Luka baru selalu saja tertumpuk
di duka lama
Tak pernah kering kubangan air
mata ini
Sayatan demi sayatan tergores di
relung hati yang terdalam
Pejamkan mata sudah tak lagi
menutup beban
Pejaman mata hanya mengingatkan
betapa bodoh dan tololnya mengarungi samudra ini
Tak kuat dikuatkan, tak tegar di
tegarkan sampai kapan?
Rindu sudah tak lagi menggebu
Cinta sudah tak lagi terasa
manisnya
Derita dan airmata memang sudah
begitu bersahabat
Kekeliruan demi kekeliruan
menghiasi warna menjadikanya pelangi
Apakah alif akan tetap berdiri
atau kelak akan runtuh termakan rasa
Akankah hancur tergerus oleh
putusnya asa di tengah samudra ini?
Jika masih rindu lagi kembalikan
kami di beranda itu
Jika rindu lagi dekaplah dan
bawalah ke sana
Tempat dimana angin, air, api dan
tanah sudah menyatu
Tempat dimana berakhirnya rindu
Tempat dimana ku melihat secangkir
kopi di menja menikmati senja di sore hari
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete