Tuesday, January 28, 2020

LARON

0 comments
Laron

Setiap kali membayangkan laron ada yang tiba-tiba hadir berupa haru. Mahluk kecil ini kerap kali muncul saat setelah musim kemarau dan awal musim penghujan. Mahluk kecil yang sama Tuhan di beri kenekatan dan keikhlasan yang luar biasa. Hari-harinya berpuasa dalam rongga tanah yang sempit. Berdiam diri berbulan-bulan menanti musim penghujan datang.

Saat musim yang di tunggu datang, musim hujan. Semua kawanan laron ini merayakan dengan suka cita keluar dari dalam tanah. Berhamburan terbang ke angkasa. Mencari setiap cahaya yang ada. Mereka seakan terbebas dari belenggu dan merayakan kemenangan besar atas perang yang mereka jalankan.

Tapi ada hal yang unik dari nasib laron ini, justru keluarnya dia dari dalam tanah adalah tanda bahwa kematiannya sudah di depan mata. Karena semua laron yang keluar dari tanah pasti akan mati. Tidak ada laron yang kembali lagi masuk ke tanah. Ternyata kebahagianya justru hal yang paling menyakitkan yaitu kemusnahan. Tapi setidaknya laron ini bisa merasakan kebahagian meski sekejap kemudian mati.

Dalam hidup di bumi ini memang tidak ada yang sia-sia kalau kita melihat kehidupan ini dari sisi yang baik. Dari sisi yang positif. Karena apapun yang hadir dan berlalu dalam hidup sudah pasti ada hikmahnya. Cuma kita ini memang sering kali mengambil kesimpulan sendiri atas apa yang mungkin saat ini menimpa kita. Terkurung dan terkubur nya laron barang kali itu sebuah penderitaan. Sebuah hal sia-sia belaka, ngapain harus terus terkurung padahal bisa memilih bebas dan bahagia. Namun justru jalan bebas nya ternyata membawa kematian.

Kadang untuk menyimpulkan suatu hal tak bisa serta merta menggunakan pengetahuan kita semata kan? Kadang kala apa yang menurut kita sudah baik belum tentu baik buat orang lain atau sebaliknya. Ah tapi hidup kan pilihan. Yups benar sekali hidup adalah pilihan. Tapi kita sok jagoan di awal doang kan? Ketika hasil apa yang kita pilih kita suka nya meratapi penuh penyesalan. Mbok kalau udah milih itu yo udah kaya laron itu. Meski pilihan keluarnya adalah mati ya udah mati. Kita manusia ini sering kali kalah dari mahluk lain dalam hal -hal kecil kok. Tapi tak apa, hidup kan proses. Nikmati lah sampai pada ahirnya akan sampai.








Friday, January 24, 2020

Perjalanan

0 comments
Perjalanan

Tetes embun tak akan berhenti menyapa pagi meski hujan coba mengganti.
Mataharipun takan berhenti menyapa pagi.
Yang bernyanyi di pagi hari tak hanya kenari tapi juga hati.
Bersiul merayakan hati yang di anugrahi cinta oleh ilahi.
Perjalanan masih panjang dan aku masih duduk menata tangan menerima segala kemungkinan.
Takan pernah terbesit dalam angan membenci apa yang telah terukir di hati.

Tuhanku yang membolak balik hati.
Mungkin Engkau tak izin kan aku memilikinya. Tapi terima kasih Engkau izin kan aku mencintai nya. Petikan kata-kata mbah emha ini masih nyaring dan menghantui di telingga.

Wahai engkau yang menghiasi hari-hari jangan pergi lagi sampai batas waktu mengahiri.
Karena takdir yang ada belum pasti kita baca.
Karena sisa waktu yang ada belum pasti kita miliki.
Kemari lah kita bercanda menceritakan segala hal yang membuat bibir kita tersungging bahagia.
Lupakan segala derita yang hadir silih berganti.
Karena perjalanan kita berlum berhenti.

