Friday, November 29, 2013

PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN

0 comments

PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN
Di Presentasi untuk Latihan Dasar Kepemimpinan
FORMIS UTY
Tanggal 01-Desember-2013
Oleh : Edi Sumiarjo
Dari berbagai Sumber

1.      Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi orang lain atau kelompok, atau kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain melalui komunikasi yang baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian, kesadaran, dan senang hati bersedia mengikuti kehendak pemimpin.(Pandji Anogara :2001)
2.      Psikologi Kepemimpinan
Kepemimpinan sering kali dibahas dalam berbagai disiplin ilmu dan tentunya dengan sudut pandang mereka masing-masing. Dari sudut pandang psikologi kita dapat menggunakanya untuk :
a.       Bagaimana membangkitkan semangat
b.      Memberi kan pengarahan
c.       Memahami agar konflik yang terjadi dengan mudah di temukan problem solvingnya.
Teori yang kerap kali di gunakan untuk menggambarkan kepemimpinan dari sudut pandang psikologi modern ini yaitu teori humanistik. Teori ini memang di rasa cukup ideal bagi orang timur atau orang-orang modern dalam memandang manusia. Tapi teori ini juga menuai berbagai kritikan. Dalam teori yang saya gunakan yaitu teori Hirarki Needs nya A. Maslow. Yups dari teori tersebut tergambarkan apa saja yang mesti di penuhi seorang atau bahkan pemimpin dalam kehidupanya agar tercapainya sesuatu hal yang ideal. Gambaran teori ini yakni sebagai berikut :
1.      Kebutuhan Fisiologi atau Kebutuhan Dasar
Kebutuhan ini adalah kebutuhan paling dasar yang harus di penuhi oleh manusia. Misalnya sandang, pangan dan papan. Selain itu juga kebutuhan biologis lainya seperti sex misalnya. Jadi menurut Maslow ketika kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi dengan sempurna atau tidak terpenuhi sama sekali manusia akan sulit untuk menaiki tangga selanjutnya. Mungkin kalau kita gambarkan kondisi bangsa kita saat ini sebagai contoh budaya hedonisme di kalangan oknum DPR. Makan di tempat yang mahal, punya gedung yang mewah, punya selingkuhan istri. Secara teori ini kebutuhan dasar mereka saja tidak terpenuhi, bagaimana mereka akan memimpin negeri ini dengan baik?
Pertanyaan saya apakah kebutuhan itu ada cukupnya? Kalau sekedar menuruti keinginan. Saya gambarkan keinginan itu terletak di garis khatulistiwa. Yups keinginan itu tidak ada batasnya. Kalau tidak kita sendiri yang mau memutusnya keserakahan akan menjangkiti kita semua. Padahal kebutuhan dasar kita kalau kita mau menyederhana kan Cuma sandang asalkan baik dan menutupi aurat (muslim). Pangan, makanan ya yang terpenting dapat menegakan tulang rusuk kita. Makan secukupnya saja. Sesekali kita mungkin perlu atau ingin makanan yang enak lagi mahal tapi ingat sesekali saja jangan menjadikan habbit. Papan atau Rumah yang terpenting bisa melindungi dari terik matahari dan hujan. Kalau bisa bikin yang bagus ya bikin kalau mampunya bikin yang sederhana ya sudah bikin yang sederhana saja tanpa perlu korupsi atau berbuat curang lainnya. Sex merupakan kebutuhan biologis, sex ini konon tidak ada matinya bagi laki-laki. Bagi perempuan hingga masa mens pause. Tapi apakah karena tidak ada matinya kita seenaknya sendiri menggunakan atau melampiaskan seenaknya sendiri? Tidak. Jangan berpikir hanya karena pejabat atau pimpinan kita seenake wudele dwe.
Jadi kalau secara teori ini kebutuhan dasar ini harus tercukupkan terlebih dahulu. Jika kita mau menjadi seseorang atau pemimpin yang ideal.

2.      Kebutuhan Rasa Aman
Jenis kebutuhan yang kedua ini berhubungan dengan jaminan keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan, bebas dari rasa takut dan cemas dan sebagainya. Karena adanya kebutuhan inilah maka [[manusia[[ membuat peraturan, undang-undang, mengembangkan kepercayaan, membuat sistem, asuransi, pensiun dan sebagainya. Sama halnya dengan basic needs, kalau safety needs ini terlalu lama dan terlalu banyak tidak terpenuhi, maka pandangan seseorang tentang dunianya bisa terpengaruh dan pada gilirannya pun perilakunya akan cenderung ke arah yang makin negatif.  Yups atas dasar penegertian itu sebagai seorang pemimpin kita harus merasa aman dan menciptakan rasa aman bagi bawahannya. Kalau seorang pemimpin saja tidak merasa aman bagaimana bisa dia mampu memimpin kelompoknya atau organisasinya?
Saya contohkan aklau sekarang Mahmod Ahmad Dinajad manatan presiden iran itu merupakan sosok yang selalu merasa aman kemanapun dia pergi. Beliau menyupiri mobilnya sendiri. Tinggal bersama warga bukan di tempat istana. Pergi keluar negeri menggunakan pesawat yang umum seperti masyarakatnya tanpa perlu armada khusus. Apa yang terjadi di iran? Iran justru tumbuh menjadi negara yang maju. Nilai perkapita nya diatas Indonesia yang Berpenduduk jauh diatas Iran.

