Thursday, January 9, 2020

Bijaksanalah

0 comments
Bijaksanalah

Di zaman yang wah wuh daaan wadow ini kita sering kali terjebak untuk menshow up kebenaran di tingkat yang tidak karu-karuan. Sering kali lebay menampilkan kebenaran ke semua orang. Apa saja, kebenaran materi, kebenaran ilmu serta intelektual dan lain-lain. 

Ketika seorang chef mempresentasikan masakan hasilnya itu bukan lah kebenaran tapi kebaikan yang di presentasikan oleh chef ke halayak umum ke pelanggan. Kebenaranya ada di dapur. Semua kebenaranya ada di dapur, bumbu dan segala prosesnya itu lah kebenaran. Di simpan di dalam, sementara kebaikan lah yang di keluar kan, yang di tampilkan. 

Namun sering kali kita itu kebalik, membedakan kebenaran dan kabaikan. Kita gagal memahami kebenaran sehingga sering kali terbawa nafsu untuk mengeluarkan semua isi dapur di hadapan orang lain. Pokoknya itu kebenaran ning mboten pener. Kalau bisa pawonya juga di hadap kan sekalian ke orang lain. Atau ekstream nya tai tai nya juga di hidangkan di hadapan orang lain. Entah kui nyakiti, menjijikan atau apapun yang penting bener. Semua isi dapur di kelurakan semua. Karena alesanya satu demi kebenaran. 


Padahal dalam kehidupan sehari-hari sesama kita lebih memerlukan kebaikan kita dari pada mungkin kebenaran yang kita miliki. Banyak hal yang harusnya kita diam kadang suka nyerocos membeberkan tanpa kita sadar itu mulukai perasaan orang yang kita ajak bicara.

Kebijaksanaan dalam memahami porsi kita adalah seni menyayangi diri kita sendiri dengan tidak terus melukai sesama kita. Pikiran yang luas, pemahaman yang dalam tentang segala hal membuat kita terlatih untuk menempatkan segala hal dalam porsi yang pas. Tentu tujuanya agar yang kita keluarkan adalah keindahan kita dalam hidup bersama dengan siapapun. 


0 comments:

Post a Comment