Saturday, December 15, 2012

Alam yang makin sering menyindir si pemalas

0 comments
Pagi adalah saat dimana kita di sajikan pemandangan yang begitu menajubkan oleh Sang Maha Pencipta. Matahari tebit di ufuk timur dengan berjatuhan embun mengiringi hingga hangat menghilangan kebekuan sang diri. Burung bernyanyi berterbangan kesana-kemari seraya berdzikir menyebut nama-Nya dengan bahasa yang masih belum ku mengerti.Dan memang tak akan bisa ku mengerti selamaya. Hewan punya bahsa sendiri bagaimana dia bertafakur kepada Sang Pencipta.

Mentari yang begitu cerah merasuk ke kamar kecilku yang memang sengaja ku buka sedikit membiarkan sinarnya merasuk. Cara seperti ini rasanya begitu tepat untuk membuat mataku terbuka. Karena sinar pertama kali mentari ketika pagi selain indah juga menyimpan sebuah energi yang sangat luar biasa. Bagaimana tidak vitamin D gratis kita nikmati hanya dengan berjemur sebentar di pagi hari. Inilah berkah yang memang wajib diterima oleh mereka yang membiasakan bangun pagi dan menikmati mentari yang menyapa lembut.

Mentari sebenarnya mencoba mengisyaratkan kepada kita bagaimana menerapkan kedisplinan hidup. Mnetari selalu bergerak dengan pola yang begitu teratur dan selalu tepat waktu. Bayangkan saja kalau mentari tidak displin seperti manusia, apa jadinya bumi ini? Pukul 10 pagi baru ada mentari bisa kelabakan kita dibuatnya. Mentari memiliki keistiqomahan dan displin yang tinggi mematuhi apa yang diperintahkan Sang Pencipta. Meskipun mendung awan hitam mencoba menutupi namun mentari tetap berusaha mencari celah untuk sekedar menyinari bumi yang dicintainya.

Sebenarnya ketika kita mau untuk berpikir (tafakur) tentang penciptaan Tuhan yang ada disekitar kita (ayat kauniyah). Kita akan mampu menaktulisasikan diri kita dan mengimplementasikan apa yang ada di alam. Dari cara-cara mereka menerapkan pola hidup yang begitu teratur setiap harinya. Bayangkan saja apakah ada ayam yang bangunya kesiangan? Jam 12 baru berkokok, aneh sekali kan? Burung yang bangunya kesiangan juga saya pikir tidak ada, karena apa jadinya jika burung tidurnya pulas sampai siang tidak ada yang berkicau di pagi hari. Dan resikonya kalau burung tidak bangun pagi bisa dimakan manusia yang kian rakus.

Hal kecil semacam itu yang harusnya menjadi tamparan dan pembelajaran untuk kita menjalani kehidupan di bumi ini. Namun kenyataannya manusia terlalu dungu untuk mencoba membaca ayat Tuhan yang ada di sekitar kita. Barang kali saya dan anda sekalian juga termasuk manusia yang seperti itu. Manusia yang selalu bangun siang, dan bersikap santai saja ketika bangun siang. Padahal saat pagi bukankah Tuhan membagikan rezeki kepada mereka yang mau berusaha dan bangun lebih awal? Istilah jangan sampai rezekinya dipatok ayam. Iya jelaslah ayam bangunya selalu pagi-pagi buta tapi bukan bergadang loh.

Kebiasaan bangun pagi mestinya harus kita budayakan dalam kehidupan kita saat ini yang memerlukan energi tingkat tinggi untuk menajalani hidup yang kian parah. Selain itu juag tentunya agar alam atau jagad raya ini tidak terus-terusan menyindir kita. Kita sebagai mahluk yang diciptakan Tuhan dengan kondisi yang sempurna, yang di beri amanah untuk menjadi khalifah dimuka bumi. Iya harusnya kita malu jika seorang khalifah tetapi kok malas-malasan menjalani kehidupan yang harus dibaikan. 

Bangun pagi memang bukan jaminan kita menjadi manusia yang berarti(suksea). Namun setidaknya kita memulai langkah kita setapak lebih awal dari orang lain, ini akan membatu memuluskan jalan menuju kesuksesan. Dan semoga kita terus mampu memperbaiki diri kita untuk membaikan kehidupan dan kwalitas hidup kita di muka bumi ini. Yang menjadi pemimpin jadilah pemimpin yang selalu bangun pagi menyapa rakyatnya. Yang menjadi anak bangun pagi membantu orang tuanya merapikan rumah. Yang menjadi mahasiswa/siswa jadilah mahasiswa yang cerdas dengan bangun pagi rencanakan harimu lebih awal. Yang menjadi pengusaha jadilah pengusaha yang arif dan bijak dan bangun pagi persiapkan langkah-langkah jitu dalam berusaha. Semoga Tuhan selalu menjaga dan memberi kita kesehatan untuk terus beusaha menjadi lebih baik.


0 comments:

Post a Comment