Monday, February 18, 2013

CINTA?? GAK TAHU.!

0 comments

Cinta memenag merupakan suatu rasa dimana seorang bisa merasakan Nyaman dan nyambung. Orang yang cinta terkadang juga di butakan dengan kondisi apapun semua dilakukan atas nama cinta. Penyair berkata cinta itu buta. Bisa jadi benar juga, karena konon orang yang lagi dimabuk cinta tai kucing rasa coklat. Wah gila juga kalau kaya gini caranya. Bang haji Rhoma Irama berkata hidup tanpa cinta bagai taman tak berbungga. Selain itu juga lirik-lirik lagu-lagu sekarng juga lebih kental dengan kata cinta. Entah itu lagu remaja, anak-anak atau bahkan lansia. Semuanya dicekoki dengan kata-kata cinta. Bahkan saya bisa yakin mereka pun belum tentu bisa dan sanggup mendefinisikan cinta dan mengaplikasikan cinta secara benar.
Kesalahan memaknai cinta terkadang membuat seseorang bisa terjebak dalam suatu kondisi cinta palsu. Banyak orang yang terkadang mencintai seseorang karena kasihan, karena iba, karena nafsu, dank arena-karena lainya. Tapi yang pasti saya kurang setuju kalau ada orang yang masih menjalin hubungan atau mendekati dalam tanda kutip pacaran. Kemudian sudah sok-sokan mengatakan aku mencintainya karena Tuhan. Giliran di tolak, giliran di putus sakit hati, menggerutu dan lain sebagainya. Apakah itu yang dibilang mencintai karena Tuhan?  Saya pun pernah menjadi orang yang sok-sokan mencintai karena Tuhan, ternyata bukan karena Tuhan lebih karena nafsu. Ibadah karean Tuhan saja saya masih jauh.
Dalam sendi-sendi kehidupan ini  banyak terjadi juga orang melakukan segala sesuatu bersembunyi dan beralibi atas nama cinta. Jadi yang terjadi banyak wanita yang terjerat pada atas naman cinta kemudian bunting dan bingung akhirnya aborsi. Mengatasnamakan cinta kemudian sebagai dasar free sex? Prinsip konyol macam apa cinta yang dimaknai? Mengatasnamakan cinta mengkebiri hak pasangan itu jugakah cinta? Kalau jawabannya iya mending saya sarankan anda untuk ambil penggorengan dan pukulkan di kepala anda biar segera sadar.
Kiai Surya Mataram pernah berkata dalam wejangannya. Kalau ada orang yang pergi membelikan sesuatu ke pasangannya kemudia pasangannya mencaci yang di belinya. Kemudian dia marah karena merasa tidak di hargai. Ini kah cinta? Bukan pastinya ini lebih ke suatu proses jual beli. Iya saya membayar dengan oleh-oleh tadi dan engkau membalasnya dengan rasa senang, tersenyum, tertawa bahagia dan berterimaksih.
Lalu anda-anda mungkin bertanya-tanya lalu cinta itu yang kaya gimana? Cinta yang sejati yang kaya gimana? Loh kok kepo banget kaya dora? Cinta itu bukan soal pertanyaan apa, kenapa, bagaimana, berapa, atau diamana?
Cinta itu soal menjalani dengan sepenuh hati, dengan menyadari segala kesempurnaan dan kekuranganya. Cinta juga bukan soal hitung-hitungan. Karena cinta itu bukan kalkulasi angka. cinta juga bukanlah suatu hal yang objektif yang bisa kita ukur-ukur senaknya sendiri. Cinta itu suatu yang subjektif namun berdampak objektif.  Dalam cinta juga sebenarnya tidak mengenal pengorbanan. Jika di zaman sekarang ada yang bilang kalau cinta itu harus berkorban. saya memang kurang setuju. Selain itu juga mbah sujiwo tedjo pernah bilang kalau cinta butuh pengorbanan itu bullshit.
Kenyataannya memang benar ketika kita menganggap apa yang kita lakukan ke orang yang kita cintai dengan berdalih berkorban. Secara arti ketika ada pengorabanan maka harus ada yang di dapatkan dari pengorbanan itu. Kita mengorbankan nyawa kita demi kemerdekaan, kita menharapkan kemerdekaan. Ada maksud terselubung dibalik bersemayamnya kata berkorban. Berkorban orentasinya pada suatu kalkulasi matematis yang mengharuskan ada hasil yang di dapatkan, kalau tidak mendapatkan hasil kita menggerutu. Kamu kok tidak mengahrgai pengorbananku? Aku sudah berusaha berkorban demi kamu kok kamu malah seperti ini seperti itu.
Ketika sejatinya kita mencintai yang akan kita dapatkan harusnya suatu ketenangan rasa bahagia. namun jika yang kita dapatkan hanya menggerutu itu perlu di salami lagi kebermaknaan cintanya. Pernah di bilangi seorang maaf sudah menggangu? Maaf sudah menyakiti? Maaf sudah ini sudah itu? Saya yakin anda dan saya sering mendengar statmen semcam itu. kalau dalam cinta sejatinya tidak mengenal semacam itu. Menggangu itu orentasinya pada suatu maksud bahwa seseorang telah berkorban. Tidak sama sekali sebenranya, ketika dilakukan dengan dasar cinta.
Karena ketika melakukan sesuatunya dengan dasar cinta itu akan merasa bahagia dan enak sendiri. Tidak akan merasa terbebani ataupu yang lainya. Sbenarnya saya pun masih sangat bingung berbicara dengan konteks cinta. Karena cinta itu sesuatu yang sangat sensitive. Tulisan-tulisan ngawur ku jarang yang bertemakan cinta, karena saya sendiri belum mampu mengaplikasikan cinta dalam keseharianku. Tapi sedikit ini semoga membuat kita belajar bersama menyempurnakan cinta.

0 comments:

Post a Comment