Saturday, February 2, 2013

Kita Sudah Kalah Telak sama BURUNG

0 comments

Burung hewan yang lucu dan hobbynya menyanyi ini hampir setiap pagi selalu berdendang lagu-lagu yang indah. Apapun keadaan nya burung akan selalu menyanyikan lagu-lagu. Baik pagi itu hujan deras dia selalu bangun dengan ceria dan bernyanyi menyampaikan salam kesemua manusia. Bangun pagi menjadi kebiasaan dan rutinitas yang tak tertinggal dari burung, selama saya hidup saya tidak pernah mendengar  burung bangun kesiangan. Iya memang hewan yang diciptakan Tuhan selelu bangun pagi kecuali hewan tertentu seperti kelawar yang memeng malam nya diganti siang siang diganti malam. Semnagat burung inilah yang luar biasa pagi saja sudah menyemangati dirinya dengan bernyanyi ceria. Mungkin anda saya tidak pernah berpikir mereka belum sarapan sudah bernyanyi indah. Kemudian mereka terbang tinggi untuk mencari pakan untuk anak-anak nya dan diri nya.
Burung juga yang meninspirasi banyak tokoh dunia menggunkan nya sebagai lambang negaranya, seperti Indonesia ini. Burung-burung tertentu yang berkarakter pembrani seperti elang, ataupun burung yang lucu seperti beo yang bisa berbicara bak manusia. Alasan menggunakan burung bukan tanpa sebab tentunya sudah melalui berbagai tahap pemikiran bukan? Hewan yang termasuk dalam kelas aves ini memang memiliki berbagai kesepesialan yang  luar biasa. Namun kadang kesepesialan itu tidak secara sadar diperhatikan oleh manusia. Mereka cenderung cuek terhadap mahluk kecil yang indah penampakan dan suaranya ini.
Burung itu tiada pernah mengalami kesedihan meskipun mungkin dalam hidupnya mengalami derita. Terbukti dengan kondisi apapun burung tetap saja bernyanyi ataupun sekedar mendekur untuk menunjukan bahwa mereka bahagia. inilah yang tidak dipandang mahluk Tuhan bernama manusia yang hakekat mahluk paling sempurna. Manusia diciptakan secara sempurna tapi manusia terlalu sering mensia-sia kan kesempurnaanya. Bayangkan saja manusia terlalu sering meratapi nasib yang sudah digariskan. Manusia tidak mau belajar dari burung yang selalu bernyanyi dan ceria ketika bangun pagi. Mungkin pepatah yang mengatakan jalani hari ini dengan sebaik-baiknya dalam novel ternama laa tahzan. Ungkapan semacam itu justru dilakukan burung ditunjukan sealau bahagia mengawali hari, mereka tidak terikat hari kemarin mereka makan atau tidak. Apapun yang terjadi hari ini harus lebih baik dari hari-hari kemarin. Sedang kalau manusia baru sekali mengalami kegagalan saja mungkin sudah berduka yang mendalam. Mereka males untuk bangkit, untuk menyusun lagi rencana. Selalu diratapi dengan begitu mendalam seakan hidup itu sudah berakhir. Kenapa mesti harus seperti itu? Katanya mahluk sempurna? Jangan-jangan kita ini sudah menjadi manusia yang sok pemikir? Sampai-sampai hal kecil atau masalah kecil kita pikirkan begitu mendalam.
Kita itu sering kehilangan jati diri kita sendiri untuk berdiri sebgai manusia seutuhnya. Tunggu sebentar jangan menyanggah statmen saya terlebih dahulu. Sekarang kalau ada kata be your self, just the way your, dadi sejati ning awakmu dan jadi diri urang sorangan. Apapun itu memang pantas ditunjukan pada anda dan saya ini. Tetapi tidak jarang kita menyanggah dan sok-sokan aku ini seperti ini apa adanya, jangan coba-coba merubah hidup saya dan lain sebagainya sebagai penolakan. Tetapi kenyataanya kita ini tidak menjalani kehidupan ini sesuai dengan idealnya manusia sempurna bukankah itu termasuk tidak seperti diri anda sendiri? Idealnya manusia itu semangat apakah selama ini kita sudah semangat? Adealnya kita ini tidak mudah putus asa namun kenyataanya? Idealnya kita ini tidak terjebak dikesdihan kenyataanya? Bisa kita jawab masing-masing di hati kita saja. Namun bayangkan burung yang anda lihat setiap hari bagi yang melihat. Mereka justru menjadi diri mereka sendiri burung merpati itu tidak bisa menyanyi dengan indah loh tapi banyak dipelihara dan disukai karena kemampuan terbangnya yang indah. Burung wallet juga tidak dapat bernyanyi dengan indah tapi jangan tanya harga untuk air liur nya? Bisa mencapai berjuta-juta. Mereka justru bagus dengan tetap menjadi diri sendiri dan dengan karakternya masing-masing. Yang merpati tidak repot-repot merubah bulunya biar seperti cendrawasih, yang beo tidak repot-repot agar bisa seperti kandis atau kacer yang bernyanyi indah.
