Friday, January 25, 2013

Kita Perlu Belajar Banyak dari Tukang Becak

0 comments


Agak sedikit nyeleneh memang judul yang saya buat. Terutama mungkin bagi anda yang mengakunya berpendidikan tinggi, yang segala sesuatunya anda logika kan, anda matematika kan. Kadang ada hal yang anda terlupakan yaitu control diri dan ketenangan. Sejatinya kita saat ini memang sedang dilanda krisis yang  ketenangan. Barang kali saya kira ini lebih dahsyat dampaknya dari krisis moneter yang terjadi akhir 98-an. Krisis ketenangan ini jika terus dibiarkan akan secara perlahan merusak tataran elemen dan aspek masyarakat. Baik moralitas, pemerintahan, ekonomi dan lain sebagainya.

Bisa di bayangkan jika generasi yang ada saat ini sperti kaya di kejar anjing gila. Segalanya harus cepat segalanya harus di dahului, segalanya harus mendetail dengan waktu yang relative singkat. Kedepanya negeri akan dipimpin oleh pribadi yang kurang tenang dalam segala hal. Barang kali kita janagan terlalu mendewakan logika kita yang kadang sok professional dan melupakan tahapan dan tatacara yang arif dan bijaksana.

Iya barang kali kita perlu berguru kepada tukang bejak, bagi yang menganggap tukan becak ini orang yang tidak patut dicontoh saya bilang itu salah. Tukang becak itu salah satu profesi yang memerlukan energy yang lebih, tenaga yang lebih besar, kesabaran yang lebih besar. Tukang becak juga harus punya keberanian dan trik tersendiri dalam menghadapi kerasnya jalanan yang makin hari makin semerawut. Jika sedikit saja mereka lalai tentang medan jalan habislah riwayatnya termakan kepala truck atau bahkan bis-bis yang lajunya makin mengalahkan jet saja itu.

Setiap kali saya melalui jalan raya saya senang sekali melihat tingkah laku tukang bejak. Bukan karena mereka yang memang kadang seenaknya saja menyebrang, atau parker di tikungan. Itu memang hanya beberapa saja yang melakukan hal semacam itu. Tapi yang menjadi pusat perhatian saya ketenangan yang di tunjukan tukang becak. Tukan becak itu memiliki ketenangan yang luar biasa dan saya piker anti gertak. Bagaimana tidak tukan becak yang sudah melaju mau diklason sekecang apapun tetap santai kayuhannya. Mau dimarahi kaya apa tetap dengan muka tanpa dosa. Dijalanan yang semerawut seperti apapun bejak tetap mampu melaju dengan santai dan tampak begitu tenang. Tanpa terlihat tergesa-gesa mengejar penumpang atau yang lainya. Dan yang saya herankan itu hampir semuanya seperti itu? Apa mungkin mereka detraining terlebih dahulu? Saya rasa tidak dan mustahil. Namun tingkah dan pol mereka hampir sama dimana pun keberadaanya. Santai dan tenang seperti penguasa jalan. Banyak juga yang bilang kalau tukang becak memang raja jalanan di negeri kita ini.

Andaikan ketenangan ini juga dimiliki oleh para pemeimpin negeri ini atau setidanya kita sendiri. Rasanya keharmonisan dan kerukunan akan tercapai. Pemeimpin negeri ini menurut saya masih jauh untuk dikatakan sebgai pemimpin yang tenang. Ketika ada masalah dan disalahkan bukannya memikirkan solusi malahan sibuk jumpa pers mengklarifikasi tuduhan atau permasalahan. Pemimpin negeri ini masih suka sering kaya orang kebakaran jenggit dalam menghadapi permasalahan negeri ini yang kian hari kian membengkak.  
Pemimoi negeri ini rasanya kurang mau belajar dari rakyatnya yang dengan serba kekurangannya masih tampak tenang. Pemeimpin negeri ini kurang mau melihat tukang becak yang tenang dan berani. Tidak takut akan gertakan yang mungkin mengganggu keselamatanya. Tukang becak bermentalkan panglima namun kadang panglima kurang bisa sperti tukang becak. Semoga anda yang merasa menjadi pemimpin apa saja mampu belajar dari tukang becak dari bagaimana mengahdapi kerasnya kehidupan. Berani mengambil resiko terberat meski tampak tidak berdaya.

Dan akhirnya ketenangan semoga dapat kita tingkatkan. Ketenangan semoga dapat kita raikh dan pelajari dari manapun itu sumbernya. Karena pada hakekatnya alam ini snantiasa menyajikan ilmu yang sudah semestinya kita petik.

0 comments:

Post a Comment