Tuesday, January 21, 2020

Bisik Ranting Kepada Daun

0 comments
Bisik Ranting Kepada Daun

Sebulan ini pohon-pohon agak nya berpesta. Kekeringan yang beberapa bulan mengacam kelangsungya kini sudah mulai berlalu. Hujan datang mengguyur membasahinya, memberikan nyawa energi baru. Putik pun perlahan mulai berkembang. Daun yang tadinya runtuh kini mulai bersemi kembali. Batang yang menyendiri kini mulai di temani warna hijau. Ranting kini tak perlu lagi merasa kesepian, tak perlu lagi takut terpapar sinar matahari yang dahulu menghangus kan tubuhnya.
Daun dan ranting kini kembali berteman lagi. Membicarakan segala hal yang dahulu sempat hadir dan pergi. Ranting berbulan-bulan setia dan berdoa agar daun kembali. Agar hujan menumbuhkan kembali daun pasangan yang sempat hilang itu. Sungguh mesra sekali obrolan mereka ini. Bersatunya mereka begitu terasa manfaatnya, pohon kini jadi lebih siap tumbuh. Dia juga dapat memberi tempat bagi burung tinggal. Memberi tempat berteduh juga bagi siapapun yang hendak berteduh dari terik dan hujan.

Daun dan ranting adalah pasangan yang selalu ikhlas menerima segala kemungkinan buruk yang kelak akan terjadi di masa datang. Dia sadar bahwa segala hal tercipta dari ketiadaan dan akan kembali ke arah tiada lagi. Sebelum memutus kan memiliki, ranting terlebih dahulu memiliki kesadaran bahwa kelak dia akan di tinggalkan. Kesadaran bahwa waktu yang di miliki adalah sementara. Keputusan memilih membahagiakan satu sama lain saat ini adalah pilihan terbaiknya.

Ranting tak pernah protes agar daun tetap tinggal menemaninya sampai habis usia. Karena gugur adalah kepastian. Daun juga tak pernah tak ikhlas melindungi sang ranting. Dia tak pernah protes bahwa peranya hanya melindungi dan akan mati begitu saja kala musim berganti lagi. Yang dia tahu bahagia ranting adalah bahagianya juga. Dia tak pernah menyesal tercipta sebagai daun. Dan rantingpun tak pernah jumawa bahwa dia tercipta sebagai ranting. Selagi bersama daun ranting selalu memberi asupan makanan yang tersalur melewati celah-celah tubuhnya. Dia juga rela mati duluan takala ada yang tega menebangnya. Dia rela menjadi yang pertama terluka agar yang lainya tak tersakiti.

Ah itu cuma bisik dan obrolan ranting dan daun yang terlalu hiperbola saya menggambarkannya. Tapi andai manusia bisa seikhlas itu menjalani kehidipan ini. Mungkin kita akan hidup dalam ketaraturan. Kita akan hidup dalam energi saling menyayangi, saling berkorban dan ikhlas andai kan waktu mengambil segala hal dari kita saat ini.

Hmmm mencintai seikhlas ranting dan daun, bahagia kali yah? Cinta yang tak pernah menghakimi satu sama lain. Cinta yang memgambil peran untuk saling memberikan rasa aman dan bahagia. Cinta yang tak pernah menuntut apapun. Cinta yang tanpa sebab apapun dan syarat apapun. Cinta yang tak pernah mempeduli kan segala hal di luar dari mereka.

