Wednesday, July 8, 2020

Cengkeh dan Orang Desa

0 comments

Kita sudah paham dan mengerti kalau Tuhan selalu menyiapkan rencana terbaik buat hamba-Nya. Tuhan sangat detail memgatur segala hal yang bersinggungan langsung dengan manusia atau yang tak langsung bersinggungan. Misal saja musim. Kita patut bersyukur yang tiada bertara hidup di negeri yang hanya memiliki musim kemarau dan hujan. Hidup negeri tropis. Hidup di pecahan tanah surga bernama Indonesia. Segala benih yang terlempar di tanah akan tumbuh walau tak terurus. 


Musim kemarau adalah musim panen untuk sebagian petani dan musim paceklik bagi sebagian lainya. Itu sudah di atur pula oleh-Nya. Misal saja tanaman surga ini, bernama cengkih. Tanaman yang menjadi primadona. Tanaman yang menjadi rebutan selama kurang lebih 350 tahun lamanya. Tanaman yang membuat negeri-negeri lain iri dan menjajah negeri kita beratus ratus tahun lamanya. 



Kemarau ini adalah berkah bagi yang punya lahan atau yang tak punya lahan. Tanaman ini cukup menghidupi lambung kecil orang-orang desa. Dari daunya yang gugur, buah nya yang jatuh menjadi sumber rezeki orang-orang kecil yang rela dan ridho memunguti untuk di jual. Tentu bukan dalam kapasitas banyak, sekali lagi hanya sebagai pengganjal lambung kecil orang-orang desa.


Aaah cengkih tanpa nya, barang kali jalan-jalan yang kita lalui tak akan mulus, fasilitas umum tak ada, negara menjerit. Tak di pungkiri cengkih adalah bahan pokok yang harus ada untuk rokok Indonesia selain tembakau tentunya. Dan produk ini menjadi penyumbang terbesar devisa negara. 



Memang hidup itu unik. Orang desa selalu terpinggirkan. Selalu di anggap kampungan. Namun justru orang kota kebutuhan hidup nya di sokong dari desa. Bisa di bayangkan andai orang desa pola pikirnya teracuni pemikiran bahwa dengan modal kecil harus dapat untung yang sebesar-besar nya. Tentu orang kota sudah pada mati kelaparan hahahhahah. Bersyukurlah masih ada orang-orang desa yang ikhlas wahai kaum egois penyembah keserakahan hahhaha. Barang kali karena keikhlasan dan kesederhanaan inilah orang desa cenderung lebih bahagia dan jauh dari penyakit aneh-aneh. 











Gudeg Pawon Dan Kesederhanaan Kuliner Yogyakarta

0 comments

Dalam invasi restoran kekinian yang rata rata menyajikan junk food, kadang sebagian pegiat dan pemburu kuliner malah ingin kembali pada jajanan yang tradisional, tak cuma mempertimbangkan kesehatan, makanan tradisional seperti menyimpan taste sendiri, bumbu yang langka, racikan yang menggugah selera serta mungkin kenangan kenangan didalamnya.


Kalau teman-teman main ke Yogyakarta, tentu makanan yang paling identik adalah gudeg. Makanan yang satu ini boleh jadi salah satu primadona kuliner di Yogyakarta. Salah satu gudeg yang terkenal di Yogyakarta adalah Gudeg Pawon. Warung gudeg ini mulai buka sekitar jam 10 malam. Dari jam 9 malam kendaraan dan orang-orang sudah antri panjang untuk menikmati hidangan gudeg pawon.

Warung gudeg yang terletak di jalan Veteran Umbulharjo Yogyakarta ini termasuk salah satu warung yang menyajikan jajanan tradisional, tapI tak cuma dari hidangannya, juga pengolahan serta prosesnya menggunakan cara dan alat yang tradisional.

Di Gudeg Pawon, pengunjung yang makan di sini bisa melihat secara langsung dapur si pemilik warung sambil melihat prosees memasak gudeg. Konsep unik seperti ini cukup berhasil menarik konsumen, menjadikan Gudeg Pawon menjadi kian terkenal. Cara memasaknya masih menggunakan kayu bakar. Untuk menanak nasinya pun tidak menggunakan ricecooker, yaitu menggunakan peralatan masak jaman dulu yang biasa disebut dandang.

Maraknya restoran modern dengan konsep foodcourt dan junk food membuat gudeg ini seakan mendobrak bahwa makanan tradisional pun tak kalah peminatnya, bahwa makanan tradisional akan selalu dirindukan oleh orang-orang urban yang mungkin sudah jenuh dengan makanan restoran cepat saji.

Sudah menjadi siklus zaman, atas nama kenangan, suatu saat manusia akan kembali pada ketradisionalan. Manusia modern akan jenuh dengan rutinitas kehidupan modern meski difasilitasi dan sisuguhi hal hal yang serba canggih.

Makan di tempat-tempat traditional semacam ini seakan menjadi nostalgia. Menjadi energi isi ulang bagi jiwa yang gersang yang kering oleh kemarau kota. Ada kebahagian tersendiri setelah makan di tempat semacam ini. Tak heran, tak hanya makanan yang menggunakan konsep tradisional tapi tempat pariwisata yang menawarkan sisi traditional menjadi sangat ramai. Mulai dari penginapan tradisional, rumah dengan dekor tradisional dan segala hal yang berbau tradisional diminati oleh manusia modern.

Peran media dan juga kesadaran sosial bisa menjadikannya peluang pasar untuk membentuk konsep tradisional semacam ini. Potensi yang ada di pedesaan bisa dikembangkan menjadi pemasukan daerah tanpa merubah kelestarian dan tradisionalitas yang dimiliki daerah tersebut

Wednesday, April 15, 2020

Pesan Perpisahan

0 comments
Pesan Perpisahan

Senja sore yang indah, sepasang merpati terbang bebas di langit sore yang cerah. Semilir angin berhembus pelan menggerkan dedaunan dan pepohonan kecil. Sekelompok anak kecil bermain bola di lapangan dengan cerianya. Ibu-ibu sedang asyik bergosip sembari menyuapi anaknya di pinggir lapangan.

Dewa Cuma duduk termanggu dan diam sendirian sembari menikmati lagu viera berjudul Seandainya. Sore yang syahdu namun tidak dengan hati dewa yang hancur berantakan bak di sayat sembilu. Perpaduan lagu dan suasanya begitu magic. Andai saja tidak di tempat yang ramai sudah pasti dia akan teriak sekencang-kencangnya entah itu memaki atau apapun asal buat lega.