3.      Kebutuhan di cintai dan di Sayangi
Kebutuhan ini erat kaitanya dengan orang-orang terdekat kita. Dalam berorganisasi tentunya antara pemimpin dan bawahanya harus memperhatikan bahwa setiap manusia ityu ingin di cintai dan mencintai. Seorang pemimpin yang baik memahami akan hal ini. Jadi mereka tidak hanya menuntut untuk dihormati atau disayangi melainkan mereka juga mencintai bawahanya. Mereka sadar bahwa setiap manusia menginginkan untuk di cintai dan disayangi. Sehingga hubungan antara pemimpin dan bawahan ya jadi lebih haramonis
4.      Kebutuhan Untuk di Hargai
Manusia yang sosial pasti akan membutuhkan penghargaan bagaimana pun bentuknya. Pemimpin yang telah mampu melalui tahap ini kan begitu respect terhadap bawahanya. Pemeimpin semacam ini akan dengan mudahnya memberikan reward atau pujian kepada bawahanya terhadap apa yang mereka lakukan. Terhadap apa yang telah mereka kerjakan. Sehingga harapanya kinerja mereka akan terus meningkat tanpa kita terus menginstruksi.
5.      Kebutuhan Actualisasi diri
Dalam teori ini mungkin tidak mengenal Tuhan. Hanya saja menyebutkan engeri yang mendekati Tuhan. Actualisasi diri, orang yang telah mampu mengaktualisasikan diri cenderung lebih bijak sana dalam mengambil keputusan karena telah memahami dengan benar bagaimana mereka harus bertindak. Bekerja dengan sepenuh hati karena semua kebutuhan dasar telah terpenuhi.
Pada perkembangannya, teori ini juga mendapatkan kritik. Hal ini dikarenakan adanya sebuah loncatan pada piramida kebutuhan Maslow yang paling tinggi, yaitu kebutuhan mencapai aktualisasi diri. Kebutuhan itu sama sekali berbeda dengan keempat kebutuhan lainnya, yang secara logika mudah dimengerti. Seakan-akan ada missing link antara piramida ke-4 dengan puncak piramida. Seolah-olah terjadi lompatan logika.
Terus apakah Teori ini atau tahapan ini harus di lalui seseorang agar mampu memimpin dengan baik. Atau setidaknya memimpin diri sendiri dengan baik?
Saya terangkan sekali lagi ini hanyalah teori yang jika kita terapkan mungkin idealnya akan seperti itu. Namun bila ada keterbatsan atau ketidak mampuan kita kita juga mampu mengaktualisasikan diri namun mungkin itu hanya orang-orang pilihan. Seperti contoh cerita berikut ini :
Abu Dzar Al Ghifari adalah salah satu sahabat Nabi SAAW yang ikut serta dalam perang Tabuk. Tabuk sendiri terletak sangat jauh dari Madinah yaitu sekitar empat ratus mil. Rombongan nabi berangkat dengan perbekalan dan persenjataan yang seadanya. Di tengah perjalanan, tiga orang, satu demi satu tercecer di belakang, dan setiap kali ada yang tercecer, Nabi SAAW diberi tahu, dan setiap kali Nabi berucap ” jika ia orang baik, ALLAH akan mengembalikannya dan jika ia orang tidak baik, lebih baik ia tidak pergi (tidak menyusul)”. Unta Abu dzar yang kurus dan lemah termasuk yang terbelakang, dan Abu Dzar pun akhirnya tertinggal di belakang. Seorang sahabat berucap “Ya Rasulullah! Abu Dzar juga tercecer!” Nabipun mengulangi kalimat yang sama “Jika ia orang baik, ALLAH akan mengembalikan dia pada kita, dan jika tidak baik, lebih baik ia pergi”.