Namun percayalah, ada kok manusia yang memilih jalan itu. Jalan ikhlas. Memilih kehilangan sebelum segala halnya di miliki. Manusia yang meski terus di ciderai tapi tetap tangguh dan tetap berbagi. Manusia yang di sakiti tapi tetap mau berbuat baik. Manusia yang memilih tugas menjaga, menemani dan tak peduli bisa memiliki atau tidak. Yang dia tau saat ini, di sini dan bersamanya. Bukan karena dia pengecut atau pecundang. Tapi dia sadar bahwa akan banyak luka ketika egonya menjadi Tuhan atas segala tindakanya. Dia hanya berdoa bahwa kelak musim akan berganti dan yang di cintai akan kembali entah sebagai apapun. Ini seperti ranting yang berdoa agar daun kembali mesti dia akan luka lagi di tinggal pergi. Rasa ikhlas barang kali seperti itu. Andai kita bisa seperti itu yah? Seperti ranting yang selalu percaya bahwa takdir tak pernah salah alamat. Bahwa Tuhan tak pernah salah memberikan bahagia, seberapa lama waktunya. Yang dia tau dia bersyukur.

Bisik Ranting itu seperti ini.
"Aku akan selalu ikhlas menerima segala hal, karena gugur adalah kepastian. Saat ini kau bersamaku, aku tak peduli seberapa berat bebanku menjagamu agar bersamaku. Akupun juga tak peduli seberapa kencang angin mencoba merebutmu dariku. Kau akan menjadi bagian dalam hidupku. Kalau kelak engkau gugur akupun kelak akan menyusulmu kembali ke bumi. Memberi manfaat bagi siapapun yang kita temui. Daun, jangan pernah memikir kan apa yang tak bisa kau lakukan. Mari kita saling menjaga satu sama lain. Agar tugas kita menghadirkan rasa manis ke dunia rampung. Kau tau kan ketika kelak buah sudah ada, orang akan melupakan kita dan mereka hanya akan membicarakan buaj saja. Yuk ikhlas saling mencintai satu sama lain yuk"

Tetiba kaget ternyata saya melamuni seseorang, heheheheh. Dia yang tetiba jadi sumber inspirasku nulis, sebut saja dia Dewi.

Friday, January 17, 2020

Dasar Pengecut.!!

0 comments
Pengecut.!!


Tuhan, aku tahu aku telah salah jalan.
Tuhan, aku tahu aku telah terlalu jauh untuk terus mengukir luka yang mungkin tak akan bisa lagi di obati.
Luka yang tak mungkin bisa di tambal lagi.
Tuhan, si pengecut ini memang seperti ini.
Berperilaku dan bersikap yang terus melukai hati seseorang.
Tuhanku, cabut saja rasa yang begitu mendalam ini.
Hapus lah saja Tuhan perasaan yang terus di salah kan ini.
Tuhan,,
Andai saja si pengecut bisa memilih. tak akan pernah si pengecut ini jatuh sedalam ini dalam kesalahan.
Tuhan,
Mestinya hatiku tak perlu sakit, dengan kata-kata lagi.
Tak perlu terlukai dengan perlakuan orang lain lagi.
Tuhan,
Si pengecut ini apakah tak layak sebentar saja memberi kan bahagia?
Tuhan,
Kau memberikan segala rasa ini
Tuhan Engkau lah yang berhak mengambil segalanya dari hati dan pikiran ini.
Tuhan,

Si Pengecut ini mestinya tak perlu berduka dengan caci maki dan label-label lain yang di sematkan.
Karena memang si pengecutpba ini, manusia yang tak berguna apa-apa.

Pengecut ini yang tak sedikitpun pantas hadir di kehidupan indah seseorang.

Tuhan,,
Hapus lah segala nya.
Karena kebaikan apapun memang tak pernah jadi baik.
Tuhan,
Jangan karuniakan lagi rasa apapun kepada si pengecut ini.
Keras kan saja hati si pengecut ini.
Buang segala cinta, kasih sayang dan empati di hati pengecut ini.
Karena segala hal di tangan pengecut ini memang tak akan pernah jadi apa-apa.

Tapi Tuhan,,
Terima kasih,
Terima kasih telah menjadikan pengecut ini pernah merasa sangat berati.
Menjadikan pengecut ini bisa sedikit merasa dunia ini indah

Tuhan,
Izin kan pagi esok, semua rasa itu hangus terbakar dalam api amarah ini.
Izin kan besok pagi untuk memulai lagi hal baru tanpa rasa apapun.