Entah sepulangnya dari bepergian dia terlihat manyun dan terus berdiam di pojokan lapangan deket rumahnya. Cowo yang sangat gesit dan trengginas itu tetiba mendadak mellow tidak jelas. Muka cerianya berubah seperti kuburan keramat yang angker dan seram itu. Berulang kali dia mentap handphone nya yang jadul itu. Entah apa yang sedang dia tunggu atau harapkan setiap kali handphone nya berbunyi. Selesai melihat handphone manyun lagi dan berulang terus sampai malam tiba.

“Kenpa kau diam seperti itu anak muda yang namanya agung dewa?”
“kakek liat lah pesan ini.” Sembari memberikan handpehone jadulnya.

Ini keputusanmu, bukan keputusanku, ini inginmu dan sama sekali bukan inginku, aku bakalan inget2 terus apapun yg kamu ucapkan sayang

Aku sayang sama kamu. Bahkan sangat sayang. Aku lakukan apapun hal gila jg demi kamu dan cuma ke kamu sayang.

Aku akan berusaha, sangat berusaha, walaupun aku tahu hasilnya nanti seperti apa?
Aku tahu cinta sayangmu tak sebesar cintaku ke kamu, akupun smpe detik ini masih ga tahu kamu beneran sayang atau ga tapi yang kamu harus tahu aku cinta dan sayang banget pingin selamanya sama kamu.

Ini cuma salah satu cara yang detik ini bisa kulakukan, nanti akan kulakukan hal gila apapun untuk bisa lupain kamu. walaupun ga tahu akan bisa berhasil atau enggak, 1 hari 2 hari atau mgkn cm beberapa jam aku tetap berusaha. Nanti pasti aku bakalan kangen, pasti pingin ini itu dll.. tp aku udh ga tahu lagi caranya supaya ga sayaang ke kamu tuh gimana?

Aku nulis smbil bingung sedih keinget omonganmu. yang aku takutin kalau aku ga berhasil itu aja sih.. Dan besok-brsok aku harus denger kata-kata itu berulang-ulang dari kamu aku ga mau, itu nyakitin seolah-olah seperti mencintai orang yang sama sekali ga sayang ke aku. Itu yg kadang aku rasakan. Tp kamu GA PERLU minta maaf.. krn seharusnya aku yang sadar, aku yang salah, aku yang slalu minta ini itu, aku yang selalu kangen, semuanya aku.

Kmupun td jg bilang akan sama2 bantu aku. Semoga kita sama2 berhasil.

Makasih ya sayang buat smuanya.. aku inginnya berakhir indah bukan seperti ini. tapi sepertinya kamupun ga tahan penat dengan aku, dengan keadaan dan smua. Maafin aku selama ini minta waktu ini itu dari kamu.

Aku sayang kamu"

“Gimana kek? Aku kudu kepiye?” Tanya dewa
“Laaah kenapa gak kamu hubungi dia?” Tanya sang kakek
“gimana mau hubungi wong dia ngeblok semua nomer saya kek”
“duuuh kamu dalam masalah besar dewa, makanya adil lah kamu jadi manusia itu. Berbuat baik jangan suka menyakiti hati seseorang. Kalau udah kaya gini sudah selesai kamu. Sudah tidak bisa apa-apa kamu. Udah kamu berdoa saja semoga dia mau memaafkan kamu itu aja sudah bagus. Tidak usah mengharapkan apapun selain kebikan hatinya memaafkan kamu. “
“baik kek. Terima kasih banyak kek.”

Sejak itu dewa mulai perlahan menyadari kesalahan fatalnya kepada sang kekasih. Namun dia sudah gagal sebagai manusia baik karena melukai seseorang. Namun sejatinya tidak ada jatuh cinta yang tak sakit. Setiap kisah cinta selalu ada bumbu sakitnya. Namun dewa tak dapat berbuat banyak karena semuanya sudah di ahiri sang kekasih lewat pesanya. Dan parahnya pesanya tak akan pernah bisa dewa balas karena semua media telah di blok oleh sang pujaan hati. Benar kata sang kakek berdoa dan memohon agar di bukakan hati sang kekasih untuk memaafkan saja sudah sangat bersyukur. Karena dengan di maafkan kita sedikit lebih tenang menjalani hari-hari. Meskipun paku yang telah tertanjap meski sudah di cabut akan tetap meninggalkan bekas. Begitu juga dengan kita, kalau sudah melukai meski di maafkan namun tak bisa di lupakan. Aaaah saya ini juga sering banget berbuat kesalahan dan menyakiti orang lain. Semoga kalian semua yang baca tulisaku tidak yah.

Friday, April 3, 2020

Belajar Dari Pak Tani

0 comments

Belajar dari Pak Tani.

Setiap perjalanan panjang memang harus kita mulai dari langkah kecil. Setiap hal besar harus kita mulai dengan hal-hal yang kecil. Tanpa hal-hal kecil kecil itu hal besar tak akan terjadi kecuali pada sebab-sebab tertentu. Dan tentunya hal kecil itu di lakukan secara konsisten.

Di belakang rumah saya ada beberapa sawah yang setiap hari saya pandangi di kala pagi hari. Setiap pagi itu pula seorang bapak-bapak dengan setia menengok sawahnya yang di tanami padi. Dari mulai mencangkul sampai proses tanam beliau selalu datang ke sawah dengan segala harap kelak 2-3 bulan beliau akan punya beberapa karung beras dari hasil tanamnya itu.

Beberapa hari yang lalu hujan dan badai melanda Jogjakarta tak terkecuali di daerah saya tinggal. Hujan dari sore hingga malam hari itu cukup deras. Dan saya menyaksikan sendiri betapa padi yang sudah mulai menguning itu luluh lantah terkena angina, roboh. Hanya kurang beberapa hari panen angina benar-benar membuat semua rencana bisa berubah. Dan saya yang Cuma bisa menyaksikan saja bisa sedih, saya tidak tahu perasaan bapak  yang hamper setiap hari datang ke sawah ini.

Hari  ini beliau memanen padinya, saya melihat raut wajahnya agak sedikit ceria. Saya tak melihat kesedihan terlintas di wajahnya. Agaknya memang betul bahwa manusia yang paling sabar, ikhlas dan hidupnya penuh kepasrahan adalah petani.  Lah wong saya yang melihat saja sedih, beliau yang mengalami malah tak terlalu memikirkannya. Hehehhe

Dua petak sawah itu kini sudah menghasil kan beberapa karung gabah. Tak peduli seberapa banyak hasil yang sudah di dapat. Yang jelas langkah kecilnya yang setiap hari beliau lakukan menghasilkan seberapapun besarnya hasil itu. Toh meratapi semua yang sudah terjadi tak akan mengembalikan apapun. Dan mungkin cara terbaiknya ya ikhlas.

