Belajar dari Pak Tani.
Setiap perjalanan panjang memang
harus kita mulai dari langkah kecil. Setiap hal besar harus kita mulai dengan
hal-hal yang kecil. Tanpa hal-hal kecil kecil itu hal besar tak akan terjadi
kecuali pada sebab-sebab tertentu. Dan tentunya hal kecil itu di lakukan secara
konsisten.
Di belakang rumah saya ada
beberapa sawah yang setiap hari saya pandangi di kala pagi hari. Setiap pagi
itu pula seorang bapak-bapak dengan setia menengok sawahnya yang di tanami
padi. Dari mulai mencangkul sampai proses tanam beliau selalu datang ke sawah
dengan segala harap kelak 2-3 bulan beliau akan punya beberapa karung beras
dari hasil tanamnya itu.
Beberapa hari yang lalu hujan dan
badai melanda Jogjakarta tak terkecuali di daerah saya tinggal. Hujan dari sore
hingga malam hari itu cukup deras. Dan saya menyaksikan sendiri betapa padi
yang sudah mulai menguning itu luluh lantah terkena angina, roboh. Hanya kurang
beberapa hari panen angina benar-benar membuat semua rencana bisa berubah. Dan saya
yang Cuma bisa menyaksikan saja bisa sedih, saya tidak tahu perasaan bapak yang hamper setiap hari datang ke sawah ini.
Hari ini beliau memanen padinya, saya melihat raut
wajahnya agak sedikit ceria. Saya tak melihat kesedihan terlintas di wajahnya. Agaknya
memang betul bahwa manusia yang paling sabar, ikhlas dan hidupnya penuh
kepasrahan adalah petani. Lah wong saya
yang melihat saja sedih, beliau yang mengalami malah tak terlalu memikirkannya.
Hehehhe
Dua petak sawah itu kini sudah
menghasil kan beberapa karung gabah. Tak peduli seberapa banyak hasil yang
sudah di dapat. Yang jelas langkah kecilnya yang setiap hari beliau lakukan
menghasilkan seberapapun besarnya hasil itu. Toh meratapi semua yang sudah
terjadi tak akan mengembalikan apapun. Dan mungkin cara terbaiknya ya ikhlas.
Beda ya sama kita terutama saya
sendiri. Apa-apa selalu di pikirkan terlalu dalam. Banyak ngeluh kesana kemari
gak jelas. Kalau ada hal buruk menimpa atas pilihan saat ini selalu
bandingkanya dengan masa lalu. Eh btwe kalian juga kan? Hahahha istilahnya
susah move on. Ada yang sampai bertahun-tahun sudah melewati kehidupannya masih
aja yang di banding-bandingkan masa lalunya. Nyesel terus hidupnya. Padahal mungkin
tak berat-berat amat kalau kita bandingkanya dengan kemalangan orang lain atas
hidup yang di jalaninya. Cara pandang kita atau penyikapan kita terhadap suatu
masalah memang berbeda-beda, tapi kita ini manusia modern banyak manjanya. Ya kan??
Ngaku deh heheh..
0 comments:
Post a Comment