Tuhanku,,
Izin kan untuk tak lagi menjalani hidup sebagai pecundang.
Tuhanku,
Si pengecut ini menyerah.
Tuhanku,
Si pengecut ini pergi, dan jangan jatuh kan lagi.
Agar tak akan adalagi luka lagi, air mata lagi.
Tuhan sudahi, sudahi dan izin kan pengecut pergi.

Thursday, January 16, 2020

JANUARI

0 comments
Januari

Januari, rasanya bulan ini kerap kali  judul lagu. Entah yang menyedih kan atau yang membahagiakan. Januari memang menjadi awal permulaan perhitungan dalam tahun masehi. Di januari ini juga banyak resolusi-resolusi di gaung kan. Mimpi-mimpi mulai di nyalakan, ambisi mulai di tanam lagi. Ya meskipun ambisi lama di januari yang tahun sebelumnya juga mungkin cuma jadi sekedar ambisi kosong. Tapi tak masalah sikap dan rasa optimisme, pengharapan adalah sah-sah saja sebagai manusia.

Kalau kita sedang patah hati barang kali lagu nya Glend Fredly yang berjudul Januari bisa sangat menyayat hati. Lagu ini agak nya di buat untuk menyirami luka hati orang yang sedang patah hati dengan air garam. Rasa tercabik-cabik bakal kita rasakan ketika mendengar beberapa liriknya, apalagi suaranya glend yang memang matah hati banget. Di awal lirik saja rasanya sudah mak jleg. "Berat bebanku meninggalkanmu, separuh nafas jiwaku sirna." Istilah sekarang nya pergi pas lagi sayang-sayangnya, woo kalau yang pernah merasakan dunia seakan runtuh hahhaha seriuss.

Tapi ternyata Januari juga bukan cuma tentang lagu sedih ada lagu yang bisa di bilang lumayan berkonotasi bahagia. Gigi misalnya dengan lagu 11 Januari. Lagu yang yang menggambar kan kebahagian seseorang yang di pertemukan di bulan januari. Kalau kita nyanyikan lagu itu sambil boncengan hujan-hujanan, rasanya dunia cuma milik berdua dan yang lain nya cuma ngekost hahaha. Iya lah bagaiama tidak senyumu dan juga sedihmu adalah hidupku. Segala keadaan nya sudah menjadi satu, segala kelebihan dan kekuranganya kita terima.

Apapun memori kita tentang Januri, masuk di geng apapun kita. Entah Glend Fredly atau Geng Gigi Kita. Apapun memori kita berupa kesedihan atau kebahagian semua adalah jalan. Semua adalah kenangan yang sudah berlalu dan tertinggal di memori terdalam kita. Ya namanya juga kenangan itu di simpan di hadir kan sesaat saja. Jangan sampai hidup kita cuma di hantui kenangaan mulu. Bahaya, kita tidak bisa move on ke depan. Lebih parahnya selalu membandingkan terus. Tidak salah sih, cuma mari kita mulai memilih bahagia kita saat ini. Nikmati saja waktu saat ini. Yang lalu sudah biar berlalu, yang akan datang masih rahasia Tuhan. Aku sayang kamu saat ini sudah cukup. Heheh.




Friday, January 10, 2020

Selamat Jalan 10 Januariku.

0 comments
10 Januari 2020

Hujan masih deras menemani malamku.
Di pojok angkringan sepasang kucing meneduh kedimginan.
Hiruk pikuk lalu lalang manusia menuju ke tujuan masing-masing.
Mas gondrong dengan ikhlas mengipasi bara membakar potongan jahe.
Aku termanggu duduk menikmati malam yang kejam.
Melepas segala hal yang sedari dahulu aku rawat sendiri.
Benih yang ku semai dan ku pupuk tetiba tersambar petir dan hangus terbakar.
Apinya membakar dan menggores sisi hatiku yang dahulu begitu tegar untuk melepas kan.
Aku pikir hanya pedang yang bisa melukai. Ternyata tidak setelah aku mulai mencintaimu secara terang-terangan.
Tak pernah ku merasa kehilangan sedalam kehilangan tanaman yang ku pelihara sendiri ini.

