungi sebuah panti yang anak-anak nya hampir semuanya mengalami cacat ganda. Mungkin ini petunjuk Tuhan kepada saya untuk lebih menyelami kehidupan. Saya tidak pernah berpikir ini suatu kebetulan. Pada bulan lalu saya sempat tidak ikiut acara bareng temen-temen yang rutin ke panti. Bulan ini hampir saja tidak ikut karena rasa penasaran saya dengan nenek yang punya motivasi dan semnagat tinggi. Nenek yang  bagi saya punya rasa syukur yang tinggi. Sahabat saya yang tadinya hendak menyumbang pakaian saya arahkan ke nenek itu karena beliau lebi membutuhkanya. Nenek yang sering aku ceritakan kepada orang yang ngeluh dan curhat tentang hidupnya. Meskipun janji saya dengan temen saya hari minggu namun Tuhan berencana lain, saya rasa memang suatu petunjuk yang harus aku pahami. Semua kegiatan yang direncanakan hari minggu selesai hari sabtu, dengan bertemu orang yang berbeda dan bahagia. Dan hari minggu nya saya memang dikejutkan dengan kondisi panti itu. Tiba-tiba temen yang biasa ngisi mempasrahkan ke saya untuk membawakan acara sore itu.

Sampai di panti saya dan temen-temen Miracle of Giving kaget didatangi anak dan berlaga yang aneh-aneh. Untungnya saya sudah pernah main-main ke SLB jadi sudah sedikit mengenali anak-anak seperti itu. Anak-anak dipanti semuanya terlihat ceria dan bahagia selalu teriak dan tertawa lari sana sini. Kami datang disambut dengan sodoran tangan kenalan. Mereka begitu PD dan bener-bener sangat bahagia menurut pandangan saya. Saya sampai-sampai merasa malu sendiri dan seperti ditampar dan disadarkan. Membawakan acara saja saya begitu nervous, speechless. Saya merasa sedang berbicara di depan orang-orang yang hebat, orang-orang yang lebih ngerti hidup ketimbang saya. Iya mereka berbeda secara fisik namun jiwa dan ruhnya tetap sempurna sebagai ciptaan yang agung. Mereka memang sengaja di kirim oleh sang maha kuasa bahwa stiap orang itu berbeda namun hak untuk bahagia itu milik semua insan tidak terkecuali dan tidak tebatas.

Kata temen saya bahagia itu pilihan, namun sebenarnya bahagia itu anugrah dari Tuhan. Iya anugrah bagi semua mahluk ciptaan Tuhan yang ada dimuka bumi ini. Kita tiada pernah memiliki kapasitas untuk memilih kita hanya menapaki jalan yang sudah dituntunkan sebagai jalan. Kalaupun tersesat itu lebih karena kita tidak mau mengikuti treck yang semesetinya. Itu bukan berbeda namun kebelinger kalau sudah di tataran jalan kebenaran. Karena hakekatnya Tuhan itu selalu bermain peran disetiap pertemuan dan perpisahan, kebahagiaan dan kesedihan.kalaupun berbeda opini ini, apapun itu sekali lagi itu hanyalah ditataran konsep yang terpenting intinya mampu bahagia.

Sudah sepantasnya kita selalu bahagia dengan apapun perbedaan kita dengan yang lainya, karena sekali lagi berbeda tapi bahagia. Bahagia ku juga bahagiamu, nahagia mereka dan semuanya. Karena perlu diktahui rasa bahagia itu sama. Mau kau kaya, miskin, presiden, pemulung, dan lain sebagainya itu sama. 

Monday, January 28, 2013

Laron, kenapa mesti laron?

0 comments
Mahluk kecil Tuhan yang satu ini memiliki berbagai keistimewaan. laron merupakan hewan yang keberadaanya sebenarnya bukanlah hama atau pengganggu tanaman. Laron ini hewan yang unik dan lucu, hewan ini selali mendekati cahaya diamanapun cahaya itu ada. Adanya laron biasanya pada saat musim penghujan tiba. Laron juga memiliki berbagai spesies, namun lupakanlah saat ini kita sedang tidak belajar tentang biologi ataupun ekologi atau sejenisnya. Kita akan mencoba membahas keberadaan laron dalam makna kehidupan kita pastinya. 

Laron menurut pandangan saya merupakan hewan yang memiliki pilihan hidup yang begitu besar. Laron memiliki keberanian untuk memilih jalannya meskipun resiko besar harus ditanggung. Bagi laron mungkin resiko adalah suatu hal yang sewajar ada dalam kehidupannya. Apapun itu resikonya sudah saatnya untuk melawan resiko itu. Laron tiada merasa gentar meskipun keluarnya mereka pasti akan mati dimangsa oleh mahluk lainya. Tapi laron selaludengan gagahnya  keluar dan memberanikan diri bersamaan dengan serangga yang kalau menggit kita saja bisa berdarah tapi laron selalu bangga bisa keluar. 

Itulah gambaran betapa laron itu mahluk kecil yang memiliki keberanian yang luar biasa untuk membuktikan kepada semua mahluk Tuhan bahwa ada mahluk bernama laron.Resjiko kematian yang ada adalah suatu kebanggaan demi suatu hal yang mungkin bagi seekor laron adalah perjuangan memperjuangkan kebenaran. Beberapa hal tadi coba saya komparasikan dengan realitas kehidupan kita saat ini. Sudahkah kita punya keberanian untuk mendobrak sejarah? Mengalahkan segala kenistaan segala kebatilan? Atau sudah kah kita tegas kepada diri sendiri? Sudah kita mampu menentukan pilihan hidup kita? Rencana apa yang hendak kita lakukan untuk hidup di masa yang akan datang? Mari kita renungkan bersama.

Gambaran sederhana dari seekor laron inilah sudah seharusnya kita memetik ilmu yang bermanfaat untuk kita.Laron dengan keberanianya semestinya membuat kita lebih berani lagi untuk bangkit, dengan resiko apapun kita harus tetap menjalani kehidupan ini. Masalah kegagalan itu adalah masa yang belum kita tahu yang menjadi poin pentingnya bukankah keberanian kita untuk melakukan hal yang mungkin sulit. Melakukan hal yang memebrikan kegagalan anda saat ini. Lebih dari itu nikmatilah kehidupan ini dengan berani sperti laron/

Laron itu selalu bergerak menuju cahaya, meskipun kita tahu kadang ada seember berisi air yang siap menerkam mereka. Namun apakan laron mundur? Laron putus asa? Tidak laron selalu bergerak menuju cahaya entah dengan resiko apapun. Mati itu hanyalah sebuat rantai kehidupan. Atau dalam biologi disebut rantai makanan. Menuju cahaya ini saya ibaratkan suatu kebenaran. Suatu kebenaran harus kita perjuangkan entah denga resiko apapun. Cahaya ini bisa diibaratkan juga seperti ilmu, kebenaran yang tentunya akan mampu menerangi jalan kita. 

Bayangkan laron saja bisa dengan keberanian, kita masa tidak punya keberanian? Apakah jangan-janagn kita terlalu egois untuk membaca. Apa kah jangan-jangan kita ini sudah menjadi sok tahu segala hal? Padahal  modal saat ini yang perlu kita miliki adalah bagaimana kita mampu memindset otak dan pikiran kita untuk memiliki keberanian demi yang haq namun dengan cara-cara yang mencerminkan orang yang tahu.

Matinya laron selalu memberikan manfaat bagi yang lainya. Meski ketidak jelasan hukumnya makan laron bagi manusia namun berbagai kalangan ada yang suka mengkonsumsi.  Laron ketika mati bisa di kasihkan ke mahluk laianya. Lah kalau kita mati apa yang hendak dunia lakukan terhadapa terhdap kita? atau jangan-jangan kita ini termasuk orang yang yang memiliki guna rendah? Jangan-jangan kedatangan kita sudah tidak di harapkan lagi? semoga itu tiada pernah terjadi untuk semuanya. Semoga kita mampu menjadi orang yang bermanfaat. Kalaupun susah untuk sosialnya setidaknya kita bermanfaat untuk diri kita sendiri.
 

Kenapa kita selalu menjumpai Kanan dan Kiri dalam Perjalanan?

0 comments

Menyusuri jalanan di dunia ini kita tidak akan pernah luput dari dualism arah yakni kanan dan kiri. Disemua dan seluruh penjuru dunia pun hampir sama dengan istilah kanan dan kiri. Tapi pertanyaannya apa maksudnya pakai dinamai kanan dan kiri? Kalau anda di tanya seseorang misalnya dari Jakarta ke Yogyakarta ada berapa tikungan? Kalau anda bingung anda akan ditertawakan. Karena sejauh perjalanan tersebut hanya ada dua tikungan yakni kanan dan kiri.

Saya rasa adanya kanan dan kiri bukan tanpa sebab, ataupun alasan yang tak jelas. Semuanya itu mengandung makna yang pastinya akan bernilai bermanfaat bagi kita semua. Manfaat ini tak terkecuali untuk siapapun, entah itu manusia ataupun seluruh jagad raya ini. Karena esensinya kanan dan kiri kalau kita mau mengaplikasikannya di dunia kenyataan memang seperti itu, benar adanya.

Kanan dan kiri bukan lagi menjadi symbol arah, kanan dan kiri bukan lagi sekedar penunjuk. Kanan dan kiri lebih merujuk ke esensi kehidupan yang hakiki. Kalau dalam perjalanan kanan dan kiri itu harus kita lalui untuk bisa sampai di tujuan kita. tujuan kita yang mana? Tentunya tujuan yang sudah kita rencanakan sebelumnya. Entah itu rumah kita, sekolah kita, atau tempat special lainnya? Kita tidak akan pernah sampai di tujuan kita ketika kita hanya melalui arah kanan tersebut atau sebaliknya kita hanya melalui arah kiri saja. Kedua-duanya harus kita lalui secara bersamaan untk bisa sampai, mau tidak mau, asyik tidak asyik, enak tidak enak.

