Sunday, February 3, 2013

MENCUCI PAKAIAN

0 comments


Mencuci merupakan pekerjaan yang membosankan bagi sebagian orang. Buktinya laundry begitu menjamur di sekitar tempat kita tinggal terutama anda yang hidup di perkotaan. Bisa dibayangkan saya yang sekarang tinggal di Jl.Glagah Sari, Yogyakarta saja yang jalanan kecil laundry hampir disetiap 10 meter ada. animo mahasiswa untuk mencucikan pakaiannya diloundry makin besar. Sehingga membuat pembisnis kecil lundry juga ikut berperan memanfaatkan hal tersebut. Sehingga yang terjadi hal yang saya ungkap diatas lundry sudah seperti counter handphone.

Mencuci memang membutuhkan kesabaran dan ketelitian super. Parahnya mahasiswa cenderung malas dan bahkan tidak dibiasakan untuk mencuci pakainanya sendiri. Mungkin karena pola hidupnya saat masih dengan orang tua penuh dengan kemewahan. Apa-apa dilakukan orang tuanya dan mungkin pembantunya. Sehingga kebiasaaan untuk mencuci pakaian di gantikan oleh jasa laundry. Mereka tidak mau memikirkan bagaimana mereka mencuci dan dengan detergent apa mereka mencuci yang terpenting pakaian sudah rapi.

Mencucui pada esensinya memiliki suatu pembelajran yang luar biasa. Mecuci dapat menjadikan kita sadar diri akan suatu peran dan segala aktivitas kita yang didasarkan pada mencuci. Sehingga siapapun yang mau mencuci pakaian nya sendiri saya katakan orang hebat. Orang yang meemiliki etos kerja yang tinggi dan semangat hidup yang luar biasa. Orang yang yang memilki prinsip ekonomi yang tinggi, yaitu hemat. 50-100 ribu untuk mencuci pakaian kalau saja mau ditabung akan jauh lebih bermanfaat. Jadi jika saat ini anda yang masih meminta uang sama orang tua, saya sarankan mencuci sendiri saja.

Dalam mencuci ada prinsip bersih, wangi dan rapi (kalau sudah dilipat atau disetrika). Kalau kia hubungkan dengan dengan apa saja yang kita lakukan kita akan memperoleh beberapa pembelajaran. Mencuci itu esensinya hampir sama dengan zakat, sedekah, infaq ataupun sejenisnya. Dalam prinsip sedekah ada rumusan 100-10=190 artinya ketika kita mengasih satu akan dibalas 10x lipatnya. Pandangan seperti itu memang benar adanya sesuai dengan yang di Firmankan Tuhan. Namun apabila pandangan semacam ini menjadi tujuan pokok, atau tujuan utamanya ya nanti sedekah kita dipenuhi dengan harapan-harapan. Padahal tanpa mengaharappun Tuhan akan membalasnya dengan cara yang Dia punya pastinya. Coba jika ambil rumusan 100/0=~ dengan hasil tak terhingga. Jadi ketika kita tanpa pengharapan kita justru mendapatkan hasil yang jauh lebih besar.  Kita coba hubungkan dengan mencuci, dalam memberi jika kita mengharapkan itu sama halnya kita hanya mengahrapkan wangi atau rapi saja. Kita bisa mendapatkan hal semcam itu, namun bukan kah esensi mencuci itu membersihkan dari najis dan kotoran?