Mestinya ku sembunyikan saja tanaman baik ini dari manusia-manusia agar kehilangan ini tak perlu ku bagi. Agar kehilangan ini aku simpan sendiri. Agar air mataku dan hujan saja yang menjadi saksi bahwa kehilangamu bak sayatan sembilu yang tetiba datang dan melukai.
Tapi tak apa, hati memang harus di sakiti. Ikhlas harus di uji. Aku akan menjaga kenangam merawatnya.

Thursday, January 9, 2020

Senja Pertama Gadis Buta

0 comments
Senja pertama Gadis Buta

Puspita seorang gadis yang mengalami kecelakaan yang mengakibatkan sepasang matanya tak bisa melihat apa apa. Gadis berparas manis dengan bibir yang selalu tersnyum itu tak pernah berpikir bahwa kecelakaanya berujung pada penglihatanya. Hari-harinya kini tak bisa melihat apa-apa namun hatinya dapat merasakan ketulusan seseorang. Gadis yang sedari kecil sangat di manja ini beberapa tahun menghabis kan waktunya sendiri. Dia seakan meratapi bagiamana nasibnya dia berubah setelah 3 tahun ini. Kebahagiaanya seakan telah terenggut. Hari-harinya banyak di habis kan dengan air mata.

Namun begitu lah hidup kita tak pernah tahu pasti kejadian apa di masa mendatang yang akan menimpa kita. Puspita bercerita panjang masa-masa bahagianya sembari isak tangisnya terus terdengar lirih. Beberapa hela nafasnya benar-benar mengisyaratkan hatinya terlalu terluka dan mungkin sulit untuk di sembuhkan.

Beberapa bulan ini dia merasa bahagia nya mulai muncul saat ada seorang yang selalu dengan sabar mendengar keluh kesahnya. Dia bisa bercerita panjang lebar tentang segala hal tanpa harus segan atau apapun. Dan orang yang di ajak bicaranya pun menanggapinya dengan penuh antusias dan sangat telaten memahami luka dan duka yang puspita rasakan.

Sampai pada suatu saat, beberapa hari orang yang biasa dia ajak bicara tak lagi duduk di depan teras nya. Dia merasa kehilangan dan mulai murung lagi. Emosinya kembali tak stabil rasa kehilanganya mulai memupuk luka yang sudah mulai kering. Hatinya mulai bertanya-tanya kemana orang itu pergi? Siapa orang yang selama ini datang di teras untuk mendengarkan keluh kesahnya. Dan semua pertanyaan itupun tak pernah ada jawabanya. Sampai pada beberapa hari setelahnya ada seorang dokter ahli mata yang datang ke rumahnya.
"Selamat siang mba puspita,"
Dengan kaget penuh penasaran dia meghampiri pintu dengan tongkatnya dan membuka pintu rumahnya. Dia berharap orang yang dia tunggu datang lagi. 
"Iyaa, kemana saja kau selama beberapa hari ini?" Sahutnya
"Maaf mba, saya dokter egi ahli spesialis mata dari rumah sakit YAP"
"Maaf pak saya kira orang yang biasa datang dam duduk di teras saya"
"Iyya mba gak apa-apa, saya datang membawa kabar baik buat mba, besok lusa team kami akan mengoperasi mata mata mba puspita"
"Apa?? Beneran dok?"
"Iya beneran mba, besok mba akan segera kita operasi dan semua biaya nya sudah di bayar lunas oleh seorang donatur yang tak mau di sebutkan namanya"
"Siapa ya dok? Saya penasaran."
"Mohon maaf mba saya tidak bisa memberi tahu kan"
"Iya dok gak apa-apa"
"Mba istirahat yang cukup ya hari ini , besok team kami akan menjemput mbaknya, saya permisi dulu"
"Iya dok terima kasi" Puspita denga penuh penasaran dan bahagia kemudian masuk. Dia tidak sabar nunggu hari esok. Dan dia juga tak sabar untuk melihat sosok yang selama ini dengerin keluh kesahnya. Semoga besok setelah bisa melihat saya bisa mencari orang itu dan melihatnya secara langsung. Doanya dalam hati.