Kalau kita mau menghubungkan dengan kehidupan kita kanan dan kiripun tak pernah luput dari kehidupan kita yang sebenarnya. Iya kita ibaratkan kanan dan kiri dalam hidup kita kita itu sebuah keberhasilan dan kegagalan, kesalahan ataupun kebenaran atau yang lainnya. Manusia mana yang tidak pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya? Manusia mana pula yang tidak pernah mengalami keberhasilan dalam hidupnya? Manusia mana yang tidak pernah berbuat salah? Manusia mana pula yang tidak pernahg berbuat baik atau benar? Saya yakin seyakin yakin nya semua manusia dan mahluk di dunia ini pasti mengalami dua hal tersebut. Semua manusia pati pernah gagal, semua manusia pasti pernah berhasil, semua manusia pasti pernah berbuat salah, dan semua manusia pasti pernah berbuat baik dalam hidupnya.

Dualitas itulah yang akan mengantarkan manusia pada sejatinya mahluk ciptaan Tuhan. Dualitas itulah yang akan memumuk manusia menjadi mahluk yang luar biasa. Dulaitas itu yang pada hakekatnya satu kesatuan yang utuh yang ada dalam diri kita, yang pernah kita perbuat dan selamanya kita akan mengalami hal tersebut. Namun kembali lagi seberapa besar kesiapan kita menyikapi hal semacam itu lagi di hari-hari berikutnya? 

Kegagalan manusia melakukan sesuatu itu merupan sunnahtulloh (hokum alam), kita tidak akan pernah luput dari yang anmanya kegagalan dalam kehidupan kita ini. Namun karena kegagalan ini lah biasanya kita mampu bangkit dan rebound dari kegagalan itu. Orang-orang yang sukses yang ada di dunia ini pernah mengalami kegagalan. Rosulluloh saja tak luput dari yang namanya kegagalan. Jadi ketika mungkin saat ini kita merasa telah gagal melakukan suatu hal anggap saja itu jalan yang memang harus kita lalui untuk menjemput keberhasilan.

Keberhasilan manusia ketika menyadari akan pernahnya mengalami kegagalan tidak akan membuatnya buta atau sombong. Orang yang menyadari kegagalan dan pernah bangkit dari kegagalan akan lebih menghargai siapapun dan usaha apapun yang orang lain usahakan. Rasa saling menghargai akan tinggi kepada mereka yang sedang dalam kegagalan karena pernah mengalami yang namanya gagal.

Keberhasilan? Keberhasilan juga hampir semua manusia mengalami nya, setidaknya berhasil keluar dari rahim ibunya. Bayangkan kalau anda gagal keluar dari rahim ibu, berapa puluh juta uang yang harus dikeluarkan untuk operasi mengeluarkan diri anda? Berhasil berbicara, melihat, mendengar, berjalan dan lain sebgainya. Pada hakekatnya kita dicipta dan di takdirkan dari kecil sudah dengan keberhasilan-keberhasilan yang luar biasa. Entah kenapa sekarang kita cenderung mengkebiri kesyukuran kita akan keberhasilan dengan terus iri dan memandang rendah diri kita. padahal yang namanya keberhasilan itu ada di diri kita sendiri. Keberhasilan hanyalah sebagai rangkaian perjalanan yang harus kita tempuh. Keberhasilan hanya ibarat tikungan bukanlah tujuan kita yang sebenarnya. Sperti layaknya kegagalan tadi, keduanya memang ibarat sebuah tikungan yang hanya kita lalui dan bukan tujuan yang sebenarnya.

Hidup dengan keberhasilan dan kegagalan akan selalu ada dalam hidup kita kaena itu merupakan satu kesatuan bukan suatu hal yang linier. Satu kesatuan yang akan mengantarkan kita pada sejatinya kehidupan, sejatinya rasa. Kalau kita mampu memahami hal semacam ini kita tidak akan meudah menjadi pribadi yang putus asa. Kita juga tiada akan pernah menjadi pribadi yang mudah sombong mengaggungkan keberhasilan yang mungkin kita raih. Semuanya akan dianggap sama, dan tidak terlalu berlebih-lebihan.

Ingat kegagalan dan keberhasilan atau kesalahan dan kebenaran itu hanyalah jalan menuju tujuan kita. Janganlah pernah memisahkan kedua hal tersebut apalagi mencintainya dalam ekadaan terpisah. Karean hakekatnya keduanya satu. Jangan pernah terlalu mencintai atau terlalu membencinya. 

Friday, January 25, 2013

Kita Perlu Belajar Banyak dari Tukang Becak

0 comments


Agak sedikit nyeleneh memang judul yang saya buat. Terutama mungkin bagi anda yang mengakunya berpendidikan tinggi, yang segala sesuatunya anda logika kan, anda matematika kan. Kadang ada hal yang anda terlupakan yaitu control diri dan ketenangan. Sejatinya kita saat ini memang sedang dilanda krisis yang  ketenangan. Barang kali saya kira ini lebih dahsyat dampaknya dari krisis moneter yang terjadi akhir 98-an. Krisis ketenangan ini jika terus dibiarkan akan secara perlahan merusak tataran elemen dan aspek masyarakat. Baik moralitas, pemerintahan, ekonomi dan lain sebagainya.

Bisa di bayangkan jika generasi yang ada saat ini sperti kaya di kejar anjing gila. Segalanya harus cepat segalanya harus di dahului, segalanya harus mendetail dengan waktu yang relative singkat. Kedepanya negeri akan dipimpin oleh pribadi yang kurang tenang dalam segala hal. Barang kali kita janagan terlalu mendewakan logika kita yang kadang sok professional dan melupakan tahapan dan tatacara yang arif dan bijaksana.

Iya barang kali kita perlu berguru kepada tukang bejak, bagi yang menganggap tukan becak ini orang yang tidak patut dicontoh saya bilang itu salah. Tukang becak itu salah satu profesi yang memerlukan energy yang lebih, tenaga yang lebih besar, kesabaran yang lebih besar. Tukang becak juga harus punya keberanian dan trik tersendiri dalam menghadapi kerasnya jalanan yang makin hari makin semerawut. Jika sedikit saja mereka lalai tentang medan jalan habislah riwayatnya termakan kepala truck atau bahkan bis-bis yang lajunya makin mengalahkan jet saja itu.

Setiap kali saya melalui jalan raya saya senang sekali melihat tingkah laku tukang bejak. Bukan karena mereka yang memang kadang seenaknya saja menyebrang, atau parker di tikungan. Itu memang hanya beberapa saja yang melakukan hal semacam itu. Tapi yang menjadi pusat perhatian saya ketenangan yang di tunjukan tukang becak. Tukan becak itu memiliki ketenangan yang luar biasa dan saya piker anti gertak. Bagaimana tidak tukan becak yang sudah melaju mau diklason sekecang apapun tetap santai kayuhannya. Mau dimarahi kaya apa tetap dengan muka tanpa dosa. Dijalanan yang semerawut seperti apapun bejak tetap mampu melaju dengan santai dan tampak begitu tenang. Tanpa terlihat tergesa-gesa mengejar penumpang atau yang lainya. Dan yang saya herankan itu hampir semuanya seperti itu? Apa mungkin mereka detraining terlebih dahulu? Saya rasa tidak dan mustahil. Namun tingkah dan pol mereka hampir sama dimana pun keberadaanya. Santai dan tenang seperti penguasa jalan. Banyak juga yang bilang kalau tukang becak memang raja jalanan di negeri kita ini.

Andaikan ketenangan ini juga dimiliki oleh para pemeimpin negeri ini atau setidanya kita sendiri. Rasanya keharmonisan dan kerukunan akan tercapai. Pemeimpin negeri ini menurut saya masih jauh untuk dikatakan sebgai pemimpin yang tenang. Ketika ada masalah dan disalahkan bukannya memikirkan solusi malahan sibuk jumpa pers mengklarifikasi tuduhan atau permasalahan. Pemimpin negeri ini masih suka sering kaya orang kebakaran jenggit dalam menghadapi permasalahan negeri ini yang kian hari kian membengkak.  
Pemimoi negeri ini rasanya kurang mau belajar dari rakyatnya yang dengan serba kekurangannya masih tampak tenang. Pemeimpin negeri ini kurang mau melihat tukang becak yang tenang dan berani. Tidak takut akan gertakan yang mungkin mengganggu keselamatanya. Tukang becak bermentalkan panglima namun kadang panglima kurang bisa sperti tukang becak. Semoga anda yang merasa menjadi pemimpin apa saja mampu belajar dari tukang becak dari bagaimana mengahdapi kerasnya kehidupan. Berani mengambil resiko terberat meski tampak tidak berdaya.

Dan akhirnya ketenangan semoga dapat kita tingkatkan. Ketenangan semoga dapat kita raikh dan pelajari dari manapun itu sumbernya. Karena pada hakekatnya alam ini snantiasa menyajikan ilmu yang sudah semestinya kita petik.

