Hidup di era
yang sudah sangat modern ini kita tidak bisa lepas dari barang-barang yang yang
memeiliki unsur mesin. Barang yang hakekatnya merusak tatanan jagad raya ini
terus dikembangkan. Hal yang terjadi adalah semuanya terarah dan terfocus pada
suatu hal yang berbau modern. Kebisingan mobil, motor dan alat transportasi
lain hampir setiap hari kita rasakan. Kebisingan ini yang sering menjadi
permasalahan bagi sebagian orang namun bagi sebagian orang itu adalah hiburan
yang indah.
Suatu hari
saya bertemu dengan seoarng penjual awul-awul yang sering saya
singgung-singgung di beberapa tulisan saya terdahulu. Namun pada kesempatan ini
saya mencoba focuskan pada pembelajaran menikmati rasa hidup dari beliau. Merasakan
rasa hidup itu bukanlah suatu perkara yang mudah, banyak orang yang tidak mampu
merasakan kenikmatan dalam kenikmatan. Ini suatu hal yang biasanya membuat
orang-orang menjadi sangat frustasi menjalani kehidupannya. Iya ketidakmampuan
menikmati kenikmatan dalam kenikmatan merupakan suatu hal yang sangat menyiksa
seseorang. Berbagai contoh di keseharian kita mungkin sering anda jumpai, orang
kaya namun setiap hari bertengkar, anak pejabat yang narkobaan. Pertikaian demi
pertikaian ditengah kehidupan saat ini malah makin menjadi-jadi.
Disebuah
sebuah sudut jalan nenek yang hanya duduk beralaskan koran, menggelarkan karung
untuk menjual berbagai pakaian awul-awul. Menjual pakaian awul-awul di tengah
banjiran modernisasi fashion yang makin gila adalah tantangan dan resiko gila
yang harus ditempuh. Terlebih lagi hanya menjual di pinggiran jalan yang berdebu
dan berkesan kotor. Tapi siapa sangka nenek untuk masih sanggup bertahan dan
saya kira sudah lama menjajakan pakaian awul-awul itu. Namun beliau masih bertahan ini berarti ada
saja kan yang mau membeli bukan? Tapi kok bisa hanya berjualan semacam itu bisa
laku? Pertanyaan semacam itu jugalah yang muncul dari mulut teman saya ketika
bertemu beliau. Namun kenyataannya ada yang mau beli. Mungkin kuasa Tuhan
bermain peran disitu, atau bisa jadi law of attraction suatu hukum sebab akibat
sudah beliau terapkan. Salah seorang yang mampu menrapkan law of attraction
adalah selalu bisa berpikir positif dalam keadaan negative. Mampu menikmati
kenikmatan bukan dalam kenikmatan.
Pandangan nenek
ini sangat luar biasa ketika bilang
motor dan mobil itu adalah hiburan saya setiap hari mas. Dengan nada pelan
beliau sampaikan kata yang bagi saya itu begitu mencengangkan. Kita saja di
tempat yang barang kali saja tenang jauh dari kebisingan ketika berlibur ke
pegunungan atau pantai masih saja merasa bising. Namun nenek itu mampu
merasakan ketidakbisingan padahal jalan itu bisa dibilang sangat padat dan rame
terutama pada jam-jam sibuk. Kemampuan semcam inilah yang saya yakin yang
membuat nenek itu kelihatan begitu bahagia, begitu tenang dan nampak begitu
enjoy. Senyum ikhlasnya merekah dengan sapaan hangat khas. Nenek ini
benar-benar sosok manusia yang harusnya menjadi contoh di era zaman yang kian
semerawut seperti sekarang ini.
Zaman seperti
sekarang ini jika kita menarik garis lurus ke diri kita dan membandingkan
dengan nenek itu masih sangat jauh. Kita ini masih sangat suka menutup dengan
sengaja untuk menikmati kebahagiaan. Bagaimana tidak begitu? sudah diberikan
kehidupan yang jauh lebih baik dari orang lain masih saja menggerutu. Kita cenderung
banyak memikirkan hal yang tidak perlunya untuk dipikirkan. Kita ini kadang
menjadi sosok yang sok analysis mengenai diri kita atau bahkan ke orang lain. Padahal
memikirkan hal yang sudah tidak perlu dipikirkan hanya akan merugikan aktivitas
atau hal yang sedang kita jalani saat ini.
