Friday, December 28, 2012

Yuk Bersahabat dengan masalah

0 comments

Layaknya hari-hari seperti biasanya selalu dinanti dan di tunggu kedatangannya. Namun entah mengapa hari itu gelap gulita dan pekat awan hitam tebal menutupi mentari bersinar. Entah bertanda apa yang akan terjadi ? pekatnya hari makin menjadi-jadi hingga ufuk timur yang seharusnya merah tetap hitam tebal tertutup awan.
Air mata berlinang mengiringi perpisahan yang sebenarnya tak perlu. Entah apa yang terjadi dihari itu pertikaian kian berkecambuk dan makin besar. Aah aku pun mengabaikan hari itu dan tak perlu mengambil bagian dari hari yang membingungkan itu. Yang ku tahu dunia ini telah di desain dengan sedemikian rapi dan tersusun rapi dengan segala rencananya. Bagiku gelap atau terang tak lagi menjadi permasalahan yang harus menghentikan deritaku.
Yaaah derita berkepanjangan memang tak semudah akan berubah seiring cuaca, derita ini hanya akan berubah ketika diripun berusaha membalikan hari petang tanpa jalan dengan hari petang dengan sedikit cahaya sebagai penunjuk jalan. Meskipun bukan mentari atau rembulan yang hendak menyinari jalanku ini.
Iyaaa jalan itu mungkin terjal berbatu, dan akupun mungkin tak yakin melaluinya jika pekat awan hitam terus menyelimuti. Sorot mata tajam bagai elang ku yakin mampu menembus dimensi gelap karena awan hitam. Karena awan hitam itu akan berakhir dengan rintik hujan. Dan bukankah hujan itu air rezeki? Ataupun sering disebut air cinta Tuhan kepada manusia.
Tuhan memang membuat kehidupan itu dengan sedemikian adil dan bahkan sangat adil. Adil disini bukan seperti apa yang dikonsepkan manusia yakni sama rata. Adil di sini sesuai dengan proporsi yang memang seharusnya. Konsep keadilan yang seperti ini yang membuat hidup itu indah. Hidup juga semakin berwarna karena terus berganti dan tak menempati pada suatu titik jenuh hidup.
Permasalahan dalam hidup itu mengajarkan kepada kita tentang bagaimana seharusnya hidup kuat. Bagaimana menjadikan kegelapan menjadi hujan yang selalu di tunggu petani. Bagaimana menjadikan masalah menjadikan kita selau di elu-elukan untuk mencari segala solusi atas permasalahan. Masalah itu layaknya material, tergantung kita mau menjadikannya barang berharga atau malah membiarkannya menjadi sampah. Sampah saja bisa menjadi barang yang indah dan enak untuk di pandang ketika telah di olah dnegan baik. Kotoran pun juga sama akan menajdi bermanfaat ketika kita mengolahnya dengan baik pula dapat dimanfaatkan menjadi pupuk. Dan yang pastinya sesudah masalah pasti ada bahagia itulah janji yang Tuhan nyatakan dalam firman-Nya.

0 comments:

Post a Comment