Layaknya hari-hari seperti
biasanya selalu dinanti dan di tunggu kedatangannya. Namun entah mengapa hari
itu gelap gulita dan pekat awan hitam tebal menutupi mentari bersinar. Entah
bertanda apa yang akan terjadi ? pekatnya hari makin menjadi-jadi hingga ufuk
timur yang seharusnya merah tetap hitam tebal tertutup awan.
Air mata berlinang mengiringi
perpisahan yang sebenarnya tak perlu. Entah apa yang terjadi dihari itu
pertikaian kian berkecambuk dan makin besar. Aah aku pun mengabaikan hari itu
dan tak perlu mengambil bagian dari hari yang membingungkan itu. Yang ku tahu
dunia ini telah di desain dengan sedemikian rapi dan tersusun rapi dengan
segala rencananya. Bagiku gelap atau terang tak lagi menjadi permasalahan yang
harus menghentikan deritaku.
Yaaah derita berkepanjangan
memang tak semudah akan berubah seiring cuaca, derita ini hanya akan berubah
ketika diripun berusaha membalikan hari petang tanpa jalan dengan hari petang
dengan sedikit cahaya sebagai penunjuk jalan. Meskipun bukan mentari atau
rembulan yang hendak menyinari jalanku ini.
Iyaaa jalan itu mungkin terjal berbatu,
dan akupun mungkin tak yakin melaluinya jika pekat awan hitam terus
menyelimuti. Sorot mata tajam bagai elang ku yakin mampu menembus dimensi gelap
karena awan hitam. Karena awan hitam itu akan berakhir dengan rintik hujan. Dan
bukankah hujan itu air rezeki? Ataupun sering disebut air cinta Tuhan kepada
manusia.
Tuhan memang membuat kehidupan
itu dengan sedemikian adil dan bahkan sangat adil. Adil disini bukan seperti
apa yang dikonsepkan manusia yakni sama rata. Adil di sini sesuai dengan
proporsi yang memang seharusnya. Konsep keadilan yang seperti ini yang membuat
hidup itu indah. Hidup juga semakin berwarna karena terus berganti dan tak
menempati pada suatu titik jenuh hidup.
Permasalahan dalam hidup itu
mengajarkan kepada kita tentang bagaimana seharusnya hidup kuat. Bagaimana menjadikan
kegelapan menjadi hujan yang selalu di tunggu petani. Bagaimana menjadikan
masalah menjadikan kita selau di elu-elukan untuk mencari segala solusi atas
permasalahan. Masalah itu layaknya material, tergantung kita mau menjadikannya
barang berharga atau malah membiarkannya menjadi sampah. Sampah saja bisa
menjadi barang yang indah dan enak untuk di pandang ketika telah di olah dnegan
baik. Kotoran pun juga sama akan menajdi bermanfaat ketika kita mengolahnya
dengan baik pula dapat dimanfaatkan menjadi pupuk. Dan yang pastinya sesudah
masalah pasti ada bahagia itulah janji yang Tuhan nyatakan dalam firman-Nya.
0 comments:
Post a Comment