Pasukan terus maju dan Abu Dzar makin tercecer tetapi tidak ada yang dapat dilakukannya, binatang tunggangannya tetap tidak berdaya. Apapun yang ia lakukan untanya tetap tidak bergerak, dan kini ia tertinggal beberapa mil di belakang. Ia membebaskan untanya dan memikul sendiri muatannya. Dalam suhu terik itu ia meneruskan perjalanan di gurun panas. Ia serasa akan mati kehausan. Ia menemukan tempat berteduh di batu-batu yang terlindung panas oleh bukit. Di antara batu-batu itu ada sedikit air bekas hujan yang menggenang, tetapi ia berniat tidak akan meminumnya mendahului sahabatnya, Rasulullah SAAW. Ia mengisi air itu ke dalam kantong kulit , memikulnya, dan bergegas menyusul kaum Muslim yang telah jauh di depan. Di kejauhan mereka melihat suatu sosok. “Ya Rasulullah! Kami melihat suatu sosok menuju arah kita!”
Beliau SAAW berucap semoga itu Abu Dzar. Sosok itu makin dekat, memang itu Abu Dzar, tetapi tenaga yang terkuras dan dahaga serasa mau mencopot kakinya. Nabi SAAW khawatir ia akan rubuh. Nabi SAAW menyuruh memberikannya minum secepatnya, tetapi Abu dzar berkata serak bahwa ia mempunyai air. Nabi SAAW berkata:
“Engkau mempunyai air, tetapi engkau hampir mati kehausan!”
“Memang, ya Rasulullah! Ketika saya mencicipi air ini, saya menolak meminumnya sebelum sahabatku Rasulullah”
Sungguh Abu Dzar telah mendobrak, memukul, dan merontokkan teori Maslow dengan pasti!. Mengapa? Teori maslow tidak mampu menjelaskan peristiwa ini, piramida hirarki kebutuhan Maslow tenggelam dalam pribadi, dan perilaku Abu Dzar yang hanya dapat dilihat secara multidimensional. Teori Maslow yang begitu digembar-geborkan tidak berdaya menjelaskan perilaku Abu Dzar yang self directed tanpa terpengaruh letih dan hawa panas, mencintai alam dengan melepaskan untanya, menjalin hubungan interpersonal yang harmonis dan memuaskan dengan sahabatnya yang mulia Rasulullah SAAW, bahkan berkorban demiNya. Semua itu menunjukkan bahwa Abu Dzar telah mencapai tingkat aktualisasi diri!. Lantas dimana letak kelemahan penjelasan teori Maslow? Ketika Abu Dzar merasakan lapar, haus, letih, bahkan terancam kematian! Ia yang berada dihadapan sebuah genangan air tetap tidak memikirkan kebutuhan biologis dirinya sendiri, akan tetapi memikirkan Rasulullah SAAW. Berarti aktualisasi diri dari Abu Dzar tercapai tanpa prasyarat, tanpa melalui tingkatan-tingkatan dasar. Abu Dzar tidak membutuhkan terpenuhinya kebutuhan biologis, bahkan ia rela mati, ia tidak membutuhkan pengakuan sosial, tercecerpun ia tidak putus asa, ia tidak membutuhkan pengakuan terhadap kemampuannya, tidak membutuhkan dukungan dari orang lain yang akan membuatnya percaya diri. Teori dari Abraham Maslow jelas salah! Aktualisasi diri tidak tercapai melalui sebuah hirarki, tidak seperti sebuah tangga dimana untuk mencapai puncaknya harus menaiki anak tangga satu persatu. Abu Dzar menemukan cara yang lebih cepat dan sederhana untuk mencapai aktualisasi diri, yaitu dengan mencintai Rasulullah SAAW!.