Beberapa hari
ini saya sering diajak ngobrol mengenai permasalahan. Beberapa yang curhat itu
mengeluhkan beberapa hal yang yang tidak perlu dan telat untuk dipertanyakan
dan diratapi. Masalah seperti nilai ujian itu hasil akhir dari sebuah proses,
hal yang sudah akhir itu berarti sudah terjadi dan puncaknya. Mau meratapi, mau
memikirkan sampai tidak makan, itu tiada akan merubah sedikitpun keadaan. Nilai
tidak akan berubah tapi energi sudah terkuras habis-habisan. Mencoba menikmati
apa yang sudah ada atau menikmati kenikmatan dalam kenikmatan. Itu jauh akan
lebih membuat kita mampu lebih siap menyusun rencana kedepannya. Kalaupun nilai
jelek iya sudah itu memang hasil yang diperoleh dari sebuah proses yang
dijalani. Bersyukur sambil menyusun rencana meningkatkannya.
Nilai ujian di
sebuah intansi itu bukan permasalahan yang sesungguhnya dalam hidup ini. Cobalah
membuka hati lebih lebar lagi biarkan hati dan pikiran ini berjalan sewajarnya
saja. Jangan pernah sesekali menggerutu hanya karena hal kecil itu akan
menunjukan betapa lemahnya kita. orang yang menunjukan kelemahannya dan
mengumbarnya di tempat umum akan sangat mudah untuk ditaklukan lawan. Ketika kita
jatuh ya bangkit lagi dan berjalan lagi. Jatuh lagi ya bangkit dan jalan lagi.
Hidup ini
sudah susah jangan dipersusah lagi dengan kita yang memikirkan hal yang telat
untuk dipikirkan. Nikmatilah segalanya, nikmatilah apapun kondisinya sambil
terus berusaha bangkit dan bangkit. Tokoh jawa Mbah Ageng suryo Mataram bilang
dalam wejangangan nya, hidup itu hanya memiliki dua rasa sebentar bahagia
sebentar senang. Jangan terlalu larut dalam suatu rasa apalagi hanya karena
hal-hal yang sifat nya kecil. Kata anak zaman sekarang jangan terlalu lebay
menyikapi masalah itu.
Penyikapan yang
terlalu berlebihan terhadap suatu hal yang semestinya dan sepantasnya tidak
perlu dipikirkan hanya membuat kita tampak konyol dimata umum. Kalau lapar ya
cari makan dan makan, apapun makanannya ya dinikmati. Anda saya kira lebih
memiliki insting yang lebih tinggi untuk lebih mampu merasakan rasa kehidupan. Lakukan
apa yang sudah semetinya dilakukan kalau memang itu terbaik. Dan libatkan
Tuhanmu dalam setiap permasalahan yang sedang kau hadapi.
Nenek yangsaya
bicarakan diatas saya rasa belaiu juga tidak pernah luput melibatkan Tuhan
dalam kehidupannya. Mungkin beliau tidak terlalu mengerti tentang agama tapi
pengamalan nilai agamnay jauh dari orang yang hanya ditataran konseptual. Bisa tetap
semangat menjalani kehidupan diusia yang sudah sangat rentan, kalau beliau gak
melibatkan Tuhan apa jadinya? Rasa bersyukur dengan senyuman atau menikmati
suara motor dan mobil merupakan suatu cara melibatkan Tuhan dalam perjalanan
hidpnya. Anda sudah begitu tahu tentang agama, tentang segala ilmu cobalah
untuk mulai menerapkan dan berusaha. Kita akan selalu berproses menanjak keatas
jangan hanya karena masalah kita memblikan arah jalan yang sudah kita lalui. Kalaupun
lelah beteduhlah sejenak, namun harus melanjutkan kembali perjalanan yang masih
sangat jauh. Salam bahagia dan semnagta selalu untuk kita semua, Tuhan maha
bertanggung jawab.