Beda ya sama kita terutama saya sendiri. Apa-apa selalu di pikirkan terlalu dalam. Banyak ngeluh kesana kemari gak jelas. Kalau ada hal buruk menimpa atas pilihan saat ini selalu bandingkanya dengan masa lalu. Eh btwe kalian juga kan? Hahahha istilahnya susah move on. Ada yang sampai bertahun-tahun sudah melewati kehidupannya masih aja yang di banding-bandingkan masa lalunya. Nyesel terus hidupnya. Padahal mungkin tak berat-berat amat kalau kita bandingkanya dengan kemalangan orang lain atas hidup yang di jalaninya. Cara pandang kita atau penyikapan kita terhadap suatu masalah memang berbeda-beda, tapi kita ini manusia modern banyak manjanya. Ya kan?? Ngaku deh heheh..



Saturday, March 21, 2020

Lekas lah

0 comments
Lekas lah


Andai aku bisa memilih
Aku akan pergi jauh dan memilih hidup tanpa senyum kamu.

Andai bisa memilih aku akan memilih terlahir dan tercipta sekali untuk menggenapi hidupmu.

Andai aku memiliki kuasa untuk membalikan waktu, aku ingin kembali ke massa dimana kau belum ada yang memiliki dan aku tak memiliki siapapun.

Lekas lah terang wahai malam
Lekas lah pergi wahai badai
Lekas lah berlalu wahai kesedihan
Bukan kah aku pun berhak untuk bahagia walau sekejap?

Ruang Bertemu

0 comments
Ruang bertemu


Kita tak pernah bisa memilih kepada siapa hati kita akan di jatuhkan dan di pertemukan pada seseorang yang kelak melengkapi hidup kita. Seperti kita tak pernah tahu kapan hidup kita akan berahir. Perjumpaan pun perpisahaan ada di ruang yang sama. Namun yang sering kali kita ingat dan yang paling mendalam adalah perpisahan. Entah hal yang menyakit kan kerap kali terlampau membekas dari pada hal yang membahagiakan.


Hadir nya kita di dunia ini pun tak pernah bisa kita memilih di rahim mana kita akan di lahir kan. Begitu lah takdir berjalan dan berlaku sedemikian rupa. Kita yang lemah ini tak punya daya apapun untuk menentukan takdir kan?


Ah andai kan saja mudah memilih takdir kita. Mungkin kita akan memilih segala hal yang baik menurut kita. Kalau perlu semua hal yang paling menguntungkan buat kita harus belaku di kehidupan kita. Dan yang tak baik dan merugikan kalau bisa g usah lah berlaku di kehidupan kita.


Di ruang tertentu kita ini memang tak pernah belajar untuk sekedar sabar. Sabar untuk tak terlalu buru-buru menolak segala hal yang barang kali agak merugikan kita. Dan sangat gesit menerima hal yang barang kali nguntungin kita.

Ah mungkin makin dewasa kita ini memiliki kecenderungan untuk bersikap seperti itu. Kempuan kita untuk sabar, ikhlas, mulai terkikis ke egoisan kita semata. Semoga di ruang  bertemu di masa yang akan datang kita menjadi lebih baik.




Saturday, March 14, 2020

Berdamai lah dengan persamaan.

0 comments
Berdamai lah dengan persamaan.


Konflik sering kali muncul di amtara manusia karena ketidak sabaranya menerima sedikit perbedaan. Terlebih terlampau cepat menolak segala hal yang barang kali tak sesuai dengan keinginan kita atau tak sesuai dengan prinsip hidup kita. Penyakit buru-buru menolak ini yang kerap kali tak mampu kita kendalikan. Dalam beberapa momen kita bisa saling marah pada hal sepele karena tak mau saling memahami berbagai hal besar.


Menerima apa yang tak sesuai dengan kita itu memang sangat susah. Tapi menolak secara buru-buru apa yang tak sesuai juga sangat tak elok. Tentu kita memiliki filter diri untuk memproses segala hal yang masuk melalu berbagai indra kita bukan? Belum tentu juga apa yang sesuai dengan ke inginan kita baik untuk kita. Begitupun sebaliknya.


Karena berbagai hal dan sebab itu lah mungkin saja kelak kita akan hidup sebagai manusia yang sangat antipati terhadap yang lainya. Kita akan hidup untuk saling acuh terhadap sesama. Kita akan hidup untuk berhenti melakukan berbagai hal. Tentu dengan alasan yang mungkin simple bagi oramg lain tapi kadang menjengkel kan bagi yang lainya juga. Alasanya, "jangan ikut campur urusan orang". Atau alasanya "seleranya tak sama, atau lainya.

Hidup di zaman sekarang serba susah kan?? Ya begitulah fenomena nya sekarang. Menjadi manusia modern susah susah gampang tapi semoga kehidupan kita selalu di liputi niatan niatan baik. Dengan cara seperti itu lah setidaknya kita bisa meminimalisir apa yang di namakan kekecewaan bukan?

LAGU DAN KISAH KENANGANHIDUP

0 comments
Lagu dan kisah Kenangan Hidup


Pernah gak si kita mendengar lagu tetiba terasa sedih tanpa kita sadari. Atau kita bahagia dan tersenyum pada lagu-lagu tertentu? Musik dan lirik kerap kali menyimpan hal yang mengendap long term memory kita.

Setiap pagi dahulu kala saya sering kali mendengarkan lagu lagu ida laila. Bude saya setiap pagi sehabis subuh selalu nyetel kaset dan tape recorder nya lagu lagu ida lela. Sekarang kalau saya denger lagu itu saya selalu ingat masa-masa kecil saya di sebuah desa kecil yang asri. Meski kadang kalau saya memutar lagu ida lela sekarang selalu di ejek orang-orang karena jadul. Tapi dengan mendemgar lagu itu saya kembali bisa mengenang masa masa kecil itu.

Ada lagu yang menyedihkan misal nya lagu Westlife if I let you go misal nya. Sial nya saya dengerin lagu itu dan beberapa bulanya saya putus sama pacar pertama saya wkwkkw. Kalau misal denger lagu itu jadi inget kalau saya pernah patah hati hahaha gaya banget ya??

Ebiet G Ade lain lagi. Hampir semua album nya saya tahu karena ayah saya penggemar beliau semua albumnya ayah saya punya. Jadi kalau misal saya kangen ayah saya selain telpon tentu demgerin lagu ebiet cukup jadi obat mengenang masa-masa kecil saya bersama ayah saya. Hehhe

Lain lagi lagu dangdut koplo wkkw lagu ini yang membuat saya pertama kali nonton konser dan konser dangdut erotis hahhaha. Anak usia belasan yang baru baligh liat mbak mbak seksi nari di panggung.