3.      Psikologi Islam Terhadap Kememimpinan
Rosululloh SAW adalah sosok pemimpin yang luar biasa yang tidak akan satupun orang akan menyamai rekornya. Seorang pemimpin yang begitu sederhana, amanah dan mampu membuat bawahanya menjadi orang yang paling bangga bersama dengan Beliau. Teori-teori memahami orang lain secar psikologi atau apalah yang baru di temukan abad 18-19 M. Ternyata jauh sebelum itu sudah di terapkan oleh sosok Rosululloh SAW.
Cara-cara Rosululloh memimpin benar-benar memperhatikan kesejahteraan bawahanya. Kondisi psikis bawahannya begitu di perhatikan. Bagaiaman beliau bisa seperti itu. Jelas secara psikologi beliau jauh lebih memahami dirinya, jauh lebih hebat secara batiniah. Dengan kerendahan hati dan kesederhaannya sebagai seorang pemimpin Rosululloh dapat menjadikan seluruh dunia ini mengenal agam islam dan peradaban luhur yang baik. Atau dengan istilah dari jahiliyah menuju cahaya.
Apa saja contoh Rosululloh menerapkan Psikologi dalam kepemimpinanya? Bisa di terapkan jika kita ingin meniru cara memimpin rosululloh.

I.               Rosululloh Tidak segan-segan memuji bawahanya.
Rasulullah pernah mengatakan kepada Umar, “saya belum pernah melihat kecerdasan seseorang yang menyamai Umar. Seluruh kaum muslimin dapat memanfaatkan (kecerdasan) nya. Demikian Rasulullah saw berkata pada sahabatnya. Begitu pula Rasulullah saw. mengatakan “segala puji bagi Allah, yang telah menjadikan dalam golongan kita seorang seperti anda …, demikian dikatakan kepada Abu Hudzaifah yang senang berbuat baik dan melebihi sahabat lain.

II.            Rosululloh Memberi kritikan dengan sangat halus
Kisah yang diceritakan oleh Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw. suatu ketika mendengar Abu Bakar mengutuk dan mencaci hamba sahayanya. Maka Rasulullah saw dating mengunjungi Abu Bakar dan seraya berkata “wahai As-Shiddiq (orang benar)”. Ya (jawab Abu Bakar) ada apa ya Rasulullah ? Tidak ada apa-apa, saya Cuma ingin bertanya, apakah orang shiddiq (benar) itu juga senang mengutuk atau mencaci ? Jawab Rasulullah seperti tidak serius.
Abu Bakar terdiam, ia sadar bahwa Rasulullah saw tidak setuju dengan sikapnya dalam menghadapi hamba sahaya, walaupun tidak secara langsung mengatakannya. Kemudian bertanya “ apakah saya tidak boleh memarahi mereka atas kesalahannya ya Rasulullah ? Tidaklah sekali-kali boleh berbuat demikian, sungguh demi Allah yang mempunyai Ka’bah, tidak sekali-kali diperkenankan berbuat demikian” ujar Rasulullah saw.
Maka sebagai akibat kritik Rasulullah saw yang mengatakan bahwa Abu Bakar adalah orang satu-satunya yang paling benar, tetapi telah ternoda dengan sikapnya terhadap hamba sahaya. Maka pada hari itu juga Abu Bakar memerdekakan budak yang dimarahinya itu. Hari itu juga Abu Bakar dating pada Rasulullah saw seraya berkata “tidak akan saya ulangi lagi perbuatan yang demikian itu, ya Rasulullah”. Sebaliknya untuk menyenangkan dan menetramkan hati Abu Bakar, Rasulullah saw berkata “ Maafkan saya yang telah mengingatkan kamu wahai Abu Bakar. Itu saya lakukan karena demi kebaikanmu juga. Sebab sesungguhnya para pengutuk itu tidak akan memperoleh syafaat dan syahid pada hari kiamat”.

III.             Rosululloh Sederhana dan Mengayomi Masyarakat
Tidak bisa digambarkan betapa sederhanaya Rosululloh. Dalam suatu riawayat Rosul pernah menyuapi orang kafir Quraish yang buta. setiap hari Rosulluloh dicaci dan dimaki. Namun setiap itu pula Rosul tetap menyuapinya dengan lembut dengan pelan. Setiap hari Rosul selalu menyempatkan untuk menyuapi dan memberinya uang. Sampai singkat cerita  Rosul wafat, kemudian kebiasaan itu diteruskan oleh Abu Bakar atas pemberitahuan Istri Rosul. Saat disuapi abu bakar si kafir ini juga masih menghina dan mencaci maki rosul. Pada suapan pertama Abu bakar pun sudah merasa jengkel namun tetap disuapi tetapi si kafir ini makin menjadi-jadi mencaci hingga Abu Bakar merasa jengkel dan si pengemis itupun berkata “Kau bukan orang yang biasa menyuapi aku, dimana orang biasa menyuapi aku?” abu bakar menjawab “beliau sudah wafat, orang yang kau caci, kau maki itu orang yang setiap hari menyuapi kamu dengan lemah lembut dan penuh kesabaran”. Seketika itu si kafir mnangis dan bertobat dan kemudian masuk Islam.
Dan pastinya ada banya contoh yang Rosul berikan karena keterbatasan saya, hanya 3 contoh itu tadi bagaimana luar biasanya Rosul kita.
SEMANGAT SEMOGA SAHABAT SEMUA MENJADI PEMIMPIN YANG BAIK UNTUK NEGERI INI AAMIIN.:-)
  


Monday, November 25, 2013

Aku Malu sama Angin, Cahaya Matahari dan Apa yang tak pernah ku Mohonkan ke Tuhan

0 comments
 (Herman-Ranjet pic)