Sedangkan kita ada budaya atau tren baru kita berusaha mengikutinya dengan mengeluarkan kocek dalam-dalam demi bisa tampil seperti orang luar. Bisa ditebak ujungnya bukan? Wanita rela membelajakan uangnya bermilyar-milyar demi dapat dada yang gede. Rambut sudah bagus hitam dicat biar tampak bule, tapi kulitnya gosong tambah parah dilihat bukan? Celana robek-robek dipakai giliran duduk dijalan ada orang gila yang memakai pakaian robek-robek disamain ogah. Itulah gambaran orang di negeri sebrang dan bukan para pembaca sekalian.
Saya sebenarnya merasa canggung mengatakan burung. Entah siapa yang telah tega mempopulerkan burung ini identic dengan jenis kelamin laki-laki. Kelewatan memang, apapun itu semoga anda tidak berpikir gila seperti orang gila yang mengatakan demikian. Mari kita lanjutkan pembelajaran dari burung ini.
Kalau sudah pukul 07.00 atau 08.00 pagi burung itu cenderung tidak berkicau bukan? Tahukan kenapa demikian? Ternyata mereka juga bekerja mencari nafkah, mereka terbang kesana kemari untuk mencari makanan untuk bertahan hidup. Kalaupun yang baru kawin mereka bahu membahau membuat sarang yang indah di pepohonan yang sulit dijangkau oleh predator-predator. Mereka sibuk dengan rutinitasnya mereka dan saya kira mereka begitu besar etos kerjanya. Membuat sarang itu bukanlah perkara mudah loh tetapi burung yang tanpa tangan mampu membuat dengan segitu indahnya. Mereka ketika membuat sarang begitu mengagumkan. Dua sejoli itu bolak balik membawa bahan-bahan pembuat sarang, yang saya sendiri bingung dari mana mereka dapatkan bahan itu. Mereka memilki kemampuan kerja sama yang tinggi. Bahkan ketika betina sedang bertelur saja hanya si jatan yang mencari pakan. Ketika betina mengerami telur si jantan yang mencari pakan juga. Bahkan ketika telur menetas jadi burung kecil mereka bekerja sama mengurus dan menjaganya hingga dapat terbang bebas. Ketika burung dewasa dan dapat mencari makan sendiripun si orang tua atau si induk tidak pernah mengharapkan belas kasihan dari anaknya. Mereka juga tetap berusaha mencari makan sendiri-sendiri.
Kita kembalikan ke diri kita masing-masing, mari kita koreksi diri kita sendiri. Untuk bangun pagi saja mungkin menjdi momok atau suatu hal yang sangat berat. Mirisnya seakarang ini anak muda negeri ini kerepotan untuk bangun pagi. Malas untuk bergegas menjalani rutinitas masing-masing. Sekarang saya ambil contoh bagi yang sekolah ketika jam masuk sekolah jam 07.00 teng masuk kelas masih saja ada yang telat kalaupun masuk ada juga yang tidak mandi. Kemudian kita naik lagi ke bangku kuliahan, kalau ada opsi masuk jam 07.00 pagi entah karena males atau karena apadengan tegas menolak. Saya sih mengira mereka sulit untuk bangun pagi. Kalau di kita ada peminta-minta tadi saya jelaskan di atas burung tidak pernah meminta-minta meskipun ke anaknya sendiri bukan? Kalau di kita ada males bekerja di kehidupan burung tidak ada hal semacam itu. Kita ini sebenarnya kenapa? Mahluk yang diciptakan dengan sempurna kok malah justru menjaalani kehidupan bukan dengan cara yang sempurna? silahkan anda renungkan sendiri-sendiri.
Burung jugalah yang menginspirasi seorang pembuat game yang mendadak kaya raya karena game yang diusungnya begitu terkenal seantaro jagad. Iya game itu bernama angry bird, game yang begitu popular beberapa tahun belakangan ini. Sebelum adanya modern communication merpati sering dijadikan burung pengantar surat. Banyak hal lagi yang dapat dipelajari dari burung anda dapat menemukannya dan mengaplikasikanya dalam kehidupan anda. Mulailah belajar dari hal-hal kecil yang ada disekitar kita agar kedepanya kita mampu memposisikan diri kita memang sebagai mahluk yang sempurna. Mahluk yang pantang menyerah, mahluk yang tidak mudah sedih dan meratapi nasib, mahluk yang selalu penuh semangat dan selalu menabarkan kebaikan dimanapun dan bagaimana pun kondisinya. Kita semua terlahir dengan kemampuan sama, tinggal kita mau menumbuhkan atau membenamkan. Jatah setipa harinya pun sama 24 jam tidak lebih tidak pula kurang. Semoga kita semua mampu bangkit dan selalu memperbaiki diri.

0 comments:

Post a Comment