Thursday, January 24, 2013

Beban Turun kebawah memang Berat

0 comments

Iklan suatu produk susu yang menonjolkan dampak ostioporosis (kerusakan pada tulang) karena kekurangan suatu nutrisi membaut ku kadang tercengang. Bukan masalah susu itu bagus atau gak saya sendiri juga tidak pernah minum. Ataupun iklan nya mengadung seni tinggi saya rasa juga sama saja pada iklan pada umumnya.  Namun yang saya cengangkan itu pada stetment yang menyatakan bahwasanya turun ke bawah/ berjalan kebawah itu sama halnya dengan 6x beban berjalan ke atas (menanjak). Kata atau bisa di bilang statement yang itu yang membuat saya agak sedikit mengerutkan dahi dan bertanya-tanya iya juga yah? Iya juga yah?
Saya seperti biasanya sok menganalogikan dengan kehidupan yang kita jalani saat ini. Kehidupan memang tak pernah jauh dari naik turunya atau bergantinya tentunya dengan waktu yang tiada bisa kita duga. Ketidak terduganya ini yang kadang-kadang membuat kita merasa terlalu sakit, terlalu duka, terlalu dan terlalu lainya. Apa yang kita selama ini mungkin prediksikan tiba-tiba tiada seperti yang kita keinginkan. Apa yang kita nikmati tiba-tiba hilang, tiba-tiba pergi entah kemana.
Mungkin kata-kata itu atau penelitian bahwa jalan ke bawah itu lebih berat dari jalan keatas juga terinspirasi dari hidup. Tapi hipotesis konyol saya ini tak perlu membuat anda mengkerutkan dahi karena mungkin kebelinger. Tetapi memang kenyataanya orang yang tadinya hidup senang kemudian susah itu akan terasa sulit untuk beradaptasi. Beban yang dirasakan jauh lebih berat ketimbang saat-saat dimana dia mulai menanjak kariernya. Hidup dalam derita bukanlah pilihan orang-orang. Bahkan sangat dihindari untuk hidup seperti ini. Semua orang akan selalu mendambakan hidup bahagia dan sejahtera.
Sahabat saya pernah berkata seperti itu menganalogikan jalan turun dengan hidup seseorang. Tentunya saya makin bertanya-tanya, kenapa ada juga yang berpikir seperti saya. Dan saya rasa jika anda pernah mengalami apa yang dimnamakan susah, dinamakan derita anda akan berkata sama. Turun itu lebih berat dari pada naik. Celakanya saya sering mempraktekan ketika saya membawa motor turun, saya menghabiskan tenaga ekstra ketimbang naik. Orang yang jatuh saat menanjak itu lukanya ringan tapi ketika jatuh saat menurun apalagi terjal jangan tanya seberapa parah luka yang diderita.
Menikmati kehidupan memang bukanlah perkara yang mudah. menikmati perjalanan ke bawah memang bukanlah perkara yang biasa. Akan ada energy lebih yang dikeluarkan, namun semua itu memang harus kita lalui. Semua itu harus mampu menjadikan diri kita jauh lebih baik, jauh lebih bijak mesti sulit.
Menurun ataupun menanjak itu hanyalah sebuah jalan yang harus di lalui seorang manusia agar sampai dikeabadian dan kedamaian. Kalau kita mau sampai mau tidak mau harus di lalui dengan atau alat yang membantu kita. Ataupun denagn atau tanpa yang sudi mengulurkan tangan dan menggengam tangan kita. Hidup ini akan terus berjalan dan tugas kita mengejar dimensi yang yang tertinggal jauh. Tugas kita memalui jalan itu. Menikmati langkah kecil kita dengan penuh kehati-hatian.
Semua orang atau setiap orang memiliki ataupun stidaknya pasti pernah merasakan rasanya berjalan menurun. Apalagi berjalan dikehidupan ini, derita dan air mata harusnya menjadikan kita tabah, menjadikan kita kuat bukan malah seakan menampakan bahwa kita lemah. Ada banyak orang yang menjalani kehidupan ini dengan terlalu di dramatisir. Sebagian orang menganggap derita itu takdir, sebagian menganggap derita seperti orang yang berjalan menurun. Sebagian orang berusaha menerima keadaan dengan terus berusaha dan berterima kasih ke Tuhan nya. Sebagian lagi pura-pura diam tapi sbenarnya menolak derita yang ujung-ujungnya tiada menjadi manusia yang mampu menerima keadaan.  Manusia yang selalu ketika ada permasalahan berlari, kemudian menganggungkan masa lalu.
Orang yang berjalan kebawah seharusnya tak perlu melihat ke atas tapi tetaplah focus pada jalan. Melihat ke atas adalah melihat masa lalu kita. kita akan terpleset dan ujung-ujungnya kita akan jauh lebih sakit. Banyak orang yang terjebak masa lalunya, mereka menjadi pribadi yang apatis, menjadi pribadi yang susah untuk dikendalikan dan kaku.
Setiap orang punya masa lalu, tapi kenapa diantara mereka hidup dimasa depan karena masa lalu. Dan ada juga yang mati karena masa lalu. Dan parahnya hidup saat ini tapi seperti hidup di masa lalu. Orang yang tidak mampu bangkit dari masa lalu hanya akan menjadi bulan-bulanan derita masa lalu.
Orang yang hanya berjalan di datar hanya akan hidup sperti anak kecil di pedesaan yang naik turun menapaki jalan. Kualitas kekuatan atau antibody juga berbeda jauh mereka yang terbiasa seperti anak tadi jarang terkena pernyakit. Itulah gambaran kecilnya, orang yang terbiasa dan berusaha menikmati turunan dan tanjakan di hidup ini akan jauh lebih siap dan tegar menjalani kehidupan ini.

Sunday, January 20, 2013

Yang tidak Terurus saja Berbunga Indah Apalagi yang Terurus

0 comments



Bunga di atas adalah bunga yang berada tepat dikamarku. Tanaman yang tiap hari aku cuekin itu ternyata sudah berbunga indah. Iya tanaman itu telah berbunga dan hampir lama keberadaanya untuk ukuran bunga. Meski sudah lama tetap nampak cantik dan enak di pandang. Saya memang bukanlah pecinta bunga, mungkin karena gengsi cowo kali yang menjadikan persepsi kalau cowo ngurus bunga itu girly. Parahnya saya juga menerapkan anggapan semacam itu. Entah karena biar kelihatan hebat atau memang sejatinya saya typekal orang yang tidak mau peduli. Amit-amit semoga saja saya bukan seperti itu kalaupun iya semoga Tuhan segera mengingatkan saya.

Bunga depan kamar yang menghiasi pemandangan ku akhir-akhir ini sepertinya sengaja di gerakan untuk menunjukan teladhan. Bagaimana tidak bunga yang tak pernah di siram tak pernah di perhatikan bisa menghasilkan bunga yang elok nan indah itu. Iya bunga itu kian menunjukan tajinya sebagai hasil ciptaan yang agung. Menghasilkan madu bagi kumbang, atau lalat jahat. Parahnya bunga itu tetap tenang dan seakan tak peduli yang menghisap madunya itu kumbang atau lalat.
Saya pada akhirnya memang perlu mengembalikan kepada sejatinya manusia yang hidup dan diciptkan lebih sempurna dari ciptaan Tuhan lainya. Kepada mereka yang minder, mereka yang psimistis, mereka yang gundah gulana menjalani kehidupan. Mereka itu mungkin saja saya, mungkin juga anda sendiri. Kembalilah membuka mata hati, kembali ke sejatinya diri yang semangat, yang optimistic yang tak pernah mengenal given up.

Pada dasarnya jika menilik dari bunga itu ada suatu proses yang sulit bagi kita untuk diterima logika kalau kita mencoba mengkomparasikannya di kehidupan kita. Kadang sering kita merasa lelah, merasa tak berharga dan tak punya sesuatu yang kelak akan mengantarkan kita pada yang namanya kesuksesan. Kita cenderung mengkebiri potensi yang kita miliki dengan terus memandang dan mengkomparasikan kedalam pola hidup orang lain. Ujung dari semua itu adalah rasa kecewa dan putus asa. Tidak mau bersyukur dan selalu berujung diduka nestapa.

Bunga itu tak pernah mendapatkan perlakuan special, tapi dia dapat menghasilkan dan menghiasi mata manusia. Kita ini selalu diperlakukan dengan cara yang special, mendapatkan pendidikan, kesempatan besosialisasi dengan orang lain. Kesempatan mengakses segala informasi demi menopang kehidupan kita. Kemudian yang menjadi pertanyaan masih pantaskah kita merasa psimis, minder dan merasa tidak berguna?
Kita semua yang hidup di dunia ini akan merasakan yang namanya kesuksesan dan bahakan kita sudah merasakannya. Sukses melihat keindahan dunia, sukses mendengar beribu nada-nada dan suara. Sukses merasakan kelezatan makanan dan lain sebagainya. Yakinlah pada diri sendiri bahwasanya kita pantas menyandang yang namanya kesuksesan. Kita pasti akan menjadi bunga-bunga di bumi ini dan akan selalu bermanfaat bagi sesama dan alam ini.

Kenapa saya begitu yakin kepada diri sendiri dan anda juga pasti akan sukses? Saya bukanya mendahului qodo dan qodar Tuhan. Saya hanya mengambil kesimpulan kecil dari bunga depan kamar saya itu yang tak pernah mendapatkan sesuatu hal yang baik tetap mampu berbunga dengan indah apalagi kita? selain itu juga bukankah Tuhan telah berjanji bahwasanya Dia menciptakan manusia dalam keadaan yang sempurna bukan? Tuhan juga telah menjadikan kita di dunia ini sebgai khalifah yang akan menjadikan alam ini makin baik.

Percayalah masing-masing kita punya suatu potensi yang bisa kita banggakan. Percayalah kita telah mengurus diri kita sejak bertahun-tahun. Melalui suka dan duka hidup hingga kita benar-benar kuat. Kita telah melalui perjalanan jauh untuk memupuk diri kita. Bagaimana kita bisa merasa psimis sedang pada esensinya kita sudah sangat siap? Kita semua telah dipersiapkan untuk menjadi pribadi tangguh, pribadi yang akan selalu membaikan diri dan kehidupan setiap saatnya. Percayalah kita semua jauh lebih hebat, lebih sempurna sebagai penciptaan-Nya. Kita semua bisa jadi lebih dari sekedar bunga atau tanaman. Kita bisa lebih jauh lebih dari mahluk apapun yang diciptakan Tuhan. Berbanggalah menjadi pribadi anda saat ini, dan teruslah berusaha menjadi lebih baik. 

Friday, January 18, 2013

Air Kamu Lagi kenapa to?