                Sore itu tanggal 23 November 2013 pukul 16.00 WIB. Langit berpesta warna di kecerahan musim penghujan. Angin berhembus pelan dari selatan ke utara. Termangu kami dalam kebisuan tanpa komunikasi. Bahasa mata menandakan ada sesuatu yang ingin di ceritakan seorang teman yang datang menghampiriku. Akh entahlah rasanya dunia ku dipenuhi dengan tebak-menebak. Suara riuh tangis anak-anak tak kami gubris lagi. Biarlah mungkin itu nada-nada cinta Tuhan yang tak pernah kami minta tapi ternyata menghibur juga.
                Dalam berkomunikasi hal yang paling sulit adalah mendengarkan. Dan bagi orang secerewet saya ini sangat sulit. Bagaimana tidak rasa ingin mendominasi pembicaraan selalu ada. Namun mau tidak mau didikan dari psikologi memang sering kali memaksa saya untuk diam dan mau mendengarkan orang lain ngobrol bercerita kesana-kemari yang ujung-ujungnya minta solusi dan parahnya solusi itu justru di temukan oleh dirinya sendiri. Tetapi tak apalah itu lah kehidupan memang sudah didesain semacam itu dan kita hanya perli kesabaran dan ikhtiar mengarungi kehidupan ini.
                Putus asa mungkin setiap orang pernah mengalaminya meskipun dalam bentuk paling sederhana. Semisal males bangun pagi atau yang lainya. Tono adalah sesok pemuda yang datang ke tempat saya dengan wajah yang bergembira. Tak pernah menyangka kalau  dia ternyata orang yang sukses bangkit dari hal yang bisa di namai negatif habbit.
                Dia menceritakan masa lalunya yang begitu panjang dan lebar. Nah loh jadi luas hehe.. iya dia menceritakan awal kenapa dia terpuruk dan sampai pada akhirnya dia harus berubah. Ya solusi atas senua permasalahan dalam hidup memang berubah. Berubah dari hal yang di rasa negatif ke arah yang lebih baik. Namun saya tidak akan menuliskan apa isi obrolan kami. Karena itu adalah rahasia dan komitmen kami menjaga kerahasiaan identitas atau isi curhatan beliau.
                Yang akan saya bahas pastinya akan sesuai dengan judul yang telah saya tulis diatas. Kenapa si saya malu sama angin, matahari dan sejenisnya yang tak pernah saya memohon ke Tuhan? Ini memang berawal dari pembahsan kami tentang kehidupan nya ini (TONO). Dari awal dia berbicara dia mengeluarkan mungkin lebih terlihat seerti khadist atau penggalan ayat “Tuhan mengasih apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan”. Dari pengulangan kata-kata itu saya memang sambil mendengarkan sembari sesekali memikirkan kata-kata itu.
                Ternyata kata itu justru sangat keliru dan saya juga ternyata selamaini menggunakan kata itu untuk menasehati orang lain. Semoga Tuhan mengampuni kedunguan saya ini. Ternyata tidak sama sekali. Tuhan justru memberi apa yang kita inginkan, apa yang kita butuhkan dan apa yang tak pernah kita inginkan (pinta dalam doa). Ini yang membuat saya begitu malu dengan matahari, dengan angin.
                Angin dan mentari selalu ada untuk kehidupan kita. Kita tak pernah memohon ke Tuhan minta sinar matahari atau minta angin. Angin, matahari dan lain sebagainya selalu saja di berikan oleh Tuhan tanpa kita meminta. Saat pagi hari kita tak pernah meminta di bukakan mata tapi Tuhan memberikan kekuatan untuk kita buka mata kita. Bagaimana? Masih malu? Masih tidak yakin dengan rencana Tuhan? Mohon dan teruslah memohon masing-masing.
                Semoga sedikit ini memberikan pencerahan kita, memberikan pemahaman kita akan sesuatu hal. Jangan mudah terkecoh, jangan sombong dan lain sebagainya sikap negatif.

Friday, November 15, 2013

DUNIA TEMPAT BERPIJAK

0 comments
-->


(Gambar dr .zulfickarekal)


