Friday, July 13, 2018

MANUSIA SESAT

0 comments
Manusia Sesat


Dalam beberapa tahun terakhir bangsaku benar-benar di landa sebuah masalah besar. Bukan cuma politik, ekonomi dan budaya saja. Bangsa kita di landa narsisme akut. Manusia manusia penghuni bangsa ini secara membabi buta menempatkan dirinya sebagai manusia yang benar. Manusia yang mempunyai hak untuk menghardik orang orang yang di anggap salah. Entah berupa kata kafir atau sesat ataupun sejenisnya.

Ini bukan lah hal remeh temeh yang yang harus di biarkan terus manjadi-jadi. Karena hal semacam inilah yang akan terus menggerogoti kita dalam hidup bersama dalam kemajmukan. Yang mana satu mengklaim paling benar dan satunya lagibterus terpojokan. Konflik semacam ini sangat membahayakan dari pada perang senjata. Konflik ini mengakar kuat dan menjadikan kita terus di landa kebencian.

Ada berbagai kubu yang terus tumbuh dan berkembang dengan doktrin menganggap dirinya paling benar. Dan bahkan berhak mengkafling surga dan neraka bagi yang di anggapnya sesat. Caci makibsana sink terua berkembang terlebih di media sosial. Media yang mana manusia menjadi sangat penecut dan takbberyanggung jawab. Menggoreng informasi kemudian menyebarkannya secara tak bertanggung jawab. Bahkan sudah menjadi lahan bisnis. Iya bismis menebar kebencian di media sosial.

Entah apapun yang terjadi dinkehidupan sosial bisa dengan cepat hadir di media sosial untuk memojokan yang lainya. Padahal kalau kita mau sedikit banyak membaca beebagai hal munbkin hal semacam ini setidaknya bisa di minimalisir.




Misal dalam agama saya ada ayat di Al-quran surah al fatehah yang menjelaskan bahwa kita selalu memohon di beribpetunjuk jalan yang lurus setiap hari. Setiap detik kita harus memohon dinberi petunjuk. Kita sebenarnya di ajarkan untuk mawas diri. Dinajarkan untuk bisa rumongso bukan rumongso biso. Untuk rendah hati ketika memiliko kebenaran bukan sombong dan menghardik yang lainya.

Sungguh kalau inibterus berlanjut bukan tak mungkin anak keturunan kita kelak akan hidup dalam kehidupan yang mana satu sama lain saling curiga. Saling mengkucilkan dan lain sebagainya. Mungkin kita sebagai generasi muda mestinua perlahan mulai banyak membaca berbagai hal. Menyerap berbagai hal yang ada di dunia ini. Kita harus menjadi filter atas diri kita sendiri, di tengah over informasi yang datang silih berganti.