0 comments
Akhir-akhir ini saya sering merasa takjub dengan unsur bumi yang bernama air. Bukan karena ibu kota yang terkena banjir atau selokan mataram Yogyakarta yang gak pernah kelihtan jernih airnya. Tapi saya lebih melihat gerakan air yang begitu mengirama dan begitu kompak. Air seakan begitu menikmati perannya sebagai air dia tak pernah marah dan selalu tampak tenang. Bayangkan saja dia selalu menari-nari melewati bebatuan dan karang (di laut/pantai). Meskipun bagi sebagian orang katanya air bisa menimbulkan bencana, air itu perusak dan lain sebagainya. Saya rasa hal tersebut kurang tepat, air itu rahmat dan air itu rezeki. Meskipun menimbulkan banjir saya rasa itu bukanlah salah air, manusialah yang semestinya sadar kalau mereka merenggut hak air mengalir. Kata seorang penulis ternamaan mas Prie banjir itu bukanlah bencana hanya air yang bingung mencari lubang. Menurut saya tepat sekali air itu tidak akan pernah membanjiri kalau mereka di beri hak untuk lewat.
Kalau kita mau sadar dan membuka pikiran,kita dapat belajar dari sifat air yang setiap hari kita jumpai. Air itu tiada pernah melihat ke masa lalu, air itu selalu bergerak maju ke depan tidak ada air yang bergerak mundur. Ini memberikan kita gambaran bahwasanya kita sebagai manusia memang harus terus bergerak maju agar seperti air yang kuat tapi tetap calm (tenang). Iya masa lalu tak perlu kita jadikan alasan kita untuk menjalani setiap detik hidup kita. Masa lalu hal yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Kewajiban kita menjalani hari ini dan mempersiapkan esok hari atau masa depan.
Banyak yang bilang masa lalu itu guru yang baik, bagi saya kebelinger. Bukan masa lalu guru yang baik itu tapi pengalaman. Tentunya pengalaman yang berguna untuk meneruskan kehidupan kita, yang kiranya dirasa kurang berguna ya di buang jauh-jauh. Ada lagi belajar dari masa lalu, menurut saya juga kebelinger juga. Orang yang belajar dari masa lalu hanya akan membandingkan dengan masa lalunya dan hidupnya akan terus di bui di mindsetnya sendiri. Sebagai contoh dulu si A dapat uang 1 juta di bulan yang lalu. Kemudian dia di bulan kedua dapat 500 ribu. Karena si A belajar dari masa lalu dia akan membandingkan dengan masa lalunya yang ujungnya gak bersyukur. Sial bulan lalu saya dapat satu juta bulan ini cuma 500 ribu. Begitupun sebaliknya si A dapat 1 juta di bulan lalu kemudian 2 juta di bulan ini. Dengan membandingkan dia akan bilang dengan nada sombong ini hasil kerjaku, karena aku belajar dari masa laluku kemaren. Secara tidak langsung melupakan kekuatan hebat yang menggerakan dirinya.
Boleh memotivasi diri dari kegagalan masa lalu namun jangan membawa masa lalu menjadi bagian yang tak bisa dilepas dari kita. Intinya setiap kehidupan kita harus terus meningkatkan kualitas diri kita, kualitas hidup kita. Ketika usaha kita maksimal pasti hasil atau outputnya juga maksimal tak perlu membandingkan di masa lalu. Yang terpenting itu effort kita atau usaha kita untuk terus berbenah dari segala aspek kehidupan ini.
Hal yang kedua yang kita pelajari dari air itu adalah kemampuan adaptasi yang luar biasa. Sifat air itu mampu menempati segala bentuk ruang, mau itu kerucut, kubus atau bentuk yang ruang yang njelimet sekalipun. Sifat air yang satu ini agaknya memang sangat susah dilakukan oleh manusia tapi saya yakin kita sebagai mahluk yang diciptakan sempurna pasti mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Orang yang kurang dapat beradaptasi dengan kondisi yang ada cenderung hidup kurang bahagia dan tampak murung. Banyak contoh yang sering terjadi di aktivitas kita sehari-hari. Saya dan anda barang kali sering mengalami hal semacam itu.
Menyesuaikan diri dengan kondisi baru memang bukanlah perkara yang mudah. banyak orang yang mengundurkan diri karena tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan kondisi kerjanya. Namun hal yang sering menjadi perhatian dan memang menarik untuk diperhatikan adalah menyesuaikan diri dengan kesusahan atau derita. Orang yang terbiasa hidup mewah, senang, kaya raya secara harta. Kemudian tiba-tiba koleps dan hidup susah akan butuh waktu lama untuk bisa menyesuaikan kondisinya. Bahkan mungkin bisa bunuh diri hanya karena perkara tidak mampu beradaptasi. Namun sebaliknya ketika orang yang biasa hidup susah kemudian hidup senang akan mampu beradaptasi meski kadang terlihat sedikit norak.  Tetapikan poin pentingnya bisa beradaptasi?
Makanya mengkontrol setiap detik nikmat yang di berikan Tuhan dengan bersyukur menjadi senjata yang bisa dibilang mujarab. Karena dengan hal semcam itulah kita akan mampu bisa hidup dengan kondisi apapun seperti air. Air unsur yang diciptakan Tuhan dengan penuh rasa syukur. Dibuktikannya selalu bermanfaat bagi umat manusia.
Sifat yang ketiga telah disinggung diparagraph sebelumnya yakni air selalu bermanfaat untuk umat manusia di dunia ini. Harapannya kita juga mampu menjadi sosok yang bisa bermnafaat bagi orang lain dan alam ini pastinya. Ketika air membentuk pola yang namanya banjir padahal air nyasar. Pasti ada manusia yang di untungkan juga. Tempat penyucian mobil dan motor kebanjiran order. Bengkel juga menerima banyak order bukan? Produksi makannan instan juga tiba-tiba mengalami kenaikan produksi. Penjual wedang jahe dan rondepun tak bakalan ketinggalan meraup untung. Petugas kebersihan tak perlu sulit membuang sampah karena sudah terbawa air. Ada manfaatnya juga bukan yang dinamakan banjir itu? Air juga menjadi unsur yang paling dicintai kaum agraris negeri ini. Mereka tidak peduli air dihujat orang metropolitan, kecintaan mereka tulus ke air sebagai unsur yang dapat menyuburkan tanaman mereka.
Air sebagai ciptaan Tuhan pastinya juga akan memberikan pembelajaran yang bermanfaat bagi manusia. Karena pada esensinya apa yang telah diciptakan Tuhan itu ada hikmah dan pelajaran yang harus kita petik. Yakinlah saya dan andalah yang akan merubah tataran bumi ini menjadi lebih baik. Jangan menunggu keajaiban datang, kerjakan apa yang bisa kita kerjakan sekarang. Ingat hidup ini bukanlah keajaiban namun yakinlah apa yang terjadi dihidup ini suatu keajaiban. 

Thursday, January 17, 2013

Kalau gak mau bersyukur itu Goblok

0 comments

Judul itu memang sedikit mengandung konotasi negatif diakhir judul berupa kata “goblok”. Namun saya rasa itu masih mending bukankah sebenarnya kalau tidak mau bersyukur itu termasuk orang kafir? Ada sedikit perbedaan persepsi masyarakat tentang bodoh dengan goblok. Bodoh itu memang belum diberitahu tentang suatu hal. Namun kalau goblok itu dikasih tau malah tidak mau tau (tidak sadar).
Kita sebenarnya sering kali dikasih tahu, di beri ilmu dari kehidupan kita. Dari hari-hari yang kita jalani namun kita kadang suka cuek bebek dengan pelajaran itu. Kita cenderung mengabaikan tafakur alam, kondisi lingkungan dan lain sebagainya. Padahal dari situ kita dapat belajar banyak, kita dapat berbagai macam ilmu dari proses itu. Dulu ketika Rosulluloh pertama mendapatkan wahyu firman yang pertama adalah iqra. Iqra secara terminology bahasa artinya membaca, yang jadi pertanyaan apanya yang dibaca sedang Rosulluloh tidak dapat membaca dan menulis. Jawabannya adalah baca lingkunganmu, baca alam sekitarmu. Baca apa saja yang perlu kau baca dan kemudian aplikasikan di kehidupan sebagai rasa syukur. 
Aktivitas dan rutinitas kita jika kita mau membuka diri untuk membaca kita sebenarnya sudah banyak mendapatkan ilmu. Sesuai dengan judul yang saya buat tentang bersyukur, andai kita mau membaca lingkungan kita secara baik-baik kita akan menjadi pribadi yang lebih bersyukur. Bisa dibayangkan ketika anda berhenti di lampu merah, seberapa banyak anda menemui anak-anak meminta-minta, nenek-nenek meminta-minta. Saya rasa jumlahnya tidak sedikit namun pertanyaanya sedalam mana anda dan saya mampu memaknai apa yang kita saksikan itu? Jawabannya tergantung diri anda dan saya mau membuka mata hati atau menutup rapat.
Dilingkungan sekitar kita kita sering menemui orang-orang yang secara manusiawi kita anggap kurang beruntung. Namun kita janagn hanya merasa iba atau kasihan semata. Kita harus mengambil pelajaran hidup dari mereka. Mereka dengan hidup seadanya bisa bahagia, sedang kita? Kita di beri sedikit kesedihan dan kesusahan saja sudah mewek-mewek, menangis tidak jelas. Bandingkan dengan mereka mereka selalu ceria, mereka selau mampu bisa tersenyum dengan kondisi yang bagi saya dan anda mungkin anggap sebagai kesusahan.
Kita saat ini cenderung mengaku sebagai kaum yang katanya terdidik dan mengaku kaum intelektual. Namun nyatanya untuk rasa hidup kita jauh lebih ketinggalan jauh lebih bodoh dengan mereka yang nota bene mereka berpendidikan rendah. Atau jangan-jangan kita memang sudah terlalu sombong dan hanya mengagungkan teori belaka? Dengan praktek yang nol besar? Atau memang kita memang sudah lama terdidik untuk menjadi pribadi yang suka menggerutu dan putus asa. Entahlah yang jelas yang kita saksikan itu adalah nyatanya kehidupan saat ini.
Sayapun kadang suka malu sendiri ketika bertemu dengan orang-orang yang menurut pikiran jelek saya memiliki kekurangan atau ketidakberuntungan. Namun memiliki kualitas hidup yang luar biasa, memiliki control diri yang jauh lebih hebat dari saya yang secara teori mempelajarinya. Saya sebagai seorang yang berbeckground psikologi pun untuk mengkontrol diri, tenang, ceria, dan bersyukurpun begitu susah.
Bercengkramah dengan orang-orang yang memiliki kualitas hidup yang mendalam memang begitu menakjubkan. Mereka ketika ngobrol lebih totalitas, lebih mengerahkan pikiran dan hati mereka sehingga kita merasa nyambung dan enak. Saya pernah tidak bisa berbicara apa-apa ketika bertanya dengan nenek di pinggir jalan, apa nenek bahagia? Dengan santainya menjawab “iyo niki urip kulo mas, nggeh kudu kulo sukuri”. Control diri yang luar biasa bukan? Mereka bisa mngolah perasaan mereka dengan begitu tertata rapi. Menurut saya begitu menakjubkan dan langka di zaman yang orang sudah saling kejar-kejaran mengejar dunia. Ada manusia yang masih bisa menikmati kehidupan, meski tidak mengucapkan kata syukur namun kata itu mengandung rasa syukur yang jauh lebih mendalam.
Syukur bukan hanya persoalan Alhamdulillah,  atau ucapan-ucapan lainya. Tapi lebih mengaktualisasikan dalam hidupnya. Syukur sendiri juga tidak hanya masalah mendapatkan kenikmatan semata namun segala hal yang ada di dunia ini harus disyukuri. Karena dengan rasa syukur inilah kadar beban kita berkurang lebih cepat. Untuk bersyukur jangan terlalu memandang ke atas, pandang ke atas untuk memotivasi. Kalau ingin lebih beryukur sering jadi pembaca lingkungan sekitar. Pandangan orang yang kurang beruntung dari kita. Pelajari cara mereka mengkontrol kehidupan ini. Semoga kita tergolong manusi yang bersyukur.