Mungkin semua lagu punya cerita tersendiri bagi pendengar nya. Jadi jangan suka ngejek selera musik orang. Barang kali seseorang nyalakan lagu bukan karena suka. Tapi hanya karena ingin mengembalikam memory indah masa lalu nya.

Wednesday, February 12, 2020

Ketabahan Tukang Ojek Tradisional

0 comments
Ketabahan Tukang Ojek Traditional


Perjalanan pulang kemaren saya ndilalah naik kereta dari stasiun yang berbeda. Pertama berangkat saya naik dari stasiun lempuyangan karena kehabisan tiket dari stasiun tugu. Dan kembalinya ke jogja saya justru kehabisan tiket ke lempuyangan dan mau tidak mau harus beli tiket yang berhentinya di stasiun tugu. Padahal saya dari rumah membawa motor dan di titipkan di parkiran motor lempuyangan. Sedikit ribet tapi pilihanya cuma seperti itu adanya.

Tiba saat kembali ke jogja di tugu saya berencana naik ojek online. Biasa ini adalah pilihan manusia modern dalam hal transportasi masa kini. Hampir semua milenial kemana pun perginya pasti memilih transpotasi online. Ya terlebih di kota Yogyakarta ini. Yang hampir semua moda transportasi online ada. Saat keluar di pintu keluar tiba-tiba saja ada bapak bapak tua menawarkan ojek. Tentu saya menolaknya secara halus karena niat nya memang ingin memakai ojek online menuju lempuyangan. Belum ada sepuluh langkah saya pergi tetiba saya mbalik lagi karena merasa tak enak hati. "Pak pinten ke lempuyangan?"
"20 ribu wawon mas"
Mahal kalau bandingkan dengan ojek online.
"15 ribu nggeh pak"
"Ampun mas 20 wamon"
"Owh nggeh ayooo"
Perjalananan dari tugu ke lempuyangan sebenarnya lumayan deket. Tapi kalau jalan kaki atau lari ya capek juga si hahah.


Dengan menggunakan helm yang agak kotor serta motor yang bisa di bilang tua,bapak ini mulai perjalanan membawa saya. Sepanjang perjalanan yang lumayan singkat itu kami sempat kan ngobrol lumayan banyak. Berbeda dengan obrolan kalau kita naik ojek online memang. Ngobrol dengan tukan ojek traditional lebih banyak ke esensi kehidupan. Bukan lagi ngeluh belum dapat poin dan lain sebagainya.

Mungkin pilihan menjadi tukang ojek bukan lah pilihan utamanya terlebih harus berjibaku bersaing tidak hanya sesama tukang ojek pangkalan tapi makin maraknya ojek online. Bapak ini mata pencaharian utama nya adalah bertani. Beliau menanam padi di sebidang sawahnya di jalan parang tritis bantul. Karena habis musim kemarau pengairan di sawahnya agak terkendala. Beliau cerita panjang lebar selama perjalanan itu. Dan saya sesekali cuma nimpali obrolanya. Beliau menang sangat tabah dan ulet dalam mengarungi kerasnya hidup. Paras wajahnya yang sudah sepuh tak terlihat mengeluh akan keadaan. Tak ada obrolan mengenai sepinya orderan ojek. Dalam berbicarapun beliau di iringi senyum.

Padahal beberapa hari yang lalu saya sempet ngobrol sama beberapa anak muda pengemudi ojek online. Hampir semua obrolanya mengeluh dan orientasinya materialis sekali. Obsesi yang tinggi dengan rendahnya usaha. Barangkali kita ini sebagai orang muda lebih suka segalanya serba instan.  Lagi pilihan profesi yang kita ambil bukan berdasarkan apa yang kita suka, atau butuh kan. Yang ujung-ujungnya melakukan segalanya dengan berat hati dan uring-uringan.

Kembali ke bapak tukang ojek yang tabah itu. Rasanya sampai malu hati saya ini. Ketika beliau dengan nada lirih dan lembutnya berkata.

"Mas ndunyo niki sedoyo mpun di atur kalih pangeran. Mpun mboten sah abot abot."

Mak deg saya. Apa iya beliau tau betapa hati saya saat ini di penuhi ambisi-ambisi yang tinggi? Hehehehe terima kasih pak sehat selalu semoga ketabahan bapak membawa berkah dan kedamaian dalam hidup bapak dan keluarga.

Sunday, February 9, 2020

Perjalanan Pulang

0 comments



 

Pulang ke desa itu seperti mengecas energi baru. Benar kata orang bahwa mudik bukan tentang seberapa jauh, seberapa besar biaya yang harus di keluar kan. Pulang adalah cara melahir kan lagi bahagia baru, energi baru.


Banyak hal indah yang membuat kita bahagia ketika kita pulang. Kenangan yang terekam di memori muncul dan kerap kali menjadi sebersit senyuman baru. Kenangan masa kecil yang lucu. Kenangan sedih ketika kali pertama kali patah hati yang sekarang justru jadi hal yang lucu padahal saat dahulu mungkin dunia sudan runtuh begitu ada kata. Kita putus yah, aku gak baik buat kamu. Halah klise sekali kata putus ini.

Semua hal di masa lalu yang barang kali menyedih kan tetiba saat ini menjadi hal sepele dan lucu belaka. Makanya sekarang saya selalu berpikir seberat apapun masalah dan ujian hidup ini pasti saya bisa lalui dan kelak saya akan menertawakan segala kesulitan saat ini. 

Pulaaaang bahagia rasanya. Rasanya beban berat di pundak seketika runtuh begitu menghirup aroma hutan. Melihat senyum ibu. Menghirup aroma dapur ibu adalah aroma terapi penenang jiwa yang sangat ampuh. 


Saya jadi bayangkan kalau besok pulang ke karibaan Allah (mati). Mungkin lebih sangat membahagiakan lagi. Ingat kita di dunia ini hanya jalan-jalan. Merantau menyiapkan bekal buat kita pulang nanti. Pulang ke tujuan ahir hidup kita yaitu tempat yang di idam idamkan banyak orang. Tuhan selamat kan pulang saya besok.


Tuesday, January 28, 2020

LARON

0 comments
Laron

Setiap kali membayangkan laron ada yang tiba-tiba hadir berupa haru. Mahluk kecil ini kerap kali muncul saat setelah musim kemarau dan awal musim penghujan. Mahluk kecil yang sama Tuhan di beri kenekatan dan keikhlasan yang luar biasa. Hari-harinya berpuasa dalam rongga tanah yang sempit. Berdiam diri berbulan-bulan menanti musim penghujan datang.