Bersih sebenarnya sudah mencakup segala hal mengenai wangi, bebas najis, dan rapi. Jadi kita besarkan harapan kita memang hanya mengahapkan ridho Tuhan kita akan mendapatkan semua dari keseluruhan yang ditawarkan-Nya. Pepatah mengatakan kalau kita menanam padi bisa tumbuh rumput-rumput kecil yang barang kali bisa dimasak atau dijadikan obat tradisional. Namun jika kita menanam rumput apa iya bisa tumbuh padi? Hal semacam itupun tidak jauh-jauh dari prinsip mencuci dan bersedekah, zakat ataupun infaq. Memang bukan perkara mudah melakukan hal hanya didasarkan Sang Maha Kuasa. Namun bukannya kita tidak bisa, kita pasti bisa melakukannya dengan perlahan, dan membiasakan diri memberi atau melakukan suatu hal tanpa di embel-embeli  (ditambahi)“semoga”. Ketika kita menambahi semoga disitu sudah mulai ada ekspektasi yang besar. Kalau aku gini semoga gini, kalau aku begitu semoga begitu. Kemudian tiba-tiba rencana Tuhan berbeda dengan ekspektasi kita. apa yang terjadi dengan kita? menggerutu lah, kok seperti inilah, kok seperti itulah, aku kan sudah melakukan ini itu kok kaya ginilah. Bukannya tidak boleh mengharap namun jangan over hope , berharap atau bedoa sangat dianjurkan oleh Tuhan kita. namun kita juga jangan melupkan konteks bahwa Dia tidak merubah nasib suatu kaum kalau mereka tidak mau merubahnya.

Jadi kalaupun mau memberi ya sudah memberi dan biarkan Tuhan yang hendak membalasnya dengan cara-Nya yang terbaik. Robiatul Adawiyah pernah bersajak “jika aku beribadah karena surga-Mu masukanlah aku kedalam neraka-Mu, jika aku beribadah karena takut neraka-Mu masukanlah aku kedalam neraka-Mu”. Begit tegas dan menyentuh sajak yang dibuat oleh seorang sufi ini. Hal ini bukan semata-mata robiatu adawiyah sombong dan tidak mau berdoa untuk terhindar dari neraka dan masuk surge. Namun lebih karena segala penghambaanya hanya untuk Tuhan. Kita masuk surge itu karena Rahmat-Nya bukan karena ibadah kita, ibadah kita untuk mensyukuri nikmat-Nya saja belum sanggup terpenuhi.

Kemudian mencuci itu harus menggunkan air yang bersih, air yang suci. Ini berarti beramal, infaq itu harus dengan uang yang khalal bukan hasil korupsi ataupun cara haram lainnya. Dalam suatu riwayat pada saat Sunan Kali Jaga sebelum masuk islam beliau adalah seorang raden atau anak kadipaten tumenggung.  Raden Syahid sapaanya, dalam wilayah itu terjadi berbagai ketimpangan yang membuat hati raden said ini bergejolak. Karena kehidupan disekitar kerajaan dan kadipaten ayahnya  hidup dibawah garis kemiskinan, sedang didalam kerajaan hidup dengan kemawahan. Maka belaiu memutuskan untuk mencuri harta dikerajaan berupa beras, sayur dan rempah. Kemudian membagikannya kepada masyarakat. Secara kasat mata perbuatan Raden syahid ini benar bukan? Menolong orang miskin. Namun berbeda ketika belaiu bertemu dengan guru nya suan Bonang. Belaiu berkata kepada Raden Syahid apa yang engkau lakukan seperti kau mencuci bajumu dengan Air kencing, apa yang kau dapatkan tanya sang sunan. Saat itu raden syahid menyadari kesalahannya itu. Bahwasanya untuk berbuat baik harus dengan cara yang baik, beramal harus dengan harta yang khalal, bersih dari harta benda yang diharamkan secara syariat keagamaan.

Itulah contoh kecil dari hikmah yang dapat kita ambil ketika kita mencuci pakaian kita. selain kita dapat meresapi hikmahnya, kita juga dapat merasakan kepuasan ketika mencuci sendiri. Kita tahu bagian mana yang kotor baik yang tersembunyi atau yang tidak. Kita dapat tau kualitas air yang kita gunakan. Hari minggu ini selamat mencuci pakaian bagi anda yang merasa luar biasa, anda yang belum bisa mencuci sendiri belajar dari sekarang, dan berdoa semoga hidup anda terus di beri kemewahan sama Tuhan. Pasalnya kalau anda tiba-tiba menderita anda akan kaget untuk mencuci baju anda. Tetapi yang jelas hidup akan selalu bergerak dengan putaran pas dua posisi yakni sebentar senang sebentar susah kata Ki A surya Mataram. Ingat hanya sebentar, bukan kekal.

0 comments:

Post a Comment