Misteri dibalik Fungsi Cermin

2 comments


Siapa sangka barang yang hampir setiap hari kita pandangi yaitu cermin memiliki misteri yang begitu luar biasa. Cermin barang yang terbuat dari Aqua DM, Perak, sodium Tratat, amonia, Kertas saring, Lembaran kaca. Dari bahan-bahanitulah kemudian terbentuk yang namanya cermin yang sering kita gunakan untuk melihat wujud asli kita. Malah bagi yang sangat perfectionis dengan wajah atau penampilanya kemana-mana selalu membawa cermin. Bisa dibayangkan berapa permenit dia melihat diriya di cermin.
Cermin itulah yang membuat suatu mindset percaya diri, merasa cantik (bagi wanita), merasa cakep (bagi cowo). Tidak jarang juga orang kelihatan konyol hanya gara-gara cermin ini. Mungkin anda dan saya sering mengalami kejadian ada cermin jatuh dikelas (yang sekolah, kuliah) atau di tempat kerja. Bagaimana tidak malu dan kelihatan konyol semua mata akan tertuju ke kita sambil mencibir dalam hati “dasar genit, kecentilan, sok cakep/sok cantik dlsb”. Padahal kalau kita mengkecilkan perspepsi kita itu hanya objek (barang) mati, sama seperti pulpen yang jatuh atau buku. Tapi karena mindset kita dan pola piker kita hanya merujuk pada fungsi akhirnya terjadi semcam itu, gumun (heran).
Entah karena persoalan apa yang menjadi dasar kenapa manusia begitu senang bercermin dan melihat dirinya sendiri. Sebenarnya bercermin itu baik agar kita bersyukur kepada Tuhan atas segala nikmat yang di berikan. Namun ketika yang terjadi adalah kesombongan semata itu yang salah kaprah. Bercermin hakekatnya untuk berhias atau memperindah diri. Karena Tuhan sendiri Indah dan suka dengan keindahan. Tentunya selanjutnya kita semestinya menyampaikan rasa syukur kita atas nikmat ini.
Saat kita bercermin pernah tidak kita berpikir, kenapa di cermin itu serba terbalik? Kenapa tangan kanan kita ketika di cermin malah jadi tangan kiri, bukan itu saja hampir semua tubuh kita jadi terbalik. Kecuali kepala kita yang tidak jadi di bawah, bahaya kalau seperti itu. Karena memang cermin tidak membalik arah yang horizontal atau vertical. Menurut yohanes surya kenapa saat bercermin itu kanan terlihat di kiri dan sebaliknya? karena kita terbiasa bicara dengan lawan bicara kita secara berhadapan. Ketika kita berhadapan, bagian kiri kita sejajar dengan bagian kanan lawan bicara kita dan sebaliknya. Jadi, ketika bercermin, se-olah-olah kita berhadapan dengan ”lawan bicara”, sehingga timbullah persepsi bahwa telah terjadi pembalikan kiri-kanan.
Jawaban itu memang nyata adanya namun saya mau sedikit menjelaskan kenapa bisa seperti itu. Blind analysis saya mengatakan ketika kita menhadap cermin kemudian melihat hal semacam itu itu sebenarnya pertanda untuk kita agar belajar sadar. Cermin itu kan bercermin atau melihat diri kita, atau ngaca. Kata ngaca ini yang sering di gunakan orang-orang ketika mengumpat orang lain “ngaca dulu kamu itu siapa?, ngaca dulu sana sudah bisa belum? ” dan lain sebagainya. Berarti secara tidak langsung bisa di tarik suatu kesimpulan esensi bercermin itu menilai, introspeksi diri kita. Kalau umpamanya tanagn kanan analoginya perbuatan benar. Jadi kita jangan terlalu berbesar hati, berhati tinggi dengan kebenaran kita. Karena barang kali ketika kita berusaha menilai diri itu masih berada di kiri atau belum di katakana kebenaran. Begitupun sebaliknya jangan menilai orang lain dari apa yang kita anggap salah siapa tahu itu juga benar. Jadi intinya bercermin juga harus memiliki nilai fungsi bersadar diri. Ojo rumongso biso nanging kudu biso rumongso ().
Selaian untuk bercermin pada hakekatnya juga bisa sebagai alat memotivasi diri sendiri. Banyak orang besar yang berbicara dan memandangi diri sendiri di cermin sebelum berorasi. Karena tatkala di cermin kita dapat dengan luluasa melihat mimic wajah kita, eye contact kita, atau bahasa non verbal lainya. Sehingga ketika kita hendak langsung mempraktekan kita sudah lebih siap dan terkontrol. Disamping itu juga ketika kita mencoba memotivasi diri di cermin sepanjang hari kita akan lebih bersemangat. Salah seorang sahabat saya kalau pagi hari selalu memotivasi dirinya dengan berkata “aku bahagia, aku senang, hore-hore” kemudian senyum sambil berdoa untuk mengawali hari. Harus anda tahu sepanjang hari itu sahabat saya bilang begitu bersemangat. Ini contoh mampu menggunakan alat yang bernama cermin untuk hal yang sepele tapi berdampak luar biasa. Anda mungkin bisa menggunakan cara sahabat saya itu. Hari pertama memang terasa sedikit aneh, apa lagi anda melakukannya baru bangun bisa saya pastikan anda tertawa melihat wajah anda. Kemudian anda akan merasa lebih segar dan di tambahi kata-kata yang di contohkan sahabat saya itu. 
Fungsi cermin yang kali ini sebenarnya sudah saya praktekan sejak zamannya SMA. Entah kenapa banyak orang yang suka ngobrol dengan saya padahal saya sendiri memiliki tumpukan masalah. Namun saya mencoba sok bijak dan sok mampu alhasil saya kadang sering memberikan hal yang bagi orang lain sepele tapi lumayan manjur (ampuh). Karena saya juga sering mempraktekannya sendiri. Iya menggunakan cermin ketika anda marah, mangkel, dongkol, males atau emosi negative lainya. Ketika anda sedang marah cobalah bicara di cermin pandangi wajah anda, liat wajah anda baik-baik anda dengan sendirinya akan tersenyum. Dan perlahan marahnya berkurang lebih cepat. Ketika anda nangis sedih, lihat saja wajah anda di cermin anda pasti bisa tertawa. Tapi kurang tahu kalau perasaan anda sudah ditutup itu sih sulit untuk ketawa, bahkan mungkin cermin sudah anda lempar dan hancur berantakan.
Hal kecil dari fungsi cermin ini memang terkesan sepele bahkan mungkin bagi anda cara konyol. Namun bukankah untuk membangkitkan kesadaran kita perlu sadar diri dulu, kenali diri sendiri dulu, orang lain dan dengan sednirinya akan kenal Tuhan? Semoga kita lebih bisa menjadi manusia yang dari hari ke hari terus meningkatkan kesadaran kita untuk terus memperbaiki diri.


Wednesday, January 16, 2013

Beribadah dengan nafsu atau iman?

0 comments

Saya pernah dapat nasehat yang menurut saya keras dan jangan terlalu disikapi secara kaku. Dia seorang tokoh islam Cak Nun, beliau berkata kalau sholat tidak khusyu itu seperti halnya kamu salaman tapi wajah kamu buang (membalikan badan). Mending tidak usah sekalian kan? Tanya beliau bercanda tapi cukup mengena.
Memang dalam menjalani suatu rutinitas bernama ibadah apapun jenisnya kita begitu sulit untuk totalitas disitu. Sholat pikiranya kesana-kemari tidak jelas, sedekah dengan pamrih meski dalam hati, dan lain sebagainya. Kita beribadah cenderung menggunakan nafsu kita semata dan parahnya tidak didasari ilmu pengetahuan dan ini yang berbahaya bukan? Dalam suatu riwayat di ceritakan tidurnya orang yang berilmu itu ditakuti setan ketimbang ibadahnya atau sholatnya orang yang tak berilmu.
Beribadah memang sangat dianjurkan untuk ditingkatkan, bahkan Tuhan menganjurkan kita untuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan “astabikhul khoerot”. Namun jika apa yang kita lakukan hanya di dasarkan nafsu semata itu yang perlu jadi pertanyaan. Bukankan Tuhan sendiri tidak menyukai segala hal yang berlebihan? Lakukanlah segala sesuatunya sesuai dengan kadar dan proporsinya. Jangan hanya karena ingin dipuji atau dengan maksud tertentu kita begitu bersemangat namun kita tidak ada maksud kita melembek dan melemah.
Janganlah terlalu sering mendzolimi diri sendiri dengan ambisi konyol kita demi mendapatkan simpati dari orang lain. Karena pada esensinya ketika seorang tepuk tangan kepada anda dia kelak akan menertawakan anda jauh lebih parah ketimbang mereka yang tidak mengagumi anda. Jangan terlalu terbuai dengan pujian kemudian bertindak over control. Bertindaklah sewajarnya, sebisanya, semampunya, setuntunannya, sesuai dengan perintah dan larangan-Nya bukankah itu jauh lebih baik?
Segala hal yang dilakukan dengan berlebihan memang  tidaklah baik. Jangankan beribadah untuk hal yang dianggap sepele seperti tidur saja kalau kita melakukannya terlalu banyak akan berdampak bagi kesehatan kita. Tubuh yang terlalu banyak tidur akan jadi sakit-sakitan, letih dan lesu. Padahal jika kita melakukannya secara proporsional itu akan menopang kesehatan kita, tubuh jadi semangat dan lebih terasa fresh (segar).
Kembali kemasalah beribadah, ibadah yang di lakukan secara berlebihan demi penghargaan dari sang insan tidak akan berdampak apapun selain pujian. Ibadah pada esensinya seperti menanam padi, ibadah apapun. Ketika kita menanam padi kita akan menjumpai tanaman-tanaman obat-obatan bahkan sayuran. Orang  jawa menyebutnya daun mandelan  daun yang sering dijadikan lalaban dan dapat berfungsi sebagai obat. Itulah analogi ibadah secara sederhana, namun jika anda hanya menanam rumput apakah anda bisa menjamin tumbuh padi? Hanya orang bodoh yang akan menjawab iya.
Meluruskan niat, melakukan segalanya dengan sesuai proporsinya akan membuat kita jauh lebih terarah. Ketika anda sedekah ya sudah niatkanlah karena Allah, kelak juga Allah akan membalasnya. Saya pernah ditanya temen saya mengenai kalau sedekah sambil berharap umpamanya lewat sedekah ini semoga Tuhan meluluskan ujian saya dan lain sebagainya. Saya jawab boleh-boleh saja yang jelas Tuhan akan memberikanbalsan sesuai keniatan kamu bukan? Analoginya kamu hanya menanam rumput ya sudah kamu akan memanen rumput. Namun jika di dasari murni karena Allah, karena memang seharusnya sedekah kita tidak hanya akan memanen rumput tapi jauh dari itu kita memanen padi yang jadi prioritas kita.
Pandangan Imam Al-Ghazali bahwasanya sedekah itu kalau di ibaratkan memberi dengan tangan kanan namun tangan kirinya tidak melihat. Atau istilah jalananya kaya orang buang air besar tidak merasa rugi atau seperti apa. Tapi memeng sudah seharusnya di buang atau kalau disedekah memang sudah saatnya di sedekahkan. Dan pastinya biarkan Allah yang akan membalas segala hal yang kita lakukan. Masa kita tidak yakin dengan janji-Nya. Ingat kebaikan sekecil apapun akan di balas jangan terlalu khawatir dengan kehidupan yang diatur Dia. Semoga kita tetap berada dijalan yang di Ridhoi oleh-Nya, dan terus memperbaiki diri membaikian kehidupan kita. Selamat mala..

