Friday, January 10, 2020

Selamat Jalan 10 Januariku.

0 comments
10 Januari 2020

Hujan masih deras menemani malamku.
Di pojok angkringan sepasang kucing meneduh kedimginan.
Hiruk pikuk lalu lalang manusia menuju ke tujuan masing-masing.
Mas gondrong dengan ikhlas mengipasi bara membakar potongan jahe.
Aku termanggu duduk menikmati malam yang kejam.
Melepas segala hal yang sedari dahulu aku rawat sendiri.
Benih yang ku semai dan ku pupuk tetiba tersambar petir dan hangus terbakar.
Apinya membakar dan menggores sisi hatiku yang dahulu begitu tegar untuk melepas kan.
Aku pikir hanya pedang yang bisa melukai. Ternyata tidak setelah aku mulai mencintaimu secara terang-terangan.
Tak pernah ku merasa kehilangan sedalam kehilangan tanaman yang ku pelihara sendiri ini.

Mestinya ku sembunyikan saja tanaman baik ini dari manusia-manusia agar kehilangan ini tak perlu ku bagi. Agar kehilangan ini aku simpan sendiri. Agar air mataku dan hujan saja yang menjadi saksi bahwa kehilangamu bak sayatan sembilu yang tetiba datang dan melukai.
Tapi tak apa, hati memang harus di sakiti. Ikhlas harus di uji. Aku akan menjaga kenangam merawatnya.

0 comments:

Post a Comment