            Apa kabar sahabat pembaca mini blog saya yang di budiman. Apa yang terlintas di mata batin kita ketika kata dunia terlontar dari mulut kita atau mulut orang lain? Persepsi dan tanggapan seperti apa yang hendak kita utarakan ? Saya yakin masing-masing dari kita pasti memiliki persepsi yang sangat berbeda-beda dan mungkin juga jauh lebih konyol dari pada apa yang saya pikirkan. Kok bisa saya bilang lebih konyol dari saya? Orang yang orientasi berpikirnya lebih maju selangkah dari pada orang lain cenderung berpikir out of the box kata nya sih. Tapi memang nyatanya begitu kok. Kalau gak percaya juga tidak maksa juga kok. Hehe
            Dunia boleh di kejar gak? Wajib di kejar lah. Katanya jangan terlalu memandang segala sesuatu berdsarkan kaca mata duniawi. Loh heii heii kita ini masih hidup di dunia ya cara pandang kita dengan cara pandang duniawi lah. Masa kita mau jauh-jauh ke akherat atau apalah sebutanya. Tetapi bukanya berlebihan itu gak boleh ke duawian? Apapun kalau berlebihan buat masalah duniawi yang jelas tidak boleh. Jangankan masalah duniawi masalah akhierat saja kalau kita berlebihan tidak di perkenankan kok. Loh bukanya kita harus melebihkan masalah akherat kok di bilang tidak boleh berlebihan dalam masalah akherat. Hei bayangkan saja anda beribadah dari jam 4 pagi sampai jam 4 pagi. Terus anak, istri anda kelaparan itu bagaimana? Justru yang namanya berlebihan itu tidak baik dalam hal apapun.
            “Bekerjalah seakan-akan kau hidup selamanya, Beribdahlah seakan-akan kau akan mati besok hari” dalam lagu qosidah zaman saya SD. Tapi ternyata itu adalah sebuah hadist yang di riwayat kan oleh siapa shohih atau tidaknya saya juga kurang memahaminya. Mungkin perlu bertanya kepada ahli khadist. Apapun itu kata-kata itu semestinya mampu membangkitkan gairah kita dalam beribadah dan berusaha di dunia. Perlu digaris bawahi juga beribadah disini saya tekankan bukan lagi dalam tataran kontekstual atau ritual belaka. Bekerja, tersenyum, membantu orang lain, menafkahi anak yatim dan lain sebagainya kalau kita niat kan ibadah karena Tuhan saya si yakin akan bernilai ibadah.
            Dalam judul yang saya tuliskan diatas saya tulis besar-besar dunia tempat berpijak. Perhatikan kata berpijak. Kata tersebut berasal dari kata pijak. Yang secara bahasa artinya menginjak, menapakan, di bumi. Pastinya material yang injak pasti di bawah kaki kita bukan? Inilah yang harus kita perhatikan secara seksama. Dunia ini harus kita injak, dunia ini hanyalah tempat pijakan, tempat mencari jalan yang tentunya jalan yang lebih tinggi. Tapi mau tidak mau kita sangat membutuhkan dunia. Kita membutuhkan tempat pijakan agar langkah kita tetap tegar. Kita buth pijakan yang bagus agar kita tak mudah di goyahkan oleh segala macam masalah. Bayangkan kalau kita tak punya pijakan apa yang akan terjadi? Jelas keseimbangan kita kacau.
            Kaya itu perlu tidak? Heheh wajib.! Sangat perlu. Tetapi kekayaan kita hanya sebagai pijakan kita agar langkah kita menuju Akhirat jadi makin tegar makin kuat. Kok bisa begitu? Jelas bukankah kemiskinan itu sangat dekat dengan kekufuran? Bukankah kemiskinan itu sangat rawan terhadap gangguan-gangguan dari luar yang menggoyahkan aqidah kita?
            Saudara ku pembaca yang semoga selalu di berikan kekuatan untuk terus berjuang menggapai impian. Menggapai cita-cita yang luar biasa. Aamiin. Kenapa saya meminta doa di beri atau di tambah kekuatanya, bukan di ringankan bebanya? Jelas makna yang tersirat dalam kata tersebut berbeda jauh. Kalau kita minta di ringankan masalah kita, kita akan tetap menbajdi bagian kecil dari maslah yang kecil. Tapi kalau kita meminta di beri keuatan untuk masalah yang besar kita akan terdidik menjadi mansusia yang besar juga. Bukankah setiap permohonan pasti akan di kabulkan? Kenapa kita memohon permintaan yang sebenarnya kita mampu menggapainya dengan mudah? Mintalah sesuatu yang membuat kita mampu etrdidik menjadi masnuia yang kuat pastinya.
            Dunia biarlah menjadi tempat pijakan. Namun kita wajib membangun pijakan itu tempat yang bagus yang nyaman. Tuhan tetap menjadi tujuan utama kita dalam melakukan segala hal. Hdiup di dunia ini makin kesini makin terasa bebanya saudara ku semua. Buat berobat, buat makan semuanya butuh materi. Terus untuk mendapatkan materi kita wajib dong berusaha di dunia. Jangan mengkhayal Tuhan menjatuhkan uang dari langit setelah kita sembahyang atau sholat.
            Selagi pemaca sekalian masih di usia yang masih muda. Memiliki jiwa muda, semangat yang mengebu-gebu. Teruslah berkarya, teruslah menjadikan semua potensi yang ada untuk membangun tempat pijakan di dunia. Agar kelak saatnya kita lemah, kita telah membangun sebuah fasilitas yang mempermudah jalan kita menuju-Nya.
            Yakin lah apa yang kita cita-cita kan saat ini pasti akan terwujud. Tinggal bagaimana kita memulai semuanya. Kapan saatnya? Sekaranglah, lakukan apa yang bisa kita lakukan meskipun itu hal yang sangat kecil bagi orang lain. Percayalah langkah yang jauh di mulai dari hal yang kecil. Teruslah berproses, pasang progres-progres seminggu ke depan, sebulan kedepan, setahun, sepuluh tahun dan seterusnya. Tingkatkan terus langkah kita menjadi jalan yang cepat hingga lari.
            Di akhir tulisan saya kali ini mari kita tutup dengan nyanyi bersama Bondan and Fead 2 Black. Sampai jumpa di puncak kesuksesan kita di bidang kita masing-masing. Aamiin.:)

Yeah.. speakin’ about the time.. ough..