Hari yang di tunggupun tiba. Puspita memasuki ruang operasi selama kurang lebih 5 jam. Dan operasinya berjalan dengan lancar. Namun dia harus menunggu di rumah sakit selama kurang lebih 14 hari agar bisa menggunakan kedua matanya di luar ruangan. Dia sangat bahagia ahirnya dia bisa melihat lagi. Di dalam ruangan dia masih penasaran siapa gerangan orang yang mau menjadi donatur membiayai semua pengobatanya. Doketerpun masih bungkam tentang hal ini.

14 hari di lalui puspita dengan baik, sore harinya langit sore saat itu begitu cerah. Dia tak sabar untuk melakukan kebiasaanya melihat dan memandangi senja yang selama 3 tahunan ini tak dia lakukan. Dan betapa bahagianya dia saat bisa melijat senja lagi, air mata bahagianya jatuh di pipinya yang tak ada jerawat dan berkulit sawo matang itu. Dia sembari duduk doa terus bersyukur karena kini dia dapat melihat dunia lagi. Dia dapat menikmati senja lagi.

"Gimama mba rasanya bisa melihat lagi? " Tanya dokter yang menghampirimya di roottop rumah sakit itu.
"Bahagia banget dok, terima kasih banyak dokter sudah membatu saya"
"Mba ada yang ingin saya sampai kan mengenai sosok donatur nya mba"
"Iya dokter saya penasaran sekali"
"Sebenarnya mba kenal sama dia mba, dia sosok orang yang sangat baik. Dia adalah Keanu. Orang selalu datang di teras rumah mbanya yang setia mendengar cerita mbanya. Dialah orangnya yang menanggung semua biayanya mba"

"Dok antar saya ketemu dia dok, saya pingin melihat dia, saya mau berterima kasih ke dia dok"
"Sabar mba saya selesaikan ceritanya dulu. Keanu membiayai semua biaya rumah sakitnya dari hasil menjual ginjalnya dia. Dan sepasang bola mata yang ada di mata mba adalah sepasang bola matanya yang di sumbangkan ke mba. Dia melakukan ini karena sayang dan cintanya ke mba. Dia tidak ingin mba terlalu larut dalam kesedihan karena tak dapat melihat.  Sebelum dia meninggal karena sakit, dia berpesan agar ginjalnya di jual untuk biaya rumah sakit mba. Dia sebenarmya sakit kangker otak stadium ahir. Dan bola matanya minta di pasang di sepasang mata mbaknya. Keanu sudah meninggal 16 hari yang lalu mba."

Seketika puspita jatuh dan menangis sejadi jadinya. Ternyata harapan dia untuk bisa melihat orang yang sabar itu pupus. Dan ternyata orang itu juga yang telah berkorban nyawa untuk kebahagianya. Dokterpun mencoba menenamgkanya dan mengajaknya ke peristirahatan terahir keanu. Dan sembari memberikan sercacik kertas  ke puspita.

"Ini ada titipan buat mba"

Sepotongkertas itupun di bukanya.
"Honey, bahagia lah selalu nikmati lah waktu yang ada untuk bahagia. Jangan pernah menunggu hari esok untuk bahagia. Putuskan lah dalam hatimu setiap hari kamu harus bahagia dengan apapun kondisinya. Syukurilah apa yang telah Tuhan karuniakan. Dan terus lah berbuat baik. Dari orang yang setia mendengarmu Keanu.