Saat musim yang di tunggu datang, musim hujan. Semua kawanan laron ini merayakan dengan suka cita keluar dari dalam tanah. Berhamburan terbang ke angkasa. Mencari setiap cahaya yang ada. Mereka seakan terbebas dari belenggu dan merayakan kemenangan besar atas perang yang mereka jalankan.

Tapi ada hal yang unik dari nasib laron ini, justru keluarnya dia dari dalam tanah adalah tanda bahwa kematiannya sudah di depan mata. Karena semua laron yang keluar dari tanah pasti akan mati. Tidak ada laron yang kembali lagi masuk ke tanah. Ternyata kebahagianya justru hal yang paling menyakitkan yaitu kemusnahan. Tapi setidaknya laron ini bisa merasakan kebahagian meski sekejap kemudian mati.

Dalam hidup di bumi ini memang tidak ada yang sia-sia kalau kita melihat kehidupan ini dari sisi yang baik. Dari sisi yang positif. Karena apapun yang hadir dan berlalu dalam hidup sudah pasti ada hikmahnya. Cuma kita ini memang sering kali mengambil kesimpulan sendiri atas apa yang mungkin saat ini menimpa kita. Terkurung dan terkubur nya laron barang kali itu sebuah penderitaan. Sebuah hal sia-sia belaka, ngapain harus terus terkurung padahal bisa memilih bebas dan bahagia. Namun justru jalan bebas nya ternyata membawa kematian.

Kadang untuk menyimpulkan suatu hal tak bisa serta merta menggunakan pengetahuan kita semata kan? Kadang kala apa yang menurut kita sudah baik belum tentu baik buat orang lain atau sebaliknya. Ah tapi hidup kan pilihan. Yups benar sekali hidup adalah pilihan. Tapi kita sok jagoan di awal doang kan? Ketika hasil apa yang kita pilih kita suka nya meratapi penuh penyesalan. Mbok kalau udah milih itu yo udah kaya laron itu. Meski pilihan keluarnya adalah mati ya udah mati. Kita manusia ini sering kali kalah dari mahluk lain dalam hal -hal kecil kok. Tapi tak apa, hidup kan proses. Nikmati lah sampai pada ahirnya akan sampai.








Friday, January 24, 2020

Perjalanan

0 comments
Perjalanan

Tetes embun tak akan berhenti menyapa pagi meski hujan coba mengganti.
Mataharipun takan berhenti menyapa pagi.
Yang bernyanyi di pagi hari tak hanya kenari tapi juga hati.
Bersiul merayakan hati yang di anugrahi cinta oleh ilahi.
Perjalanan masih panjang dan aku masih duduk menata tangan menerima segala kemungkinan.
Takan pernah terbesit dalam angan membenci apa yang telah terukir di hati.

Tuhanku yang membolak balik hati.
Mungkin Engkau tak izin kan aku memilikinya. Tapi terima kasih Engkau izin kan aku mencintai nya. Petikan kata-kata mbah emha ini masih nyaring dan menghantui di telingga.

Wahai engkau yang menghiasi hari-hari jangan pergi lagi sampai batas waktu mengahiri.
Karena takdir yang ada belum pasti kita baca.
Karena sisa waktu yang ada belum pasti kita miliki.
Kemari lah kita bercanda menceritakan segala hal yang membuat bibir kita tersungging bahagia.
Lupakan segala derita yang hadir silih berganti.
Karena perjalanan kita berlum berhenti.

Tuesday, January 21, 2020

Bisik Ranting Kepada Daun

0 comments
Bisik Ranting Kepada Daun

Sebulan ini pohon-pohon agak nya berpesta. Kekeringan yang beberapa bulan mengacam kelangsungya kini sudah mulai berlalu. Hujan datang mengguyur membasahinya, memberikan nyawa energi baru. Putik pun perlahan mulai berkembang. Daun yang tadinya runtuh kini mulai bersemi kembali. Batang yang menyendiri kini mulai di temani warna hijau. Ranting kini tak perlu lagi merasa kesepian, tak perlu lagi takut terpapar sinar matahari yang dahulu menghangus kan tubuhnya.
Daun dan ranting kini kembali berteman lagi. Membicarakan segala hal yang dahulu sempat hadir dan pergi. Ranting berbulan-bulan setia dan berdoa agar daun kembali. Agar hujan menumbuhkan kembali daun pasangan yang sempat hilang itu. Sungguh mesra sekali obrolan mereka ini. Bersatunya mereka begitu terasa manfaatnya, pohon kini jadi lebih siap tumbuh. Dia juga dapat memberi tempat bagi burung tinggal. Memberi tempat berteduh juga bagi siapapun yang hendak berteduh dari terik dan hujan.

Daun dan ranting adalah pasangan yang selalu ikhlas menerima segala kemungkinan buruk yang kelak akan terjadi di masa datang. Dia sadar bahwa segala hal tercipta dari ketiadaan dan akan kembali ke arah tiada lagi. Sebelum memutus kan memiliki, ranting terlebih dahulu memiliki kesadaran bahwa kelak dia akan di tinggalkan. Kesadaran bahwa waktu yang di miliki adalah sementara. Keputusan memilih membahagiakan satu sama lain saat ini adalah pilihan terbaiknya.

Ranting tak pernah protes agar daun tetap tinggal menemaninya sampai habis usia. Karena gugur adalah kepastian. Daun juga tak pernah tak ikhlas melindungi sang ranting. Dia tak pernah protes bahwa peranya hanya melindungi dan akan mati begitu saja kala musim berganti lagi. Yang dia tahu bahagia ranting adalah bahagianya juga. Dia tak pernah menyesal tercipta sebagai daun. Dan rantingpun tak pernah jumawa bahwa dia tercipta sebagai ranting. Selagi bersama daun ranting selalu memberi asupan makanan yang tersalur melewati celah-celah tubuhnya. Dia juga rela mati duluan takala ada yang tega menebangnya. Dia rela menjadi yang pertama terluka agar yang lainya tak tersakiti.

Ah itu cuma bisik dan obrolan ranting dan daun yang terlalu hiperbola saya menggambarkannya. Tapi andai manusia bisa seikhlas itu menjalani kehidipan ini. Mungkin kita akan hidup dalam ketaraturan. Kita akan hidup dalam energi saling menyayangi, saling berkorban dan ikhlas andai kan waktu mengambil segala hal dari kita saat ini.

Hmmm mencintai seikhlas ranting dan daun, bahagia kali yah? Cinta yang tak pernah menghakimi satu sama lain. Cinta yang memgambil peran untuk saling memberikan rasa aman dan bahagia. Cinta yang tak pernah menuntut apapun. Cinta yang tanpa sebab apapun dan syarat apapun. Cinta yang tak pernah mempeduli kan segala hal di luar dari mereka.