Titz:
Yo.. Ini sepotong kisah, tentang perjalanan..
seorang insan, menapaki jejak kehidupan.
Dia lahir ke dunia , dari keluarga..
tidak miskin, kurang kaya, yo tapi sederhana.
Ayah berdagang, ibu mengasuh dia di rumah..
sejak kecil belajar susah, hanya bersikap pasrah.
Sempat sesaat, mengenal A. S. I. dari ibu.
Syukuri rahmat, dapat singkat nikmat ilmu.

C      Em      Am       G

Bridge:
Dia takkan gentar, meski guntur menggelegar.
Alar melintang, tak mampu untuk buat pudar.
Hanya syukuri anugerah, akan nasib dan takdir.
Dia takkan menyerah, terus berjuang hingga akhir.

         Am     Em    Am        G
Mr. B:  Tapakilah jejak diri, wujudkanlah mimpi..
        dan yakinlah kan kau raih.. yeiyeah..

         Am     Em    Am        G 
 Lakukanlah dari hati, beri yg terbaik..
         pasti kan kau raih..

Am      Em

Lezz:
Dan kini, dia injak usia labil.
Dia tinggalkan satu masa kala ia kecil.
Skill! get real, he can make it.. berhasil!!
Sekian dari banyak mimpi dalam hati kecil.
Kecil sebenarnya.. berarti besar.
Ia terlempar dalam panggung hidup yang kasar.
Sabar ya kawan, ini tentang edukasi..
yang tak terdapat dari sekolah, atau pun skripsi.

Back to Bridge

        Am      Em    Am        G
Mr. B:Tapakilah jejak diri, wujudkanlah mimpi..
        dan yakinlah kan kau raih (Berpasrah pada waktu).. Woo’oo..

Am      Em                     Am                 Em 
Lakukanlah dari hati, beri yg terbaik.. pasti kan kau raih..
(Semua cita dan mimpimu)

C       Em      Am    C  E     Am       G
Hanya waktu yang dapat menjawab.. mampukah dia merubah..

Am      Em

Santoz:
Saat semua, mimpinya tercipta.
Saat dimana jalannya, lebar terbuka.
Beban berat tertancap dipundak.
Semua hanya jadi sejarah, yang terlewat.
Dia merdeka, nyata dan bahagia.
Dia tertawa di akhir, semua usaha.
Dan percaya, jalan tak slalu berliku.
Dan mengerti, celah untuk berpacu.

         Am     Em      Am      Em
Mr. B:Tapakilah jejak diri, wujudkanlah mimpi..
        dan yakinlah kan kau raih.. yeiyeah..

         Am     Em      Am      Em 
         Lakukanlah dari hati, beri yg terbaik..
         pasti kan kau raih..

         Am     Em      Am      Em
Mr. B: Tapakilah jejak diri, wujudkanlah mimpi..
       dan yakinlah kan kau raih.. yeiyeah..

Lezz&Santoz: T.. t.. time after time.. after time.. 4x

Am      Em      Am      Em 
Lakukanlah dari hati, beri yg terbaik.. pasti kan kau raih.. 

Lezz&Santoz:
T.. t.. time after time.. time after time.. 3x..
t.. t.. time after time hommie..

           

