Wednesday, January 16, 2013

Beribadah dengan nafsu atau iman?

0 comments

Saya pernah dapat nasehat yang menurut saya keras dan jangan terlalu disikapi secara kaku. Dia seorang tokoh islam Cak Nun, beliau berkata kalau sholat tidak khusyu itu seperti halnya kamu salaman tapi wajah kamu buang (membalikan badan). Mending tidak usah sekalian kan? Tanya beliau bercanda tapi cukup mengena.
Memang dalam menjalani suatu rutinitas bernama ibadah apapun jenisnya kita begitu sulit untuk totalitas disitu. Sholat pikiranya kesana-kemari tidak jelas, sedekah dengan pamrih meski dalam hati, dan lain sebagainya. Kita beribadah cenderung menggunakan nafsu kita semata dan parahnya tidak didasari ilmu pengetahuan dan ini yang berbahaya bukan? Dalam suatu riwayat di ceritakan tidurnya orang yang berilmu itu ditakuti setan ketimbang ibadahnya atau sholatnya orang yang tak berilmu.
Beribadah memang sangat dianjurkan untuk ditingkatkan, bahkan Tuhan menganjurkan kita untuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan “astabikhul khoerot”. Namun jika apa yang kita lakukan hanya di dasarkan nafsu semata itu yang perlu jadi pertanyaan. Bukankan Tuhan sendiri tidak menyukai segala hal yang berlebihan? Lakukanlah segala sesuatunya sesuai dengan kadar dan proporsinya. Jangan hanya karena ingin dipuji atau dengan maksud tertentu kita begitu bersemangat namun kita tidak ada maksud kita melembek dan melemah.
Janganlah terlalu sering mendzolimi diri sendiri dengan ambisi konyol kita demi mendapatkan simpati dari orang lain. Karena pada esensinya ketika seorang tepuk tangan kepada anda dia kelak akan menertawakan anda jauh lebih parah ketimbang mereka yang tidak mengagumi anda. Jangan terlalu terbuai dengan pujian kemudian bertindak over control. Bertindaklah sewajarnya, sebisanya, semampunya, setuntunannya, sesuai dengan perintah dan larangan-Nya bukankah itu jauh lebih baik?
Segala hal yang dilakukan dengan berlebihan memang  tidaklah baik. Jangankan beribadah untuk hal yang dianggap sepele seperti tidur saja kalau kita melakukannya terlalu banyak akan berdampak bagi kesehatan kita. Tubuh yang terlalu banyak tidur akan jadi sakit-sakitan, letih dan lesu. Padahal jika kita melakukannya secara proporsional itu akan menopang kesehatan kita, tubuh jadi semangat dan lebih terasa fresh (segar).
Kembali kemasalah beribadah, ibadah yang di lakukan secara berlebihan demi penghargaan dari sang insan tidak akan berdampak apapun selain pujian. Ibadah pada esensinya seperti menanam padi, ibadah apapun. Ketika kita menanam padi kita akan menjumpai tanaman-tanaman obat-obatan bahkan sayuran. Orang  jawa menyebutnya daun mandelan  daun yang sering dijadikan lalaban dan dapat berfungsi sebagai obat. Itulah analogi ibadah secara sederhana, namun jika anda hanya menanam rumput apakah anda bisa menjamin tumbuh padi? Hanya orang bodoh yang akan menjawab iya.
Meluruskan niat, melakukan segalanya dengan sesuai proporsinya akan membuat kita jauh lebih terarah. Ketika anda sedekah ya sudah niatkanlah karena Allah, kelak juga Allah akan membalasnya. Saya pernah ditanya temen saya mengenai kalau sedekah sambil berharap umpamanya lewat sedekah ini semoga Tuhan meluluskan ujian saya dan lain sebagainya. Saya jawab boleh-boleh saja yang jelas Tuhan akan memberikanbalsan sesuai keniatan kamu bukan? Analoginya kamu hanya menanam rumput ya sudah kamu akan memanen rumput. Namun jika di dasari murni karena Allah, karena memang seharusnya sedekah kita tidak hanya akan memanen rumput tapi jauh dari itu kita memanen padi yang jadi prioritas kita.
Pandangan Imam Al-Ghazali bahwasanya sedekah itu kalau di ibaratkan memberi dengan tangan kanan namun tangan kirinya tidak melihat. Atau istilah jalananya kaya orang buang air besar tidak merasa rugi atau seperti apa. Tapi memeng sudah seharusnya di buang atau kalau disedekah memang sudah saatnya di sedekahkan. Dan pastinya biarkan Allah yang akan membalas segala hal yang kita lakukan. Masa kita tidak yakin dengan janji-Nya. Ingat kebaikan sekecil apapun akan di balas jangan terlalu khawatir dengan kehidupan yang diatur Dia. Semoga kita tetap berada dijalan yang di Ridhoi oleh-Nya, dan terus memperbaiki diri membaikian kehidupan kita. Selamat mala..

0 comments:

Post a Comment