Namun percayalah, ada kok manusia yang memilih jalan itu. Jalan ikhlas. Memilih kehilangan sebelum segala halnya di miliki. Manusia yang meski terus di ciderai tapi tetap tangguh dan tetap berbagi. Manusia yang di sakiti tapi tetap mau berbuat baik. Manusia yang memilih tugas menjaga, menemani dan tak peduli bisa memiliki atau tidak. Yang dia tau saat ini, di sini dan bersamanya. Bukan karena dia pengecut atau pecundang. Tapi dia sadar bahwa akan banyak luka ketika egonya menjadi Tuhan atas segala tindakanya. Dia hanya berdoa bahwa kelak musim akan berganti dan yang di cintai akan kembali entah sebagai apapun. Ini seperti ranting yang berdoa agar daun kembali mesti dia akan luka lagi di tinggal pergi. Rasa ikhlas barang kali seperti itu. Andai kita bisa seperti itu yah? Seperti ranting yang selalu percaya bahwa takdir tak pernah salah alamat. Bahwa Tuhan tak pernah salah memberikan bahagia, seberapa lama waktunya. Yang dia tau dia bersyukur.

Bisik Ranting itu seperti ini.
"Aku akan selalu ikhlas menerima segala hal, karena gugur adalah kepastian. Saat ini kau bersamaku, aku tak peduli seberapa berat bebanku menjagamu agar bersamaku. Akupun juga tak peduli seberapa kencang angin mencoba merebutmu dariku. Kau akan menjadi bagian dalam hidupku. Kalau kelak engkau gugur akupun kelak akan menyusulmu kembali ke bumi. Memberi manfaat bagi siapapun yang kita temui. Daun, jangan pernah memikir kan apa yang tak bisa kau lakukan. Mari kita saling menjaga satu sama lain. Agar tugas kita menghadirkan rasa manis ke dunia rampung. Kau tau kan ketika kelak buah sudah ada, orang akan melupakan kita dan mereka hanya akan membicarakan buaj saja. Yuk ikhlas saling mencintai satu sama lain yuk"

Tetiba kaget ternyata saya melamuni seseorang, heheheheh. Dia yang tetiba jadi sumber inspirasku nulis, sebut saja dia Dewi.

Friday, January 17, 2020

Dasar Pengecut.!!

0 comments
Pengecut.!!


Tuhan, aku tahu aku telah salah jalan.
Tuhan, aku tahu aku telah terlalu jauh untuk terus mengukir luka yang mungkin tak akan bisa lagi di obati.
Luka yang tak mungkin bisa di tambal lagi.
Tuhan, si pengecut ini memang seperti ini.
Berperilaku dan bersikap yang terus melukai hati seseorang.
Tuhanku, cabut saja rasa yang begitu mendalam ini.
Hapus lah saja Tuhan perasaan yang terus di salah kan ini.
Tuhan,,
Andai saja si pengecut bisa memilih. tak akan pernah si pengecut ini jatuh sedalam ini dalam kesalahan.
Tuhan,
Mestinya hatiku tak perlu sakit, dengan kata-kata lagi.
Tak perlu terlukai dengan perlakuan orang lain lagi.
Tuhan,
Si pengecut ini apakah tak layak sebentar saja memberi kan bahagia?
Tuhan,
Kau memberikan segala rasa ini
Tuhan Engkau lah yang berhak mengambil segalanya dari hati dan pikiran ini.
Tuhan,

Si Pengecut ini mestinya tak perlu berduka dengan caci maki dan label-label lain yang di sematkan.
Karena memang si pengecutpba ini, manusia yang tak berguna apa-apa.

Pengecut ini yang tak sedikitpun pantas hadir di kehidupan indah seseorang.

Tuhan,,
Hapus lah segala nya.
Karena kebaikan apapun memang tak pernah jadi baik.
Tuhan,
Jangan karuniakan lagi rasa apapun kepada si pengecut ini.
Keras kan saja hati si pengecut ini.
Buang segala cinta, kasih sayang dan empati di hati pengecut ini.
Karena segala hal di tangan pengecut ini memang tak akan pernah jadi apa-apa.

Tapi Tuhan,,
Terima kasih,
Terima kasih telah menjadikan pengecut ini pernah merasa sangat berati.
Menjadikan pengecut ini bisa sedikit merasa dunia ini indah

Tuhan,
Izin kan pagi esok, semua rasa itu hangus terbakar dalam api amarah ini.
Izin kan besok pagi untuk memulai lagi hal baru tanpa rasa apapun.

Tuhanku,,
Izin kan untuk tak lagi menjalani hidup sebagai pecundang.
Tuhanku,
Si pengecut ini menyerah.
Tuhanku,
Si pengecut ini pergi, dan jangan jatuh kan lagi.
Agar tak akan adalagi luka lagi, air mata lagi.
Tuhan sudahi, sudahi dan izin kan pengecut pergi.

Thursday, January 16, 2020

JANUARI

0 comments
Januari

Januari, rasanya bulan ini kerap kali  judul lagu. Entah yang menyedih kan atau yang membahagiakan. Januari memang menjadi awal permulaan perhitungan dalam tahun masehi. Di januari ini juga banyak resolusi-resolusi di gaung kan. Mimpi-mimpi mulai di nyalakan, ambisi mulai di tanam lagi. Ya meskipun ambisi lama di januari yang tahun sebelumnya juga mungkin cuma jadi sekedar ambisi kosong. Tapi tak masalah sikap dan rasa optimisme, pengharapan adalah sah-sah saja sebagai manusia.

Kalau kita sedang patah hati barang kali lagu nya Glend Fredly yang berjudul Januari bisa sangat menyayat hati. Lagu ini agak nya di buat untuk menyirami luka hati orang yang sedang patah hati dengan air garam. Rasa tercabik-cabik bakal kita rasakan ketika mendengar beberapa liriknya, apalagi suaranya glend yang memang matah hati banget. Di awal lirik saja rasanya sudah mak jleg. "Berat bebanku meninggalkanmu, separuh nafas jiwaku sirna." Istilah sekarang nya pergi pas lagi sayang-sayangnya, woo kalau yang pernah merasakan dunia seakan runtuh hahhaha seriuss.

Tapi ternyata Januari juga bukan cuma tentang lagu sedih ada lagu yang bisa di bilang lumayan berkonotasi bahagia. Gigi misalnya dengan lagu 11 Januari. Lagu yang yang menggambar kan kebahagian seseorang yang di pertemukan di bulan januari. Kalau kita nyanyikan lagu itu sambil boncengan hujan-hujanan, rasanya dunia cuma milik berdua dan yang lain nya cuma ngekost hahaha. Iya lah bagaiama tidak senyumu dan juga sedihmu adalah hidupku. Segala keadaan nya sudah menjadi satu, segala kelebihan dan kekuranganya kita terima.

