Agak sedikit nyeleneh memang
judul yang saya buat. Terutama mungkin bagi anda yang mengakunya berpendidikan
tinggi, yang segala sesuatunya anda logika kan, anda matematika kan. Kadang ada
hal yang anda terlupakan yaitu control diri dan ketenangan. Sejatinya kita saat
ini memang sedang dilanda krisis yang ketenangan. Barang kali saya kira ini lebih
dahsyat dampaknya dari krisis moneter yang terjadi akhir 98-an. Krisis ketenangan
ini jika terus dibiarkan akan secara perlahan merusak tataran elemen dan aspek
masyarakat. Baik moralitas, pemerintahan, ekonomi dan lain sebagainya.
Bisa di bayangkan jika generasi
yang ada saat ini sperti kaya di kejar anjing gila. Segalanya harus cepat
segalanya harus di dahului, segalanya harus mendetail dengan waktu yang
relative singkat. Kedepanya negeri akan dipimpin oleh pribadi yang kurang
tenang dalam segala hal. Barang kali kita janagan terlalu mendewakan logika
kita yang kadang sok professional dan melupakan tahapan dan tatacara yang arif
dan bijaksana.
Iya barang kali kita perlu berguru
kepada tukang bejak, bagi yang menganggap tukan becak ini orang yang tidak
patut dicontoh saya bilang itu salah. Tukang becak itu salah satu profesi yang
memerlukan energy yang lebih, tenaga yang lebih besar, kesabaran yang lebih
besar. Tukang becak juga harus punya keberanian dan trik tersendiri dalam
menghadapi kerasnya jalanan yang makin hari makin semerawut. Jika sedikit saja
mereka lalai tentang medan jalan habislah riwayatnya termakan kepala truck atau
bahkan bis-bis yang lajunya makin mengalahkan jet saja itu.
Setiap kali saya melalui jalan
raya saya senang sekali melihat tingkah laku tukang bejak. Bukan karena mereka
yang memang kadang seenaknya saja menyebrang, atau parker di tikungan. Itu memang
hanya beberapa saja yang melakukan hal semacam itu. Tapi yang menjadi pusat
perhatian saya ketenangan yang di tunjukan tukang becak. Tukan becak itu
memiliki ketenangan yang luar biasa dan saya piker anti gertak. Bagaimana tidak
tukan becak yang sudah melaju mau diklason sekecang apapun tetap santai
kayuhannya. Mau dimarahi kaya apa tetap dengan muka tanpa dosa. Dijalanan yang
semerawut seperti apapun bejak tetap mampu melaju dengan santai dan tampak
begitu tenang. Tanpa terlihat tergesa-gesa mengejar penumpang atau yang lainya.
Dan yang saya herankan itu hampir semuanya seperti itu? Apa mungkin mereka detraining
terlebih dahulu? Saya rasa tidak dan mustahil. Namun tingkah dan pol mereka
hampir sama dimana pun keberadaanya. Santai dan tenang seperti penguasa jalan. Banyak
juga yang bilang kalau tukang becak memang raja jalanan di negeri kita ini.
Andaikan ketenangan ini juga
dimiliki oleh para pemeimpin negeri ini atau setidanya kita sendiri. Rasanya keharmonisan
dan kerukunan akan tercapai. Pemeimpin negeri ini menurut saya masih jauh untuk
dikatakan sebgai pemimpin yang tenang. Ketika ada masalah dan disalahkan
bukannya memikirkan solusi malahan sibuk jumpa pers mengklarifikasi tuduhan
atau permasalahan. Pemimpin negeri ini masih suka sering kaya orang kebakaran
jenggit dalam menghadapi permasalahan negeri ini yang kian hari kian
membengkak.
Pemimoi negeri ini rasanya kurang
mau belajar dari rakyatnya yang dengan serba kekurangannya masih tampak tenang.
Pemeimpin negeri ini kurang mau melihat tukang becak yang tenang dan berani. Tidak
takut akan gertakan yang mungkin mengganggu keselamatanya. Tukang becak
bermentalkan panglima namun kadang panglima kurang bisa sperti tukang becak. Semoga
anda yang merasa menjadi pemimpin apa saja mampu belajar dari tukang becak dari
bagaimana mengahdapi kerasnya kehidupan. Berani mengambil resiko terberat meski
tampak tidak berdaya.
Dan akhirnya ketenangan semoga
dapat kita tingkatkan. Ketenangan semoga dapat kita raikh dan pelajari dari
manapun itu sumbernya. Karena pada hakekatnya alam ini snantiasa menyajikan
ilmu yang sudah semestinya kita petik.
0 comments:
Post a Comment