Puspita benar-benar tak menyadari orang yang begitu tulus mencintainya sudah pergi. Dia merasa begitu bersalah karena tak sadar kalau keanu sangat jatuh hati dam cinta kepadanya. Dan ketika Puspita telah menyadari namun terlambat baginya. Bahkan dia tak bisa melihat secara langsung senyum nya. Dan tak bisa berterima kasih kepadanya yang merubah segala hal dalam hidupnya.

Bijaksanalah

0 comments
Bijaksanalah

Di zaman yang wah wuh daaan wadow ini kita sering kali terjebak untuk menshow up kebenaran di tingkat yang tidak karu-karuan. Sering kali lebay menampilkan kebenaran ke semua orang. Apa saja, kebenaran materi, kebenaran ilmu serta intelektual dan lain-lain. 

Ketika seorang chef mempresentasikan masakan hasilnya itu bukan lah kebenaran tapi kebaikan yang di presentasikan oleh chef ke halayak umum ke pelanggan. Kebenaranya ada di dapur. Semua kebenaranya ada di dapur, bumbu dan segala prosesnya itu lah kebenaran. Di simpan di dalam, sementara kebaikan lah yang di keluar kan, yang di tampilkan. 

Namun sering kali kita itu kebalik, membedakan kebenaran dan kabaikan. Kita gagal memahami kebenaran sehingga sering kali terbawa nafsu untuk mengeluarkan semua isi dapur di hadapan orang lain. Pokoknya itu kebenaran ning mboten pener. Kalau bisa pawonya juga di hadap kan sekalian ke orang lain. Atau ekstream nya tai tai nya juga di hidangkan di hadapan orang lain. Entah kui nyakiti, menjijikan atau apapun yang penting bener. Semua isi dapur di kelurakan semua. Karena alesanya satu demi kebenaran. 


Padahal dalam kehidupan sehari-hari sesama kita lebih memerlukan kebaikan kita dari pada mungkin kebenaran yang kita miliki. Banyak hal yang harusnya kita diam kadang suka nyerocos membeberkan tanpa kita sadar itu mulukai perasaan orang yang kita ajak bicara.

Kebijaksanaan dalam memahami porsi kita adalah seni menyayangi diri kita sendiri dengan tidak terus melukai sesama kita. Pikiran yang luas, pemahaman yang dalam tentang segala hal membuat kita terlatih untuk menempatkan segala hal dalam porsi yang pas. Tentu tujuanya agar yang kita keluarkan adalah keindahan kita dalam hidup bersama dengan siapapun. 


Pembawa Ember Bocor

0 comments
Pembawa Ember Bocor.

"Haii ibu kau sudah gila kah? Ember bocor seperti itu kau bawa buat ambil air?"

Iyaa tak apa-apa pak jawabnya santai. Berbulan bulan setiap pagi dan sore nenek dewinta ini pergi ke sungai untuk mengambil air untuk mandi dan masak di rumahnya yang terletak di sebuah desa yang tandus. Cemoohan selalu hampir setiap saat dia dapatkan, dia tetep bersikukuh membawa air itu dengan ember yang rusak. Sebulan dua bulan jalan yang di lalui nenek dewinta ini mulai tumbuh, tumbuhan hijau karena setiap pagi dan sore kena siraman air yang dia ambil dari mata air. Lama kelamaan mulai tumbuh tanaman bunga, bahkan ada cabai dan tomat mulai tumbuh di sepanjang jalan yang dia lalui itu. Semua orang yang mencemoohnya pun berangsur berkurang dan mereka mulai menanam tanaman sepanjang jalan menuju sungai.

Kadang kita sering kali di anggap aneh dan gila karena orang lain tak pernah tau bagaimana kita merasa, bagaimana kita berpikir dan cuma diri kita sendiri lah yang berhak memilih jalanya. Tetap lah menanam benih kebaikan itu sepait dan sekeras apapun ujianya. Karena benih kebaikan ini lah yang menjadi nilai kita sebagai manusi. Ingat lah puncak tertinggi hidup manusia adalah manfaatnya bagi sesama dan semua.