Aku dan jiwa-jiwa yang ku cintai
Malam
ini sunyi begitu terasa di kamar dan tempat tinggal kostku yang sempit. Entah apa
yang hendak dan sudah terjadi di hidupku? Akhir-akhir ini saya sering merasa
menjadi budak syetan. Kegelisahan datang silih berganti bagaikan angin yang
bergerak tanpa arah. Semuanya seperti dikendalikan oleh jiwaku yang kian lemah
dan hatiku yang makin membusuk karena kekecewaaan yang sengaja ku buat. Memang tak
semestinya itu dihadiahkan kepada jiwa yang masih tak tahu arah kemana harus
berlabuh dan pergi jauh.
Mestinya
di sadari, mestinya diantisipasi kehidupan ini. Harusnya ku bawa pergi jauh
saja kehidupan ini yang masih dalam penempaan. Namun bohong sekali ketika ku
berlari semua berubah menjadi lebih baik. Aku bersama jiwa-jiwa yang ku cintai
masih tetap mampu tersenyum sebagai pelipur lara atas ketidak berpihakan
kebahagiaan kepada kita. Kita jauh lebih tegar dan lebih mampu melihat dan
merasakan yang terdalam dari kehidupan ini.
2 malaikat kecil itu masih sanggup berdiri dan berkata lantang tentang kesiapan mereka menjalani hidup. Mereka adalah jiwa-jiwa yang membakar api yang membara di hidupku. Pemberi motivasi kehidupanku agar aku dapat terus berjalan jauh lebih tegar dan lebih sigap mengarungi gelombang yang kian hari kian besar di kehidupan ini. Malaikat yang selalu teriak dan menyapaku halus di mimpi dan nyataku dengan sebutan “mas”.
Aku
masih saja terkenang setiap dimensi yang ku isi bersama mereka hingga kini. Malakaikat
yang jiwanya jauh lebih besar dari jiwaku sebagai yang pertama melihat dunia
ini ketimbang mereka. Setiap emosi, manja, dan pertengkaran perebutan sesuatu
hal yang selalu saja terngiang di dimemori otaku.
Adik-adiku
kelak kalian akan mampu membawa perbaikan dimanapun kalaian berada. Kalian akan
mampu membakar basahnya kemalasan, kalian akan mampu membengkokan kekakuan besi
jiwa-jiwa yang rapuh di sekitar kalian. Adik-adiku setiap perkataan dalam doa
yang ku samapaikan lewat hujan lewat sembahyang atau lewat senyuman ada
semangat demi kalian.
Adik-adiku
sayang baik-baiklah membaikan kehidupan ini, penyesalan dan kedukaan takan akan
mampu mengembalikan air mata yang menetes atau senyum tang tersungging di bibir
kalian. Tetaplah tegarkan langkah untuk sekedar menapaki jalan hidup yang telah
menjadi qodo kita. Berbaktilah karena memang hanya itu tugas kita. Bersemangatlah
karena di sana masih ada jiwa-jiwa yang hendak kau sadarkan. Bergembiralah karena
di sana masih ada candaan yang Tuhan berikan kepada kalian. Berlarilah karena
di sana masih ada harapan yang membuat kita hidup dan akan terus hidup. Terbanglah
karena di langit masih ada bintang yang harus kalian petik.
Adik-adiku
mas kangen duduk atau sekedar bercanda di bawah atap biru buatan Tuhan. Sehat selalu
dan semoga Tuhan menguatkan hati kita. Semua akan cepat pergi dari kehidupan
kita tanpa kita suruh untuk pergi.
0 comments:
Post a Comment