Monday, January 14, 2013

Hidup ini sudah di rencanakan Dia

0 comments

Berbicara masalah kehidupan memang tiada pernah ada habisnya akan terus di perbincangkan. Berbagai buku yang membahas sisi kehidupan manusia terus membanjiri pasaran buku negeri ini. Mulai dari membahas tentang bagaimana cara hidup bahagia. Strategi hidup sukses dengan hitungan jam atau apalah semuanya di tawarkan seakan manusia negeri ini penuh dengan berbagai macam masalah. Kalaupun nyatanya seperti itu mungkin anda dan hati saya saja yang menjawab.
Manusia negeri ini makin hari makin menyukai hal-hal yang sifatnya instan. Makanya peluang inilah yang di gunakan orang untuk masuk memanfaatkan kesukaan manusia negeri ini pada hal instan. Bayangkan saja makanan instan seperti mie meskipun terdiri banyak merk dan produk yang berbeda tetap saja habis di pasaran. Padahal seperti yang kita ketahui hal yang bersifat instan itu kurang baik untuk kesehatan (makanan). Buku-buku yang menawarkan strategi kaya dalam hitungan jam begitu laris di pasaran. MLM yang menawarkan berbagai kemewahan yang bisa di dapat dalam sekejap membius mahasiswa-mahasiswa yang demen dengan hal instan. Ujungnya kenyataanya tidak sesuai dengan ambisinya/keinginannya. Ujung-ujungnya marah, frustasi dan lain sebagainya.
Dengan latar belakang kondisi semcam itulah mestinya kita yang masih sadar bahwa untuk mencapai suatu hal itu bukanlah perkara mudah. Merubah kehidupan itu tidak segampang membalikan telapak tangan kata orang tua. Memang nyatanya seperti itu perlu tahapan dan proses yang panjang. Bayi saja untuk bisa berjalan harus melalui tahapan merangkak, titah (berjalan dengan di pegangi), harus jatuh bangun untuk bisa berjalan. Namun hasilnya mereka dapat berjalan dan kita juga seperti itu bukan? Begitupun hidup, untuk menjadi manusia yang hebat perlu melalui proses yang tidak sebentar. Perlu penempaan, cobaan, suka dan duka mengarungi kehidupan. Kata seorang pepatah ombak yang kecil tidak akan menghasilkan nahkoda yang hebat. Begitu pula kehidupan atau hidup kita, jika berjalan flat (datar) kita akan menjadi manusia yang biasa-biasa saja bukan?
Meskipun melalui proses damun tetaplah yakin bahwa kehidupan ini, hidup kita ini sudah terencana jauh sbelum kita turun dimuka bumi ini. Atau secara religi sering disebut qodo dan qodar manusia, yakni hal yang sudah terjadi dan akan terjadi kepada kita. Semuanya memang telah terdesain secara sempurna oleh sang Maha Kuasa. Dan yang perlu digaris bawahi Dia itu maha tnaggung jawab, Dia tiada akan pernah menelantarkan ciptaan-Nya bukan? Tinggal kita mau menjemput jalan untuk sukses atau tidak? Jika kita hanya berdiam diri iya sama saja bohong. Bayangkan anda di tawari makan namun anda masih membisu dan tidak mau mendekat. Iya yang nawarin anda akan segan untuk menghampiri anda. Meskipun Tuhan tidak akan seperti itu, Tuhan selalu ada untuk hamba-Nya. Namun kita juga harus kembali lagi bahwasanya “Tuhan tiada akan merubah nasib suatu kaum ketika mereka tidak merubahnya sendiri” (ar-rad :13). Ini menjadi gambaran bahwa kita harus berusaha dengan segala kemampuan kita untuk membalikan keadaan hidup kita yang mungkin dirasa kurang baik.
Kita ini diciptakan dengan keadaan sempurna (konteks sempurna Tuhan bukan manusia). Kita telah berjuang dari lebih dari 300 juta sel sperma dan hanya diri kita sendiri yang mampu sampai di ovum ibu. Dari pertemuan itulah kemudian kita terlahir di dunia ini. Seseungguhnya kita sudah memiliki kespesialan dalam penciptaan. Maka jika kita menyia-nyiakan hal itu kita termasuk sudah rugi. Semua manusia pasti mampu melakukan hal yang mungkin dianggap sulit selagi mau berjuang dan berusaha untuk hal itu. Jadi ketika saat ini anda dan saya merasa dalam kondisi yang mungkin memaksa kita untuk bekerja ekstra karena ketidak cocokan suatu hal. Misalnya salah jurusan kuliah, teruskan dan berusaha anda pasti bisa melaluinya. Anda berada di suatu pekerjaan yang memaksa anda memulai dari nol lakukan saja pekerjaan itu kalau sudah tahu celahnya anda akan mudah melakukannya. Orang-orang hebat di dunia ini melalui hal yang tidak mengenakan terlebih dahulu dan kemudian mereka memetik hasilnya. Contoh Thomas Alfa Edi Son, dia dikeluarkan dari sekolahnya karena dianggap bodoh. Dia pernah melakukan berkali-kali dalam membuat lampu bahkan beribu kali. Andai saja dia putus asa mungkin saat ini dunia gelap ketika malam hari.
Jadi tetaplah jalani apa yang sedang anda jalani saat ini sambil terus berusaha mencari kelebihan anda. Kembangkanlah kelebihan anda, jangan pernah under estimate. salam semangat dan selamat berjuang di kehidupan ini semoga kita bisa sampai di titik puncak yang sama bernama kesuksesan.

Sunday, January 13, 2013

Nyamuk di ciptakan agar sesekali kita menggampar Diri kita

0 comments
Hala pertama kali terlintas di benak kita adalah saat mendengar kata nyamuk itu adalah hewan kecil yang suka menggit dan kadang membawa peryakit yang tidak biasa. Namun jika kita mau sedikit jeli melihat pembelajaran yang Tuhan berikan kita akan lebih nggeh (paham) lagi tentang berbagai hal yang akan membuat kita seharusnya sadar. Seekor nyamuk diciptakan Tuhan agar kita sesekali menggampar diri kita dan segera sadar diri. Orang yang tidak sadar diri atau istilah kasarnya gak tau diri. Jelas akan bertindak seenaknya sendiri.

Memang sesekali kita perlu menggampar diri kita sendiri agar segera bangkit dan sadar tatkala kita berada di suatu kondisi yang tidak sewajarnya. Kita ternyata banyak menjalani kehidupan yang tak sewajarnya, malas, marah itu bukanlah kondidi yang pada hakekatnya tak sewajarnya. Malas, bukankah sewajarnya kita tidak boleh malas? dan lain sebagainya.

Akhir-akhir ini entah kebetulan atau memang sengaja hadir tapi sejak dahulu saya tidak percaya yang namanya kebetulan. Semua itu sudah menjadi rencana Tuhan. Ketika ada orang yang memarahi saya, itu bukanlah kebetulan saya salah tapi memang sudah saatnya saya ini kembali ke jalur yang memang sewajarnya. Kita kita dipuji itu juga bukanlah kebetulan juga semua itu sudah direncanakan Tuhan agar saya lebih meningkatkan lagi dan berhati-hati menjalani apa yang saya raih. Iya semuanya telah menjadi misteri dan rencana ilahi atas kehidupan kita. Seperti di pertemukannya saya dengan beberapa orang hebat yang benar-benar membuat saya itu tidak ada apa-apanya d bandingkan mereka. Saya rasa bukan kebetulan juga bertemu dengan mereka itu. 

Wanita ini sebenarnya sudah saya kenal lama tapi cuma sekedar kenal nama. Rodiatul Khotimah, sosok yang benar-benar menampar saya habis-habisan. Iya mungkin cara seperti inilah Tuhan menunjukan kepada saya untuk bisa bangkit dan bangkit. Bagaimana tidak dia seorang wanita yang secara umur di bawah saya tapi perjuangan hidupnya jauh lebih matang dan bijak ketimbang saya. Selain itu juga secara gender wanita namun semangat dan kekuatannya jauh lebih kuat dari seorang cowo.