Apapun memori kita tentang Januri, masuk di geng apapun kita. Entah Glend Fredly atau Geng Gigi Kita. Apapun memori kita berupa kesedihan atau kebahagian semua adalah jalan. Semua adalah kenangan yang sudah berlalu dan tertinggal di memori terdalam kita. Ya namanya juga kenangan itu di simpan di hadir kan sesaat saja. Jangan sampai hidup kita cuma di hantui kenangaan mulu. Bahaya, kita tidak bisa move on ke depan. Lebih parahnya selalu membandingkan terus. Tidak salah sih, cuma mari kita mulai memilih bahagia kita saat ini. Nikmati saja waktu saat ini. Yang lalu sudah biar berlalu, yang akan datang masih rahasia Tuhan. Aku sayang kamu saat ini sudah cukup. Heheh.




Friday, January 10, 2020

Selamat Jalan 10 Januariku.

0 comments
10 Januari 2020

Hujan masih deras menemani malamku.
Di pojok angkringan sepasang kucing meneduh kedimginan.
Hiruk pikuk lalu lalang manusia menuju ke tujuan masing-masing.
Mas gondrong dengan ikhlas mengipasi bara membakar potongan jahe.
Aku termanggu duduk menikmati malam yang kejam.
Melepas segala hal yang sedari dahulu aku rawat sendiri.
Benih yang ku semai dan ku pupuk tetiba tersambar petir dan hangus terbakar.
Apinya membakar dan menggores sisi hatiku yang dahulu begitu tegar untuk melepas kan.
Aku pikir hanya pedang yang bisa melukai. Ternyata tidak setelah aku mulai mencintaimu secara terang-terangan.
Tak pernah ku merasa kehilangan sedalam kehilangan tanaman yang ku pelihara sendiri ini.

Mestinya ku sembunyikan saja tanaman baik ini dari manusia-manusia agar kehilangan ini tak perlu ku bagi. Agar kehilangan ini aku simpan sendiri. Agar air mataku dan hujan saja yang menjadi saksi bahwa kehilangamu bak sayatan sembilu yang tetiba datang dan melukai.
Tapi tak apa, hati memang harus di sakiti. Ikhlas harus di uji. Aku akan menjaga kenangam merawatnya.

Thursday, January 9, 2020

Senja Pertama Gadis Buta

0 comments
Senja pertama Gadis Buta

Puspita seorang gadis yang mengalami kecelakaan yang mengakibatkan sepasang matanya tak bisa melihat apa apa. Gadis berparas manis dengan bibir yang selalu tersnyum itu tak pernah berpikir bahwa kecelakaanya berujung pada penglihatanya. Hari-harinya kini tak bisa melihat apa-apa namun hatinya dapat merasakan ketulusan seseorang. Gadis yang sedari kecil sangat di manja ini beberapa tahun menghabis kan waktunya sendiri. Dia seakan meratapi bagiamana nasibnya dia berubah setelah 3 tahun ini. Kebahagiaanya seakan telah terenggut. Hari-harinya banyak di habis kan dengan air mata.

Namun begitu lah hidup kita tak pernah tahu pasti kejadian apa di masa mendatang yang akan menimpa kita. Puspita bercerita panjang masa-masa bahagianya sembari isak tangisnya terus terdengar lirih. Beberapa hela nafasnya benar-benar mengisyaratkan hatinya terlalu terluka dan mungkin sulit untuk di sembuhkan.

Beberapa bulan ini dia merasa bahagia nya mulai muncul saat ada seorang yang selalu dengan sabar mendengar keluh kesahnya. Dia bisa bercerita panjang lebar tentang segala hal tanpa harus segan atau apapun. Dan orang yang di ajak bicaranya pun menanggapinya dengan penuh antusias dan sangat telaten memahami luka dan duka yang puspita rasakan.

Sampai pada suatu saat, beberapa hari orang yang biasa dia ajak bicara tak lagi duduk di depan teras nya. Dia merasa kehilangan dan mulai murung lagi. Emosinya kembali tak stabil rasa kehilanganya mulai memupuk luka yang sudah mulai kering. Hatinya mulai bertanya-tanya kemana orang itu pergi? Siapa orang yang selama ini datang di teras untuk mendengarkan keluh kesahnya. Dan semua pertanyaan itupun tak pernah ada jawabanya. Sampai pada beberapa hari setelahnya ada seorang dokter ahli mata yang datang ke rumahnya.
"Selamat siang mba puspita,"
Dengan kaget penuh penasaran dia meghampiri pintu dengan tongkatnya dan membuka pintu rumahnya. Dia berharap orang yang dia tunggu datang lagi. 
"Iyaa, kemana saja kau selama beberapa hari ini?" Sahutnya
"Maaf mba, saya dokter egi ahli spesialis mata dari rumah sakit YAP"
"Maaf pak saya kira orang yang biasa datang dam duduk di teras saya"
"Iyya mba gak apa-apa, saya datang membawa kabar baik buat mba, besok lusa team kami akan mengoperasi mata mata mba puspita"
"Apa?? Beneran dok?"
"Iya beneran mba, besok mba akan segera kita operasi dan semua biaya nya sudah di bayar lunas oleh seorang donatur yang tak mau di sebutkan namanya"
"Siapa ya dok? Saya penasaran."
"Mohon maaf mba saya tidak bisa memberi tahu kan"
"Iya dok gak apa-apa"
"Mba istirahat yang cukup ya hari ini , besok team kami akan menjemput mbaknya, saya permisi dulu"
"Iya dok terima kasi" Puspita denga penuh penasaran dan bahagia kemudian masuk. Dia tidak sabar nunggu hari esok. Dan dia juga tak sabar untuk melihat sosok yang selama ini dengerin keluh kesahnya. Semoga besok setelah bisa melihat saya bisa mencari orang itu dan melihatnya secara langsung. Doanya dalam hati.


Hari yang di tunggupun tiba. Puspita memasuki ruang operasi selama kurang lebih 5 jam. Dan operasinya berjalan dengan lancar. Namun dia harus menunggu di rumah sakit selama kurang lebih 14 hari agar bisa menggunakan kedua matanya di luar ruangan. Dia sangat bahagia ahirnya dia bisa melihat lagi. Di dalam ruangan dia masih penasaran siapa gerangan orang yang mau menjadi donatur membiayai semua pengobatanya. Doketerpun masih bungkam tentang hal ini.

