Friday, December 28, 2012

Jiwa yang Membenci

0 comments
Entah dengan alasan apa yang kurang spesifik dan tak berintelektual banyak manusia hati dan perasaanya di liputi dengan rasa benci kepada sesama. Kebencian di luapkan sebagai upaya ketidak sukaan mereka terhadap suatu hal dari individu yang merekan benci. Baik dari hal sifatnya spele ataupun hal yang lebih dianggap merekan penting untuk di benci.

Kebencian seorang terhadap yang lainya sebenarnya dapat membakar dan mematikan gerak langkah seorang dalam keseharianya. Bayangkan saja orang yang saling membenci tidak akan mau duduk bersebelahan meskipun mungkin dalam satu angkutan umum. Ataupun dalam satu kelas meski hanya tersisa dua bangku itu, mungkin mereka memilih pulang dan tidak mau mengikuti kelas. lebih parah bukan dampak kebencian itu? serem

Akhir-akhir ini saya sering medapati orang-orang yang bagi saya memiliki kemampuan hidup rendahan. Perjumpaan saya dengan orang ini memang tidak secara langsung membuat saya bad mood namun tingkah dan lakunya yang kadang membuat saya bertanya kenapa manusia yang di ciptakan dengan baik bisa berperilaku sperti itu? Hanya karena hal sepele mereka enggan untuk menyapa atau bertanya kepada saya. Saya sih bukanya ikut-ikutan seperti itu hanya saya mengimbangi dan mencoba bermain-main dengan perasaanya. Sampai sejauh mana dia akan berperilaku seperti itu? Dengan demikian harapanya bisa menyadarkan dia bahwasanya ketika ada masalah jangan di biarkan dan kemudian di abaikan begitu saja. Mending langsung saja ngomong, dengan begitu kemampuan problem solve kita akan semakin baik dalam menghadapi setiap permasalahan.

Hidup berdampingan dengan berbagai tipe manusai memang bukanlah perkara mudah sperti kita membalikan telapak tangan. Hidup berdampingan perlu membutuhkan pengertian dan rasa memiliki sesama yang tinggi. Ketika hal semacam ini dilakukan maka masyarakat akan dengan rukun menjalani dan mengarungi kehidupan ini. Namun coba bayangkan jika sedkit-sedikit menjustifikasi sedikit-sedikit membenci, justru yang ada masyarakat semakin gerah dengantingkah seperti itu. Jika sduah seperti itu jangan harap bisa punya banyak teman da saudara.

Membenci seseorang memang tidak bisa kita hindarkan dalam keseharian, namun yang perlu kita lakuakn adalah bagai mana kita mau menyadarinya atau tidak. Jika kita mau menydari kita tidak bakalan terlaulu jauh membenci dan menghakimi orang lain. Kita berperilaku sepertiitu karena kita seakan-akan dengan sengaja mengabaikan dan tidak mau menyadari kalau kita memang berada di track yang salah. Kita cenderung suka egois ketika menghadapi suatu hal yang mungkin menguntngkan. Dan berlari cepat serta mengkambing hitamkan orang lain ketika itu tidak menguntungkan kita. Sampai semcam ini kah kita? jawab di dalam hati masing-masing.

Dahulu ketika saya masih SD oleh guru saya, saya sering disuruh memikirkan warana putih kertas dari pada titik kecil yang di buat pena. Sekarang saya mulai memahami di masyarakat kita jangan hanya melihat titik kecil dari kertas. Kita harus memiliki kemampuan melihat yang besar. Bukankah setiap manusia itu pada hakekatnya meliki hati yang baik? lihatlah kebaikannya agar kita bisa sadar dan mencoba melihat sisi besar dari kebaikannya. Jangan hanya bisa melihat semut di ujung lautan sedang gajah di pelupuk mata tak nampak. 

Mari hidup berdamai dengan sesama agar kita juga mampu berdamai dengan yang maha kuasa atas segala kehidupan di jagad raya ini.

0 comments:

Post a Comment