Monday, January 28, 2013

Kenapa kita selalu menjumpai Kanan dan Kiri dalam Perjalanan?

0 comments

Menyusuri jalanan di dunia ini kita tidak akan pernah luput dari dualism arah yakni kanan dan kiri. Disemua dan seluruh penjuru dunia pun hampir sama dengan istilah kanan dan kiri. Tapi pertanyaannya apa maksudnya pakai dinamai kanan dan kiri? Kalau anda di tanya seseorang misalnya dari Jakarta ke Yogyakarta ada berapa tikungan? Kalau anda bingung anda akan ditertawakan. Karena sejauh perjalanan tersebut hanya ada dua tikungan yakni kanan dan kiri.

Saya rasa adanya kanan dan kiri bukan tanpa sebab, ataupun alasan yang tak jelas. Semuanya itu mengandung makna yang pastinya akan bernilai bermanfaat bagi kita semua. Manfaat ini tak terkecuali untuk siapapun, entah itu manusia ataupun seluruh jagad raya ini. Karena esensinya kanan dan kiri kalau kita mau mengaplikasikannya di dunia kenyataan memang seperti itu, benar adanya.

Kanan dan kiri bukan lagi menjadi symbol arah, kanan dan kiri bukan lagi sekedar penunjuk. Kanan dan kiri lebih merujuk ke esensi kehidupan yang hakiki. Kalau dalam perjalanan kanan dan kiri itu harus kita lalui untuk bisa sampai di tujuan kita. tujuan kita yang mana? Tentunya tujuan yang sudah kita rencanakan sebelumnya. Entah itu rumah kita, sekolah kita, atau tempat special lainnya? Kita tidak akan pernah sampai di tujuan kita ketika kita hanya melalui arah kanan tersebut atau sebaliknya kita hanya melalui arah kiri saja. Kedua-duanya harus kita lalui secara bersamaan untk bisa sampai, mau tidak mau, asyik tidak asyik, enak tidak enak.

Kalau kita mau menghubungkan dengan kehidupan kita kanan dan kiripun tak pernah luput dari kehidupan kita yang sebenarnya. Iya kita ibaratkan kanan dan kiri dalam hidup kita kita itu sebuah keberhasilan dan kegagalan, kesalahan ataupun kebenaran atau yang lainnya. Manusia mana yang tidak pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya? Manusia mana pula yang tidak pernah mengalami keberhasilan dalam hidupnya? Manusia mana yang tidak pernah berbuat salah? Manusia mana pula yang tidak pernahg berbuat baik atau benar? Saya yakin seyakin yakin nya semua manusia dan mahluk di dunia ini pasti mengalami dua hal tersebut. Semua manusia pati pernah gagal, semua manusia pasti pernah berhasil, semua manusia pasti pernah berbuat salah, dan semua manusia pasti pernah berbuat baik dalam hidupnya.

Dualitas itulah yang akan mengantarkan manusia pada sejatinya mahluk ciptaan Tuhan. Dualitas itulah yang akan memumuk manusia menjadi mahluk yang luar biasa. Dulaitas itu yang pada hakekatnya satu kesatuan yang utuh yang ada dalam diri kita, yang pernah kita perbuat dan selamanya kita akan mengalami hal tersebut. Namun kembali lagi seberapa besar kesiapan kita menyikapi hal semacam itu lagi di hari-hari berikutnya? 

Kegagalan manusia melakukan sesuatu itu merupan sunnahtulloh (hokum alam), kita tidak akan pernah luput dari yang anmanya kegagalan dalam kehidupan kita ini. Namun karena kegagalan ini lah biasanya kita mampu bangkit dan rebound dari kegagalan itu. Orang-orang yang sukses yang ada di dunia ini pernah mengalami kegagalan. Rosulluloh saja tak luput dari yang namanya kegagalan. Jadi ketika mungkin saat ini kita merasa telah gagal melakukan suatu hal anggap saja itu jalan yang memang harus kita lalui untuk menjemput keberhasilan.

Keberhasilan manusia ketika menyadari akan pernahnya mengalami kegagalan tidak akan membuatnya buta atau sombong. Orang yang menyadari kegagalan dan pernah bangkit dari kegagalan akan lebih menghargai siapapun dan usaha apapun yang orang lain usahakan. Rasa saling menghargai akan tinggi kepada mereka yang sedang dalam kegagalan karena pernah mengalami yang namanya gagal.

Keberhasilan? Keberhasilan juga hampir semua manusia mengalami nya, setidaknya berhasil keluar dari rahim ibunya. Bayangkan kalau anda gagal keluar dari rahim ibu, berapa puluh juta uang yang harus dikeluarkan untuk operasi mengeluarkan diri anda? Berhasil berbicara, melihat, mendengar, berjalan dan lain sebgainya. Pada hakekatnya kita dicipta dan di takdirkan dari kecil sudah dengan keberhasilan-keberhasilan yang luar biasa. Entah kenapa sekarang kita cenderung mengkebiri kesyukuran kita akan keberhasilan dengan terus iri dan memandang rendah diri kita. padahal yang namanya keberhasilan itu ada di diri kita sendiri. Keberhasilan hanyalah sebagai rangkaian perjalanan yang harus kita tempuh. Keberhasilan hanya ibarat tikungan bukanlah tujuan kita yang sebenarnya. Sperti layaknya kegagalan tadi, keduanya memang ibarat sebuah tikungan yang hanya kita lalui dan bukan tujuan yang sebenarnya.

Hidup dengan keberhasilan dan kegagalan akan selalu ada dalam hidup kita kaena itu merupakan satu kesatuan bukan suatu hal yang linier. Satu kesatuan yang akan mengantarkan kita pada sejatinya kehidupan, sejatinya rasa. Kalau kita mampu memahami hal semacam ini kita tidak akan meudah menjadi pribadi yang putus asa. Kita juga tiada akan pernah menjadi pribadi yang mudah sombong mengaggungkan keberhasilan yang mungkin kita raih. Semuanya akan dianggap sama, dan tidak terlalu berlebih-lebihan.

Ingat kegagalan dan keberhasilan atau kesalahan dan kebenaran itu hanyalah jalan menuju tujuan kita. Janganlah pernah memisahkan kedua hal tersebut apalagi mencintainya dalam ekadaan terpisah. Karean hakekatnya keduanya satu. Jangan pernah terlalu mencintai atau terlalu membencinya. 

0 comments:

Post a Comment