14 hari di lalui puspita dengan baik, sore harinya langit sore saat itu begitu cerah. Dia tak sabar untuk melakukan kebiasaanya melihat dan memandangi senja yang selama 3 tahunan ini tak dia lakukan. Dan betapa bahagianya dia saat bisa melijat senja lagi, air mata bahagianya jatuh di pipinya yang tak ada jerawat dan berkulit sawo matang itu. Dia sembari duduk doa terus bersyukur karena kini dia dapat melihat dunia lagi. Dia dapat menikmati senja lagi.

"Gimama mba rasanya bisa melihat lagi? " Tanya dokter yang menghampirimya di roottop rumah sakit itu.
"Bahagia banget dok, terima kasih banyak dokter sudah membatu saya"
"Mba ada yang ingin saya sampai kan mengenai sosok donatur nya mba"
"Iya dokter saya penasaran sekali"
"Sebenarnya mba kenal sama dia mba, dia sosok orang yang sangat baik. Dia adalah Keanu. Orang selalu datang di teras rumah mbanya yang setia mendengar cerita mbanya. Dialah orangnya yang menanggung semua biayanya mba"

"Dok antar saya ketemu dia dok, saya pingin melihat dia, saya mau berterima kasih ke dia dok"
"Sabar mba saya selesaikan ceritanya dulu. Keanu membiayai semua biaya rumah sakitnya dari hasil menjual ginjalnya dia. Dan sepasang bola mata yang ada di mata mba adalah sepasang bola matanya yang di sumbangkan ke mba. Dia melakukan ini karena sayang dan cintanya ke mba. Dia tidak ingin mba terlalu larut dalam kesedihan karena tak dapat melihat.  Sebelum dia meninggal karena sakit, dia berpesan agar ginjalnya di jual untuk biaya rumah sakit mba. Dia sebenarmya sakit kangker otak stadium ahir. Dan bola matanya minta di pasang di sepasang mata mbaknya. Keanu sudah meninggal 16 hari yang lalu mba."

Seketika puspita jatuh dan menangis sejadi jadinya. Ternyata harapan dia untuk bisa melihat orang yang sabar itu pupus. Dan ternyata orang itu juga yang telah berkorban nyawa untuk kebahagianya. Dokterpun mencoba menenamgkanya dan mengajaknya ke peristirahatan terahir keanu. Dan sembari memberikan sercacik kertas  ke puspita.

"Ini ada titipan buat mba"

Sepotongkertas itupun di bukanya.
"Honey, bahagia lah selalu nikmati lah waktu yang ada untuk bahagia. Jangan pernah menunggu hari esok untuk bahagia. Putuskan lah dalam hatimu setiap hari kamu harus bahagia dengan apapun kondisinya. Syukurilah apa yang telah Tuhan karuniakan. Dan terus lah berbuat baik. Dari orang yang setia mendengarmu Keanu.

Puspita benar-benar tak menyadari orang yang begitu tulus mencintainya sudah pergi. Dia merasa begitu bersalah karena tak sadar kalau keanu sangat jatuh hati dam cinta kepadanya. Dan ketika Puspita telah menyadari namun terlambat baginya. Bahkan dia tak bisa melihat secara langsung senyum nya. Dan tak bisa berterima kasih kepadanya yang merubah segala hal dalam hidupnya.

Bijaksanalah

0 comments
Bijaksanalah

Di zaman yang wah wuh daaan wadow ini kita sering kali terjebak untuk menshow up kebenaran di tingkat yang tidak karu-karuan. Sering kali lebay menampilkan kebenaran ke semua orang. Apa saja, kebenaran materi, kebenaran ilmu serta intelektual dan lain-lain. 

Ketika seorang chef mempresentasikan masakan hasilnya itu bukan lah kebenaran tapi kebaikan yang di presentasikan oleh chef ke halayak umum ke pelanggan. Kebenaranya ada di dapur. Semua kebenaranya ada di dapur, bumbu dan segala prosesnya itu lah kebenaran. Di simpan di dalam, sementara kebaikan lah yang di keluar kan, yang di tampilkan. 

Namun sering kali kita itu kebalik, membedakan kebenaran dan kabaikan. Kita gagal memahami kebenaran sehingga sering kali terbawa nafsu untuk mengeluarkan semua isi dapur di hadapan orang lain. Pokoknya itu kebenaran ning mboten pener. Kalau bisa pawonya juga di hadap kan sekalian ke orang lain. Atau ekstream nya tai tai nya juga di hidangkan di hadapan orang lain. Entah kui nyakiti, menjijikan atau apapun yang penting bener. Semua isi dapur di kelurakan semua. Karena alesanya satu demi kebenaran. 


Padahal dalam kehidupan sehari-hari sesama kita lebih memerlukan kebaikan kita dari pada mungkin kebenaran yang kita miliki. Banyak hal yang harusnya kita diam kadang suka nyerocos membeberkan tanpa kita sadar itu mulukai perasaan orang yang kita ajak bicara.

Kebijaksanaan dalam memahami porsi kita adalah seni menyayangi diri kita sendiri dengan tidak terus melukai sesama kita. Pikiran yang luas, pemahaman yang dalam tentang segala hal membuat kita terlatih untuk menempatkan segala hal dalam porsi yang pas. Tentu tujuanya agar yang kita keluarkan adalah keindahan kita dalam hidup bersama dengan siapapun. 


Pembawa Ember Bocor

0 comments
Pembawa Ember Bocor.

"Haii ibu kau sudah gila kah? Ember bocor seperti itu kau bawa buat ambil air?"

Iyaa tak apa-apa pak jawabnya santai. Berbulan bulan setiap pagi dan sore nenek dewinta ini pergi ke sungai untuk mengambil air untuk mandi dan masak di rumahnya yang terletak di sebuah desa yang tandus. Cemoohan selalu hampir setiap saat dia dapatkan, dia tetep bersikukuh membawa air itu dengan ember yang rusak. Sebulan dua bulan jalan yang di lalui nenek dewinta ini mulai tumbuh, tumbuhan hijau karena setiap pagi dan sore kena siraman air yang dia ambil dari mata air. Lama kelamaan mulai tumbuh tanaman bunga, bahkan ada cabai dan tomat mulai tumbuh di sepanjang jalan yang dia lalui itu. Semua orang yang mencemoohnya pun berangsur berkurang dan mereka mulai menanam tanaman sepanjang jalan menuju sungai.

Kadang kita sering kali di anggap aneh dan gila karena orang lain tak pernah tau bagaimana kita merasa, bagaimana kita berpikir dan cuma diri kita sendiri lah yang berhak memilih jalanya. Tetap lah menanam benih kebaikan itu sepait dan sekeras apapun ujianya. Karena benih kebaikan ini lah yang menjadi nilai kita sebagai manusi. Ingat lah puncak tertinggi hidup manusia adalah manfaatnya bagi sesama dan semua.