Selain itu juga minggu ini saya ketemu nenek samping indomaret jalan Magelang yang dengan usia lansianya dia masih terus semangat berjualan baju awul-awul. Kakek yang hari rabu kemarin saya temui dengan roda kecilnya dia mencoba berjalan dan mencari nafkah meski kedua kakinya sudah tidak ada. Ini juga jauh lebih menampar saya nenek dan kakek yang usianya sudah rentan saja masih begitu semangat saya yang masih muda untuk kuliah saja malas. Saya memang masih cenderung hidup pada titik tak sewajarnya. 

Kadang hal semcam inilah yang menurut saya sebagai nyamuk yang memang di tunjukan untuk menggampar diri kita dan segera sadar. Mereka di tunjukan kepada saya sekali lagi bukan karena kebetulan pasti ada rencana Tuhan di situ. Entah untuk menyadarkan ku atau memeng sudah saatnya saya tau diri jangan jadi pribadi yang goblok. Iya kata Prie GS orang goblok itu kalau sudah di kasih tahu tapi tidak mau tau alias tidak sadar. Dan kalau orang bodoh itu memang belum dikasih tahu. Apapun itu semoga saya tidak terus menjadi manusia yang bodoh ataupu goblok. Entah Bodoh dan goblok sosialnya ataupun yang lainya.

Orang yang seminggu ini ku temui semoga mampu menjadi inspirasi untuk menata hidup yang lebih baik lagi. Semoga hari-hari kedepan akan selalu di permukan orang yang secara langsung atau tidak langsung menyadarkan saya akan esensi dan hakekat kehidupan.

Friday, January 11, 2013

Maju Tak GENTAR?

0 comments
Kata maju tak gentar membela yang benar sekarang seakan hanya menjadi kata kiasan yang tidak lagi diaplikasikan esensinya di kehidupan nyata. Bagaimana tidak mental anak muda negeri ini cemen, mental anak negeri ini mental krupuk. Entah terkontaminasi atau memang sudah waktunya gak beres seperti sat ini yang jalas mari kita nikmati saja waktu saat ini.

Maju tak gentar membela yang benar hanya saya temui di papan counter "anjrit" cemooh ku mencela. Bgaimana tidak kata itu sudah lama tak terlihat ternyata malah nongol di counter, mestinya di gedung DPR atau gedung pemerintahan yang lainya.

Bagaimana saya tidak nesu atau marah kata itu pertama kali saya dengar saat zaman pak gusdur menjadi idola rakyat jelata seantero jagad NKRI ini. Dengan semboyan maju tak gentar membela yang benar bersama PKB partai yang di pimpin beliau yang sekarang sudah terbelah menjadi dua partai beliau. Sekarang kata itu bulshit semata, kata itu sudah luntur dan hilang entah terbawa banjir atau terbawa badai.

Kepentingan kelompok sekarang begitu dan sangat terlihat jelas dikalangan petinggi negeri ini. Mereka hanya mengedepankan orang yang notabene sealmamater atau berbendera sama. Kalau untuk merah putih itu penting tapi kalau sudah warna kuning, merah dan lain sebagainya itu bukan memperjuangkan nasib rakyat tapi lebih diri atau individu yang seanggota.


Beralih ke kehidupan kita, kata maju tak gentar membela yang benar juga agaknya sudah luntur dari diri kita sebagai kaum muda. Kaum yang harusnya menjadi tulang punggung negeri ini menjuju kemajuan. Muda-muda mudi disibukan dengan pacaran dan freeseksnya, edan bukan? Tawuran menjadi kebanggaan menonjolkan kekuatan dan gengsi busuk tanpa alasan. Narkoba dan miras menjadi bagian yang begitu melekat di beberapa muda-mudi kita.

Harusnya maju tak gentar ini menjadi cambuk kita untuk terus mengukir pontensi kita. Masalah prestasi atau tidak yang terpenting kita selangkah lebih maju dari pada orang lain. Karena memang kewajiban kita terus berjuang mengembangkan potensi kita dan percayalah kelak kita akan memetik buah dari usaha kita.

Mulai saat ini dan seterusnya kita harus mampu mengimplementasikan maju tak gentar ini untuk memperhuangankan cita-cita kita. Memperjuangkan harapan orang tua kita memiliki anak yang sukses dan menjadi kebanggaan orang tua. Orang tua memang tak pernah menuntut kita untuk membalas budi atas kebaikan kita tapi setidaknya ketika kita menampakan semangat maju tak gentar dan terus berusaha orang tua akan bangga dan ini akan menjadi doa. Orang tua hanya ingin melihat kita hidup lebih sejahtera, lebih bahagia dari mereka. Dengan maju tak gentar mari kita belajar dengan tekun. Dengan maju tak gentar mari kita terus berusaha memperbaiki diri kita agar kita bisa membuat senyum bangga.

Salam maju tak gentar memperjuangkan cita-cita dan harapan kita agar bisa tercapai dan dapat membahagiakan orang tua dan membuat pertiwi ini makin baik.


banyak TITIT diperempatan

0 comments
Hari ini adalah hari ujian ke dua di penghujung kuliah ku yang semoga sebentar lagi lulus amiin. Perjalanan dari glagah sari menuju jombor hari ini penuh dengan detak kagum dan heran juga. Karena yang kami temui sepanjang jalan hal yang begitu unik dan gila menurut aku dan mungkin juga sahabatku gesdha. Baru masuk jalan kusuma negara menunggu trafic lamp (lampu lalu lintas), padahal detik masih menunjukan angka 3 suara yang bikin sebel tit tit suara klakson mobil dan motor.

Kita ini cenderung melakukan hal yang seharusnya tidak perlu dilakukan, dan tidak ada manfaatnya sama sekali. Parahnya kita terbiasa untuk melakukan hal semcam itu dan menjadi kebudayaan. Membunyikan klakson saat lampu baru hijau atau saat macet tidak akan membuat jalan terbuka dan kita bebas melaju sesuka kita. Membunyikan klakson hanya akan memperbising suasana, dan parahnya kadang jadi sumpah srapah masyarakat. 

Budaya ngantri atau menunggu sebentar menjadi sangat langka di zaman kita saat ini. Entah karena buru-buru atau apa kita begitu suka saling mendahului yang tidak jarang terjadi kecelakaan. Seperti yang terjadi dengan saya barusan di jalan kusuma negara, seorang ibu tiba-tiba mendadak membelokan motor tanpa mneyalakan lampu sent. Kami sontak kaget dan menyerempet ban belakang ibu itu. Parahnya dia marah dan mengakai kami "sabar dong mas". Batinku juga bergejolak yang harusnya mikir itu njenengan bu. Sayapun menepuk punggung sahabatku tanada lanjutkan perjalanan. 

Zaman sekarang ini kita begitu sulit untuk mengakui kesalahan diri sendiri. Cenderung mengkambing hitamkan orang lain entah demi menutupi malu atau gengsinya. Kita menjadi sok kuat sok tegas padahal jelas kita salah. Pelajaran di dapat dari mana manusia saat ini begitu keras kepala, orang tua yang mestinya bijak tidak lagi tampak bijak. Anak muda yang seharusnya menghormati yang tua yang tua semakin tidak pantas untuk di hormati. Semuanya terasa begitu egois bahkan seperti menunggu di lampu lalu lintas tadi.

Waktu yang hanya terhitung detikan ini kadang bisa menjadi perkara yang menjebloskan seorang dalam hitungan bulan atau bahkan tahunan. Sudah begitu banyak orang kecelakaan hanya karena kurang sabar menunggu 1-3 detik lampu warna hijau. Semuanya bergerak saling mendahului dan tidak mau tahu mau di depan sempit atau tidak yang penting duluan. Terasa makin serem kalau dibayangkan 10-20 tahun kjedepan apa jadinya negeri ini.

Kembali ke bunyi TITIT setiap kali di lampu lalu lintas atau macet. Saya herankan kadang orang yang dengan busana agamis dan berpenampilan rapi bertindak seronok. Kan tidak lucu juga orang kelihatan pintar tapi tolol tentang hal semacam ini. Seperti tulisan saya yang tentang polisi di bawah yang menggambarkan polisi yang jadi pusat perhatian karena kecerobohannya. Saya tidak mengajarkan atau menggurui seseorang dalam hal ini, tapi sekedar memberikan warning diri saya dan mungkin saja anda. Hidup ini harus di seimbangkan, hidup ini harus saling menghargai hak orang lain. Kalau saatnya menunggu ya sudah tunggu saja giliranya. Kalau lagi macet ya sudah jangan klakson-klakson kalau sudah waktunya macet terurai nanti juga akan berjalan seperti sediya kala. Kalau mau bereaksi mending jalan kedepan cari solusi kenapa itu macet. Bukankah itu jauh lebih bijaksana? Kata pepatah kalau tidak bisa jadi jalan raya setidaknya kamu jadi jalan setapak menuju mata air. semangat...