Thursday, November 7, 2013

Misteri di Balik Hujan Bulan Suro

2 comments


Pagi ini keindahan langit begitu memanjakan mata. Hujan kemran membuat pagi ini begitu sejuk dan mentari pun bersinar dengan gagahnya. Angin semilir hembus kan kesegaran aroma bau tanah yang basah. Nyanyian burung semarak di pinggiran pedesaan. Bunga kopi bermekaran di pekarangan, putih dan bersih mungkin menandakan kesucian. Akh ngacow saja kan memang sedari dulu bunga kopi itu warna putih seperti baju yang di rendam pemutih bahkan kalah putih.
Suasana pagi hari yang cerah ini memang tak bertahan lama sampai hujan yang kembali tega merenggut mentari dari singgasananya. Lewat pasukan awan hitam mereka menyelimuti mentari menjadi pekat. Langit mendung halilintar menggelegar bersalut-salutan dari ujung timur ke barat dari barat ke selatan ke utra dan seterusnya. Tepat pukul 11:00 hujan tiba dengan gagahnya. Bumi yang semula panas mendadak dingin. Jalanan yang tadinya rame mendadak lengang. Misteri apa ini? Batinku bergeming. Akh aneh saja aku ini. Bukanya memang setiap hujan pasti suasana jadi seperti itu yak?
Aku masih saja menyaksikan rintik yang jatuh di balik jendela kaca tepat di depan saya duduk. Rimbun pohon alirkan sisa hujan lewat dedaunan. Kesegaran nampak jelas di dedaunan yang hijau tua itu. Runtuhkan daun-daun coklat pohon itu. Petir kembali menyambar-nyambar di langit sana, guntur masih terdengar seram. Mungkin aku saja yang kagetan.
saat hujan begitu derasnya aku teringat kata ustads saya sewaktu masih ngaji di desa. Konon saat paling mujarab untuk berdoa adalah saat huja salah satunya. Atas dasar itu pikiran gila saya secara tidak sengaja dengan bergurau atau serius saya tidak begitu menyadarinya. Posisinya saya sedang menunggu hujan reda. Kemudian saya berdoa kepada Tuhan. “ya Tuhan hamba mohon redakanlah hujan di atas langit sana aamiin”. Waktu terus berjalan hujan malah kian deras dan kunjung reda. Wouw sifat ego saya jelas muncul saat seperti ini, protes dan lain sebagainya. “Tuhan katanya doa kala hujan di kabulin kok saya minta hujan reda tak kunjung Kau redakan?” dalam relung hati saya menggerutu.
Namun setelah lama saya duduk merenungi hujan yang kian turun. Saya melihat anak-anak berlari-lari dengan memakai kolor saja. Iya mereka sedang hujan-hujanan bermain di derasnya hujan. Tak lama berselang tukang penjual payung datang dengan sepeda tua nya, dengan senyuman lebar dan mengharap hujan ini membawa berkah buat usahanya jualan payung keliling. Profesi yang bagi saya sungguh nekat di tengah membludaknya ruko-ruko dan mall di negeri ini. Setelah lima belas menit kemudian datang penjual wedang ronde, dengan mendorong gerobaknya dan memakai mantol tebal dia terjang hujan siang itu, lagi-lagi dengan keceriaan terlihat di wajah penjual wedang itu. Bagaimana mungkin si bapak ini menjual ronde siang hari begini? Bukanya biasanya paling gasik jam 5 sore baru pada keluar? Akh bapak ini memang luar biasa.
Hujan masih belum reda langit masih mendung hitam, tetesan air kian deras, petir dan guntur terus terdengar. Kilatan-kilatan cahaya nampak begitu jelas. Tiba-tiba pedagang bakso dan mie ayam jalan beriringanmereka nampak begitu rukun dan senyum yang tergambar adalah kebahagian. Pedagang ini bener-bener memahami konsep rezeki. Meskipun sama-sama jualan hal yang hampir sejenis mereka memahami selera masing-masing orang itu berbeda. Dan yang pasti rezeki atau jatah rezeki masing-masing orang itu telah di atur Yang Maha Kuasa.  Hujan perlahan mulai reda, tinggal gerimis-gerimis kecil yang masih terus berdatangan. Namun mentari kian perlahan menampakan dirinya. Dari sisi yang berbeda seorang membawa cangkul dengan semangat nya. Mereka sudah pasti pergi ke sawah mereka. Dengan senyum kebahagian juga mereka membawa topi dari bambu dan cangkul yang menggantung di pundaknya. Pemandangan ini saya saksikan sembari berteduh menunggu hujan reda.
Terkadang kita ini terlalu banyak menuntut ini itu ke Tuhan kita tanpa kita memahami dan menyadari bahwa tuntutan kita bisa jadi membuat orang lain sedih. Tuntutan kita bisa jadi membuat orang lain kehilangan pekerjaannya. Kita sering kali menuruti keinginan dan hawa nafsu kita semata dalam meraih apa yang kita mau. Kita terlampau sombong dan buru menolak apa yang di berikan Tuhan yang barang kali hanya bersifat sementara. Menunggunya kita sejenak pasti akan membahagiakan orang lain di luar sana. Semoga kita semua terus menyadari penting bersabar dan bersyukur dalam menanggapi setiap problema yang ada. Pada saatnya Tuhan pasti akan memberikan jatah kepada kita. Sampai tulisan ini di buat hujan telah reda diatas langit. Namun dimataku masih mengalir hujan yang kian deras, meratapi betapa diri ini begitu egois, terus menghakimi setiap kepututsan Tuhan. Padahal Tuhan sedang melibatkan kita dalam rencana-Nya.