Tuesday, January 8, 2013

Hidup itu nang kene, koyo ngene lan ngene

0 comments
Hidup itu nang kene, koyo ngene lan ngene
Menerima kenyataan hidup bukanlah perkara yang mudah dan segampang membalikan telapak tangan. Artinya menerima berarti harus ikhlas serta rela menyikapi segala hal yang erat kaitanya dengan kehidupan kita. Artinya dengan mampu seperti itu kita akan terbiasa mampu melewati setiap apa yang di sebut sebagai kesulitan. Karena memang ketika kita benar-benar ikhlas dan rela mengarungi kehidupan ini di situ akan tumbuh yang namanya kesadaran. Tentunya kesadaran inilah yang akan membawa kita kepada kehidupan yang lebih baik lagi. Disini ikhlas dan rela menjalani kehidupan tidak serta merta diartikan tidak ada tindakan atau usaha menyikapi segala hal baik masalah ataupun yang lainnya di kehidupan kita.
Iya menerima kenyataan hidup bukan berarti terima dengan keadaan yang ada  tanpa mau memperbaiki. Di konteks ini menerima itu menyadari dengan tulus keberadaan hidup kita yakni bahwa hidup itu Nang kene, koyo ngene lan ngene atau disini, sperti ini dan begini. Dengan memahami seperti itu secara tidak sadar kita akan menanamkan prinsip hidup tidak iri, semangat, dan lain sebagainya.
Dalam artian ketika kita telah mencoba menjalani kehidupan ini dengan berprinsip seperti itu artinya apa yang namanya iri kita tekan, karena melihat kenyataan hidup kita. Apa yang namanya sombong juga mampu kita tekan karena memang apa yang patut kita sombongkan? Dan yang ada malah semangat semangat bahwa hari ini ataupu saat ini memang hari kita, saat dimana kita harus memperjuangkan hidup kita. Bukanlah besok atau sekedar meratapi masa lalu yang telah tertinggal jauh dari kehidupan kita.
Kemudian koyo ngene atau seperti ini, spertiini akan melihat atau meniliki pada keadaan kita. Keadaan kita memang seperti ini. Artinya kita tahu dan paham kelebihan dan kekurangan kita. Dengan seperti itu kita akan terus menggali kemampuan kita untuk membaikan kehidupan kita. Serta meminimalisir kemunculan kekurangan kita juga untuk membaikan kehidupan kita.
Ngene atau begini, begini di sini artinya menerima, menerima dalam artian kita sudah semangat, sudah tahu kelemahana dan kekurangan kemudian yang terakhir mempasrahkan. Tentu nya hanya kepada Tuhan kita pasrah. Karena memang Tuhanlah tempat kita kembali akan segala permaslahan dan usaha yang kita jalani, biarlah Tuhan yang bermain di situ.

Jangan Focuskan hanya pada bercak tinta saja.

0 comments
Jangan Focuskan pada Bercak tinta itu.
Pepatah zaman dahulu bilang gajah di pelupuk mata tak terlihat semut di ujung lautan terlihat. Ini menggambarkan kondisi masyrakat saat ini. Masyarakat sekarang lebih suka mengkorek-korak kekurangan orang lain ketimbang kelebihannya. Pola piker semacam ini agaknya sudah mengakar di benak masyarakat yang katanya rama-ramah ini. Orang berbuat baik di negeri ini di curiai, berbuat salah dihakimi seenaknya sendiri. Cara pandang masyarakat negeri ini rasanya memang telah terpengaruh pola pikir dangkal dan instan dalam menyimpulkan suatu perkara atau hal.
Masyarakat bangsa ini juga rasanya enggan untuk mau melihat potensi masing-masing orang. Sehingga semakin hari nasib negeri ini semakin tidak tentu. Bayangkan saja korupsi hampir terjadi disemua sistem pemerintahan negeri ini. Dari tinggkat RT sampai pejabat yang nota bene memiliki pendidikan tinggi namun bermoral rendahan. Akhir-akhir ini nasib persepakbolaan tanah air kembali di terpa masalah sanksi FIFA, semua itu sebenarnya mereka yang berkisruh hanya mau melihat keurukan hanya mau melihat semut. Padahal jika mau melihat gajah di depan mata hal semacam ini dapat terhindarkan. Yang menjadi korban bukan hanya potensi anak muda namun harga diri bangsa. Potensi anak negeri ini mau sampai kapan terpendam? Mau sampai kapan para petinggi negeri ini mau sadar dan menerapkan demokrasi yang sesungguhnya. Yakni dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Pandangan yang hanya mau melihat keburukan tanpa mau melihat kebaikan ini telah menginfeksi kaum muda juga. Bisa kita lihat makin maraknya kasus tawuran antar pelajar, pembunuhan dan perampokan yang di lakukan anak usia belasan.hanya karena masalah sepele mudah sekali tersulut emosinya. Dendam pada dasarnya kurang mau membuka melihat gajah tadi. Ya berupa kebaikannya, atau jasanya. Tawuran, perampokan yang ada di pikiran mereka hanya melihat yang namanya kekeurangan, dia seperti ini, sekolah ini seperti ini. Sehingga temperamental akan dengan mudah bergejolak jika yang kita pikirkan hanyalah kekuaran satu sama lain.  Ini merupakan suatu problema yang mestinya kita hadapi bersama-sama. Semua stackholder dan kalangan masyarakat bahu membahu menjadi control agar kedepannya anak negeri ini tidak semakin parah kebobrokan moralnya.
Negeri ini rasanya sudah di puncaknya kebejatan moral, dan saya harap memang seperti itu. Dan kedepannya tidak ada lagi kebobrokan-kebobrokan lainya yang membuat pertiwi ini menangis darah. Cukup sampai di sini saja dan kembalilah ke posisi semula. Dimana negeri ini sebagai kibletnya budaya ramah tamah, sopan santun, toleransi dan saling menghargai satu sama lain. Budaya menghargai satu sama lain inilah yang akan memunculkan gajah yang di pelupuk mata tadi sehingga kehidupan bermasyrakat berbangsa dan benrnegara berjalan harmonis dan selaras dengan cita-cita leluhur. Menjadikan Indonesia raya jaya, menjadikan Indonesia raya makmur. Jika sduah speerti ini kita mampu hidup saling berdampingan satu sama lain, tanpa mempedulikan kamu kurang ini atau itu. Semuanya saling melengkapi satu sama lain. Itulah prinsip hidup bermasyarakat. 

Hidup itu indah dengan apapun kondisinya

0 comments

Hidup itu sangat indah apapun kondisinya
Judul yang saya ambil mungkin terlihat kontrofersial bagaimana mungkin hidup indah dengan kondisi apapun. Kalau kelaparan, tidak punya uang apakah itu juga di bilang indah? Kalau menderita karena tidak punya rumah apa itu juga indah? Kalau setiap hari harus menahan rasa sakit apa itu juga di bilang indah? Dan banyak pertanyaan-pertanyaan lainya lagi, namun semuanya saya jawab “iya”. Alasanya apa? Alasanya juga sebanyak pertanyaan yang terlontar pastinya, namun ujungnya sama hidup itu indah.
Orang yang belum pernah merasakan deritanya kelaparan, tidak ada makanan, tentu akan bertanya apakah ketika saya lapar saya akan bahagia? Tapi bagi orang yang sering merasakan kelaparan, kelaparan itu juga suatu keindahan tersendiri. Ketika mereka lapar kemudian makan seadanya itu terasa sangat nikmat. Namun bayangkan ketika yang tidak pernah merasakan? Mereka cenderung manja dan tidak mau memakan makanan yang ada ujungnya ya merasakan derita lagi. Apakah anda berpikir orang yang hidup di jalanan selalu makan tepat waktu? Kalau jawaban anda iya, pola piker anda masih sangat dangkal. Mereka makan tidak memperhatikan kualitas, apalagi ketepatan waktu. Tapi lihat mereka masih sanggup tersenyum dan bernyanyi di deras hujan dan di terik panas mentari.
Saat kita di timpa derita baik sakit, kemiskinan ataupun yang anda anggap sebagai derita kita akan dan cenderung berpikir itu musibah. Ketika kita berpikir itu suatu musibah tentunya kita akan dengan sengaja mensetting otak dan perasaan kita dengan respon duka (kesedihan). Namun lain hal nya jika kita berpikir bahwa kita sedang di beri pelajaran hidup, kita akan lebih merasa semangat. Selain itu juga kita akan meresponya dengan serius dan mengambil hikmahnya. Karena kita tentunya paham ada bahagia setelah kita belajar berupa kepahaman. Seperti yang kita tahu orang yang paham akan dengan mudah melewati hal yang sama di waktu yang akan datang.
Tuhan menjadikan hidup kita lebih berwarna dengan berbagai hal yang berbeda namun serasi dan terdesain begitu indah. Adanya siang pasti ada malam, adanya derita pasti ada bahagia yang sedang menanti. Semua terdesain dengan pola dan aturan yang begitu tertata rapi tidak sedikitpun akan berubah. Bukankah janji Tuhan setelah adanya derita akan datang bahagia? Afalaa Tafakaruun? (Kenapa kau tidak berpikir) kemudian Tuhan juga berkata Nikmat Tuhanmu mana lagi yang kau dustakan? Jadi pada esensinya semua itu nikmat. Derita hanya bagaimana kita mengolah perasaan kita menyikapi keadaan dan kondisi kehidupan kita.
Saya pernah melihat kakek tua dengan badan ringkih namun masih semangat kerja. Saya tanya-tanya kenapa kakek setua itu masih bekerja? Anaknya kemana? Cucunya kemana? Namun setelah saya dekati, dan bertanya kenapa dia bekerja? Dengan santai dia menjawab kalau tidak bekerja badan saya sakit mas, saya sebenarnya sudah pension jawab beliau. Apakah dia merasa menderita dengan profesinya sebagai bekerja di usia lansia? Nyatanya tidak sama sekali, mungkin bagi sebagian orang yang berpola piker dangkal akan berpikir dia tidak bahagia. Harusnya kan masa tua menikmati pensiunan dengan istri, mengurus kebun atau rumah dan lain sebagainya. Bagi beliau bekerja membuatnya bahagia, bagi beliau menjalani rutinitas membuat tubuhnya segar. Beliau bahagia dengan kondisinya yang bagi orang lain mungkin berpikiran tidak bahagia.


Contoh lainnya bisa anda buktikan sendiri, silahkan bertanya kepada pemulung atau orang yang hidup di jalanan apakah mereka bahagia. Mereka akan menjawab dengan lugu dengan berbagai versi, contoh ya mau bagaimana lagi ini hidup saya, saya harus menikmati dnegan senang hati. Ataupun seneng ora seneng yo tak nikmati, inikan menunjukan betapa bijak respon mereka terhadap kondisi hidup itu jauh lebih tinggi ketimbang saya dan mungkin anda.
Seperti yang saya paparkan diatas kita cenderung banyak bertanya-tanya di kehidupan ini dan dengan pertanyaan yang tak semestinya terlontar. Ataupun mungkin tidak penting untuk di tanyakan? Mereka yang hidupnya bahagia cenderung tidak terlalu banyak bertanya dengan pertanyaan yang mencerca kehidupan itu sendiri. Mereka akan cenderung diam namun memikirkan solusi dan tetap tampak calm. Cara seperti inilah yang akan membuat kita mampu bahagia dengan apapun kondisi kita saat ini. Karena kita kan paham bahwa kita sedang menjalani pembelajaran hidup agar kita paham kedepanya mengenai esensi kehidupan yang kita jalani ini.